Sistem Plts Photovoltaic

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 80

SISTEM PLTS PHOTOVOLTAIC

Perkenalan
Nama : AGUNG BAYU KUSUMO
NIP : 7907003Z
Unit Kerja : PLN UDIKLAT MAKASSAR
Kontak : [email protected]
hp. 081365106679
Alokasi Waktu
• Total 8 jam
• Penyampaian Materi dan Diskusi
• Rehat : 2x sehari 15-30 menit
• Istirahat : sesuai normatif
• Post Test : 30 soal (open book)
Outline

1.Pendahuluan
2.Potensi Energi Matahari
3.Komponen PLTS Photovoltaic
4.Profil Beban
5.Konfigurasi PLTS Photovoltaic
Pendahuluan
PLTS Photovoltaic adalah pembangkit listrik yang menggunakan radiasi
sinar matahari sebagai sumber energi dengan menggunakan sel atau
modul photovoltaic.

(+) Bersih, free, tersedia di seluruh permukaan bumi


(+) Cocok untuk penyediaan listrik untuk daerah/pulau isolated

(-) Intermitten
(-) Mahal
Pendahuluan
Potensi Energi Surya
Potensi Energi Surya
Potensi energi Pola perubahan posisi
matahari per lokasi matahari terhadap lokasi
sepanjang waktu tertentu di permukaan bumi

• Posisi Latitude (Garis Lintang)


• Sudut Deklinasi
• Sudut Azimuth, Altitude dan Zenith
• Air Mass (AM)
Potensi Energi Surya
Pengaruh Revolusi Bumi terhadap Matahari
Potensi Energi Surya
Sudut Deklinasi

• sudut antara sinar matahari & garis tegak lurus terhadap


sumbu polar dalam bidang sinar matahari
• dipengaruhi oleh revolusi bumi terhadap matahari
• -23.50 sd 23.50 (positif untuk utara)
• mengapa penting?  perubahan jarak bumi vs matahari
Potensi Energi Surya
Sudut Azimuth, Altitude, Zenith

• Sudut altitude: sudut


vertical antara matahari
dan the bidang horizontal
sampai garis Zenith
sebesar 900
• Sudut azimuth: sudut
horisontal dengan arah
referensi
Potensi Energi Surya
Air Mass (AM)

• Perbandingan panjang
jalur sinar matahari thd
jalur terpendek yang bisa
dicapai
• Menunjukkan pengaruh
atmosfer terhadap
radiasi matahari di
permukaan bumi
Potensi Energi Surya
Air Mass (AM)

• Contohnya:
AM0, menggambarkan kondisi sebelum memasuki atmosfer
 sekitar 1360 W/m2 (solar constant)
AM1, jarak tempuh = tebal atmosfer (pada overhead)
AM1.5 , sudut elevasi ± 480 (STC)
 rata-rata 1000 W/m2
AM2, sudut elevasi 600 , jarak tempuh 2x jarak terdekat
Potensi Energi Surya
Pengukuran Daya dan Energi Matahari
• Potensi daya bisa diukur dengan pyranometer
• Hasil pengukuran kontinyu selama beberapa tahun menghasilkan
data rata-rata dan tipikal potensi energi matahari.
Potensi Energi Surya
Dataset Radiasi Matahari
• Diperlukan untuk estimasi energi matahari di lokasi tertentu
• Penggunaan software simulasi sistem PLTS perlu adanya referensi
dataset radiasi matahari
• Biasanya hanya mencakup data global radiation
• Jenis referensi data:
 Peak Sun hours data
 Sunshine hours data
 TMY
 Satellite Data
Potensi Energi Surya
Peak Sun Hours
• Jumlah energi matahari yang didapatkan dalam satu hari yang
diakumulasi dari solar power dan lamanya (dalam jam)
• Standar peak sun adalah 1000 W/m²
contoh:
Suatu daerah memiliki potensi energi matahari setiap harinya
dengan kapasitas 500 W/m² selama 4 jam dan kapasitas 250 W/m²
selama 6 jam maka peak sun hoursnya:
irradiasi total = (4*500)+(250*6) Wh/m² = 3500 Wh/m² (per hari)
peak sun hrs = (3500/1000) hr = 3.5 hours
Potensi Energi Surya
Sunshine Hours
• Jumlah jam per hari dimana sinar matahari melampaui intensitas
tertentu  ±210 W/m2 (menunjukkan intensitas direct radiation)
• Lebih fokus pada ketersediaan direct radiation, tidak terlalu akurat
untuk sistem photovoltaic konvensional.
• Konversi sunshine hours menjadi radiasi global matahari:

Ro = extraterrestrial global radiation


a dan b = konstanta regresi setiap lokasi
n = sunshine hours
Nd = rata-rata panjang hari = (2/15)*s
s = zenith angle
Potensi Energi Surya
Typical Meteorological Year (TMY)
• Kumpulan data meteorologi yang digabungkan menjadi suatu dataset
untuk periode setahun dan merupakan hasil seleksi dari rekaman
historis bertahun-tahun sebagai data tipikal
• Tidak menunjukkan data ekstrem, namun bisa menunjukkan variasi
musiman dan data tipikal suatu lokasi spesifik.
• Dikembangkan oleh NREL sejak 1948, hingga saat ini telah ada 3 TMY
• Sayangnya data TMY hanya digratiskan untuk lokasi-lokasi tertentu
(utamanya di USA), dimana untuk lokasi lainnya (termasuk Indonesia)
tidak tersedia secara gratis
Potensi Energi Surya
Typical Meteorological Year (TMY)
Contoh data TMY
Potensi Energi Surya
Typical Meteorological Year (TMY)
Contoh hasil interpretasi data TMY
Komponen PLTS Photovoltaic

1. Modul Photovoltaic
2. Solar Charge Controller
3. Bi-Directional Inverter
4. Baterai
5. Komponen Pendukung
Komponen PLTS Photovoltaic
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

 Berfungsi untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC


 Gabungan beberapa sel photovoltaic yang disusun spesifik
 Beberapa modul surya disusun dalam konfigurasi tertentu  Array (Larik)
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Jenis Modul Surya yang dipakai di Indonesia:


 Poli kristal silikon
 Mono kristal silikon
 Thin Film
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain:


 Kapasitas per modul, sesuai beban puncak sistem kelistrikan
Beban Puncak Kapasitas per modul
≤ 100 kW ≥ 120 Wp/modul
101 – 300 kW 140 – 200 Wp/modul
>300 kW 200 - 300 Wp/modul
Toleransi daya modul -2%
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain:


 Konfigurasi larik modul surya, berdasarkan kebutuhan sistem
 sesuai dengan spesifikasi inverter dan charge controller
 Seri: menaikkan tegangan,
Paralel: menaikkan arus
 Perhatikan I-V curves untuk
memastikan sistem tetap
menghasilkan output
pada radiasi rendah
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain:


 Konfigurasi larik modul surya (lanjutan)
contoh:
Dengan I-V curves pada slide sebelumnya, modul surya diharapkan
tetap menghasilkan tegangan pada nominal voltage MPPT sebesar 240
V hingga irradiasi 200 W/m2, maka jumlah modul yang di-seri dalam 1
string adalah:
= nom. volt MPPT / output voltage pada Pmax modul @ 200 W/m2
= 240 [V] / 15 [V] (bukan 17 V)
= 16 modul per string
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain:


 Efisiensi modul surya
 kemampuan modul mengkonversi solar power menjadi daya listrik
Komponen PLTS Photovoltaic
Modul Surya (Photovoltaic)

Aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain:


 Efisiensi modul surya (lanjutan)
 kriteria SPLN D5.005 2012:
Komponen PLTS Photovoltaic
Solar Charger Controller

 Pengubah arus DC ke DC yang berfungsi untuk mengontrol pengisian baterai


 kapasitas minimal berdasarkan ISC PV array dikalikan faktor 1.3 kali
 Jika menggunakan MPPT, kapasitas harus menyesuaikan spesifikasi modul,
pertimbangan kondisi irradiasi
dan output MPPT
Komponen PLTS Photovoltaic
Solar Charger Controller

MPPT adalah jenis PV controller dengan karakteristik mendapatkan nilai


maksimum daya (maximum power point) yang dihasilkan oleh modul surya
untuk mencharge baterai atau disalurkan ke jaringan distribusi (beban)

Contoh ilustrasi keuntungan pemakaian MPPT:


Modul surya ukuran 120 Watt, memiliki karakteristik Maximum Power
Voltage 17.1 Volt, dan Maximum Power Current 7.02 Ampere. Dengan PV
controller tanpa MPPT dan tegangan baterai 12.4 Volt, berarti daya yang
dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere = 87.05 Watt. Dengan MPPT,
maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar 120W : 12.4 V = 9.68
Ampere
Komponen PLTS Photovoltaic
Bi-Directional Inverter

 Berguna untuk merubah arus DC keluaran sel photovoltaic atau dari baterai
menjadi arus AC sesuai sistem kelistrikan, juga sebaliknya merubah arus AC
dari grid menjadi arus DC untuk mencharge baterai
 Juga mengatur tegangan dan frekuensi electrical output
 Prinsip kerja utama menggunakan kombinasi switching, transformator dan
rangkaian kontrol yang tepat
Komponen PLTS Photovoltaic
Bi-Directional Inverter
Kriteria teknis inverter yang dipersyaratkan oleh SPLN D3.022-2 2012:
 Alat Pengontrol atau Inverter yang digunakan harus sesuai kriteria berikut:
PLTS On Grid menggunakan inverter jenis On Grid Inverter;
PLTS Off Grid menggunakan inverter jenis Off Grid Inverter/Bi-direct inverter;
PLTS Hibrid menggunakan inverter jenis Bi-directional
 Tegangan output memiliki THD max 3 %. THD arus untuk grid connected 5%
 Memiliki sistem MPPT dengan metoda PWM
 Mampu bekerja pada suhu lingkungan sampai dengan 450 C
 Current Limited Ihsc 3 kali In (arus hubung singkat 3 kali arus nominal)
 Efisiensi > 90% pada beban penuh
 Mempunyai fitur PQ mode
Komponen PLTS Photovoltaic
Bi-Directional Inverter
Pertimbangan kaitannya dengan kapasitas:
 Kapasitas atau daya harus mampu pada kondisi daya rata-rata, tipikal dan surja
 Kapasitas inverter dalam kVA minimum 1,2 kali kapasitas PV terpasang
 Kapasitas inverter setiap string disesuaikan beban puncak:
Komponen PLTS Photovoltaic
Baterai

 Berguna sebagai penyimpan energi, juga untuk menstabilkan tegangan dan


frekuensi electrical output system
 Untuk PLTS  baterai sekunder
Komponen PLTS Photovoltaic
Baterai
Kriteria teknis baterai yang dipersyaratkan oleh SPLN D3.022-3 2012:
 Jenis deep cycle lead acid dan Nickel-cadmium, untuk solar power (Cyclic PV type)
 Untuk baterai deep cycle lead acid harus memiliki ketentuan sebagai berikut :
VRLA battery, disarankan memiliki recombination rate yang tinggi ( > 70%)
Media elektrolit jenis cair, gel atau AGM (Absorbed Glass Mat)
Elektrode jenis tubular
 Tegangan per sel (VPC) untuk lead acid 2 Vdc, untuk jenis Nickel 1,2 Vdc
 Untuk jenis baterai NiCad, digunakan tipe Sentered plate atau yang tipe fibre
 Kapasitas per sell baterai minimal 1000 Ah pada C20 discharge rate
 Jumlah siklus (cycle) baterai minimal 1500 siklus (cycle) pada DOD 80%, C20
discharge rate.
Komponen PLTS Photovoltaic
Parameter Baterai
Kapasitas Baterai: kemampuan baterai untuk menyimpan atau mengeluarkan
energi, biasanya dinyatakan Ampere-Hour atau kWh.
SOC: ukuran dari beberapa banyak total kapasitas yang masih tersedia,
dinyatakan dalam %. Contoh: untuk baterai 1000 Ah
85 % SOC = masih tersedia 850 Ah dalam baterai
25 % SOC = masih tersedia 250 Ah dalam baterai
DOD: ukuran dari beberapa banyak total kapasitas baterai yang telah diambil,
dinyatakan dalam %. Contoh: untuk baterai 2000 Ah
30 % SOC = 600 Ah telah digunakan
80 % SOC = 1600 Ah telah digunakan
Charge Rate: Laju pengisian kapasitas baterai, tergantung pada SOC
Discharge Rate: Laju pengeluaran energi dari baterai
Komponen PLTS Photovoltaic
Parameter Baterai

Deep Cycle Batery: Baterai dengan kemampuan Charge/Discharge (siklus)


secara terus menerus, arus tidak terlalu besar, biasanya dibatasi DOD 80%
Komponen PLTS Photovoltaic
Menghitung kapasitas baterai dibutuhkan
• Menghitung kebutuhan energi listrik untuk sistem bersangkutan (kWh)
• Menghitung energi listrik yang akan disuplai oleh batterai
• Perhitungkan faktor losses pada baterai jika diperlukan
• Perhitungkan faktor DOD (standard PLN adalah 80%).
• Tetapkan tegangan nominal baterai (2 VDC untuk lead acid, 1.2 VDC untuk Ni)
• Berdasarkan waktu autonomy (days of autonomy) yang ditetapkan, kapasitas
baterai yang dibutuhkan dapat dihitung dengan:
Komponen PLTS Photovoltaic
Komponen Pendukung

Sistem Proteksi
Pengaman dari penyebab
internal maupun eksternal
Komponen PLTS Photovoltaic
Komponen Pendukung

Wiring
• Diutamakan menggunakan kabel tembaga dengan alasan drop voltage yang
tidak terlalu besar dan lebih resistant terhadap kondisi cuaca luar dan korosi
dibanding aluminium.
• Kapasitas kabel untuk modul surya disyaratkan minimal 156% dari I SC (arus
short circuit)
• Faktor ketahanan isolasi kabel yang dipakai harus disesuaikan dengan
tegangan output dari array modul surya
• Ketahanan terhadap suhu, mengingat modul surya biasanya akan beroperasi
pada suhu yang relatif tinggi (di atas 600C)
• Diagram pengkabelan harus dispesifikasikan dan konsisten dalam
pengkodean
Profile Beban
Beban Eksisting

Mengapa perlu dievaluasi dalam desain PLTS?


• menentukan kapasitas sistem PLTS Photovoltaik yang akan dibangun,
baik di sisi modul, inverter, dan penyimpan energi-nya (baterai)
• menentukan sistem pembebanan PLTS dan pengaturan kontrol operasi
• merencanakan luas lahan dan konfigurasi array modul PLTS

Faktor yang mempengaruhi, antara lain:


• Faktor demografis
• Tingkat perekonomian
• Komposisi jenis pelanggan
• Faktor geografis
• Faktor Sosial Budaya
Profile Beban
Beban Eksisting

Mengapa perlu dievaluasi dalam desain PLTS?


• menentukan kapasitas sistem PLTS Photovoltaik yang akan dibangun,
baik di sisi modul, inverter, dan penyimpan energi-nya (baterai)
• menentukan sistem pembebanan PLTS dan pengaturan kontrol operasi
• merencanakan luas lahan dan konfigurasi array modul PLTS

Faktor yang mempengaruhi, antara lain:


• Faktor demografis
• Tingkat perekonomian
• Komposisi jenis pelanggan
• Faktor geografis
• Faktor Sosial Budaya
Profile Beban
Beban Eksisting

Faktor Penilaian Beban


• Beban, Beban Maximum, Beban Puncak
Profile Beban
Beban Eksisting

• Beban Terpasang
Jumlah total daya dari seluruh peralatan sesuai dengan KW atau KVA
yang tertulis pada papan nama (name plat) peralatan yang akan
dilayani oleh sistem tersebut.

• Load Factor
Perbandingan antara beban rata-rata terhadap beban puncak yang
diukur dalam periode tertentu.
Profile Beban
Beban Eksisting

• Faktor Keragaman
perbandingan antara jumlah beban max masing masing unit beban
pada suatu sistem terhadap beban max sistem secara keseluruhan

• Faktor Keserempakan
kebalikan dari faktor keragaman
Profile Beban
Beban Eksisting

• Demand Factor
perbandingan antara beban puncak suatu sistem kelistrikan terhadap
beban terpasang yang dilayani sistem
Profile Beban
Beban Eksisting

Karakteristik Beban berdasarkan jenis pelanggan:


• Pelanggan rumah tangga
• Beban komersial
• Beban industri
• Beban fasilitas umum
Profile Beban
Beban Eksisting

Pengaruh pola beban terhadap desain PLTS:


• Kapasitas sistem dan per komponen PLTS Photovoltaic
• Konfigurasi sistem PLTS Photovoltaic
• Pola pengoperasian PLTS
Profile Beban
Pertumbuhan Beban

Mengapa juga perlu dievaluasi?


• memperkirakan kebutuhan beban di masa mendatang, shg kapasitas
PLTS yang akan dibangun memadai dalam memenuhi kebutuhan tsb
• perencanaan perluasan PLTS atau peningkatan kapasitas sistem
pembangkit lain di masa mendatang

Faktor yang mempengaruhi, antara lain:


• Pertumbuhan penduduk
• Pertumbuhan ekonomi
• Rasio elektrifikasi
• Faktor regulasi
Profile Beban
Pertumbuhan Beban

Metode estimasi pertumbuhan beban


• Metode sampling statistik
Didasarkan pada sampling data dan analisa statistik pada setiap sektor
 Memberikan simulasi secara terinci, termasuk perubahan
teknologi, kebiasaan pemakaian dan pengaruh regulasi
 Membutuhkan data yang komprehensif dan lengkap
 Lebih cocok digunakan untuk sektor rumah tangga, untuk daerah
luas dengan pembebanan merata
 Hubungan antara parameter bisa dengan regresi linear sederhana
ataupun majemuk, tergantung jumlah parameter yang dievaluasi

atau
Profile Beban
Pertumbuhan Beban

Metode estimasi pertumbuhan beban


• Metode ekstrapolasi
bersandar pada data masa lampau, untuk diproyeksikan ke masa mendatang
 Asumsi: perubahan yang tercermin di masa lampau berpengaruh sama
dan bersifat kontinyu di masa mendatang
 Kurang tepat untuk daerah yang sedang berkembang

• Metode komparasi (perbandingan)


analisa perbandingan dan kecenderungan yang homogen pada daerah lain
 Hanya bisa diterapkan pada daerah yang memiliki kemiripan dalam hal
tingkat perekonomian, sistem kelistrikan, jumlah penduduk dan
komposisi pelanggan
Profile Beban
Pertumbuhan Beban

Metode estimasi pertumbuhan beban


• Metode sektoral
Menganalisa pertumbuhan beban listrik pada tiap-tiap sektor beban,
untuk kemudian digabungkan dalam pusat beban
 Lebih cocok untuk peramalan beban secara makro
 Setiap sektor memiliki faktor pertumbuhan sendiri yang mungkin
berbeda dengan sektor lainnya

• Gabungan
Metoda gabungan dari keempat metode diatas
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Off-Grid

Sistem PLTS yang memproduksi daya


listrik dan berdiri sendiri serta
direncanakan dan dibangun untuk
tidak dihubungkan ke utilitas/jaringan
listrik yang ada (sistem pembangkit
listrik tenaga surya komunal yang
terisolasi dari jaringan/sistem luar)
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Off-Grid

Kriteria PLTS Off-Grid:


• Daerah-daerah yang belum berlistrik dan/atau berada pada wilayah
perbatasan negara, dan/atau ibukota pemerintahan
• Daerah tersebut tidak/terbatas memiliki potensi energi primer dari energi
baru dan terbarukan lainnya
• Kondisi geografis dengan mempertimbangkan:
- jarak lokasi dari jaringan PLN >5 km atau apabila perluasan jaringan
TM/TR ke lokasi tidak memungkinkan atau biaya perluasan jaringan ke
lokasi lebih mahal dari biaya pengembangan PLTS Terpusat (Komunal)
- calon pelanggan min 50 dgn panjang jaringan memenuhi syarat teknis
• Rencana sistem beroperasi minimal 12 (dua belas) jam perhari.
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Off-Grid

Karena diperuntukkan daerah belum berlistrik, estimasi beban listrik menjadi


faktor penting  penggunaan metode yang tepat menjadi kunci

Sistem PLTS Off-Grid di PLN diatur Keputusan Direksi No. 1227.K/DIR/2011


tentang Layanan Penerangan Listrik dengan Memanfaatkan Energi Surya untuk
Daerah Terpencil  untuk mengendalikan pola operasi sistem tersebut
• Pelanggan adalah golongan tarif S-1 daya tersambung 220 VA
• Pemakaian pelanggan dibatasi dengan pembatas arus (MCB) dan pembatas
energi (energy limiter) per hari
• Besaran dan pengaturan waktu operasi energy limiter disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas PLTS
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Off-Grid

Karena diperuntukkan daerah belum berlistrik, estimasi beban listrik menjadi


faktor penting  penggunaan metode yang tepat menjadi kunci

Sistem PLTS Off-Grid di PLN diatur Keputusan Direksi No. 1227.K/DIR/2011


tentang Layanan Penerangan Listrik dengan Memanfaatkan Energi Surya untuk
Daerah Terpencil  untuk mengendalikan pola operasi sistem tersebut
• Pelanggan adalah golongan tarif S-1 daya tersambung 220 VA
• Pemakaian pelanggan dibatasi dengan pembatas arus (MCB) dan pembatas
energi (energy limiter) per hari
• Besaran dan pengaturan waktu operasi energy limiter disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas PLTS
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS On-Grid

Sistem PLTS yang dihubungkan ke utilitas/jaringan yang sudah ada, untuk


mengurangi/membatasi pemakaian bahan bakar minyak, tanpa baterai
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS On-Grid

Kriteria PLTS On-Grid:


• Sistem yang ada (eksisting) telah beroperasi 24 jam perhari atau beroperasi
siang hari
• Dengan maksud mengurangi/membatasi pemakaian bahan bakar minyak
• Penyambungan sistem PLTS ke sistem yang ada harus tidak mengganggu
operasional sistem eksisting
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS On-Grid

Faktor teknis, terutama kemampuan sinkronisasi dengan sistem eksisting,


menjadi krusial karena sistem tidak memakai baterai dan faktor intermittency
dari matahari
• kegagalan sinkronisasi
Perubahan Perubahan
• hunting tegangan/frekuensi pada PLTD
mendadak electrical
• kerusakan komponen
irradiasi output
• blackout sistem

Untuk mengurangi potensi kegagalan teknis, PLTS On-Grid didesain tidak


terlalu besar dibandingkan beban sistem kelistrikan (grid), dengan batasan
antara 10 - 20% dari beban sistem
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Hybrid

Sistem PLTS yang dihubungkan


ke utilitas/jaringan yang sudah
ada, dan dioperasikan dengan
pembangkit yang sudah ada
(PLTD, PLTM, PLTB, dll) dengan
pengaturan dan pembagian
waktu operasi masing-masing
pembangkit secara optimal,
menggunakan baterai
Konfigurasi PLTS Photovoltaic
PLTS Hybrid

Kriteria PLTS Hybrid:


• Menambah jam pelayanan sistem yang ada terutama pada siang hari
• Dengan maksud mengurangi jam operasi PLTD yang ada (eksisting)
• Sistem dilengkapi batere dengan kapasitas sesuai pola operasi

Karena menggunakan baterai, PLTS Hybrid bisa dirancang dengan kapasitas


relatif besar terhadap beban sistem.

Kesesuaian kapasitas antar komponen sistem menjadi faktor penting untuk


mengoptimalkan output dari sistem PLTS Hybrid
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem Off-Grid
Karena sistem PLTS berdiri sendiri, perlu diantisipasi:
• Irradiasi matahari menurun tiba-tiba
• Kenaikan beban mendadak

Faktor kapasitas masing-masing komponen, pengaturan inverter dan


charge controller menjadi kunci dalam mengantisipasi perubahan tsb
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem Off-Grid

Kondisi normal

Lonjakan Beban
atau mendung
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem On-Grid
Sistem PLTS membantu memenuhi beban sistem, sehingga
• Output dari sistem harus menyesuaikan kondisi sistem, terutama disisi
tegangan dan frekuensi
• Fungsi PID pada inverter menjadi krusial
 mengendalikan variabel proses dengan cara input dari sensor
dibandingkan dengan set point, kemudian koreksi thd error

Yang perlu dipertimbangkan:


o Karakteristik output PLTS  power factor, tegangan, frekuensi
o Semakin besar kapasitas, perubahan mendadak pada irradiasi surya
menyebabkan perubahan pembebanan sistem pembangkit lain
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem On-Grid
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem Hybrid
• Tegangan dan frekuensi dari PLTS mengikuti tegangan dan frekuensi
output PLTD, dimana dikontrol oleh bi-directional inverter dengan PID
control
• Pada saat kenaikan beban tiba-tiba, tegangan/frekuensi di PLTD turun
maka sistem PLTS mengikuti perubahan tersebut
• Pada saat irradiasi matahari menurun, baterai pada sistem PLTS
Hybrid membantu menstabilkan tegangan dan frekuensi output PLTS
sehingga bisa mengikuti tegangan/frekusensi PLTD
• Dalam prakteknya, seringkali sistem tidak berfungsi secara hybrid
namun bergantian (siang pakai PLTS, malam pakai diesel)
Materi Tambahan
Karakteristik Pengoperasian Sistem PLTS PV
Sistem Hybrid

DC BUS AC BUS
Kondisi normal
siang
Bidirectional
Battery Bank
Lonjakan Beban Inverter/Charger

atau mendung Solar


Genset 1
siang Charge
Controller

PV Array
Pada malam
Genset 2
hari (optional)
System Control Module

Local Control
and monitoring

Remote access
via Modem
Site Load
Materi Tambahan
Kontrol Sistem PLTS Photovoltaic
Fungsi utamanya: mengendalikan operasi sistem pada kondisi yang diinginkan.
• Untuk PLTS, terutama tegangan dan frekuensi output
Materi Tambahan
Kontrol Sistem PLTS Photovoltaic
DC B U S AC B U S

4 7
1

Ba tte r y Ba n k B id ire c tio n a l


In ve rte r/Ch a rg e r
3

G r id S u p p ly
S o la r
Ch a rg e
5 8
Co ntro lle r

P V Ar r a y

Ba c k u p G e n e r a to r
(o p tio n a l)
6
S y s te m Co n tro l Mo d u le
9
Lo c a l Co ntro l
a n d m o n ito rin g 2

Re m o te a c c e s s
via Mo d e m Lo c a l Lo a d
Materi Tambahan
Kontrol Sistem PLTS Photovoltaic
contoh pengaturan PLTS
Materi Tambahan
Proteksi Sistem PLTS Photovoltaic
Sistem Proteksi Sistem PLTS mengantisipasi overvoltage dan overcurrent
akibat faktor internal (gangguan jaringan PLTS) maupun eksternal (petir)
• Penangkal petir tidak menjamin bebasnya modul/kabel modul/kabel DC
utama dari arus induksi akibat petir
• Karakteristik tegangan DC rendah dengan arus tinggi  sambungan
rangkaian kabel tidak boleh longgar (antisipasi busur api dan losses)
• SPD (Surges Protective Devices) perlu dipasang pada array, combiner box,
DC distribution panel, inverter, AC switchboard
• Blocked dan By-pass diode untuk modul array  untuk mengantisipasi
shading sebagian modul surya
Materi Tambahan
Proteksi Sistem PLTS Photovoltaic
Contoh proteksi overcurrent pada sistem PLTS
Materi Tambahan
Proteksi Sistem PLTS Photovoltaic
Contoh pemasangan SPD pada sistem PLTS
Materi Tambahan
Proteksi Sistem PLTS Photovoltaic
Bypass diode dan Blocked Diode
Materi Tambahan
Key Performance Indicator PLTS Photovoltaic
Parameter utama dalam menentukan performa dari sistem PLTS Photovoltaic
• Performance Ratio
Rasio antara jumlah energi aktual yang dihasilkan terhadap energi teoritis
yang direncanakan (dinyatakan dlm %)
 memberikan gambaran pengaruh losses pada output sistem dengan
pertimbangan irradiasi matahari di lokasi PLTS tersebut
 semakin tinggi, semakin efisien sistem PLTS dalam mengkonversi energi
matahari menjadi listrik
 dipergunakan untuk membandingkan dengan sistem PLTS sejenis.
Pengaruh Beban pada Sistem PLTS
Key Performance Indicator PLTS Photovoltaic
• Performance Ratio
contoh perhitungan:
Selama 1 tahun periode, irradiasi matahari di lokasi PLTS terukur 120
kWh/m2. Luas modul array adalah 10 m2, efisiensi modul 15%. Jika selama
setahun sistem tersebut menghasilkan 130 kWh, maka PR dari sistem
dihitung dengan cara:
- Irradiasi pada keseluruhan area modul = 10x120 = 1200 kWh
- Output modul teoritis = 1200 x 15% = 180 kWh
- Performance Ratio = 130/180 = 72.2%
Pengaruh Beban pada Sistem PLTS
Key Performance Indicator PLTS Photovoltaic

• Capacity Factor (CF)


Rasio energi aktual yang dihasilkan selama 1 tahun terhadap jumlah energi
yang bisa dihasilkan sistem pada nominal power modul surya
 Umumnya dibawah 20%
 CF = Energi aktual dihasilkan / (8760 x Wp modul)
 Contoh perhitungan:
Suatu sistem PLTS kapasitas 120 Wp menghasilkan 200 kWh selama
setahun, maka CF dari sistem tersebut adalah sebesar:
CF = (200x1000)/(8760x120)
= 19.02%
Pengaruh Beban pada Sistem PLTS
Key Performance Indicator PLTS Photovoltaic
• Specific Yield: total energi yang dihasilkan per daya nominal modul surya.
 dipergunakan untuk mengevaluasi nilai finansial instalasi dan sebagai
pembanding dengan sistem lainnya
 tergantung pada irradiasi matahari, performa modul & losses pd sistem
 dinyatakan kWh/kWp atau Wh/Wp

• EAF dan OAF: Faktor ketersediaan daya pembangkit


 Menunjukkan efektifitas pemeliharaan PLTS dan penurunan kapasitas
(derating) dari sistem PLTS
 dipengaruhi oleh degradasi terhadap umur, frekuensi gangguan
 harus diperhitungkan kapasitas nominal saat irradiasi tertentu (kurva I-V
pada irradiasi berbeda)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai