Diet Pada Klien Dengan Gangguan Saluran Cerna

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

DIET PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN
SALURAN CERNA
Dosen Pembimbing : EDI ROSADI, S.Gz

Ade Seftia Ananda 191101002


Dina Mei Linda 191101016
Dwi Ariani Fahruna 191101018
Elly Fifrida 191101022
Nur Ayu Kusuma 191101047
Tasya Almiliana 191101072
Wananda Ryan Wahyudi 191101080
Pada Pasien
Penyakit Lambung

• Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan


kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti
dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung. Gangguan
gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau  psikoneurosis
dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu
banyak merokok.
• Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia,
yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri
efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
Tujuan Diet
• Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk
memberikan makan dan cairan secukupnya yang
tidak meberatkan lambung serta mencegah dan
menetralakn sekresi asm lambung yang berlebihan.
Syarat Diet

• Syarat diet penyakit lambung adalah:


1.   Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2.   Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3.   Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
4.   Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5.   Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6.   Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia
( disesuaikan daya terima perorangan).
7.   Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak.
8.    Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9.    Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada
lambung.
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Dan Tidak Dianjurkan

• Sumber Karbohidrat
• Dianjurkan : Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; krekers; mi,
bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur.
• Tidak dianjurkan : Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, dodol,dan
berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi.

• Sumber Protein Hewani


• Dianjurkan : Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang;
telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
• Tidak dianjurkan : Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.

• Sumber Protein Nabati


• Dianjurkan : Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
• Tidak dianjurkan : Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Dan Tidak Dianjurkan

• Sayuran
• Dianjurkan : Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis.
• Tidak dianjurkan : Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.

• Buah-buahan
• Dianjurkan : Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
• Tidak dianjurkan : Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.

• Lemak
• Dianjurkan : Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
• Tidak dianjurkan : Lemak hewan, santan kental.

• Minuman
• Dianjurkan : Sirup,teh
• Tidak dianjurkan : Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.

• Bumbu
• Dianjurkan : Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
• Tidak dianjurkan : Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
Diet pada pasien dengan penyakit
pada usus halus dan usus besar

• Penyakit usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai
darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan
kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam feses).
•        Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan nabati. Serat
tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua
golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah      beras,
gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid dan hipertikulosis.
• Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan absorbs
lemak dan kolesterol darah.

Tujuan diet penyakit usus


1.      Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2.      Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
Diet saluran cerna
•             Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Ada pun gangguan
saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.
• a)    Flatulensi
•        Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya
udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran pencernaan.

• b) Diare
•        Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna
dalam saluran pencernaan.

• c) Gastrities
•        Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves,2002).

• d)   Tipoid (Tipes)


•        Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan.
Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak.
Faktor Seseorang Melakukan Diet

• Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1.    Kadar Lemak Tinggi
• Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi
obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa
terjadi peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2.    Hasrat Diri
• Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal
IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk
tubuhnya.
3.    Tekanan Darah
• Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali
menjadi normal.
4.    Pola Makan
• Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha
kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
5.    Gangguan Penyakit
• Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan
nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Diet
• a)    Jenis Kelamin
•        Perilaku diet menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Maes ( dalam Papalia, 2008 ), pada usia 15 tahun,
lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir
mereka harus melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan memiliki lemak
tubuh yang lebih banyak dibanding laki-laki.
• b)   Status Berat Badan
•        Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih perhatian
terhadap berat badan daripada orang yang lebih ringan.
• c)    Kelas Sosial
•        Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi pada orang yang
kelas sosialnya tinggi daripada yang rendah (Dwyer, 1997).
Dampak Perilaku Diet

• Menurut Hawks (2008), perilaku diet dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu:
• a)    Dampak Biologis
•        Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistemik cortisol. Cortisol
merupakan pertanda dari timbulnya stres, yang merupakan prediktor terhadap level rasa
lapar dan hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.
•  
• b)   Dampak Psikologis
•        Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada
individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya penyesuaian
diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intra
personal.
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai