Presentation1akan Diisi Sgu (Autosaved)
Presentation1akan Diisi Sgu (Autosaved)
Presentation1akan Diisi Sgu (Autosaved)
Tokoh – took reformasi : Martin luter, Jhon calvin, Tetapi pemicu reformasi
gereja adalah gereja melakukan penjualan surat-surat penghapusan dosa. John
Tetzel. Untuk itu Luther menentang dan menerbitkan 95 dalilnya yang di pintu
gereja Wittenberg pada tanggal 31 Oktober 1517. Ia menegaskan, bahwa:
“Bukan sakramen, tetapi imanlah yang menyelamatkan”.
Reformasi: Yohanes Calvin
Calvin setuju dengan ajaran pembenaran karena iman, tetapi lebih dari pada
itu ia menekankan penyucian atau kehidupan baru yang harus ditempuh oleh
orang Kristen yang bersyukur karena Allah telah menyelamatkannya.
Kontra-Reformasi . Dalam kontra-reformasi dilakukan gerakan yang melawan
pembaharuan gereja yang dipelopori oleh Luther dan Calvin.
1. Gereja Berada Dalam Pemerintahan Romawi
Ciri teologia dan kepercayaan abad pertengahan pada prinsipnya merupakan suatu kompromi
antara ajaran Alkitab dengan filsafat Yunani, dan juga suatu kompromi antara kesalehan yang
bersifat alkitabiah dengan agama kafir (Yunani dan Romawi yang tersebar di Eropa sebelumnya
datangnya agama Kristen
Gereja Modern
Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah
untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan
Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga
menyaksikan bangkitnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai
ajaran sesat.
Kalaupun kita hanya belajar satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16)
Gereja ialah rumah ibadah umat Kristen.
Gereja sebagai Rumah Ibadah Umat Kristen
Gereja perdana
Edessa. Selama abad ke-2 kota ini merupakan negara merdeka yang kecil. Tahun 179, raja Edessa
masuk Kristen sehingga Edessa merupakan Negara Kristen pertama di palestina. Timur Edessa adalah
Addai, Selatan. Th.van den End
Peribadatan Gereja Pada Tiga Abad Pertama
Tata Cara Pemberitaan Firman Tuhan. Berikut penuturan Abineno mengenai tata cara pemberitaan
firman Tuhan:
Dimulai dengan pembacaan Taurat, Kitab Nabi-nabi, Surat Rasul Paulus, Kisah Para Rasul dan Injil. Lalu surat-
surat kiriman uskup dibaca.
Mazmur dinyanyikan oleh seorang penyanyi diantara tiap bacaan itu.
Lalu ada “Haleluya” yang dinyanyikan jemaat.
Kemudian khotbah disampaikan, biasanya oleh uskup atau gembala atau penatua jemaat. Saat
berkhotbah, uskup biasanya tidak berdiri, tetapi duduk di atas kursinya. Sedang jemaatnya pun tidak
berdiam diri selama khotbah berlangsung, tetapi ada berbagai reaksi.29 Bagi yang setuju dengan
kata-kata uskup, mereka sering berseru, “Rahmat Allah besar!”; ada pula yang berseru sampai 36
kali: “Syukur kepada Allah! Terpujilah Kristus!”. Namun ada pula yang menggerutu: “itu sudah
biasa”. Demikian yang pernah terjadi dalam ibadah hari Minggu di kota Roma pada tahun 251
Baptisan
Justinus Martir,, baptisan menggambarkan sebagai anagenesis (kelahiran kembali) dari hidup
lama ke dalam hidup baru. Baptisan adalah pembebasan dari dosa, yang melaluinya kita
beroleh pembebasan dari dosa dan membawa pencerahan supaya dapat melakukan
kehendak Allah. Terdapat pendapat umum, bahwa baptisan itu hampir sama seperti upacara
magis kafir, membersihkan orang dari dosa turunan; dan dalam hal orang dewasa, dari
segala dosa yang dilakukannya. Ditegaskan bahwa kalau orang belum dibaptiskan, sekalipun
dia adalah seorang anak kecil yang belum berbuat dosa, pasti tidak selamat. “Calon
baptisan harus berdoa dan berpuasa dan bertobat dari dosa-dosa yang lampau; dan
jemaat pun turut berdoa dan berpuasa. Kemudian pada hari yang ditentukan mereka
dibaptis” Sebaliknya bila dibaptis ia masuk sorga. Persiapan Baptisan. Persiapan Baptisan :
Calon baptisan harus berdoa dan berpuasa dan bertobat dari dosa-dosa yang lampau; dan
jemaat pun turut berdoa dan berpuasa. Kemudian pada hari yang ditentukan mereka
dibaptis. Seseorang harus dibaptis di dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dalam air yang
mengalir. Tetapi, kalau tidak ada suangai, ia boleh dibaptis dalam kolam air yang dingin.
Kalau tidak ada sungai atau kolam, boleh disiram tiga kali dalam Nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus
ASAL PENGANIAYAAN GEREJA
Akibat dari semuanya itu maka muncullah kecurigaan dan fitnah terhadap orang Kristen. Ada yang
menyangka bahwa bahwa orang Kristen menangkap dan membunuh anak-anak kecil untuk diminum
darahnya dan dimakan dagingnya dalam perkumpulan mereka. Ada pula desas-desus bahwa orang Kristen
itu peracun, berhubung dengan “cawan” yang dipakainya. Sementara yang lain pun menuduh orang
Kristen melakukan percabulan keluarga, kerena mereka mendengar tentang “cium persaudaraan”, yaitu
semacam salam satu sama lain dalam kebaktian.
Pemerintah Romawi melihatnya dari apa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen. Mereka melihat orang
Kristen menolak kesetiaannya kepada Negara dengan membakar dupa di depan patung kaisar, seperti
yang dilakukan oleh semua rakyat. Dan agamanya, bagi seorang yang berpendidikan hanya merupakan
tahyul yang keras, memuncak dalam harapan akan datangnya suatu kerajaan lain, dan ini jelas
merupakan suatu ancaman bagi kekaisaran Romawi. Mereka dipandang sebagai anasir-anasir politik yang
jahat, yang hendak memberontak dan melawan kaisar
Adanya bidat. Bidat adalah persekutuan Kristen yang kecil, yang dengan sengaja memisahkan diri dari
gereja besar dan ajarannya menekankan iman Kristen secara berat sebelah. Sehingga teologianya dan
praktek kesalehannya biasanya membengkokkan kebenaran Injil. Sekte orang Saduki adalah kelompok
yang menolak hal-hal yang bersifat supernatural, seperti ajaran tentang kebangkitan, hidup kekal, juga
adanya malaikat. Sedangkan sekte orang Farisi adalah mereka yang percaya kepada hal-hal tersebut di
atas, dan digambarkan di dalam Perjanjian Baru sebagai kelompok yang sangat memegang tradisi nenek
moyang, mengerti dan memelihara Kitab Taurat secara kaku.
MEMBENDUNG AJARAN SESAT
Kanonisasi. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, belum sebuah kitab pun ditulis mengenai diri dan ajaran-Nya,
karena belum dirasa perlu – para saksi mata utama masih hidup. Jadi Injil masih dalam bentuk verbal, lisan; dari
mulut ke mulut, oleh para rasul.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para rasul berkurang, dan semakin banyak
ancaman pemberitaan ajaran-ajaran sesat. Pada masa itu banyak ditemukan tulisan-tulisan yang bercorak rohani,
yang sebenarnya bukan Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasakan pentingnya ditentukan kitab-kitab mana
sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman Allah. Kemudian para rasul mulai menuliskan surat-suratnya
untuk para jemaat, lalu perlahan-lahan dibuat salinan surat-surat itu untuk berbagai gereja dan salinan itu
dibacakan dalam pertemuan gereja (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:7, Wahyu 1:3). Tulisan-tulisan ini diinspirasikan
oleh. Allah (2 Petrus 1:20-21; Wahyu 22:18; Efesus 3:5).
Pada abad ke 2 kanon Perjanjian Baru telah lengkap. Hal ini kita ketahui dari:
The Old Syriac – terjemahan PB pada abad kedua dalam bahasa Syria.
Semua kitab ada, kecuali: 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu.
Justin Martyr pada tahun 140 M. Semua kitab PB ada, kecuali: Filipi dan 1 Timotius.
Daftar buku PB yang disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL
harus ditolak dan juga kitab- kitab PB yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang
lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian: Pertama,
Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme); kedua, 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak
dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
Polycarp pada tahun 150 M pernah mengutip: Matius, Yohanes, sepuluh surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan 2
Yohanes.
The Muration Canon pada tahun 170 M. Semua PB ada, kecuali: Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus (sama
dengan The Old Latin).
Irenaeus (murid Polycarp) pada tahun 170 M. Semua kitab PB ada, kecuali: Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 3
Yohanes.
The Old Latin – sebuah terjemahan sebelum tahun 200 M. Terkenal sebagai Alkitab dari gereja Barat. Semua PB
ada, kecuali Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus.
Codex Barococcio pada tahun 206 M. Semua kitab PL dan PB ada, kecuali: Ester dan Wahyu.
Origen pada sekitar tahun 230 M menulis daftar kitab-kitab PB, sebagai berikut: ke-4 Injil, Kisah Para Rasul, ke-13
surat-surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan Wahyu.
Tahun 303 Eusebius dari Kaisarea juga membuat daftar kitab PB.
Pada tahun 367 M dalam Festal Letter yang ditulis oleh Athanasius, Bishop Alexandria, mencantumkan daftar 27
kitab-kitab PB. Daftar itu kemudian diterima oleh umat di bagian Timur. Sedangkan di bagian barat, umat
menerima daftar yang disusun oleh Atanasius. Paus Inosentius I mengirim daftar itu ke Perancis pada tahun 419.
Jerome pada tahun 382 M, Ruffinua pada tahun 390 M dan Augustine pada tahun 394 M mencatat kanon PB
sebanyak 27 kitab.
Akhirnya pada tahun 397 M, konsili gereja di Carthago mengesahkan 27 kitab PB.
Daftar ke 27 kitab itu kembali diperteguh dalam Konsili Florence (1441), Konsili Trente (1546) serta
Konsili Vatikan I (1870).
Penetapan Credo/Aku percaya
Pada abad ke-XI Gereja Barat dan Timur terpecah menjadi Gereja Yunani Ortodoks dan Gereja Latin atau Katolik.
Gereja Yunani Ortodoks memakai “Pengakuan Iman” sebagai dasar kebenaran yang membedakan antara kebenaran dan
bidat dalam agama Kristen. Sedang Gereja Latin, yakni Gereja Katolik atau Roma menggunakan “Pengakuan Iman Rasul-
rasul” sebagai dasar. Setelah masa reformasi pada tahun 1517 M, maka dikeluarkan pengakuan iman yang diakui secara
umum.
Berikut beberapa contoh Pengakuan Iman yang dapat kita ketahui di dalam Alkitab, Perjanjian Lama, “Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu Esa” (Ul 6:4). Dalam Perjanjian Baru terdapat banyak pengakuan iman, adalah sebagai berikut: Berikut
beberapa contoh Pengakuan Iman yang dapat kita ketahui di dalam Alkitab, Perjanjian Lama, “Tuhan itu Allah kita,
Tuhan itu Esa” (Ul 6:4). Dalam Perjanjian Baru terdapat banyak pengakuan iman, adalah sebagai berikut:
Pengakuan iman Natanael, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yoh 1:49).
Pengakuan iman Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16).
Pengakuan iman Thomas, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28)
Pengakuan iman sida-sida, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis 8:37).
Pengakuan iman Paulus, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Rom 10:9).
Pengakuan iman yang ditunjukkan rasul Paulus kepada Timotiun, antara lain seperti: 1 Timotius 1:15; 2:4-6; 3:1; 4:8;
6:20; 2 Timotius 1:13, 14; 2:11.
Pengakuan tentang Allah Tritunggal. Awalnya Tuhan Yesus sendiri yang memproklamirkan (Mat 28:19), selanjutnya
diberitakan pula oleh para rasulNya (Kis 19:5; 2 Kor 13:14).
Pengakuan iman yang ditunjukkan rasul Paulus kepada Timotiun, antara lain
seperti: 1 Timotius 1:15; 2:4-6; 3:1; 4:8; 6:20; 2 Timotius 1:13, 14; 2:11.
Pengakuan tentang Allah Tritunggal. Awalnya Tuhan Yesus sendiri yang
memproklamirkan (Mat 28:19), selanjutnya diberitakan pula oleh para
rasulNya (Kis 19:5; 2 Kor 13:14).
Pewarisan Jabaran RasUli
Selain adanya kanonisasi Alkitab dan ditetapkannya berbagai pengakuan iman, terdapat pula pewarisan jabatan
rasuli, yang mana eksistensi ketiganya sama-sama bertujuan untuk membendung ajaran-ajaran sesat yang muncul
di dalam gereja saat itu. Pada masa itu gereja dikepalai oleh seorang uskup, dan umumnya para uskup tidak turut
tersesat oleh bidat-bidat
Setiap kali apabila seorang uskup ditahbiskan maka bersama dengan jabatan itu kebenaran Injili diwarisi dan
dimilikinya pula. Ajaran itu dinamai “dogma pewarisan atau suksesi jabatan rasuli.”
PERSELISIHAN THEOLOGIS. Kehadiran Gereja seakan tak pernah sepi dengan berbagai tantangan dan rintangan, baik
dari luar (kekaisaran) maupun dari dalam (bidat-bidat).
Pertikaian Tentang Trinitas. Origenes menyatakan bahwa Allah itu esa adanya, tidak diperanakkan. Dan pada-Nya
ada banyak roh yang pada mulanya bersama dengan Allah. Salah satunya adalah Logos atau Anak, berasal dari Bapa
dari kekekalan. Dikatakan, bahwa peranakanNya (Yesus) itu tak dapat dibandingkan dengan peranakan manusia.
Bapa selaku Bapa, Anak selaku Anak; hubungan antara keduanya digambarkan sebagai peranakan (filiation). Anak
merupakan “Allah yang kedua” yang dalam arti tertentu adalah lebih rendah daripada Allah Bapa. 46Selanjutnya
mengenai Roh Kudus, Origenes menegaskan bahwa itu bukan sekedar suatu kuasa, melainkan oknum secara konkrit.
Singkatnya, Origenes menggambarkan Tritunggal itu secara hierarki, terdapat tingkatan: Allah (Bapa), Anak Allah,
Roh Kudus, di mana masing- masing ikut berpastisipasi dalam keberadaan dari tingkat di atasnya.
Arius
mengajarkan bahwa Anak atau Logos itu adalah makhluk Tuhan yang sulung dan yang tertinggi
derajatnya. Ia bukannya dari kekal, melainkan diciptakan. Logos itu telah datang ke bumi ini selaku
Pengajar dan Teladan bagi segala makhluk yang lain, dengan rela hati Kristus taat sepenuhnya pada
Allah; oleh karenanya Ia diberi kehormatan ilahi. Yesus merupakan makhluk yang sempurna, lebih
tinggi dari malaikat, tetapi dibawah Allah (Bapa), dikatakan bahwa Yesus itu Logos dan Hikmat Bapa
tetapi Ia beda dengan Logos yang berada (imanen) di dalam Allah.
Athanasius. mengatakan bahwa Kristus adalah Allah sepenuhnya, dan tidak boleh dibedakan dengan
Allah Bapa. Kalau Kristus bukan Allah, maka bagaimana mungkin kita memperoleh keselamatan.
Konsili Nicea. Salah satu rumusannya menegaskan bahwa “Logos atau Anak, sehakekat
(Yunani:‘homo-usios’) dengan Bapa.” Logos sama sekali sehakekat dengan Allah Bapa; sungguhpun
Logos dan Allah harus dibedakan, tetapi pada hakekatnya mereka satu saja, demikian kata
Athanasius. Akibat dari konsili Necea 325 adalah ajaran Arius dianggap sesat, maka Ia dipecat,
dikucilkan dan dibuang ke Illyria
Eusebius.
Pertikaian Tentang Kristologi
Eutyches, mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus hanya bertabiat satu saja. Kemanusiaan Kristus
dipengaruhi atau diisi oleh keilahianNya, sehinga kemanusiaaNya itu cuma kelihatannya saja. Jadi
Yesus itu bertabiat satu, yakni Ia ilahi bukan manusia. inilah monophysit (mono = satu, physit = tabiat).
Dengan kata lain, Eutyches mengorbankan kemanusiaan Kristus dan menekankan keilahian Kristus.
Maka pada tahun 449, patriarch Alexandria, Dioscurus membantu Eutyches lalu mengadakan “sidang
penyamun” di Efesus, bersama rahibnya yang bersenjata memaksa supaya monophisitisme Eutyches
diakui sebagai ajaran ortodoks