Rekayasa Lalu Lintas
Rekayasa Lalu Lintas
Rekayasa Lalu Lintas
Sehubungan dengan analisis kapasitas ruas jalan, jenis jalan dapat dibedakan
berdasarkan jumlah jalur (carriage way), jumlah lajur (lane) dan jumlah arah.
Suatu jalan dikatakan memiliki 1 jalur bila tidak bermedian (tak
terbagi/undivided/UD) dan dikatakan memiliki 2 jalur bila bermedian tunggal
(terbagi/divided/D).
JALUR & LAJUR LALU LINTAS
JALUR & LAJUR LALU LINTAS
BANTARAN
DRAINASE
BAHU JALAN
Lajur
JALUR
Lajur
Lajur
JALUR
Lajur
BAHU JALAN
DRAINASE
BANTARAN
JALUR & LAJUR LALU LINTAS
RUMIJA
RUMAJA
BADAN JALAN
BAHU BAHU
DIPERKERAS JALUR JALUR LUNAK
DRAINASE CL DRAINASE
LAP. PERMUKAAN
LPA
LPB
TANAH DASAR
GBR. POT. MELINTANG TANPA MEDIAN
MEDIAN
LAP. PERMUKAAN
LPA
LPB
TANAH DASAR
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) mendefinisikan suatu ruas jalan
sebagai:
Diantara dan tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang tak
bersinyal utama.
Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan.
Definisi ini secara prinsip berkesesuaian dengan Highway Capacity Manual (TRB,
1994).
Sebagai contoh potongan melintang jalan yang masih dipengaruhi antrian akibat
simpang atau arus iringan kendaraan yang tinggi yang keluar dari simpang
bersinyal tidak dapat dipilih untuk analisis kapasitas suatu ruas. Selain itu bila
terdapat perubahan karakteristik yang mendasar dalam hal geometrik, hambatan
samping, komposisi kendaraan dan lain-lain, maka harus dianggap sebagai ruas
yang berbeda (dengan demikian maka diantara dua simpang dapat didefinisikan
lebih dari satu ruas)
Hambatan Samping
Analisis kapasitas dapat dilakukan pada dua tingkat yang berbeda yaitu :
1. Analisis Operasional dan Perancangan : Merupakan kinerja ruas jalan akibat
volume lalu lintas yang ada atau diramalkan. Kapasitas juga dapat dihitung,
yaitu volume maksimum yang dapat dilewatkan dengan memperthankan
tingkat kinerja tertentu. Lebar jalan atau jumlah lajur yang diperlukan untuk
melewatkan volume lalu lintas tertentu dapat juga dihitung untuk tujuan
perencanaan. Pengaruh kapasitas dan kinerja dari segi perencanaan lain,
misalnya pembuatan median atau perbaikan lebar bahu, dapat juga
diperkirakan. Hal ini adalah tingkat analisa yang paling rinci.
2. Analisis Perencanaan: Sebagaimana untuk perencanaan, tujuannya adalah
untuk memperkirakan jumlah lajur yang diperlukan untuk jalan rencana, tetapi
nilai volume diberikan hanya berupa perkiraan LHRT. Rincian geometri serta
masukan lainnya dapat diperkirakan atau didasarkan pada nilai normal yang
direkomendasikan.
Volume dan Komposisi Lalu Lintas
1. Hanya tersedia data LHRT, Pemisahan arah (SP) dan Komposisi lalu lintas;
2. Data yang tersedia adalah arus lalu lintas per jenis per arah: Volume
jam perencanaan yang masih bersatuan kendaraan/jam harus dialihkan
menjadi smp/jam. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Bina Marga 1997)
menyarankan nilai emp yang berbeda-beda berdasarkan jenis kendaraan,
jenis jalan, dan volume jam perencanaan (kendaraan/jam). Khusus untuk
dua lajur dua arah, lebar jalur lalu lintas juga mempengaruhi besarnya
emp. sebagai contoh untuk jalan empat lajur dua arah terbagi, nilai emp
pada volume jam perencanaan < 1050 kendaraan/jam untuk kendaraan
berat 1,30 dan sepeda motor 0,40. Untuk jalan empat lajur dua arah
terbagi, nilai emp pada volume jam perencanaan > 1050 kendaraan/jam
untuk kendaraan berat 1,20 dan sepeda motor 0,25.
Kapasitas
Jumlah total kendaraan yang terdapat pada suatu arus lalu lintas sangat
berpengaruh pada waktu tempuh dan biaya perjalanan pengendara, serta
kebebasannya untuk melakukan manuver dengan aman pada tingkat kenyamanan
pada kondisi dan tata letak jalan tertentu. Konsep mengenai kinerja ini telah
membawa pada suatu definisi mengenai kapasitas operasi dalam hal kriteria tingkat
pelayanan. Arus maksimum yang dapat dicapai dalam satu jam, pada kondisi jalan
mendekati ideal, mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Raya di Amerika Serikat
(United States Highway Capacity Manual) sebagai kapasitas dasar, sementara
arus maksimum yang bisa dicapai, di bawah kondisi yang umum disebut sebagai
kapasitas yang mungkin (possible capacity). Definisi ini menyatakan kapasitas
mutlak dan kapasitas tertinggi bagi suatu jalan. Untuk menyesuaikan fluktuasi lalu
lintas, kapasitas rencana harus diatur dengan balk di bawah kapasitas tertinggi
tersebut, agar dapat mewadahi pengoperasian yang praktis. Kapasitas praktis
dipilih dengan memperhitungkan konsentrasi, kecepatan dan kebebasan pengemudi
untuk melakukan manuver.
Kapasitas
kapasitas (C), digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu
lintas pada suatu ruas jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah
DS = Q / C
Kecepatan Arus Bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus
nol, sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya
mengendarai kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain
dijalan (yaitu saat arus = 0). Kecepatan arus bebas mobil penumpang biasanya 10
- 15 % lebih tinggi dari jenis kendaraan lain. Persamaan untuk penentuan
kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan mempunyai bentuk berikut :
FV = ( FVo + FVw ) x FFVSF x FFVCS
dimana :
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi
lapangan (km/jam)
FVO = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan
dan alinyemen yang diamati (km/jam)
FVw = penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalu lintas (km/jam)
FFV SF = faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu/jarak
kerb ke penghalang
FFVcs = faktor penyesuaian ukuran kota
Kecepatan Arus Bebas
Jenis kendaraan.
jalan, kelas hambatan samping, lebar bahu (atau jarak kerb ke penghalang)
efektif.
Suatu jalan dua-lajur dua-arah dengan lebar jalur lalu lintas efektif 6 meter
dan lebar bahu efektif masing-masing 1 meter pada kedua sisi telah terbangun
pada sebuah kota berpenduduk 900.000 jiwa. Observasi lapangan menunjukkan
bahwa kejadian hambatan samping adalah sebagai berikut:
• 125 pejalan kaki/jam/200 meter.
• 200 kendaraan parkir atau berhenti/jam /200 meter.
• 150 kendaraan masuk atau keluar dari atau ke sisi-sisi jalan / jam/ 200
meter.
• 200 kendaraan lambat/jam
• Arus yang melintas pada ruas tersebut saat ini pada tiap arah masing
masing 387 smp/jam dan 166 smp/jam.
Ditanyakan:
Dengan menggunakan metode yang disarankan MKJI 1997:
1. Hitung kapasitas ruas jalan tersebut (smp/jam).
2. Hitung ukuran-ukuran kinerja ruas jalan tersebut.
Contoh Soal