Implikasi Aspek Perkembangan Anak Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

IMPLIKASI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK TERHADAP


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:
Dr. H. Syarifan Nurjan, MA

Disusun Oleh:
Mutiara Amanda Angelita (22112510)
Delima (22112560)
Mutiara Faadhila (22112563)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
JUNI 2024
A. PENDAHULUAN
Perkembangan anak memiliki dampak signifikan pada penyelenggaraan
pendidikan. Dalam konteks ini, kita akan mengeksplorasi implikasi dari berbagai aspek
perkembangan anak, termasuk fisik motorik, sosial, kognitif, emosi, bahasa, moral, dan
agama. Dengan memahami tahap-tahap perkembangan ini, pendidik dapat merancang
pendekatan pembelajaran yang responsif dan memberikan dampak positif pada potensi
belajar peserta didik.
Rumusan masalah:
1. Bagaimana implikasi aspek perkembangan anak terhadap penyelenggaraan
pendidikan?
2. Bagaimana implikasi perkembangan anak terhadap perkembangan fisik motorik,
sosial, kognitif, emosi, bahasa, moral, dan agama?

B. PEMBAHASAN
1. Implikasi Aspek Perkembangan Anak terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sistematis yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh, termasuk pengetahuan,
perasaan, dan tindakan, agar menjadi manusia yang sempurna. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Uraian ini dengan jelas menjelaskan hubungan antara aspek tumbuh
kembang anak dengan penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa. Selain itu, pendidikan juga membantu anak mengembangkan potensinya
melalui kebaikan. Seorang guru yang memahami tingkat perkembangan anak akan
mampu memberikan bimbingan yang efektif. Tanpa pemahaman tentang pola
perkembangan anak, sulit bagi guru untuk menyusun rencana yang tepat untuk
membawa perubahan pada diri anak.
2. Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan keterampilan fisik-motorik pada anak sangatlah penting
untuk melatih motorik kasar dan halus mereka. Keterampilan ini meliputi menarik,
melempar, menendang, berguling, berenang, dan menggunakan alat sederhana.
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan fisik-motorik adalah untuk
mengenalkan kemampuan fisik dan memastikan tidak adanya bias gender.
Perkembangan fisik-motorik ditandai dengan pertumbuhan yang cepat, munculnya
gigi susu, dan tingginya energi dan aktivitas anak.
Uraian ini memberikan penjelasan yang komprehensif tentang pentingnya
perkembangan keterampilan fisik-motorik pada anak, yang mencakup berbagai
aktivitas fisik seperti menarik, melempar, dan berenang. Uraian ini menekankan
tujuan pengembangan fisik-motorik untuk mengenalkan kemampuan fisik tanpa
adanya bias gender dan menyertakan materi-materi terkait yang mendukung
perkembangan ini. Uraian ini juga menyoroti pentingnya pola makan bergizi, istirahat
yang cukup, dan keseimbangan antara aktivitas fisik dan tenang, yang semuanya
berkontribusi pada pertumbuhan anak yang optimal.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya,
seperti orang tua, keluarga, orang dewasa lain, dan teman sebaya. Lingkungan sosial
yang positif akan mendukung perkembangan sosial anak yang matang, sedangkan
lingkungan yang tidak mendukung dapat berakibat negatif. Perkembangan sosial anak
ditandai dengan beberapa hal, seperti masih merasa dekat dengan orang tua,
menghormati guru, mampu beradaptasi dengan teman sebaya, belajar membela diri,
dan kurang sabar terhadap anak kecil.
Uraian ini menjelaskan dengan baik bagaimana lingkungan sosial dalam
perkembangan sosial anak, dengan menekankan pengaruh positif dari orang tua,
keluarga, orang dewasa, dan teman sebaya. Uraian ini menekankan peran krusial guru
sebagai kurator nilai-nilai, penyampai ilmu pengetahuan, dan penyelenggara
pembelajaran yang efektif. Dengan demikian, guru memiliki tanggung jawab besar
dalam membantu anak-anak belajar menghormati orang tua dan guru, beradaptasi
dengan teman sebaya, dan mengembangkan keterampilan sosial lainnya.
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang berhubungan
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak, yakni kemampuan untuk
berpikir dan memecahkan masalah. Pada tahap ini, memungkinkan anak memperoleh
ilmu pengetahuan serta menggunakan ilmu pengetahuan yang ia peroleh untuk
dihubungkan dengan lingkungan dan masalah-masalah disekitarnya. Di umur 6-12
tahun, anak mulai menunjukkan kemampuan untuk merespon stimulus intelektual dan
mengerjakan tugas belajar yang membutuhkan kecerdasan dan kemampuan kognitif,
seperti menulis, membaca, dan berhitung. Mereka juga menjadi lebih mampu untuk
berpikir abstrak, memecahkan masalah, dan belajar dengan cara yang lebih kompleks.
Uraian tersebut menjelaskan tentang pentingnya aspek perkembangan
kognitif pada anak, dan seorang guru memiliki peran penting untuk mengembangkan
aspek tersebut. Guru dapat memberikan anak-anak di usia ini berbagai pengalaman
dan stimulasi kognitif yang tepat, karena di usia 6-12 tahun, seorang anak sudah
mampu untuk berpikir dan bernalar, memahami konsep abstrak, dan menyampaikan
pendapat.
5. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada anak merupakan proses berkelanjutan yang
dimulai sejak usia dini. Pada tahap awal, bayi hanya mampu mengekspresikan emosi
dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak
mulai belajar mengenali dan memahami emosi yang lebih kompleks. Dukungan
emosional yang mereka terima berperan penting dalam membentuk pola pikir dan
tingkah laku. Sementara itu, implikasi perkembangan emosi anak adalah denagn
menciptakan suasana yang tenang dan ramah, memberi tugas yang sesuai dan
menumbuhkan keberanian, menanamkan kebiasaan belajar dengan tenang dan teliti.
Uraian diatas menekankan kepada orang tua dan guru bahwa memahami
perkembangan emosi anak sangatlah penting. Dengan memahami tahapan
perkembangan emosi anak, orang tua dapat membantu anak belajar mengenali,
memahami, dan mengelola emosinya dengan tepat. Hal ini akan membantu anak untuk
tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan mampu menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain. Kemampuan seorang anak untuk mengembangkan
emosinya dapat dilatih dan dikembangakan melalui proses peniruan dan latihan yang
berkelanjutan.
6. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak merupakan proses yang kompleks dan
berkelanjutan yang dimulai sejak usia dini. Pada tahap awal, bayi hanya mampu
mengeluarkan suara-suara tanpa makna. Seiring dengan bertambahnya usia, anak
mulai belajar memahami dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Kessel (1974) mengidentifikasi dua aspek penting dalam perkembangan
bahasa anak yaitu sintaksis anak (struktur tata bahasa kalimat yang digunakan anak),
dan produksi kata-kata anak (jumlah kata yang dapat diucapkan). Implikasi
perkembamam bahasa pada anak yang diterapkan seorang guru dengan cara membuat
kalimat majemuk dimana guru dapat memberikan contoh dan latihan kepada anak.
Menurut prnulis bahasa merupakan alat komunikasi yang fundamental bagi
manusia. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan
kebutuhannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan guru untuk
memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan bahasa anak.
Dengan memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat, orang tua dapat membantu
anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa yang optimal.
7. Perkembangan Moral
Perkembangan moral merupakan aspek krusial dalam proses pendewasaan
anak. Sejak dini, anak mulai memahami konsep moralitas melalui interaksi dengan
keluarga, lingkungan pertama dan utama dalam pembentukan nilai-nilai moral.
Contoh dan pengajaran dari orang tua dan anggota keluarga lainnya membantu anak
membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk. Di konteks pendidikan, guru
berperan penting dalam memperkuat nilai-nilai moral yang ditanamkan di rumah.
Uraian ini dengan jelas dan tepat menjelaskan pentingnya perkembangan
moral pada anak dalam proses pendidikan serta juga menekankan peran fundamental
keluarga dan guru dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai moral pada anak.
Penekanan pada pendekatan pendidikan holistik sangatlah tepat, karena membantu
anak untuk tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga untuk menjadi
individu yang bermoral dan bertanggung jawab. Uraian ini dapat diperkuat dengan
menambahkan beberapa contoh konkret tentang bagaimana orang tua dan guru dapat
menanamkan nilai-nilai moral pada anak.
8. Perkembangan Agama
Perkembangan agama pada anak merupakan bagian esensial dari fitrah
manusia untuk mencari pemahaman tentang penciptanya. Setiap anak memiliki
kecenderungan alami untuk beragama, yang dapat berkembang melalui pendidikan
yang tepat. Menurut ajaran Nabi Muhammad SAW, setiap anak terlahir dalam
keadaan fitrah, dan pengaruh orang tua menentukan arah keyakinan mereka. Hal ini
menunjukkan peran penting lingkungan dalam membentuk keyakinan agama anak.
Uraian ini memberikan gambaran mendalam mengenai perkembangan
agama pada anak, yang menekankan pentingnya peran lingkungan, khususnya orang
tua dan sekolah, dalam membentuk keyakinan mereka. Setiap anak memiliki potensi
fitrah yang dapat diarahkan melalui pendidikan yang tepat sesuai dengan tahap
perkembangan mereka. Pemahaman bahwa anak usia 3-6 tahun cenderung
memandang Tuhan secara fantastis dan imajinatif, sementara anak usia sekolah hingga
remaja mulai mengembangkan ide-ide agama yang lebih emosional dan institusional,
sangat relevan bagi para pendidik dan orang tua dalam merancang pendekatan yang
efektif untuk pendidikan agama.

C. PENUTUP
Setiap aspek perkembangan anak memiliki implikasi yang signifikan terhadap
penyelenggaraan pendidikan. Perkembangan fisik motorik, sosial, kognitif, emosi, bahasa,
moral, dan agama semuanya berperan penting dalam membentuk individu yang seimbang
dan holistik. Kita harus memandang anak sebagai individu yang unik, dengan kekuatan
dan tantangan mereka sendiri-sendiri. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan
inklusif dalam pendidikan sangat penting. Sistem pendidikan harus dirancang sedemikian
rupa untuk mendukung dan merangsang perkembangan di semua area ini.
Pendidik dan orang tua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak
mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana setiap aspek perkembangan ini saling
terkait dan mempengaruhi proses belajar, kita dapat membantu setiap anak mencapai
potensi penuh mereka dan menjadi warga negara yang produktif dan bertanggung jawab.
Dalam perjalanannya, tentu ada tantangan dan hambatan. Namun, dengan komitmen, kerja
keras, dan dedikasi, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung setiap anak
untuk tumbuh dan berkembang. Mari kita investasikan waktu, energi, dan sumber daya
kita untuk mendukung perkembangan anak, karena mereka adalah masa depan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Nurjan, Syarifan. 2019. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam. Yogyakarta:
Penerbit Titah Surga.
Khaulani, F., Neviyarni, S., & Irdamurni, I. (2020). Fase dan Tugas Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51-59.
Bujuri, D. A. (2018). Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya
dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Literasi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 9(1), 37-50

Anda mungkin juga menyukai