Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan - 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Wawasan Dasar

Pengelolaan
Pendidikan
Disusun oleh :
1.Lesa Maharani (A1F020014)
2.Siti Marfuah (A1F020002)
3. Aris Arifin (A1F020020)
A. Konsep Dasar
Pengelolaan Pendidikan
 Kata pengelolaan berasal dari kata
manajemen. Sedangkan istilah
manajemen sama artinya dengan
administrasi (Oteng Sutisna : 1983).
Pengelolaan pendidikan diartikan
sebagai upaya untuk menerapkan
kaidah-kaidah administrasi dalam
bidang pendidikan .
 Dalam pengertian yang sempit administrasi dapat
diartikan sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan
ketatausahaan (clerical work) seperti surat-menyurat
 Sedangkan dalam pengertian yang luas dapat diartikan
sebagai segala kegiatan yang perlu dijalankan untuk
dapat mencapai suatu tujuan
Pengertian Administrasi
Menurut Para Ahli

1. Moh. Rifai 2. Sondang P


(1982) Siagian (1983)
Pengertian Administrasi
Mengandung Makna Adanya :
1. Tujuan yang dapat direalisasikan
2. Keterlibatan personil, material dan juga finansial
3. Proses yang terus menerus dan berkesinambungan
yang dimulai dari hal yang kecil dan sederhana sampai
kepada hal yang besar dan rumit
4. Pengawasan
5. Tepat guna
6. Hubungan manusiawi
Dudung A. Dasuqi dan
Setyo Somantri (1994)
Menyampaikan beberapa alasan tentang perlunya kaidah-
kaidah administrasi diterapkan dalam bidang pendidikan :
1. Dalam rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan dan
juga tuntutan pembangunan yang terjadi pada tingkat lokal,
regional ataupun global.
2. Produk atau hasil pembangunan pendidikan yang
berbentuk fisik atau non fisik yang berupa ilmu atau
pengetahuan dalam ruang lingkup lokal, regional atau global.
sebelum diterapkan dalam objek tertentu administrasi
dapat dilihat dari sudut pandang :
1. Proses
Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu
keseluruhan tingkatan yang mesti dilaksanakan.
2. Fungsi
Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu tugas
atau pekerjaan atau pekerjaan yang mesti dilaksankan
oleh individu ataupun kelompok orang.
3. Lembaga
Administrasi dapat dikatakan sebagai individu atau
kelompok pekerjaan yang melaksanakan tugas.
B. Fungsi Dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan
Tugas yang mesti dilaksanakan oleh individu atau kelompok dengan
urutan sebagai berikut :

1. Membuat putusan
Oteng Sutrisna (1983:149) mengemukakan bahwa suatu putusan
sebenarnya proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah
tindakan alternatif yang mungkin.
Langkah-langkah pembuatan putusan:
a. Menentukan masalah
b. Menganalisa situasi
c. Mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan
d. Menganalisa altenatif-alternatif kemungkinan
e. Memilih alternatif yang paling mungkin
2. Merencanakan
Merencanakan adalah persiapan untuk mengantisipasi
tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.
Lebih lanjut Dudung A. Dasuki dan Setyo Soemantri (1994)
menjelaskan bahwa merencanakan mengandung:
1. Prarencana yang berisi:
a. pengumpulan dan pengelolahan data
b. diagnosa dan prognosis situasi
c. perumusan kebijakan
d. estimasi kebutuhan
e. menganggarkan kebutuhan
f. memilih sasaran
2. Merumuskan rencana
3. Perincian rencana
4. Implementasi rencana
5. Evaluasi rencana
6. Revisi dan perencanaan

3. Mengorganisasikan
Menurut Oteng Sutrisna (1983) makna arti mengorganisasi
adalah sebagia kegitan dalam menyusun struktur dan
membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian
dalam usaha mencapai tujuan yang telah disepakati.
Menurut Oteng Sutrisna (1983) terdapat beberapa unsur
elemen yang dapat diorganisasikan supaya menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan unsur-unsur
diantaranya:
1. tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh para anggota
organusasi
2. kewenangan
3. pengetahuan

4. Mengkomunikasi
Berarti menyalurkan informasi ide, penjelasan, perasaan,
pertanyaan dari orang yang satu kepada orang lain atau dari
kelompok yang satu kepada kelompok yang lain.
Unsur-unsur yang penting dari suatu organisasi adalah
suatu kebersamaan gerak dan langkah untuk berupaya
mencapai tujuan berorganisasi tanpa komunikasi tidak akan
berjalan dengan semestinya tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan tidak akan dipahami dan diterima dan anggota
organisasi akan cenderung berbuat dengan caranya sendiri
yang mungkin saja tak ke koordinasikan.
5. Mengkoordinasikan
Oteng Sutrisna (1983) mengkoordinasikan adalah serangkaian
kegiatan untuk mempersatukan sumbangan dan saran dari para
anggota organisasi bahan dan sumber-sumber yang terdapat
dalam organisasi itu kearah pencapaian tujuan yang telah
disepakati.
Urutan unsur-unsur koordinasi yang diihtisarkan oleh Dudung
A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) dengan urutan sebagai
berikut:
a. adanya seorang kordinator
b. adanya unit yang telah dikoordinasikan
c. adanya pengertian timbal balik dari seorang koordinator dan
mereka yang dikoordinir
6. Mengawasi
Oteng Sutrisna (1983), mengawasi adalah suatu proses
fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa yang terjadi
sesuai dengan apa yang semestinya.
Oteng Sutrisna (1983) mengemukakan bahwa tindakan
pengawasan terdiri dari tiga langkah umum antara lain:
a. mengukur perbuatan
b. membandingkan perbuatan dengan standar yang telah
ditetapkan
c. memperbaiki penyimpingan dengan tindakan perbaikan
7. Menilai
Oteng Sutrisna (1983) mengartikan penilaian sebagai
seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik tidaknya
program-program atau kegiatan-kegiatan organisasi yang
sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Prinsip penilaian dalam pengelolaan pendidikan menurut
Dudung A. Dasuki danSetyo Somatri (1994)
1. komperhensif : penilaian mencakup keseluruhan unsur
2. kooperatif : melibatkan semua yang terkait
3. ekonomis : tidak ada pemborosan
C. Pendekatan-Pendekatan dalam
Pengelolaan Pendidikan
Dalam perkembangannya pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan pendidikan tidak terlepas dengan
perkembangan teori administrasi dan organisasi

1. Pendekatan Organisasi Klasik (1900-1930)


Pendekatan organisasi klasik ini sering disebut juga
dengan gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh
Frederick Taylor. Gerakan ini mencari upaya untuk dapat
menggunakan orang secara efektif dalam organisasi
industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga
bekerja layaknya sebagai mesin.
Luther Gulick menegaskan bahwa administrasi sebagai
POSDCORB (planing, organizing, staving, direkting,
coordinating, reporting, budgeting)
Teori-teori administrasi yang dapat digolongkan kepada
pendekatan organisasi klasik adalah sebagai berikut :
1. studi gerakan dan waktu
2. pembagian kerja dan spesifik tugas
3. standarisasi tugas-tugas
4. kesatuan intruksi
5. rentang pengawasan yang terbatas
6. keunikan fungsi
7. organisasi formal
2. Pendekatan Hubungan Manusia
Pendekatan hubungan manusia adalah gerkan yang lahir dan
berkembang sebagai reaksi terhadap pendekatan organisasi
klasik. Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori oleh Mary
Parker Follet (1868-1933) orang yang pertama kali mengenal
pentingnya faktor-faktor manusia dalam administrasi.
J.C.S. Musaazi menyimpulkan bahwa pendekatan hubungan
manusia dalam pengelolaan pendidikan menekankan beberapa
point berikut ini :
a. para administrator bekerja dengan melalui orang-orang agar
melakukan tujuan-tujuan organisasi, dan sensitivitas terhadap
faktor manusia
b. organisasi formal yang ada disekolah berdiri saling
berdampingan
c. administrasi adalah sebuah tanggung jawab yang dibagi dan
dengan demikian struktur organisasi semestinya.
Pendekatan hubungan manusia terhadap organisasi
menempatkan konsentrasinya kepada struktur organisasi
dengan menekankan dengan lebih besar kepada motivasi dan
kepuasan pekerjaannya.

3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah
menggabungkan antara hubungan sosial dengan struktur
formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil
dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
Konsep-konsep struktur yang dianggap penting adalah
individu, sistem kerja sama, organisasi formal, organisasi formal
yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep
dinamis yang penting, menurut Barnard adalah kerelaan,
keputusan, dan keseimbangan dinamik
D. Permasalahan Dan Pengembangan
Pengelolaan Pendidikan
Menurut Djam’an Satori dan Udin S. Saud (1994) dalam buku
pengelolaan pendidikan 1994 bab XVI dengan judul masalah
kontenporer Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional dapat
diihtisarkan bahwa permasalahan dan pengembangan
pengelolaan pendidikan menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem Desentralisasi dalam Pengelolaan Pendidikan


Penerapan sistem desentralisasi dalam pengelolaan
pendidikan adalah salah satu upaya untuk memberikan
kepercayaan kepada daerah dalam mengelola sistem pendidikan
yang berada didaerah tersebut dalam rangka untuk
pengembangan sumber daya manusia yang bervariasi untuk
kepentingan pembangunan pendidikan juga pembangunan
nasional secara menyeluruh
2. Penerapan Otonomi Dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi
Dalam pengelolaan pendidikan tinggi yang mempercayakan
sepenuhnya kepada perguruan tinggi untuk dapat mengelola
dan mengembangkannya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
potensi perguruan tinggi tersebut dan daerah masing-masing
dimana perguruan tinggi itu berada

3. Profesionalisasi Jabatan Tenaga Kependidikan


Supaya tingkat efektivitas dan efesiensi hasil pendidikan
nasional dapat dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat dan
kepentingan bangsa dalam mengejar berbagai ketinggalan
bangsa indonesia dengan bangsa lain, sehingga pada akhirnya
bangsa indonesia dapat bersaing secara sehat dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
4. Kendali Mutu Pendidikan Nasional
Kendali mutu pendidikan nasional ditentukan terutama oleh
proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas dan
juga disekolah yang sepenuhnya terletak pada bahu dan
tanggung jawab profesional guru dalam mengemban tugas-
tugasnya dengan demikian guru seyogyanya dituntut untuk
memiliki kepekaan tinggi terhadap masalah-masalah dalam
proses pembelajaran dan memiliki motivasi yang tinggi untuk
memecahkan masalah-masalah yang dirasakan itu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai