Bahasa Verbal
Bahasa Verbal
Bahasa Verbal
MATERI DISKUSI
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro
PENGANTAR
Ketika kita berkomunikasi, kita menggunakan dua sistem sinyal utama: verbal
dan non verbal.
Pesan verbal adalah pesan yang dikirim dengan kata-kata.
Penting untuk diingat bahwa kata verbal merujuk pada kata-kata (words), bukan
pada bahasa lisan.
Pesan verbal berisi kata-kata lisan (oral) dan tulisan(written).
Sebaliknya, pesan verbal tidak mencakup tertawa (laughter); jeda bersuara (vocalized
pauses) ketika kita berbicara (hmm, ah); dan
Respon kita terhadap orang lain yang bersifat lisan, namun tidak mencakup kata-kata
(misalnya, ha ha, aha, dan ugh!).
PENGANTAR
Pesan yang kita sampaikan normalnya terjadi dalam “satu paket” yang berisi
sinyal-sinyal verbal dan non verbal yang berlangsung secara serempak.
Biasanya, perilaku verbal dan non verbal meneguhkan atau mendukung satu
sama lain.
Misalnya, kita biasanya tidak mengekspresikan rasa takut dengan kata-kata saat bagian
tubuh lainnya rileks.
Kita biasanya tidak mengekspresikan kemarahan dengan postur tubuh kita saat wajah
kita tersenyum.
PRINSIP BAHASA VERBAL
Ketika kita bertumbuh, kita belajar bahasa yang diucapkan oleh orang di sekitar kita.
Kita belajar fonologi (suara), sistem semantik, sistem makna kata, dan sistem sintaktik
yang memungkinkan kita menempatkan kata-kata ke dalam pola kalimat yang bermakna.
Bahasa verbal bergantung pada aturan tata bahasa.
Terdapat beberapa prinsip pokok dari bahasa verbal, yaitu:
Meaning are in people.
Language is denotative and connotative.
Meanings depend on context.
Messages vary in politeness.
Messages can be onymous or anonymous.
Messages vary in assertiveness.
Messages can deceive.
PRINSIP
Sebaliknya, ketika seorang ibu diberitahu tentang kematian anaknya, kata tersebut
(konotasi) lebih berarti.
Kematian itu mengingatkan pada masa muda anaknya, ambisi, keluarga, penyakit, dan
sebagainya.
Baginya, kata kematian itu sangat emosional, subjektif, dan personal.
Pesan yang tidak sopan menyerang kebutuhan kita untuk dilihat secara positif
(misalnya, mengkritik atau ekspresi wajah negatif) dan untuk menjadi otonom
(menuntut atau memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu).
Pesan langsung (“buatkan saya rekomendasi”, “pinjami saya uang”) biasanya
kurang sopan dibandingkan dengan pesan tidak langsung (“apakah bisa
memberikan rekomendasi untuk saya?”, “apakah memungkinkan bila saya pinjam
uang?”).
PRINSIP
Satu keuntungan yang jelas dari anonimitas adalah memungkinkan orang untuk
menyuarakan pendapatnya yang “tidak popular”, dan dengan demikian
mendorong munculnya kejujuran yang lebih besar.
Anonimitas juga memungkinkan orang untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, harapan, dan mimpi secara mendalam yang mungkin mereka enggan
untuk melakukannya.
Beragam situs web memungkinkan kita untuk memelihara anonimitas tersedia untuk
maksud-maksud tersebut.
Dalam kasus ini, tidak hanya kita yang anonim, namun orang yang membaca pesan kita
juga anonim.
Situasi yang barangkali mendorong keinginan yang lebih besar untuk mengungkapkan
diri dan membuat pengungkapan diri pada tataran yang lebih dalam daripada
sebaliknya.
PRINSIP
Kerugian yang jelas adalah bahwa anonimtas akan mendorong orang menuju
kepada sesuatu yang ekstrim.
Tidak ada konsekuensi untuk menyuarakan pendapat yang kasar, kotor atau
memalukan.
Hal ini pada gilirannya dapat dengan mudah memicu konflik yang kemungkinan besar
terbukti tidak produktif.
Dengan pesan yang anonym, kita tidak bisa mengevaluasi kredibilitas sumber.
Misalnya, saran tentang depresi, akan berasal dari orang yang tidak mengerti tentang
depresi, sehingga rekomendasi yang diberikan tidak ada gunanya.
PRINSIP