Perawatan Jenazah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PERAWATAN JENAZAH

Disusun Oleh :
1. Nur Aida Perdani
2. Nur Fitriani
3. Nurhidayati
4. Nursela
5. Nurul Indri Widiastuti
1. Adab Terhadap Jenazah
Sesaat Setelah Ajal Tiba .
Setelah muhtadlir dipastikan meninggal, tindakan selanjutnya yang sunah
untuk dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memejamkan kedua matanya

2. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan kain yang agak lebar supaya
mulutnya tidak terbuka.

3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut


ke paha dan paha ke perut.

4. Melepas pakaian secara perlahan, kemudian menggantinya dengan kain


tipis yang dapat menutup seluruh tubuhnya
5. Meletakkan benda seberat dua puluh dirham (20 x 2,75 gr =
54,300 gr)

6. Meletakkan mayit di tempat yang agak tinggi agar tidak


tersentuh kelembaban tanah yang bisa mempercepat rusaknya
badan.

7. Dihadapkan ke arah qiblat.

8. Segera melakukan perawatan pada mayit, dan melaksanakan


wasiatnya.

9. Membebaskan segala tanggungan hutang dan lainnya.

10. Haram melakukan perbuatan niyahah (meratap) ketika ada


musibah kematian
Tajhizul Jenazah (Merawat Mayit)

Tajhizul jenazah adalah merawat atau


mengurus seseorang yang telah
meninggal. Perawatan di sini berhukum
fardlu kifayah, kecuali bila hanya terdapat
satu orang saja, maka hukumnya fardlu
‘ain.
Hal-hal yang harus dilakukan saat merawat
jenazah sebenarnya meliputi lima hal,
yaitu:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalati
4. Membawa ke tempat pemakaman
5. Memakamkan
Memandikan

Seperangkat peralatan yang harus


disiapkan sebelum memandikan mayit
adalah daun kelor (Jawa: widara), sabun,
sampo, kaos tangan, handuk, kapur
barus, air bersih dan sebagainya.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dalam proses memandikan mayit adalah:

a. Orang yang memandikan harus sejenis


b. Orang yang memandikan dan yang
membantunya memiliki sifat amanah,
Tempat Memandikan
Prosesi memandikan dilaksanakan pada tempat
yang memenuhi kriteria berikut:
1. Sepi, tertutup dan tidak ada orang yang
masuk, kecuali orang yang memandikan dan
orang yang membantunya.
2. Ditaburi wewangian untuk mencegah bau
yang keluar dari tubuh mayit.
Etika Memandikan
1. Haram melihat aurat mayit, kecuali untuk kesempurnaan
memandikannya.

2. Wajib memakai alas tangan saat menyentuh aurat mayit,


dan sunah memakainya ketika menyentuh selainnya.

3. Mayit dibaringkan dan diletakkan di tempat yang agak


tinggi, seperti di atas dipan atau di pangku oleh tiga atau
empat orang dengan posisi kepala lebih tinggi dari tubuh
LANJUTAN...
4. Mayit dimandikan dalam keadaan
tertutup semua anggota tubuhnya.
5. Disunahkan menutup wajah mayit mulai
awal sampai selesai memandikan.
6. Disunahkan pula memakai air dingin
yang tawar.
7. Menggunakan tempat air yang besar,
dan diletakkan agak jauh dari mayit.
Batas Minimal
Memandikan mayit sudah dianggap cukup apabila
sudah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

a) Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayit.


b) Menyiramkan air secara merata pada anggota
tubuh mayit, termasuk juga bagian farji tsayyib
(kemaluan wanita yang sudah tidak perawan)
yang tampak saat duduk, atau bagian dalam alat
kelamin laki-laki yang belum dikhitan.
Batas Kesempurnaan
Memandikan mayit dianggap sempurna apabila melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:

a) Mendudukkan mayit dengan posisi agak condong ke belakang.

b) Pundak mayit disanggah tangan kanan, dengan meletakkan ibu jari pada
tengkuk mayit, dan punggung mayit disanggah dengan lutut.

c) Perut mayit dipijat dengan tangan kiri secara perlahan, supaya kotoran yang
ada pada perutnya bisa keluar.

d) Mayit diletakkan kembali ke posisi terlentang, kemudian dimiringkan ke kiri.

e) Membersihkan gigi dan kedua lubang hidung mayit, dengan jari telunjuk
tangan kiri yang beralaskan kain basah yang tidak digunakan untuk
membersihkan qubul dan dubur.
Lanjutan
g) Mengguyurkan air ke kepala dan jenggot mayit dengan
memakai air yang telah dicampur daun kelor atau sampo.
h) Menyisir rambut dan jenggot mayit yang tebal secara pelan-
pelan, dengan menggunakan sisir yang longgar gigirnya, agar
tidak ada rambut yang rontok.
i) Mengguyur bagian depan tubuh mayit sebelah kanan, mulai
leher sampai telapak kaki.
j) Mengguyur bagian belakang tubuh mayit sebelah kanan,
dengan posisi agak dimiringkan
k) Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan menggunakan air
yang jernih, untuk membersihkan sisa-sisa daun kelor, sabun,
dan sampo pada tubuh mayit.
l) Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan air yang dicampur
sedikit kapur barus.
2. Tata Cara Mengkafani
Pada dasarnya tujuan mengkafani adalah menutup
seluruh bagian tubuh mayit. Hukum mengkafani
jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu
kifayah.
Walaupun demikian para fuqaha’ memberi batasan
tertentu sesuai dengan jenis kelamin mayit.

Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut


1. Batas Minimal
2. Batas Kesempurnaan
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mayat laki-laki

1) Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu


bentangkan 7 utas tali di atasnya, sesuai dengan letaknya.
2) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling
bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur
barus.
3) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-
wangian (kapur barus). Kedua tangan diletakkan di atas dada,
tangan kanan berada di atas tangan kiri.
4) Tutuplah lubang-lubang. Demikian juga pada anggota sujud
LANJUTAN...
5) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling
atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri.
Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
6) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya
di bawah kain kafan lima atau tujuh ikatan.
7) Hadapkan tali kesebelah kanan, sebaiknya diikat
dengan simpul hidup, agar memudahkan
membukannya pada saat dikuburkan.
8) Setelah selesai jenazah siap untuk disholatkan dan
setelah itu dikuburkan.
b. Untuk mayat perempuan
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain putih
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:

1) Hamparkan selembar tikar di atas lantai, kemudian bentangkan 7


utas tali di atasnya.
2) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-
masing bagian dengan tertib
3) Setiap helai kain kafan diberi harum-haruman, dan kapas diberi
serbuk cendana yang berfungsi untuk menyerap bau yang ada
didalam tubuh jenazah.
4) Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain
dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-
wangian atau dengan kapur barus.
5) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
LANJUTAN...
6) Kemudian tutupkan kain pembungkus pada kedua
pahanya, setelah itu diberi wangi-wangian.
7) Pakaikan sarung dari pinggang sampai mata kaki,
setelah itu beri wangi-wangian.
8) Pakaikan baju kurung dan berikan wangi wangian.
9) Dandani rambutnya lalu julurkan kebelakang.
10) Setelah itu pakaikan kerudung, bagian yang terbuka
ditutupi dengan kapas dan beri wangi-wangian.
11) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan
cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan
lalu digulungkan kedalam
Lanjutan
12) Lalu ikat jenazah dengan tali pengikat yang
telah disiapkan.
13) Setelah selesai jenazah siap untuk
disholatkan dan setelah itu dikuburkan.
3.Sholat Jenazah

Hal-hal yang berkaitan dengan menshalati mayit


secara garis besar ada tiga, yakni:

1. Syarat Shalat Mayit


2. Rukun Shalat Mayit
3. Kesunahan Dalam Shalat Jenazah
S
E
L
E
S
A
I

Anda mungkin juga menyukai