Lapsus Fraktur Fasial Lidya

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus Departemen

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN


FRAKTUR MAKSILOFASIAL PADA ANAK

Oleh : Lidya Sabig


Pembimbing:
Dr. Willy Yusmawan, Sp.THT-KL(K), Msi.Med

BAGIAN IKTHT-KL FK UNDIP/KSM KTHT- KL


RSUP DR. KARIADI SEMARANG
2019
PENDAHULUAN

2
PENDAHULUAN
 Fraktur maksilofasial sering terjadi
 Kecelakaan motor: penyebab terbanyak
Terjadi sekitar
 Laporan kasus:6% dari seluruh
membahas trauma
satu kasus fraktur maksilofasial
pada anak
Anak-anak penyebab
Tujuan: menambah palingtentang
pengetahuan sering: jatuh,
kasuskekerasan
fraktur
interpersonal dan kecelakaan olahraga
fasial pada anak dan penatalaksanaannya
 Fraktur orbita(15%-39%), fraktur
zigomatikomaksilaris(10%-20%), fraktur midfasial
kompleks (5%-10%) & sebagian besar fraktur os
nasal
3
PENDAHULUAN
 Insidensi fraktur kepala+intrakranial tinggi pd anak
 30%-75% fr.fasial+cedera penyerta: cedera otak
(32.3%), fr.basis kranii (27.7%), fr.rongga kranial
Laporan kasus: membahas satu kasus fraktur maksilofasial
(13% -30%), okular (7.2%), servikal (3.3%)
pada anak
Tujuan: menambah pengetahuan tentang kasus fraktur
 Beberapa
fasial pada anak dan modalitas telah digunakan
penatalaksanaannya
 Awalnya fiksasi eksternalkekurangan
 Fiksasi internal plate & screw mengatasi
kekurangan
4
LAPORAN KASUS

5
LAPORAN KASUS
♀, 12 tahun, Pelajar SMP kelas 1
Kel. Utama : Nyeri wajah kiri
Anamnesis

1 hari SMRS, pasien mengalami KLL, tabrakan motor dengan motor,


pasien jatuh & kepala sisi kiri terbentur, helm(-), pingsan sesaat lalu
sadar, hidung keluar darah-/+ dapat berhenti sendiri. nyeri pada wajah
kiri(+), mata & wajah kiri bengkak. Kelopak mata kiri pasien sulit
dibuka. Sulit buka mulut (-), makan & minum(+) namun sedikit
terganggu saat mengunyah. Keluar darah dari mulut&telinga (-), nyeri
kepala, hidung tersumbat, nyeri hidung, muntah (-) 6
LAPORAN KASUS
Anamnesis

Pasien dibawa ke RS Citarum , dilakukan foto CT scan,


dikatakan ada patah di tulang pipi kemudian dirujuk ke RS Dr.
Kariadi

RPD: mimisan (-), alergi (-), trauma (-)


RPK: HT (-), DM (-), alergi (-)
7
LAPORAN KASUS
KU tampak sakit, kompos mentis, GCS 15 Pemeriksaan
Tekanan darah 110/80 mmHg
Mata : palpebra edem -/+, hematom-/+, fisik
conjunctiva hiperemis -/+ , visus OD/OS = dbn
Thorak & abdomen : dalam batas normal
Wajah : deformitas +, krepitasi -/-, nyeri tekan -/+
Parestesi pipi kiri
Status lokalis : Telinga & tenggorok dbn
Hidung: discaj-/-, blood cloth -/-, krusta -/+, septum
deviasi -/-
Cavum oris: maloklusi +, gigi goyang -, gigi patah
-, laserasi -, trismus –
Palpasi Bimanual: floating maksila -
LAPORAN KASUS

MSCT Scan SPN tanpa kontras di RS Citarum 7 Juni 2019


LAPORAN KASUS

MSCT Scan 3D tanpa kontras di RSDK 8 Juni 2019


LAPORAN KASUS
Diagnosis:
• Fraktur maksilofasial (impresi os maksilla kiri,
orbital floor kiri dan processus alveolaris kiri)
• Hematosinus maksilla & etmoid kiri
• Contusio palpebra mata kiri e.c trauma tumpul

Program:
• Reposisi fraktur maksila ORIF dengan 11
miniplate& screw
• Konsul rawat bersama TS Mata dan TS Bedah
Mulut
LAPORAN KASUS
Jawaban TS Mata:
Kesan: contusio palpebra mata kiri
Saran: kompres dingin mata kiri dan tetes mata
fluoromethasone eye drop 6x1 tetes mata kiri

Jawaban TS Bedah Mulut:


Kesan: maloklusi dan fraktur maksila
Saran: operasi bersama THT untuk dilakukan MMF 12
( Maxillo Mandibular Fixation) dalam General
Anestesi
LAPORAN KASUS

Foto Panoramik di RSDK 10 Juni 2019


MMF + ORIF dg Plate & screw 11 Juni 2019
LAPORAN KASUS

Pasca Operasi: Terpasang miniplate pada buttress


nasomaksilaris kiri
LAPORAN KASUS

Follow up minggu ke-2 Pasca Operasi


PEMBAHASAN

17
PEMBAHASAN

Fraktur maksilofasial: fraktur pada


tulang-tulang wajah yaitu tulang frontal,
temporal, orbitozigomatikus, nasal,
maksila dan mandibula Tujuan perawatan :
 penyembuhan tulang
Insidensi:  fungsi okuler
• 6% dari trauma secara keseluruhan  fungsi pengunyah&oklusi
• Thn 2016 di Amerika: trauma kepala fungsi
pada anakhidung
3,74% & wajah 3,07%  perbaikan fungsi bicara
• Etiologi Trauma kraniofasial: Sebagian  susunan wajah & gigi-geligi
besar cedera
yg estetisanak
yg tidak disengaja & 2,3% kasus penganiayaan

18
American College of Surgeons. The National Trauma Databank 2016. Pediatric Annual Report
Braun TL, Xue AS, Maricevich RS. Differences in the Management of Pediatric Facial Trauma. Seminars in Plastic Surgery;2017:Vol. 31(2)
PEMBAHASAN

Shankar predominan pria (87.5%) dibandingkan wanita (12.4%)


dkk dengan rasio 7:1

puncak insiden fraktur maksilofasial pada umur 21-30 thn


Pada kasus ini pasien adalah seorang
anak perempuan berusia 12 tahun
angka kejadian pada umur 11-20 tahun rendah

Campos
dkk
predominan laki-laki 90% dari 754 pasien

19
Mohammed AW. What is New in Pediatric Maxillofacial Fractures? - A Systematic Review. Glob J Otolaryngol. 2017; 7(2): 555707
PEMBAHASAN
Pertumbuhan orbita & otak
Pertumbuhan wajah ke bwh hampir sempurna usia 7 thn
& depan, melebihi
Pertumbuhan fasial
pertumbuhan kranial stlh 2
berlanjut hingga dekade 2
thn
kehidupan

Tahap pertumbuhan : mineralisasi Faktor-faktor ini


tulang lbh sdkt, korteks lbh tipis, menyebabkan proporsi
sutura blm menyatu pd bayi.
terjadinya fraktur greenstick
Penulangan sutura, pneumatisasi
sinus dan erupsi gigi pola fraktur
yang lebih tinggi pada anak

Braun TL, Xue AS, Maricevich RS. Differences in the Management of Pediatric Facial Trauma. Seminars in Plastic Surgery;2017:Vol. 31(2) 20
Revenaugh PC, Kralwvitz P. Pediatric facial fractures. In: Bailey's head and neck surgery-otolaryngology. 5 ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2014. p. 1272-84
PEMBAHASAN

Anatomi Maksilofacial

21
PEMBAHASAN

Sistem Buttress Buttress Vertical in 3D

22
PEMBAHASAN

Sistem Buttress Buttress Horizontal in 3D

23
PEMBAHASAN

Klasifikasi Fraktur Maksila

Fraktur maxilla dibagi menjadi tiga jenis oleh Le Fort


Le Fort I (fraktur Guerin,Le transversal
Fort II )
(piramidal)
menjadi Le Fort I, II, dan III
 meliputi fraktur horizontal bagian
 Berjalan bawah
melalui tulang
Le Fort III (craniofacial disjunction)
antara maxilla dan palatum/arkus alveolar
hidung & diteruskan ke
 Garis Fraktur melalui sutura nasofrontal
kompleks tulang lakrimalis, dasar
diteruskan sepanjang ethmoid junction
Garis fraktur orbita,
berjalan ke pinggir melalui
belakang infraorbita
superiorpterigoid, bisa &unilateral
melalui fissure orbitalis lamina menyebrang atauke bagian
melintang kearah dinding lateral ke atas dari sinus maksila
bilateral juga ke arah lamina
orbita, sutura zigomatico-frontal dan
 menyebabkan terpisahnya
sutura temporo- zigomatikum pterigoid sampai ke arah
prosesus
alveolaris dan palatumfossa pterigopalatina
durum
 floating maxilla
floating jaw
24
PEMBAHASAN
Fraktur melibatkan regio
midfasial, orbita, & Pola fraktur Lefort tdk dpt
nasoethmoidalis jrg tjd pd diterapkan pd anak
anak, srg disertai cedera Variasi pola fraktur &
intrakranial perkembangan sinus
paranasal yg berbeda

lbh srg tjd fraktur palatal


dibanding Lefort I krn sinus
maksilaris blm berkembang &
fusi palatum blm sempurna

Braun TL, Xue AS, Maricevich RS. Differences in the Management of Pediatric Facial Trauma. Seminars in Plastic Surgery;2017:Vol. 31(2)
Sakalar E, Birdane L, Fidan V. Pediatric Maxillofacial Traumas. [cited 2016 July 20]
PEMBAHASAN
Klasifikasi Fraktur Fasial Anak

Tipe I : Tipe II :
pergeseran tulang pergeseran
sedang dgn bbrp
Pada kasus minimal
ini terdapat pergeseran tulang yang
area kominutif
sedang dg beberapa area kominutif & melibatkan
buttreses sehingga termasuk klasifikasi tipe II dan
diperlukan Tipe reduksi
III : pergeseran
Tipetindakan operatif untuk
D : melibatkan fiksasi
berat + area
multipel buttresses
kominutif multipel &
dgn fragmen dpt
melibatkan
diidentifikasi & ckp
buttresses shg
besar utk dilakukan
diperlukan stabilisasi
fiksasi rigid
3-D & bone grafting
Revenaugh PC, Kralwvitz P. Pediatric facial fractures. In: Bailey's head and neck surgery-otolaryngology. 5 ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2014. p. 1272-84
PEMBAHASAN

Anamnesis
- Nyeri - Maloklusi
- Edem periorbita - Nyeri saat - Mimisan
Pasien pada
- Hematom periorbita kasus ini :
mengunyah - Rinore
 Nyeri pipi kiri
- ggn penglihatan - Sulit buka mulut
 Bengkak pipi dan mata kiri
 Gangguan mengunyah
 Mimisan
- Edem wajahtrauma tabrakan
Mekanisme - Riwayat
motor, trauma
jatuh kepala
- Kebas
sisi kiri di wajah/pipi
terbentur, - Mekanisme
helm -, pasien sadar trauma
- Nyeri wajah - Hilang kesadaran

Sakalar E, Birdane L, Fidan V. Pediatric Maxillofacial Traumas. [cited 2016 July 20]
Kellman R, Morehead J. Midfacial trauma. In: Resident manual of trauma to the face, head and neck. 1st ed. AAO-HNS Foundation; 2012. p.74–99
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Pasien pada kasus ini :
• Deformitas/memar/
 Deformitas wajah +, nyeri tekan & nyeri ketok pipi
laserasi/edema
• Luka tembuskiri. Palpasi :

• AsimetrisPemeriksaan
/tdk mata palpebra kiri• oedem dan
Krepitasi
• Maloklusihematom, conjunctiva hiperemis,
/ trismus/gigi
• visus dbn.Maksila
Mobilitas
abnormal
 Pemeriksaan hidung krusta + pada kavum  nasi
• Otorrhea sinistra,
/ Rhinorrhea
• Floating Bimanual
epistaksis -. intraoral & ekstraoral
/Telecanthus/Battle's
 Pemeriksaan cavum oris maloklusi +, trismus -.
sign/Raccoon's sign
 Palpasi bimanual pergerakan maksila - , floating
• Cedera kelopak
maksila -
mata/Ecchymosis
• Epistaksis
Sakalar E, Birdane L, Fidan V. Pediatric Maxillofacial Traumas. [cited 2016 July 20]
Kellman R, Morehead J. Midfacial trauma. In: Resident manual of trauma to the face, head and neck. 1st ed. AAO-HNS Foundation; 2012. p.74–99
PEMBAHASAN
Penunjang Radiologi

Telah dilakukan MSCT Scan dg RekonstruksiPanoramic


3D
Porosito dkk : 67 pasien  sensitivitas tertinggi
rekonstruksi 3D didapatkan pada fraktur os maksila,
arkus zigoma, os nasal & mandibula

Diagnostik utama: CT Scan dg 3D


 evaluasi tulang, alur fraktur, jaringan
lunak, perluasan edema, benda asing
Aktop, Gonul, Satilmis, Garip, Goker. Management of midfacial fractures. In: A textbook of advanced oral and maxillofacial surgery; 2013. p.415–45
Saleh, E. Fraktur maksilla dan tulang wajah sebagai akibat trauma tulang kepala. Jogjakarta;2016 Water’s View
PEMBAHASAN

Penatalaksanaan

Pada anak, fiksasi


intermaksila (MMF)
dipertahankan
maksimal 2-3 minggu

30
PEMBAHASAN
Pendekatan Insisi Fraktur maksilofasial

Lefort I

Vestibular maksila Midfacial degloving

Laserasi yg ada
Cornelius CP. Midface zygomatic complex fracture - open treatment with orbital floor exposure and reconstruction [cited 2014 October 10]
PEMBAHASAN

Rekonstruksi Fraktur Midfasial

Tahap Tatalaksana Tujuan: Mengembalikan buttresses vertikal

Reduksi Fiksasi Periksa


Oklusi
• Arch Bar
• Plate Lateral : • Lepas MMF
• Mobilisasi
Zygomaticomaks
• Reduksi
ilaris
Forsep Rowe • Plate Medial:
• MMF
Nasomaksilaris
• Reduksi
Maksila
35
Cornelius CP. Midface zygomatic complex fracture - open treatment with orbital floor exposure and reconstruction [cited 2014 October 10]
PEMBAHASAN

Rekonstruksi Fraktur Midfasial

Fiksasi

• Plate Lateral :
Zygomaticomaksilaris
• Plate Medial:
Nasomaksilaris

37
Cornelius CP. Midface zygomatic complex fracture - open treatment with orbital floor exposure and reconstruction [cited 2014 October 10]
PEMBAHASAN

Rekonstruksi Fraktur Midfasial

Periksa Oklusi

• Lepas MMF

Pada anak, fiksasi


intermaksila (MMF)
dipertahankan maksimal
2-3 minggu
38
Cornelius CP. Midface zygomatic complex fracture - open treatment with orbital floor exposure and reconstruction [cited 2014 October 10]
PEMBAHASAN

MaxiloMandibular Fixation (MMF)

ARCH BAR
MMF

Ligasi ERNST

Fiksasi Intermaksila dg Screw


PEMBAHASAN

Ligasi ERNST

Indikasi:
• Fiksasi sementara Kontraindikasi:
sebelum tindakan • Fraktur dislokasi
operasi dilakukan
• Fraktur
• MMF intraoperasi
untuk operasi fraktur comminuted dan
simple tidak stabil
PEMBAHASAN
Plate dan screw pada fraktur maksilofasial

• Pertama oleh Hansmann (1858)


• Sir William Arbuthnot Lane & Albin Lambotte (1893
-1914) ; Schede (1888)  berbahan baja  karat
• Titanium :
• Mudah dibentuk, kuat, tdk korosif, osseointegration
• lebih mahal
• Resorbable:
• Polimer polyglycolic acid (PGA), polylactic acid
(PLA)
• >> pd anak
PEMBAHASAN
• Berbagai bentuk, ukuran, ketebalan
• Sistem midface 1.0, 1.3, 1.5, 2.0  diameter luar
dari ulir screw (mm) “miniplates" (Chumpy)

Self Tapping

Self Drilling
PEMBAHASAN
• 1122 pasien anak (0-17 tahun) dg fraktur
maksilofasial, (912) konvensional, (210) ORIF
menggunakan miniplate resorbable
Burlini dkk
• miniplate lebih dianjurkan , terhindar dari
tindakan operatif berulang untuk pelepasan
fiksasi metal ,kualitas hidup pada anak ↑

• 10 lapsus fraktur maksilofasial anak,


penggunaan miniplate titanium 1,5 mm & screw 4
Samir dkk mm metode yang baik & aman dalam
perawatan fraktur maksilofasial pada anak

Burlini D, Conti G, Amadori F, Bardellini E, De Giuli C. Management of paediatric maxillofacial fractures: conventional methods and resorbable materials. European Journal of Paediatric Dentistry. 2015;vol. 16(1)
PEMBAHASAN
Evaluasi, prognosis & Komplikasi

Prognosis:
Evaluasi : Jika Fiksasi dilakukan sesegera
klinisPada
(stabilitas,
Kasussimetri
ini wajah,
oklusi, gangguan saraf wajah) mungkin setelah terjadi fraktur, maka
• daerah fiksasi: stabilitas yang baik , wajah simetris, tidak ada
& radiografi (4-6saraf
mgg) akan banyak deformitas wajah
kelainan
akibat fraktur dapat dieliminasi
• Nyeri, parestesi & tanda infeksi tidak didapatkan
Komplikasi :
infeksi (37,04%), patahnya
plate (11,11%), nyeri
(11,11%), parestesi (3,7 %)
Braun TL, Xue AS, Maricevich RS. Differences in the Management of Pediatric Facial Trauma. Seminars in Plastic Surgery;2017:Vol. 31(2)
Sakalar E, Birdane L, Fidan V. Pediatric Maxillofacial Traumas. [cited 2016 July 20]. Available at: https://smjournals.com/ebooks/oral-maxillofacial-diseases/chapters/OMD-16-04.pdf
KESIMPULAN

Telah dilaporkan satu kasus fraktur fasial pada anak


perempuan usia 12 tahun dg diagnosis fraktur
maksilofasial yg melibatkan buttress vertikal
Nasomaksilaris kiri
Open reduction internal fixation (ORIF) dengan
miniplate & screw telah menjadi pilihan pada fraktur
maksilofasial karena lebih stabil dalam hal fungsi &
fiksasi tulang yang lebih baik

Reduksi fraktur pada anak perlu dilakukan < 10 hari.


Tulang anak osifikasi cepat sehingga mempersulit
koreksi setelah jangka panjang

47
TERIMAKASIH

48

Anda mungkin juga menyukai