Tik 4 Askep Syok (Iss 2)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

TIK 4

Asuhan Keperawatan dan prinsip


penatalaksaaan gawat darurat pada kasus
syok
(Syok Hipovolemik, Syok Kardiogenik, Syok Anafilaktik)

Blok Keperawatan Gawat Darurat 2021


Definisi Syok
Syok adalah suatu kumpulan gejala akibat tidak adekuatnya perfusi jaringan. Syok
merupakan suatu respon sistemik thd kondisi sakit atau injuri yang mengakibatkan tidak
adekuatnya perfusi jaringan dan penurunan suplai oksigen di tingkat seluler. (ENA, 2017).

Syok didefinisikan sebagai kegagalan sirkulasi akut yang terjadi karena tidak
adekuatnya perfusi jaringan sehingga menimbulkan hipoksia seluler.
(Graham & Parke, 2005).

Syok merupakan kondisi life-threatening dengan berbagai penyebab. Tanpa terapi


keadaan ini dapat menyebabkan kematian sel, disfungsi organ, kegagalan organ yang pada
akhirnya menyebabkan kematian.
(Collins, 2000); Hand, 2001).
Klasifikasi Syok
Klasifikasi Syok berdasarkan penyebab :

Syok Hipovolemik Syok Distributif


01 Akibat menurunnya 03 Gangguan yang menyebabkan obstruksi
volume sirkulasi atau mekanik pada aliran darah melalui
intravascular. system sirkulasi sentral. Terbagi 3 :

• Syok septik, disebabkan oleh proses


Syok Kardiogenik infeksi.
• Syok anafilaktik, disebabkan oleh
02 Akibat ketidakmampuan reaksi hipersensitifitas (alergi).
jantung untuk • Syok neurogenik, disebabkan oleh
memompa dengan perubahan tonus vaskuler otot polos
efektif.
TAHAPAN
SYOK
1. Compensated shock (Syok
Terkompensasi)
Adanya mekanisme kompensasi dan respon saraf
simpatik terhadap penurunan perfusi jaringan.
2. Uncompensated shock (Syok Tidak
Terkompensasi)

Mekanisme kompensasi
tidak lagi mampu
mempetahankan perfusi
jaringan yang adekuat,
pada tahap ini kondisi
pasien memburuk. Tanda
dan gejala menunjukkan
kegagalam mekanisme
kompensasi dan
pergeseran kondisi syok
ketahap lanjut.
3. Irreversible Syock (Syok Sulit
Dipulihkan)

Pada tahapan ini menunjukkan perubahan


syok ketahap lanjut sehingga terjadi kematian
sel, jaringan, dan kematian organ. Pasien dengan
syok irreversible mengalami disfungsi multiple
organ, tidak merespon terhadap pemberian
treatmen, dan kematian.
(ENA, 2017)
0 Syok
Hipovolem
1 ik
Definisi Syok Hipovolemik

Syok Hipovolemik merupakan kondisi dimana terjadi


kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan
beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak
adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Paling
sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang
cepat (syok hemoragik).
(Ernita,2009)
Etiologi Syok Hipovolemik
Perdarahan
● Perdarahan yang terlihat (perdarahan dari luka dan
hematemesis dari tukak lambung)
● Perdarahan tidak terlihat (perdarahan dari saluran cerna)

Kehilangan plasma
● Luka bakar luas
● Pankreatitis

Kehilangan cairan ekstraseluler


● Muntah
● Dehidrasi
● Diare
(Nurarif&Kusuma, 2015)
Perdarahan/penurunan volume cairan
PATOFISIOLOGI intravaskular

HIPOVOLEMIK Penurunan Cardiac Output


SYOK

Penurunan perfusi jaringan

Mekanisme Kompensasi diaktifkan

Pelepasan epinephrine dan nonephinephrine • Stimulasi sistem renin-


angiotensin-adosteron
• Pelepasan ADH
Detak Jantung meningkat dan perlawanan • Perpindahan Cairan Intraseluler
sistem vaskuler ke Intravaskuler
Peningkatan Volume Darah

Peningkatan Cardiac Output

Kegagalan Mekanisme Kompensasi

Cardiac Output semakin menurun

Tekanan darah semakin menurun

Semakin menurunnya Organ Vital

Kegagalan Organ Multisistem


Manifestasi Klinis Syok Hipovolemik
• Kehilangan cairan ringan : 10%-15%.
Takikardi ringan,CRT > 3 detik, volume urine > 30 ml/jam, kulit
pucat,ekstremitas dingin dan cemas.

• Kehilangan cairan sedang : mencapai 25%.


Nadi cepat, gelisah, kulit dingin,hipotensi ortostatik,volume urine 10-
30 ml/jam.
• Kehilangan cairan berat : > 40%.
Takikardi, Hipotensi, Nadi perifer lemah, sianosis, volume urine < 0
ml/jam dan penurunan kesadaran.
Pengkajian Syok Hipovolemik
1. Keluhan utama
Gejala yang biasanya timbul pada pasien dengan hipovolemia ialah :
• Nadi meningkat dan teraba lemah
• Tekanan darah menurun
• Tekanan nadi menyempit,
• Turgor kulit menurun
• Membrane mukosa kering,
• Volume urin menurun dan hematocrit meningkat
(PPNI, 2016).
Menurut Ramdani (2016) gejala yang bisa dialami oleh pasien dengan syok
hipovolemik ialah takipnea, takikardia, denyut perifer lemah atau tidak ada,
tekanan nadi sempit, pengisian ulang kapiler lambat, hipotensi, kulit dingin, pucat,
sianotik, perubahan pada tingkat kesadaran (biasanya somnolen sampai sopor)
dan oligouria.
Lanj..
2. Pengkajian primer
Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan
pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan
Circulation = SIRKULASI).
3. Pengkajian sekunder
Menurut Horne and Swearingen (2010) :
a. Penampilan umum (GCS)
b. Riwayat Penyakit/Pengkajian SAMPLE (sign and Symptom,
Allergies, Medications, Past Illnes, Last Meal, Event leading to
injury illness)
c. Pengkajian Nyeri (PQRST)
d. Pengkajian Fisik
Penatalaksanaan
Manajemen pasien syok hipovolemik diarahkan untuk mencegah kehilangan cairan lebih
lanjut dan memulihkan volume sirkulasi.
• Manajemen jalan napas yang agresif
• Kontrol perdarahan
• Dukungan sirkulasi memerlukan resusitasi cairan dengan dua kateter intravena (IV kateter)
dengan lumen yang besar dan infus kristaloid yang hangat.
• Memulai dengan IV kristaloid isotonik yang hangat. Biasanya 1-2 liter bolus untuk orang
dewasa atau 20mL/Kg untuk pasien pediatrik (anak-anak)
• Akses intraosseous dapat diindikasi jika akses perifer tidak dapat dilakukan atau jika pasien
dalam kondisi cardiopulmonary arrest (cardiac arrest) atau syok berat.
• Pasang monitor jantung pada pasien dan kaji adanya distrimia
• Pasang kateter urine dan monitor keluaran urine per jam
(Sheehy,2018)
Diagnosa Syok Hipovolemik

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan intravaskular


Syok
02 Kardiogeni
k
Definisi Syok Kardiogenik

Syok yang disebabkan dari kegagalan pompa otot jantung,


penurunan curah jantung, dan perfusi jaringan yang tidak adekuat
(Kurniati, 2018).

Syok kardiogenik dapat terjadi jika kemampuan jantung untuk


memompa darah mengalami kerusakan, akibatnya adalah
penurunan curah jantung dengan inadekuat perfusi jaringan ke
organ-organ vital (jantung, otak, ginjal). (Baughman, 2000)
Etiologi Syok Kardiogenik

Etiologi Kardiogenik
1. Infark Miocard atau iskemia
2. Blunt cardiac trauma
3. Distrimia jantung yang berkelanjutan
4. Disfungsi katup jantung akut
5. Kardiomiopati tahap akhir
(Sheehy,2018)
PATOFISIOLOGI
SYOK KARDIOGENIK

Iskemia ventrikel Masalah struktural Disaritmia

Pompa jantung tidak


efektif

Volume sistemik Pengosongan ventrikel


menurun tidak efektif

Cardiac output Tekanan paru-paru


menurun menurun
Edema paru

O2 menurun

Kegagalan perfusi
jaringan

Metabolisme selular
terganggu

(Scumacher & Shernecky, 2010)


Manifestasi Klinis Syok Kardiogenik
• Pucat, dingin, lembab dan sianosis
• Hipotensi parah karena penurunan curah jantung
• Takikardia sebagai kompensasi awalnya diikuti oleh bradikardia dan
aritmia
• Dispnea
(Robert dkk, Oxford Handbook of Emergency Nursing 2017)
Pengkajian Syok Kardiogenik
(Airway)
• Periksa apakah jalan nafas paten atau tidak
• Periksa adanya suara nafas abnormal
(Breathing)
• Periksa ada tidaknya pernafasan efektif
• Identifikasi pola pernafasan abnormal
• Periksa pola nafas pasien akan adanya takipnea atau bradipnea, adanya
pernafasan cuping hidung
(Circulation)
• Periksa denyut nadi
• Periksa adanya gangguan irama jantung/ abnormalitas jantung
• Periksa pengisian kapiler, warna kulit, suhu tubuh serta adanya
diaphoresis.
(Dewi Kartika Ningsih, 2015)
Penatalaksanaan
 Berikan O2 aliran tinggi— bertujuan mencapai SaO2> 94% atau 88- 92% jika pasien
menderita COPD.
 Tanda vital: suhu, TD, denyut nadi, RR, SpO2
 Pasang pasien ke monitor jantung dengan defibrillator di dekatnya
 Rekam EKG. Menunjukkan denyut ektopik ventrikel.
 Kaji nyeri, dan berikan analgesia dan antiemetik sesuai resep.
 Menetapkan akses IV, dan mengumpulkan darah untuk FBC
 Pertahankan keseimbangan cairan yang ketat (kateterisasi uretra mungkin diperlukan).
 Cairan IV mungkin diperlukan tetapi harus dititrasi ke fungsi CVP dan LV.
 Pastikan pemberian obat sesuai resep, mis. Antibiotik, obat inotropik.
 Menawarkan jaminan dan dukungan kepada pasien dan keluarga.
(Robert dkk, Oxford Handbook of Emergency Nursing 2017)
Diagnosa Syok Kardiogenik
• Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas jantung
• Ketidakefektifan perfusi jaringan
• Nyeri akut.
Syok
03 anafilaktik
Definisi Syok Anafilaktik

Syok anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas tipe I (langsung)


akut yang berpotensi mengancam jiwa yang ditandai dengan
timbulnya urtikaria progresif cepat secara tiba-tiba (pembengkakan
pembuluh darah pada kulit disertai gatal) dan gangguan pernapasan.
( Tscheschlog & Jauch, 2015)
Syok anafilaksis yaitu syok yang terjadi secara akut yang
disebabkan oleh alergi. Syok ini terjadi dalam masa 60 menit
sesudah pemberian antigen dan menyebabkan terjadinya kegagalan
sirkulasi dan respirasi.
(Tabrani, Critical care 1998)
Etiologi Syok Anafilaktik

● Sensitivitas terhadap pensilin


● Reaksi transfusi
● Sengatan lebah, serangga
Sumber pemicu yang umum adalah paparan obat, makanan, atau sengatan
serangga tertentu. Suntikan imunoterapi yang ditujukan untuk meningkatkan respons
alergi secara keseluruhan dapat menyebabkan reaksi hiper-akut. Hipersensitivitas
lateks terjadi pada peningkatan prevalensi. Kadang-kadang agen penyerang tidak
teridentifikasi; reaksi ini diidentifikasi sebagai anafilaksis idiopatik
PATOFISIOLOGI
Syok Anafilaktik
Antigen (allergen)

Antibodi (IgE)

Histamin,Kinin,lekotrine,
dan prostaglandin

Permeabilitas kapiler ↑ Vasodilatasi perifer Kontriksi otot polos (spasme


bronkus, laring, keam saluran
pencernaan
Ekstravasasi cairan Tahanan pembuluh darah
intravaskuler perifer ↓

Edema Hipovolemik relatif

Cardiac output ↓

Perfusi Jaringan ↓

Gg. Metabolisme selluler


Pengkajian Syok Anafilaktik
1. Respiratory (Pernafasan)
• Kaji kepatenan jalan nafas, pada keadaan syok anafilalksis sering terjadi
ganguan pada saluran pernafasan bagian atas
• Kaji adanya reaksi pernafasan sistemik, seperti kesemutan bibir dan
pembengkakan lidah secara signifikan
• Kaji adanya kejadian bronkospasme,biasanya terjadi karena paru sesnsitif
terhadap histamin, terutama pada penderita asma.

2. Skin (Kulit)
Kaji reaksis sistemik pada kulit seperti ruam-ruam merah, gatal dan angio-
edema yang menyebar luas gejala kulit yang menyebar luas menunjukan reaksi
sitemik.
Lanj..
3. Circulation (Sirkulasi)
Syok anafilaksis menyebabkan syok terdistribusi, akan tetapi teknan
darah dapat di pertahankan karena stategi kompensasi. Hal ini sering
mengakibatkan keterlambatan pemberian adrenalin, untuk itu Tekanan
darah harus di jaki secara berkala.
4. Gastrointestinal Tract (Saluran Pencernaan)
Kaji beberapa respon saluran pencernaan saat terjadi afilaksisi:
• Abdomen nyeri/keram
• Diare dan muntah sering terjadi dan berkurangnya perfusi usus yang
merupakan upaya mengeluarkan bahan asing yang ada dalam sistem
pencernaan.
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik
a. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih
tinggi darikepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam
usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah
b. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru
• Airway (membuka jalan napas). Jalan napas harus dijaga tetap bebas,
tidak ada sumbatan sama sekali.
• Breathing, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada
tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke
hidung.
• Circulation, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis,atau
a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.
(Rahmad dkk, 2018)
Diagnosa Syok Anafilaktik
• Gangguan Pertukaran Gas
• Penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload
Sekilas Mengenai Syok Neurogenik
Definisi
Syok neurogenik merupakan salah satu bentuk syok distributif
yang disebabkan oleh hilangnya tonus vasomotor akibat adanya
hambatan pada proses keluarnya saraf. (Elliot et al, 2007 dalam
Jevon Philip, 2008).

Etiologi
Penyebab syok neurogenik ini adanya injury pada tulang spinal
diatas tulang torakal 6 (T6), sekunder karena adanya kerusakan
pada saraf simpatik ke tulang torakal 1 (T1) melalui tulang lumbal 2
(T2). Syok neurogenik ini terjadi karena adanya kerusakan disaluran
saraf simpatik sehingga bisa mengalami injury total. (Jevon
philip,2008).
Daftar Pustaka
Andrianto. 2020. Buku Ajar Kegawatdaruratan Kardiovaskular Berbasis Nasional Pendidikan Profesi Dokter 2019. Jawa
Timur: Airlangga University Press.

Emergency Nurses Association. (2017). Emergency nursing: Scope and standards of practice (2nd ed.). Des Plaines, IL:
Author.

Baughman, Diane C. 2000. Hanbook for Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. Jakarta: EGC.

Collins, T. 2000. Understanding Shock. Nursing Standart 14 (49), 35-40.

Graham, C. & Parker, T. 2005. Critical Care in the Emergency Department: Shock and Circulatory Report. Emergency
Medicine Journal. 22, 17-21.

Hand, H. 2001. Shock in Nursing Standard 15 (48), 45-52.

Kurniati, A., Yanny, Theresia, S. 2018. Keperawatan Gawar Darurat dan Bencana Sheehy. Elsevier Singapore
Leksana, E. (2015). Dehidrasi dan Syok. Cermin Dunia Kedokteran, 42(5), 391-394.
Terimakasih!

Does Anyone Have any Questions?

Anda mungkin juga menyukai