Askep Asma Bronchial (Ana T)
Askep Asma Bronchial (Ana T)
Askep Asma Bronchial (Ana T)
2
ASMA BRONCHIAL
1
01 DEFINISI 06 KOMPLIKASI
04 PATOFISIOLOGI
05 MANIFESTASI KLINIS
3
1. Definisi Asma Bronchial
• Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai
dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul
terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran
pernapasan. (Infodatin, 2017)
• Asma merupakan proses inflamasi kronik saluran pernapasan menjadi
hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan
hipersekresi kelenjar.(Nelson, 2013)
• Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan. (Amin & Hardi, 2016)
4
2. KLASIFIKASI
5
Perlu dibedakan antara asma berat dengan asma tidak
terkontrol
Asma yang tidak terkontrol biasanya disebabkan karena teknik inhalasi yang
kurang tepat, kurangnya kepatuhan, paparan alergen yang berlebih, atau ada
komorbiditas Asma yang tidak terkontrol relatif bisa membaik dengan pengobatan.
Asma berat merujuk pada kondisi asma yang walaupun mendapatkan pengobatan
yang adekuat tetapi sulit mencapai kontrol yang baik.
6
3. ETIOLOGI
1. Pada pasien dengan umur < 30 Thn merupakan reaksi alergi, disebut juga Asthma
Ekstrinsik
• Beberapa bahan iritan : Debu,asap, produk pembersih/ bau, serbuk
sari,makanan spt susu, coklat
2. Pada pasien dengan umur > 30 thn suatu hal yang harus diwaspadai.
* Infeksi saluran pernapasan atas atau bawah,latihan fisik, emosi disebut juga
Asthma Intrinsik
3. Asthma campuran antara Asthma ekstrinsik dan instriksik.
Kebanyakan pasien dengan Asthma instriksi akan berkembang menjadi asthma
Campuran.
7
3. ETIOLOGI
8
4. Patofisiologi
Antibodi IgE meningkat + Antigen spfk Peningkatan sel Goblet dan Radang
Saluran nafas
9
5. Manifestasi Klinis
10
6. Komplikasi
11
7. Penanganan Medis
12
8. Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
1. Aktivitas/Istirahat
• Gejala ;Keletihan,Malaise
• Tanda ;Tidak mampu melakukan aktivitas sehari- hari karena sulit napas, Kehilangan massa otot.
2. Sirkulasi
• Tanda : Peningkatan TD
• Warna Kulit/membran mukosa : Pucat, sianosis
3. Integritas Ego
• Gejala : Perubahan pola hidup
• Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang
13
4. Makanan/Cairan
• Gejala : Mual/muntah, Anoreksia
• Tanda : Turgor kulit buruk, penurunan BB, penurunan massa lemak subcutan.
5. Higiene
• Gejala : Tidak mampu melakukan ADL
• Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
6. Pernapasan
• Gejala : Napas pendek(dispnea),rasa dada tertekan produksi sputum meningkat.
• Tanda ; Pernapasan cepat dan dangkal dengan fase ekspirasi memanjang, penggunaan otot
bantu napas.
14
7. Mobilisasi
Tanda : Keterbatasan aktivitas,
8. Keamanan
• Gejala : Riwayata alergen, infeksi berulang.
15
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas, takefektif b.d bronkospasme, peningkatan produksi sekret.
2. Gangguan pertukaran gas b.d obstruksi jalan napas o/ sekret,spasme bronkus)
3. Nutrisi kurang dari tubuhb.d Anoreksia,mual/muntah.
4. Resiko tinggi infeksi b.d Tidak adekuatnya pertahanan utama(penurunan kerja
silia,Menetapnya sekret)
5. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi, keterbatasan kognitif.
Contoh 1 :
• Bersihan jalan nafas tak efektif b.d bronkospasme, peningkatan produksi sekret
Tujuan : kebersihan jalan nafas terjaga, bunyi nafas bersih
16
INTERVENSI
17
6.Kolaborasi
a. Berikan Obat sesuai Indikasi
• Bronkodilator :β agonis, epineprin
• R/Menurunkan spasme bronkus, menurunkan produksi mukus.
• Steroid (deksametason,prednison)
• R/ Mencegah alergi
b. Berikan humidifikasi ; Nebulizer
• R/ kelembaban menurunkan kekentalan sekret
18
Contoh 2 :
Kerusakan pertukaran gas b.d obstruksi jalan napas o/sekret,spasme bronkus.
• Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat.
INTERVENSI
1. Tinggikan kepala tempat tidur,bantu px u/ memilih posisi yg mudah u/ bernapas.
R/Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk.
2. Dorong pengeluaran Sputum: penghisapan bila diindikasikan
R/ Kental, tebal dan banyak sekresi menganggu pertukaran gas.
3. Observasi pernapasan( frek,irama,suara),TD
R/ Evaluasi derajat distres pernapasan,deteksi dini
4. Kolaborasi
A. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
R/Mencegah Hipoksia
B. Awasi gambaran GDA
R/ Mengetahui kadarn oksigen dalam tubuh.
19
20
Praktikum Pemasangan Infus
21
Pemasangan Infus
• Metode Pemberian Obat Melalui Infus
• Ternyata, ada dua metode pemberian obat melalui infus yang dapat digunakan pada kondisi di mana
seseorang membutuhkan cairan infus dengan segera. Adapun kedua metode infus tersebut di antaranya
adalah metode manual dan juga pompa.
• Pada metode manual, pemberian infus dilakukan dengan mengandalkan gaya gravitasi agar jumlah obat
tetap sama dalam beberapa periode waktu. Metode ini mungkin menjadi metode yang akan sering
Anda jumpai pada banyak pasien. Dalam hal ini, perawat biasanya akan mengatur seberapa cepat
tetesan cairan infus dengan mengurangi ataupun menambah tekanan pada tabung yang dipasang pada
selang infus.
• Adapun pada metode pompa, cairan infus diberikan dengan mengandalkan pompa listrik. Dalam hal ini,
seberapa banyak jumlah dan kecepatan infus yang dibutuhkan akan dapat diprogram melalui pompa
khusus. Nah, untuk metode ini sendiri, hanya dapat digunakan manakala takaran obat yang akan
diberikan telah terkontrol dan tepat.
22
Cara Memasang Infus yang Baik dan Benar
Pemasangan infus tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang dan asal-asal. Pemasangan infus akan dilakukan oleh
perawat atau dokter. Sebelum memasang infus, ada beberapa alat yang perlu persiapkan terlebih dahulu. Berikut ini
alat-alat yang perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum pemasangan infus.
• Cairan infus sesuai kebutuhan pasien
• Standar infus
• Perlak
• Plester
• Gunting
• Bengkok
• Tourniquet
• Sarung tangan yang steril
• Alkohol swab
• Kateter Intra Vena
• Infus Set 23
Setelah menyiapkan alat-alat tersebut, lalu bagaimana cara memasang infus yang baik
dan benar?
Berikut ini cara memasang infus yang baik dan benar :
• Perawat/Bidan mengucapkan salam dan melakukan Identifikasi pasien
• Perawat/Bidan melakukan kebersihan tangan
• Perawat/Bidan menjaga privasi pasien
• Perawat/Bidan menjelaskan prosedur pemasangan infus
• Perawat/Bidan mempersiapkan dan mendekatkan peralatan yang telah disiapkan
• Perawat/Bidan memeriksa cairan yang akan diberikan dari kebocoran perubahan
warna atau kadaluarsa
• Perawat/Bidan menghubungkan cairan infus dengan infus set, mengeluarkan udara
dari set infus dang menggantungkannya di standar infus
24
• Perawat/Bidan memakai sarung tangan bersih
• Perawat/Bidan memilih vena yang akan dilakukan pemasangan
• Perawat/Bidan memasang pengalas dibawah daerah penusukan
• Perawat/Bidan memasaang tourniquet 5-10 cm diatas daerah penusukan
• Perawat/Bidan melakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk seluas 2-3 inch
dengan gerakan memutar dari dalam keluar dengan antiseptic/alcohol 70%
• Perawat/Bidan melakukan penusukan pada vena yang dipilih dengan sudut 5-15’
• Perawat/Bidan memastikan kateter vena masuk kedalamvena dengan ditandai
darah keluar melalui jarum
25
• Perawat/Bidan melepaskan tourniquet atau pembedung dan mengeluarkan jarum dari kateter
vena, kateter dimasukkan ke dalam pembuluh vena dengan cara didorong perlahan-lahan
• Perawat/Bidan menghubungkan ujung infus sesuai program sambal memperhatikan respon
pasien
• Perawat/Bidan melakukan fiksasi pada kateter intra vena tanpa menutup daerah penusukan
• Perawat/Bidan menutup daerah penusukan menggunakan transparent dressing
• Perawat/Bidan mencantumkan tanggal, jam, pada penutup luka insersi
• Perawat/Bidan mengucapkan salam dan merapikan posisi pasien
• Perawat/Bidan membereskan peralatan dan mengembalikan pada tempat semula
• Perawat/Bidan mendokumentasikan tindakan di formulir catatan keperawatan
• Perawat/Bidan melakukan kebersihan tangan
26
Praktikum Terapi IV
27
Terapi IV
Pengertian : Memberikan obat tertentu dengan cara melakukan penyuntikkan ke dalam pembuluh darah vena
kepada pasien oleh perawat/bidan.
Berikut ini alat-alat yang perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum tindakan terapi IV :
• Spuit dan jarum steril dengan ukuran sesuai kebutuhan
• Obat-obatan yang dibutuhkan sesuai dengan instruksi tertulis dokter
• Cairan pelarut (bila diperlukan)
• Kapas Alcohol 70% atau alcohol swab
• Gergaji Ampul (bila diperlukan)
• Bak spuit bersih tertutup yang dialasi dengan kassa
• Tourniquet
• Bengkok
• Perlak dengan alasnya
• Plester 28
Setelah menyiapkan alat-alat tersebut, lalu bagaimana cara melakukan tindakan terapi IV yang
baik dan benar?
Berikut ini cara melakukan tindakan terapi IV yang baik dan benar :
• Perawat/Bidan mengucapkan salam dan melakukan Identifikasi pasien
• Perawat/Bidan melakukan kebersihan tangan
• Perawat/Bidan menjaga privasi pasien
• Perawat/Bidan menjelaskan prosedur tindakan terapi IV
• Perawat/Bidan mempersiapkan dan mendekatkan peralatan yang telah disiapkan
• Perawat/Bidan menyiapkan obat dengan prinsip 7 benar
• Perawat/Bidan memilih dan menentukan vena yang akan disuntik
29
• Perawat/Bidan memasang perlak beserta pengalasnya dibawah tempat yang akan disuntik
• Perawat/Bidan melakukan pembedungan vena dengan tourniquet diatas/daerah yang
akan disuntik
• Perawat/Bidan mendesinfektan daerah yang akan disuntik dengan kapas alcohol 70% atau
dengan alcohol swab, diunggu sampai kering
• Perawat/Bidan menusukkan vena dengan ujung jarum menghadap ke atas dan kemiringan
45 derajat
• Perawat/Bidan melakukan aspirasi, bila ujung jarum mengenai lumen pembuluh darah
akan terhisap kedalam spuit
• Perawat/Bidan segera membuka tourniquet apabila aspirasi berhasil
30
• Perawat/Bidan memasukkan obat secara perlahan-lahan sampai habis dengan mengamati
respon pasien terhadap kemungkinan ada alergi
• Perawat/Bidan menghentikan dan mencabut segera tusukan apabila pasien mengeluh pusing,
gelap/black out dan ada perasaan lain diluar biasanya
• Perawat/Bidan melakukan desinfektan kembali bekas tusukan
Untuk pasien yang sudah terpasang catheter vena :
1. Perawat/Bidan mendesinfektan daerah tempat pemasukkan obat
2. Perawat/Bidan melakukan aspirasi
3. Perawat/Bidan memasukkan obat secara perlahan sambal melihat respon pasien apakah
ada rasa nyeri
4. Perawat/Bidan melakukan spoel dengan NACL 0,9%
31
• Perawat/Bidan merapihkan pasien dan peralatan
• Perawat/Bidan melakukan kebersihan tangan sesudah melakukan tindakan
• Perawat/Bidan mengevaluasi respon pasien setelah pemberian obat
• Perawat/Bidan melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat dan topik
serta rencana tindak lanjut)
• Perawat/Bidan mendokumentasikan tindakan pada catatan pengobatan dan
respon pasien pada from catatan keperawatan
32