Dokumen tersebut membahas tentang akal manusia dalam Islam. Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada akal sebagai alat untuk membedakan yang benar dan salah serta menganalisis sesuatu. Islam juga menggunakan penalaran rasional dalam banyak ayat Alquran dan mengingatkan umatnya untuk selalu berfikir menggunakan akal.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang akal manusia dalam Islam. Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada akal sebagai alat untuk membedakan yang benar dan salah serta menganalisis sesuatu. Islam juga menggunakan penalaran rasional dalam banyak ayat Alquran dan mengingatkan umatnya untuk selalu berfikir menggunakan akal.
Dokumen tersebut membahas tentang akal manusia dalam Islam. Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada akal sebagai alat untuk membedakan yang benar dan salah serta menganalisis sesuatu. Islam juga menggunakan penalaran rasional dalam banyak ayat Alquran dan mengingatkan umatnya untuk selalu berfikir menggunakan akal.
Dokumen tersebut membahas tentang akal manusia dalam Islam. Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada akal sebagai alat untuk membedakan yang benar dan salah serta menganalisis sesuatu. Islam juga menggunakan penalaran rasional dalam banyak ayat Alquran dan mengingatkan umatnya untuk selalu berfikir menggunakan akal.
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19
ISLAM DAN AKAL MANUSIA
Oleh:
Imam Mashudi Latif
BAB I 1.1 Latar Belakang
Akal memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan
mulia sekali didalam Islam. Dengan akal maka terselamatlah diri daripada mengikuti hawa nafsu yang senantiasa menyuruh untuk melakukan keburukan. Dan setiap perbuatan buruk adalah yang akan membawa manusia ke Neraka Jahannam, Allah berfirman : Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) nescaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala- nyala". [Q.S. Al-Mulk : 10] Ayat ini menerangkan tentang penyesalan para penghuni neraka yang tidak mahu mendengar dan menggunakan akal ketika hidup di dunia. Berarti, kedudukan akal sangat tinggi dan mulia sekali . Islam adalah agama yang sangat memperhatikan peran dan fungsi akal secara optimal, sehingga akal dijadikan sebagai standar seseorang diberikan beban taklif atau sebuah hukum. Jika seseorang kehilangan akal maka hukum-pun tidak berlaku baginya. Saat itu dia dianggap sebagai orang yang tidak terkena beban apapun. Didalam Islam, dalam menggunakan akal mestilah mengikuti kaedah-kaedah yang ditentukan oleh wahyu supaya akal tidak terbabas, supaya akal tidak digiring oleh kepentingan, sehingga tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, sehingga tidak menjadikan musuh sebagai kawan dan kawan pula sebagai musuh. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang penulis angkat, yaitu:
1.Apakah Pengertian dari Akal ? 2.Apakah Fungsi akal dalam islam? 3.Bagaimana kedudukan Akal dalam islam? 1.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk memahami pengertian akal. 2.Untuk memahami fungsi akal dalam islam. 3.Untuk memahami kedudukan akal dalam islam.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akal
Akal berasal dari bahasa Arab
‘aqala-ya’qilu’ yang secara lughawi memiliki banyak makna. Dalam kamus bahasa Arab dijelaskan bahwa ‘aqala memiliki makna adraka (mencapai, mengetahui), fahima (memahami), tadarabba wa tafakkara (merenung dan berfikir). Menurut pendapat Abu al-Huzail, akal adalah daya untuk memperoleh pengetahuan, daya yang membuat seseorang dapat membedakan dirinya dengan benda-benda lain, dan mengabstrakkan benda-benda yang ditangkap oleh panca indera. Dengan demikian akal dalam pengertian Islam, bukanlah otak, akan tetapi daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Dalam pengertian inilah akal yang dikontraskan dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia, yakni dari Allah SWT. 2.2 Fungsi Akal Dalam Islam
Dalam hubungan dengan upaya memahami islam, akal
memiliki fungsi yaitu sebagai berikut: 1.sebagai alat yang strategis untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul, dimana keduanya adalah sumber utama ajaran islam. 2.Merupakan potensi dan modal yang melekat pada diri manusia untuk mengetahui maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an dan Sunnah Rosul. 3. Sebagai alat yang dapat menangkap pesan dan semangat Al- Qur’an dan Sunnah yang dijadikan acuan dalam mengatasi dan memecahkan persoalan umat manusia dalam bentuk ijtihat. 4. Untuk menjabarkan pesan yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dalam kaitannya dengan fungsi manusia sebagai khalifah Allah, untuk mengelola dan memakmurkan bumi dan seisinya. 5. Sebagai tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan. 6. Sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang benar. 7. Sebagai Alat penemu solusi ketika permasalahan datang. Kedudukan Akal Dalam Islam 1.Allah SWT hanya menyampaikan kalam-Nya (firman- Nya) kepada orang-orang yang berakal, karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan syari'at-Nya. Allah subhanahu wa'ta'ala berfirman: Artinya:"Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rohmat dari kami dan pelajaran bagi orang- orang yang mempunyai fikiran". (QS. Shaad [38]: 43). 2. Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk mendapat taklif (beban kewajiban) dari Alloh subhanahu wa'ta'ala. Hukum-hukum syari'at tidak berlaku bagi mereka yang tidak mempunyai akal. Dan diantaranya yang tidak menerima taklif itu adalah orang gila karena kehilangan akalnya. Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallama bersabda:
3. Allah SWT mencela orang yang tidak menggunakan akalnya. Misalnya celaan Allah SWT terhadap ahli neraka yang tidak menggunakan akalnya: Allah SWT berfirman: Artinya:"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni- penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. 067. Al Mulk [67]: 10) 4. Penyebutan begitu banyak proses dan aktivitas kepemikiran dalam Al-Qur'an, seperti tadabbur, tafakkur, ta'aquul dan lainnya. Seperti kalimat "La'allakum tafakkarun" (mudah-mudahan kalian berfikir) atau "Afalaa Ta'qiluun" (apakah kalian tidak berakal), atau "Afalaa Yatadabbarunal Qur'an" (apakah mereka tidak merenungi isi kandungan Al-Qur'an) dan lainnya. 5. Al-Qur'an banyak menggunakan penalaran rasional. Misalnya ayat-ayat berikut ini: Artinya:"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya". (QS. An Nisaa' [04]: 82) BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah.Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang benar-benar sama. 3.2 Saran Hendaknya mahasiswa dapat memperoleh dan mengkaji materi mengenai agama islam. Dan selalu mengkaji dengan akal sebagaimana kita sebagai makhluk yang memiliki akal.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita