Askep Anak Dengan Leukimia

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ASKEP ANAK

DENGAN LEUKEMIA
STIKES PATRIA HUSADA
2021
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2
◦ Devi Trismia 2012022
◦ Vatma Astarina 2012023
◦ Septin WulandarI 2012024
◦ Sri Lestari 2012025
◦ Irlina Dewi 2012026
◦ Tri Ratna Kolopaking 2012067
◦ Gigih Dyan Firmansyah 2012068
PENGERTIA
N
• Leukemia adalah
penyakit keganasan
sel darah yang berasal
dari sum sum tulang
yang di tandai oleh
proliferasi sel-sel yang
abnormal dalam darah
tepi (Muthia dkk, 2012)
• Leukemia limfositik
akut (LLA) adalah
proliferasi maligna
limfoblas dalam
sumsung tulang yang
disebabkan oleh sel
inti tunggal yang dapat
bersifat sistematik
(Smelrzer et sl, 2008).
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (Sibuea,2009)
◦ Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukimia-
Lhympoma virus/HLTV)
◦ Radiasi
◦ Obat–obat imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diet hylstilbestrol
◦ Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
◦ Kelainan kromoson misal nya pada down sindrom leukemia biasanya mengenai sel-sel darah
putih.
◦ Pemaparan terhadap penyinaran radiasi dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan
pemakain obat anti kanker.
◦ Orang yang memiliki kelainan genetic tertentu (misalnya down sindrom dan sindrom fanconi)
MANIFESTASI KLINIK
a.     Leukemia Limfositik Akut (LLA)
◦ Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang.
◦ Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi,
perdarahan, anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme, nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada
sternum, tibia dan femur.
b.     Leukemia Mielositik Akut (LMA)
◦ Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan
sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan
leukosit yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, napas
sesak, nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu
hiperurisemia dan hipoglikemia.
LANJUTAN
c. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
◦ Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang mengalami gejala biasanya
ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan, hilangnya nafsu makan,
penurunan kemampuan latihan atau olahraga, demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan
dengan perjalanan penyakitnya.
d.    Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK)
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blastik
1. fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung.
Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama
2. Fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang
disertai infeksi.
3. Fase krisis blastik ditemukan semakin tinggi, konsis semakin berat.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang.
1) Pemeriksaan Darah Tepi
◦ Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang leukopenia (25%)
◦ Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombosit.
◦ Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3
◦ Pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.

2) Pemeriksaan Sumsum Tulang


◦ Pada leukemia akut ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast
minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang.
◦ Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang
berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B.
◦ Pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas
granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3
TATALAKSANA
◦ Kemoterapi
◦ Radioterapi
◦ Transplantasi / Cangkok Sumsum Tulang
◦ Terapi Suportif (missal : tranfusi darah, tranfusi trombosit, antibiotik)
ASKEP
◦ PENGKAJIAN
1. Identitas
LLA sering terjadi pada anak-anak usia dibawah 15 tahun(85%), puncaknya berada pada usia 2-4 tahun. Rasio
lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pada anak dengan LLA mengeluh nyeri pada tulang-tulang, mualmuntah, tidak nafsu makan dan
lemas.
b. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya mengalami demam yang naik turun, gusi berdarah, lemas
c. Riwayat penyakit keluarga
Adanya keluarga yang pernah mengalami penyakit LLA karena merupakanpenyakit ginetik (keturunan)
d. Riwayat pada faktor-faktor pencetus
Pengobatan pada dosis besar, radiasi dan obat-obatan tertentu secara kronis.
lanjutan

3) Pemeriksaan Fisik
◦ Didapati adanya pembesaran dari kelenjar getah bening (limfadenopati),pembesaran limpa
(splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali).
◦ Pada pasien dengan LLA precursor sel-T dapat ditemukan adanya dispnoe dan pembesaran vena kava
karena adanya supresi dari kelenjar getah bening di mediastinum yang mengalami pembesaran .
lanjutan
4) Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnose, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu:
◦ Darah tepi : adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
monoton terdapat sel belst, yang merupakangejala patogonomik untuk leukemia.
◦ Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton
yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik sedangkan sistem yang lain terdesak (apanila skunder)
◦ Pemeriksaan lain : biopsy limpa, kimia darah, cairan cerebrospinal dansitogenik.
KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL

Berdasarkan data dasar pengkajian, diagnosis keperawatan yang muncul adalah dengan pendekatan SDKI,
SIKI, SLKI, adalah sebagai berikut
◦ Perfusi perifer tidak efektik b/d penurunan konsentrasi hemoglobin
◦ Nyeri akut b/d infiltrasi leukosit jaringan sistemik
◦ Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makanan
◦ Intoleransi aktivitas b/d anemia
◦ Gangguan integritas kulit b/d kemoterapi
◦ Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan/pengobatan kemoterapi
CONTOH KASUS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai