Ibnu As Shatir - Ulfa Dwiyanti - E1Q020056
Ibnu As Shatir - Ulfa Dwiyanti - E1Q020056
Ibnu As Shatir - Ulfa Dwiyanti - E1Q020056
Ulfa Dwiyanti
E1Q020056
Biodata
Ala Al-Din Abu'l-Hasan Ali Ibn Ibrahim Ibn al-
Shatir (1304 – 1375) (bahasa Arab: ) ابـن لاــشـاطرadalah
seorang astronom, matematikawan, insinyur dan
penemu Muslim Arab yang bekerja sebagai
muwaqqitوقت( مـ, pengatur waktu ibadah) di Masjid
Umayyah di Damaskus, Suriah.
Biografi Singkat
• Ayah Ibn al-Shatir meninggal ketika dia berusia enam tahun. Kakeknya membawanya di mana al-Shatir belajar
kerajinan tatahan gading. Ibn al-Shatir melakukan perjalanan ke Kairo dan Alexandria untuk belajar astronomi, di
mana ia jatuh, menginspirasinya.
• Setelah menyelesaikan studinya dengan Abu 'Ali al-Marrakushi, al-Shatir kembali ke rumahnya di Damaskus
dimana ia kemudian diangkat sebagai muwaqqit (pencatat waktu) Masjid Umayyah. Sebagian dari tugasnya
sebagai muqaqqit meliputi pencatatan waktu shalat lima waktu dan kapan bulan Ramadhan akan dimulai dan
berakhir. Untuk mencapai hal ini, ia menciptakan berbagai instrumen astronomi.
• Dia membuat beberapa pengamatan dan perhitungan astronomi baik untuk keperluan masjid, dan untuk bahan
bakar penelitian selanjutnya. Pengamatan dan perhitungan ini disusun dalam serangkaian tabel astronomi.
Kumpulan tabel pertamanya, yang telah hilang seiring waktu, diduga menggabungkan pengamatannya dengan
pengamatan Ptolemy, dan berisi entri tentang Matahari, Bulan, dan Bumi.
Penemuan Ibnu As – Shatir
Jam Astrolab
Activitie
Back
s
Penemuan Ibnu As – Shatir
Kompas
Activitie
Back
s
Penemuan Ibnu As – Shatir
Instrumen Universal
Activitie
Back
s
Penemuan Ibnu As – Shatir
Jam Matahari
● Menurut catatan sejarah, sundial atau jam matahari merupakan jam tertua dalam peradaban manusia.
Jam ini telah dikenal sejak tahun 3500 SM. Pembuatan jam matahari di dunia Islam dilakukan oleh
Ibnu al-Shatir, seorang ahli Astronomi Muslim (1304-1375 M). "Ibnu al-Shatir merakit jam matahari
yang bagus sekali untuk menara Masjid Umayyah di Damaskus," ujar David A King dalam karyanya
berjudul The Astronomy of the Mamluks.
● Jam yang dibuat Ibnu al-Shatir itu masih tergolong jam matahari kuno yang didasarkan pada garis jam
lurus. Ibnu al-Shatir membagi waktu dalam sehari dengan 12 jam, pada musim dingin waktu pendek,
sedangkan pada musim panas waktu lebih panjang. Jam mataharinya itu merupakan polar-axis sundial
paling tua yang masih tetap eksis hingga kini.
● "Jam mataharinya merupakan jam tertua polar-axis sundial yang masih ada. Konsep kemudian muncul
di Barat jam matahari pada 1446," ungkap Jones, Lawrence dalam karyanya "The Sundial And
Geometry".
Activitie
Back
s
Thanks
!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik