Konsep Berbicara Didepan Umum
Konsep Berbicara Didepan Umum
Konsep Berbicara Didepan Umum
DI DEPAN UMUM
DI SUSUN OLEH :
1. DEWI FATIMAH 212120001 PBI A
2. FAIZ SATRIANTO 212120008 PBI A
3. HAFIDZ TEGAR W 212120013 PBI A
4. SETYA ESTI S 212120026 PBI A
5. DESI SUKMAWATI 212120038 PBI A
PENGERTIAN
Menganalisa Pendengar:
1. Usia pendengar,
2. Tingkat pendidikan pendengar,
3. Gender (jika diperlukan),
4. Latar budaya.
Situasi Pembicaraan:
1. Formal atau nonformal,
2. Waktu : pagi, siang, sore, malam.
3. Tempat : in door, out door.
Langkah-Langkah Yang Harus
Dipersiapkan Oleh Pembicara:
Sebelum kegiatan berbicara di depan umum dilaksanakan, ada beberapa pedoman yang harus
dipertimbangkan:
1. Tentukan tema pembicaraan,
Tema harus menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, original, kekinian/ tidak
usang.
2. Mencari dan mempersiapkan materi / literature pemandu untuk menambah
bobot pembicaraan. Jangan pernah membicarakan hal-hal yang Anda sendiri
tidak memahaminya, karena Anda akan terlihat ‘bodoh’ dan kurang wawasan.
3. Siapkan draf dan kisi-kisi pembicaraan secara sistematis.
Ini akan mencerminkan pola pikir Anda yang teratur.
4. Susun naskah pembicaraan yang lengkap.
5. Latihanlah dengan cara membaca dan berimprovisasi secara berulang-ulang.
6. Mintalah masukan/ pendapat dari teman tentang latihan penampilan Anda.
7. Anda siap menjadi pembicara yang ‘handal’.
Berbicara di muka umum, entah itu berkhotbah, mengajar, berpidato atau memberi
sambutan, sering mendatangkan stress bagi orang mendapat mandat itu. Sedapat
mungkin kita biasanya berusaha menghindar.
Namun pada saat tertentu kita akan tidak bisa mengelak lagi. Sesungguhnya,
berbicara di depan umum itu TIDAK HARUS MEMBUAT ANDA STRESS!
Rahasianya adalah jika Anda mengetahui penyebab stress ini, dan jika Anda
menerapkan beberapa prinsip-prinsip ini, maka Anda justru akan menikmati ketika
berbicara di depan umum.
Prinsip (1) Kecemasan Berbicara di Muka
Umum BUKAN Berasal dari Dalam
Kebanyakan kita percaya bahwa seluruh hidup ini patut dicemaskan. Untuk mengatasi
kecemasan ini secara efektif, Anda mesti menyadari bahwa Anda tidak perlu mencemaskan
hidup Anda, termasuk juga dalam berbicara di depan umum.
Ribuan orang telah belajar untuk berbicara di depan umum tanpa rasa cemas (kalaupun
ada hanya sedikit sekali). Pada mulanya, mereka ini juga sangat cemas. Lutut mereka
gemetaran, suara mereka bergetar, pikiran menjadi kacau . . . selanjutnya Anda tahu sendiri.
Tapi akhirnya mereka berhasil menghapus kecemasan itu.
Sebagai manusia biasa, Anda pun juga tidak berbeda dengan mereka. Jika mereka mampu
mengatasi kecemasan itu, berarti Anda pun bias. Anda hanya perlu mendapat pedoman,
pengertian dan rencana aksi yang tepat untuk mewujudkan hal itu. Percayalah, sudah banyak
berhasil, termasuk saya. Tetapi ingat juga, keberhasilan ini tidak bisa diraih dalam
semalam. Ada proses yang harus dilalui.
Prinsip (2) Anda tidak Harus Cerdas dan
Sempurna
Ketika melihat seorang sedang berkhotbah, kita lalu bergumam,
Wow, saya tidak mungkin bisa secerdas, setenang, selucu dan semenarik dia.
Sesungguhnya, Anda tidak harus cerdas, lucu atau menarik.
Saya mengatakan ini dengan serius.
Walaupun Anda hanya memiliki kemampuan rata-rata, bahkan di bawah rata-rata, Anda masih bisa
menjadi pembicara sukses.
Itu tergantung bagaimana Anda mendefinisikan kata sukses itu sendiri.
Percayalah, hadirin itu tidak mengharapkan Anda tampil sempurna.
Inti dari berbicara di depan umum adalah: memberikan sesuatu yang bernilai dan bermakna bagi hadirin.
Jika hadirin itu pulang sambil membawa sesuatu yang bermanfaat, maka mereka akan menilai Anda telah
sukses.
Jika mereka pulang dengan perasaan yang lega atau merasa mendapat manfaat untuk pekerjaannya, maka
mereka akan menganggap bahwa tidak sia-sia meluangkan waktu untuk mendengarkan paparan Anda.
Bahkan sekalipun lidah Anda terpeleset atau mengucapkan kata-kata yang khilaf . . . mereka tidak peduli.
Yang penting mereka mendapat manfaat lain (Bahkan sekalipun Anda mengkritik mereka dan membuat
gusar, Anda pun tetap berhasil karena membuat mereka lebih baik lagi.)
Prinsip (3) Anda hanya Butuh Dua atau
Tiga Pokok Utama
Anda tidak perlu menyuguhkan segunung fakta pada hadirin. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali yang mampu diingat hadirin (kecuali jika mereka
mencatat, tentu saja). Pilihlah dua atau tiga point utama saja.
Yang diinginkan hadirin sebenarnya adalah mereka bisa membawa pulang dua atau tiga
hal yang bermanfaat. Jika Anda bisa memasukkan hal ini dalam materi Anda, Anda bisa
menghindari kompleksitas yang tidak perlu.
Ini berarti juga membuat tugas Anda sebagai pembicara jadi lebih ringan, dan lebih
menyenangkan juga.
Prinsip (4) Anda Punya Tujuan yang Tepat