Keluhan Dan Penarikan Produk

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Keluhan & Penarikan

Produk - CPOB 2018

OLEH : Eliza Rahman


PRINSIP (1)
Untuk melindungi kesehatan masyarakat, suatu sistem dan
prosedur yang sesuai hendaklah tersedia untuk mencatat,
menilai, menginvestigasi dan meninjau keluhan termasuk
potensi cacat mutu dan, jika perlu, segera melakukan penarikan
obat termasuk obat uji klinik dari jalur distribusi secara efektif.
Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Mutu hendaklah diterapkan
pada investigasi, penilaian cacat mutu dan proses pengambilan
keputusan terkait dengan tindakan penarikan produk, tindakan
perbaikan dan pencegahan serta tindakan pengurangan-risiko
lain. Panduan yang berhubungan dengan prinsip-prinsip ini
dicantumkan dalam Bab 1 Sistem Mutu Industri Farmasi.
PRINSIP (2)
Semua otoritas pengawas obat terkait hendaklah diberitahu secara tepat
waktu jika ada cacat mutu yang terkonfirmasi (kesalahan pembuatan,
kerusakan produk, temuan pemalsuan, ketidakpatuhan terhadap izin edar
atau spesifikasi produk, atau isu mutu serius lain) terhadap obat atau obat uji
klinik yang dapat mengakibatkan penarikan produk atau pembatasan
pasokan. Apabila ditemukan produk yang beredar tidak sesuai dengan izin
edarnya, hendaklah dilaporkan kepada Badan POM dan/atau otoritas
pengawas obat terkait sesuai dengan ketentuan berlaku.
Dalam hal kegiatan alih daya, kontrak hendaklah menggambarkan peran dan
tanggung jawab pabrik pembuat, pemegang izin edar dan/atau sponsor dan
pihak ketiga terkait lainnya dalam kaitan dengan penilaian, pengambilan
keputusan, dan penyebaran informasi dan implementasi tindakan
pengurangan-risiko yang berkaitan dengan produk cacat. Panduan yang
terkait dengan kontrak tercantum pada Bab 11 Kegiatan Alih Daya.
Kontrak tersebut juga hendaklah membahas cara berkomunikasi dengan
penanggung jawab dari masing-masing pihak untuk pengelolaan masalah
cacat mutu dan penarikan.
PERSONEL DAN PENGELOLAAN (1)

Personel yang terlatih dan berpengalaman hendaklah bertanggung jawab


untuk mengelola investigasi keluhan dan cacat mutu serta memutuskan
langkah-langkah yang harus diambil untuk mengelola setiap potensi risiko
yang muncul akibat masalah tersebut, termasuk penarikan. Personel
tersebut hendaklah independen dari bagian penjualan dan pemasaran,
kecuali jika ada justifikasi. Apabila personel tersebut bukan kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), hendaklah kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu) segera diberitahukan secara formal setiap
investigasi, setiap tindakan pengurangan-risiko dan setiap pelaksanaan
penarikan obat.
Personel terlatih dan sumber daya yang memadai hendaklah tersedia
untuk penanganan, penilaian, investigasi, peninjauan keluhan dan cacat
mutu serta penerapan tindakan pengurangan-risiko. Personel terlatih dan
sumber daya yang memadai juga hendaklah tersedia untuk berkomunikasi
dengan otoritas pengawas obat.
PERSONEL DAN PENGELOLAAN (2)

Tim yang terdiri berbagai keahlian hendaklah


dipertimbangkan, termasuk personel Manajemen Mutu
yang mendapatkan pelatihan yang tepat.
Apabila penanganan keluhan dan cacat mutu dikelola
secara terpusat di dalam organisasi, peran dan tanggung
jawab masing-masing pihak terkait hendaklah
didokumentasikan. Pengelolaan terpusat (korporasi) tidak
boleh mengakibatkan keterlambatan investigasi dan
penanganan masalah.
PROSEDUR PENANGANAN DAN INVESTIGASI KELUHAN TERMASUK CACAT
MUTU YANG MUNGKIN TERJADI (1)

Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci tindakan yang


diambil setelah menerima keluhan. Semua keluhan hendaklah
didokumentasikan dan dinilai untuk menetapkan apakah terjadi cacat
mutu atau masalah lain.
Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk menetapkan apakah
keluhan atau cacat mutu yang dicurigai berkaitan dengan pemalsuan.
Karena tidak semua keluhan yang diterima diakibatkan oleh cacat
mutu, keluhan yang tidak menunjukkan potensi cacat mutu hendaklah
didokumentasikan dengan tepat dan dikomunikasikan kepada bagian
atau personel yang relevan yang bertanggung jawab atas investigasi dan
pengelolaan keluhan terkait, misal dugaan efek samping.
Hendaklah tersedia prosedur untuk memfasilitasi permintaan
investigasi mutu dari suatu bets obat dalam rangka investigasi dugaan
efek samping yang dilaporkan.
PROSEDUR PENANGANAN DAN INVESTIGASI KELUHAN TERMASUK CACAT
MUTU YANG MUNGKIN TERJADI (2)
Ketika investigasi cacat mutu dimulai, hendaklah tersedia prosedur yang setidaknya
mencakup hal-hal berikut:
a) deskripsi cacat mutu yang dilaporkan.
b) penentuan luas dari cacat mutu. Hendaklah dilakukan pemeriksaan atau
pengujian sampel pembanding dan/atau sampel pertinggal, dan dalam
kasus tertentu, peninjauan catatan produksi bets, catatan sertifikasi bets
dan catatan distribusi bets (khususnya untuk produk yang tidak tahan
panas) hendaklah dilakukan.
c) kebutuhan untuk meminta sampel atau produk cacat yang dikembalikan
dan bila sampel telah tersedia, kebutuhan untuk melakukan evaluasi
yang memadai.
d) penilaian risiko yang ditimbulkan oleh cacat mutu, berdasarkan tingkat
keparahan dan luas dari cacat mutu.
e) proses pengambilan keputusan yang akan digunakan terkait dengan
kemungkinan kebutuhan tindakan pengurangan-risiko dalam jaringan
distribusi, seperti penarikan bets/produk atau tindakan lain.
PROSEDUR PENANGANAN DAN INVESTIGASI KELUHAN TERMASUK CACAT
MUTU YANG MUNGKIN TERJADI (3)
penilaian dampak dari tindakan penarikan obat terhadap
ketersediaannya di peredaran bagi pasien, dan kebutuhan untuk
melaporkan dampak penarikan obat kepada otoritas terkait.
g) komunikasi internal dan eksternal yang perlu dilakukan
sehubungan dengan cacat mutu dan investigasi.
h) identifikasi potensi akar masalah dari cacat mutu.
i) kebutuhan untuk melakukan identifikasi dan
mengimplementasikan Tindakan Korektif dan
Pencegahan yang tepat, dan penilaian terhadap
efektivitasnya.
INVESTIGASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (1)
Informasi yang dilaporkan terkait kemungkinan cacat mutu hendaklah
dicatat, termasuk semua data yang asli dan rinci. Keabsahan dan luas
dari cacat mutu yang dilaporkan hendaklah didokumentasikan dan
dinilai sesuai dengan prinsip Manajemen Risiko Mutu untuk
mendukung keputusan tingkat investigasi dan tindakan yang diambil.
Jika ditemukan atau dicurigai cacat mutu pada suatu bets, maka
hendaklah dipertimbangkan untuk memeriksa bets atau mungkin
produk lain untuk memastikan apakah bets lain atau produk lain
tersebut juga terkena dampak. Terutama hendaklah diinvestigasi
apabila bets lain mengandung bagian atau komponen yang cacat.
Investigasi cacat mutu hendaklah mencakup tinjauan terhadap
laporan cacat mutu sebelumnya atau informasi terkait lain untuk
mencari indikasi masalah spesifik atau berulang yang memerlukan
perhatian dan mungkin memerlukan tindakan regulasi lebih lanjut.
INVESTIGASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (2)
Keputusan yang dibuat selama dan setelah investigasi cacat mutu hendaklah
men-cerminkan tingkat risiko yang ditunjukkan oleh cacat mutu serta
keseriusan setiap ketidakpatuhan terhadap persyaratan dokumen izin
edar/spesifikasi produk atau CPOB. Keputusan tersebut hendaklah diambil
tepat waktu untuk memastikan keselamatan pasien dengan cara yang sesuai
dengan tingkat risiko yang diakibatkan oleh masalah tersebut.
Informasi yang komprehensif tentang jenis dan luas dari cacat mutu tidak selalu
diperoleh pada tahap awal investigasi, oleh karena itu proses pengambilan
keputusan hendaklah tetap memastikan bahwa tindakan pengurangan-risiko
yang tepat diambil selama investigasi dilakukan. Semua keputusan dan tindakan
yang diambil sebagai akibat dari cacat mutu hendaklah didokumentasikan.
Cacat mutu hendaklah dilaporkan tepat waktu oleh pabrik pembuat kepada
pemegang izin edar dan semua otoritas pengawas obat terkait dalam kasus-
kasus di mana cacat mutu dapat mengakibatkan penarikan atau pembatasan
pasokan produk.
ANALISIS AKAR MASALAH DAN TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
Tingkat analisis akar masalah yang tepat hendaklah diterapkan selama
investigasi cacat mutu. Apabila akar masalah cacat mutu yang sebenarnya
tidak dapat ditentukan, pertimbangan hendaklah diberikan untuk
mengidentifikasi akar masalah yang paling mungkin dan tindakan untuk
mengatasinya.
Bila faktor kesalahan personel dicurigai atau diidentifikasi sebagai
penyebab cacat mutu, hendaklah dijustifikasi secara formal dan hati-hati
untuk memastikan bahwa kesalahan proses, prosedural, sistem atau
masalah lain tidak terabaikan.
Tindakan Korektif dan Tindakan Pencegahan yang tepat hendaklah
diidentifikasi dan diambil sebagai tindak lanjut terhadap cacat mutu.
Efektivitas tindakan tersebut hendaklah dipantau dan dinilai.
Catatan cacat mutu hendaklah ditinjau dan dilakukan analisis tren secara
berkala.
PENARIKAN PRODUK DAN KEMUNGKINAN
TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO LAIN (1)
Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang jika perlu dikaji dan
dimutakhirkan secara berkala, untuk mengatur segala tindakan
penarikan atau tindakan pengurangan-risiko lain.
Setelah produk diedarkan, pengembalian apa pun dari jalur
distribusi sebagai akibat dari cacat mutu hendaklah dianggap dan
dikelola sebagai penarikan. (Ketentuan ini tidak berlaku untuk
pengambilan atau pengembalian sampel produk dari jalur distribusi
untuk memfasilitasi investigasi terhadap masalah/laporan cacat
mutu).
Pelaksanaan penarikan hendaklah mampu untuk dilakukan segera
setiap saat. Dalam kasus tertentu, untuk melindungi kesehatan
masyarakat pelaksanaan penarikan mungkin perlu dimulai sebelum
menetapkan akar masalah dan luas dari cacat mutu.
PENARIKAN PRODUK DAN KEMUNGKINAN
TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO LAIN (2)
Catatan distribusi bets/produk hendaklah tersedia untuk digunakan oleh
personel yang bertanggung jawab terhadap penarikan. Catatan distribusi
hendaklah berisi informasi yang lengkap mengenai distributor dan
pelanggan yang dipasok secara langsung (dengan alamat, nomor telepon,
dan/atau nomor fax pada saat jam kerja dan di luar jam kerja, nomor bets
dan jumlah yang dikirim), termasuk distributor di luar negeri untuk produk
yang diekspor.
Dalam hal obat untuk uji klinik, semua lokasi dan negara tujuan uji klinis
hendaklah diidentifikasi. Obat untuk uji klinik yang telah memiliki izin edar,
pabrik pembuat hendaklah bekerja sama dengan sponsor untuk
memberitahukan pemilik izin edar tentang setiap cacat mutu yang terkait
obat tersebut. Sponsor hendaklah menerapkan prosedur untuk mengungkap
identitas produk blinded, apabila diperlukan dilakukan penarikan secara
cepat. Sponsor hendaklah memastikan bahwa prosedur untuk mengungkap-
kan identitas produk blinded hanya dilakukan jika diperlukan.
PENARIKAN PRODUK DAN KEMUNGKINAN
TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO LAIN (3)
Pertimbangan hendaklah diberikan setelah berkonsultasi dengan
otoritas pengawas obat terkait, cakupan jalur distribusi untuk
melakukan tindakan penarikan, dengan mempertimbangkan potensi
risiko terhadap kesehatan masyarakat dan setiap dampak yang
mungkin terjadi dari tindakan penarikan yang diajukan. Otoritas
pengawas obat hendaklah diberitahukan apabila tidak ada tindakan
penarikan yang diusulkan untuk bets yang cacat karena bets telah
kedaluwarsa (misalnya produk dengan masa kedaluwarsa yang pendek.
Semua otoritas pengawas obat terkait hendaklah diinformasikan
sebelumnya jika produk akan ditarik. Untuk masalah yang sangat
serius (misalnya produk yang berpotensi menimbulkan dampak serius
pada kesehatan pasien), tindakan pengurangan-risiko yang cepat
(seperti penarikan produk) hendaklah dilaku-kan sebelum melapor
kepada otoritas pengawas obat.
PENARIKAN PRODUK DAN KEMUNGKINAN
TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO LAIN (4)
Hendaklah dipertimbangkan apabila tindakan penarikan yang
diajukan dapat mempengaruhi pasar dengan cara yang berbeda-beda,
terkait dengan hal tersebut, tindakan pengurangan-risiko yang tepat
dan spesifik untuk pasar tertentu hendaklah dibuat dan didiskusikan
dengan otoritas pengawas obat. Dengan mempertimbangkan
penggunaan terapi, risiko kekurangan obat yang tidak memiliki
alternatif hendaklah dipertimbangkan sebelum memutuskan tindakan
pengurangan-risiko seperti penarikan. Setiap keputusan untuk tidak
melakukan tindakan pengurangan-risiko yang tidak diperlukan
hendaklah disetujui oleh otoritas pengawas obat terkait.
Produk yang ditarik hendaklah diberi identitas dan disimpan terpisah
di area yang aman sementara menunggu keputusan terhadap produk
tersebut. Disposisi formal dari semua bets yang ditarik hendaklah
dibuat dan didokumentasikan.
PENARIKAN PRODUK DAN KEMUNGKINAN
TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO LAIN (5)
Perkembangan proses penarikan hendaklah dicatat sampai selesai dan
dibuat laporan akhir, termasuk hasil rekonsiliasi antara jumlah produk/bets
yang dikirim dan yang dikembalikan.
Efektivitas penyelenggaraan penarikan hendaklah dievaluasi secara berkala
untuk memastikan ketangguhan dan kelayakan prosedur yang digunakan.
Evaluasi tersebut hendaklah diperluas baik dalam hari kerja maupun di luar
hari kerja dan saat melakukan evaluasi hendaklah mempertimbangkan
apakah simulasi penarikan perlu dilakukan. Evaluasi ini hendaklah
didokumentasikan dan dijustifikasi.
Selain penarikan, perlu dipertimbangkan tindakan tambahan untuk
mengurangi risiko yang terjadi akibat cacat mutu. Tindakan tersebut dapat
mencakup penerbitan surat yang memperingatkan tenaga kesehatan
profesional terkait penggunaan bets yang berpotensi cacat. Hal ini
hendaklah dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus dan didiskusikan
dengan otoritas pengawas obat terkait.

Anda mungkin juga menyukai