Metode Pendidikan Anak Dalam Keluarga

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

METODE PENDIDIKAN ANAK

DALAM KELUARGA
Oleh Kelompok 1 PAI 6A:
Ali Idrus Nurul Fajar (1182020023)
Alya Azzahra Furqon (1182020024)
Annisa Nurul Astriani (1182020030)
KONSEP DASAR

01
METODE
PENDIDIKAN
ANAK DALAM
KELUARGA
Menurut Qaimi keluarga merupakan organisasi atau komunitas sosial yang
terbentuk dari hubungan absah antara pria dengan wanita, di mana para anggota
keluarga itu, suami-istri dan anak-anak, terkadang kakek, nenek, cucu, paman,
atau bibi hidup bersama berdasarkan rasa saling mencintai, toleransi,
menyayangi, menolong dan bekerjasama.
Keluarga merupakan pondasi yang sangat fundamental di dalam
memepersiapkan anak bagi perannya di masa depan. Lingkungan keluarga yang
baik mempunyai ciri-ciri, diantaranya yaitu:
a. Keluarga memberikan suasanan emosional yang baik bagi anak-anak seperti
perasaan senang, aman, disayang dan dilindungi.
b. Mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama berkenaan dengan
kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak serta tujuan
dan isi pendidikan yang diberikan kepadanya
1. Batas Perkembangan Usia Anak (6-12 tahun)
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami
pertumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun jasmaniah.
Kecepatan pertumbuhan anak pada tiap aspek tersebut tidaklah sama, sehingga
terjadi beberapa variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Hal
ini lah yang menjadi suatu faktor adanya perbedaan individual pada anak-anak
sekolah dasar pada umumnya.
2. Aspek-Aspek Perkembangan Anak
Berikut macam-macam batas perkembangan anak usia sekolah dasar:
• Perkembangan intelektual
• Perkembangan bahasa
• Perkembangan sosial
• Perkembangan emosi
• Perkembangan penghayatan keagamaan
• Perkembangan motorik
• Perkembangan Moral
KONSEP DAN

02
TANGGUNG
JAWAB
KELUARGA
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah
persekutuan sekelompok orang yang mempunyai pola-pola
kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum
ada di linkungannya. Tanpa adanya pengurangan waktu dan
evaluasi karena keluarga bukan suatu lembaga formal dan
organisasi yang ketat. Keluarga berfungsi menurunkan dan
mendidik anak-anak dalam suasana kerukunan yang tidak akan
mereka jumpai dalam satu golongan manapun.
Peran orang tua sangat dominan dalam proses pendidikan.
Maka Zakiyah Daradjat, menekankan bahwa kondisi jiwa orang
tua, hubungan satu dengan yang lainnya harus benar-benar
mencerminkan figure pendidik yang memiliki tanggung jawab
besar terhadap keluarganya (Darajat, 1982:65).
Keluarga adalah sebuah tatanan fitrah yang Allah tetapkan bagi manusia.
Keluarga disebut juga sebagai institusi suci yang mengandung hikmah dan memiliki
misi ilahiyah secara abadi, sebagaimana tercantum dalam QS. Al Araf ayat 189.
Tugas dan tanggung jawab orang tua, yaitu; menambah aqidah, menanamkan
nilai sosial (QS. Luqman ayat 13), membina pembangunan fisik, psikis dan intelektual
merawat fisik anak agar anak tumbuh berkembang dengan sehat, mengarahkan proses
sosialisasi anak agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan psikologis dan emosional anak. An Nahlawi
secara garis besar tanggung jawab pendidik ada dua bagian yaitu; QS. Ali Imran ayat
164 dan QS. Al Baqarah ayat 129
1. Metode Pendidikan Anak
Islam telah mengedepankan pengembangan potensi-potensi anak melalui cara-cara
yang digunakan dalam proses pendidikan. Dalam proses mendidik anak dalam pandangan
Islam, metode mempunyai peranan yang penting yang berfungsi mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan. Berikut adalah beberapa metode mendidik anak:
• Metode pembinaan Akhlak
• Mendidik melalui keteladanan
• Mendidik melalui perhatian/pengawasan
• Mendidik melalui kasih sayang
• Mendidik dengan menasehati
• Mendidik melalui curhat/sharing
• Mendidik melalui pembiasaan berbuat baik
• Mendidik malalui cerita-cerita tauladan
• Mendidik melalui penghargaan dan hukuman
• Mendidik melalui bermain
2. Metode Mendidik Anak dalam Islam
Terdapat dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah tamyiz. Tamyiz yaitu masa
keitka anak sudah dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Pencapaian usia
tamyiz akan sangat dipengaruhi dengan pelajaran, peringatan, dan arahan dari
kedua orang tua yang dapat dipahami oleh anak seiring dengan pertumbuhan akal
si anak (Prabowo, 2017: 30).
Metode pendidikan bagi anak usia sebelum tamyiz maupun sesudah tamyiz
adalah dengan jalan mendengar dan menyimak. Karena pada usia dini seorang
anak memiliki ingatan yang sangat kuat terhadap segala hal yang dilihat dan
didengarkannya.
03
METODE MENDIDIK
ANAK DALAM
KELUARGA
3. Metode Mendidik Anak Ala Nabi
Banyak metode Islam yang membuat para orangtua dan pendidik dapat
menerapkan dalam setiap aspek kehidupan anak, baik dari sisi akal maupun
kejiwaannya. Metode metode tersebut diantaranya adalah:
• Menampilkan suri tauladan yang baik
• Mencari waktu yang tepat untuk memberi nasihat
• Bersikap adil dan menyamankan pemberian untuk anak
• Menunaikan hak anak
• Mendoakan
• Memberi mainan anak
• Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan
• Tidak suka marah dan mencela
FAKTOR YANG

04
MEMPENGARHI
METODE
PENDIDIKAN ANAK
DALAM KELUARGA
Dalam pelaksanaan pendidikan dalam keluarga tidak jarang kita
dapatkan fenomena-fenomena atau problematika yang sedikit banyak
mempengaruhi pendidikan dalam keluarga. Faktor yang mempengaruhi
dalam pendidikan dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua
disebabkan oleh faktor ;
a). Tingkat pendidikan orang tua
b). Faktor social
d). Faktor agama.
05
IMPLIKASI
PENDIDIKAN ANAK
DALAM KELUARGA
Mendidik anak dengan penuh kasih sayang, yaitu sejak awal anak dilahirkan sudah harus
disikapi dengan lembut, dekapan, ciuman dan disusui. Karena hal itu akan menciptakan ikatan
batin yang kuat antara ibu dan anak akan menciptakan rasa nyaman pada bayi dan akan menjadi
bayi yang tidak rewel atau gampang diatur karena kepercayaan dasar (basic trust), bayi sudah
terbentuk pada kesan awal bayi dilahirkan. Kepercayaan dasar yang kuat pada anak, maka ia akan
menemukan harga dirinya (self-estem) sehingga tumbuh harapan atau keyakinan untuk sukses
(self-effecacy), dan akhirnya anak tidak perlu mendapat dukungan dari luar, karena anak sudah
menemukan kebahagiaan manakala ia menemukan keberhasilan (self-reward). Setelah anak
diberikan kepercayaan dasar yang kuat sehingga tumbuh potensi-potensi, kebaikan pada dirinya
maka ada dua hal lagi yang harus dilakukan orang tua, yaitu memberikan keyakinan kepada anak
bahwa ia mempunyai keunggulan yang pantas ditonjolkan (sense of competence).
Dalam hal ini ada 4 hal yang harus dilakukan orang tua, yaitu: pertama, menerima apa
dilakukan oleh anak tanpa membandingkan dengan anak tetangga yang mungkin lebih cepat
daripada perkembangan anaknya. Kedua, memaafkan yang menyulitkan, maksudnya,
memaafkan semua tingkah laku anak yang dipandang orang dewasa/orang tua mungkin
salah dan sulit untuk dimaafkan. Ketiga, tidak membebani anak dengan pekerjaan-pekerjaan
atau pelajaran tambahan sehingga kebebasan anak dalam bermain kurang. Keempat, jangan
memaki/ memarahi anak baik dalam bentuk verbal maupun fisik
Anak yang memperoleh pendidikan iman sejak dini akan
membekas dalam sanubarinya. Ibarat kain yang dicelup dalam
pewarna dan dibiarkan berhari-hari di dalamnya, sehingga tidak
ada pori-pori sekecil apapun yang tidak terwarnai. Bukan seperti
kapur yang dicelup ke dalam segelas air tinta, lalu segera
diangkat . Hanya pinggirnya yang tipis yang terwarnai. Celupan
pendidikan imani semenjak kecil akan sangat berpengaruh
dalam kehidupan dia selanjutnya.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai