Paronikia

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

Paronikia

Disusun oleh :
dr. Franciska A.

Pembimbing :
dr. Putri Novianty
PENDAHULUAN

Paronikia adalah salah satu penyakit yang


sering menyerang tangan. Paronikia
merupakan penyakit infeksi superfisial
terlokalisir atau abses pada perionikium (lipat
kuku) tangan, jarang pada kaki. Paronikia
terjadi jika adanya kerusakan pada daerah
kulit lipat kuku yang berbatasan dengan
lempeng kuku sehingga kuman dapat masuk.
Anatomi Kuku
Definisi

Inflamasi mengenai lipatan kulit disekitar kuku


yang biasanya disebabkan oleh jamur dan bakteri.
Jamur yang tersering adalah Candida albicans,
sedangkan pada bakteri adalah Staphylococcus
atau Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi

Akut Kronik

- Trauma - Trauma, iritasi,


- Infeksi bakteri : alergen
• Staphylococcus - Infeksi jamur :
aureus • Candida albicans
• Streptococcus
pyogenes
• Pseudomonas
pyocyanea
• Proteus vulgaris
Faktor predisposisi

Kebiasaan
Gigit kuku
Hisap jari
Trauma jari berulang
Eksposure terhadap iritan kimia
Kuku yang dikuteks atau dikikir
Tangan sering terkena air
Patogenesis

Kutikula
Etiologi +
terpisah
faktor Infeksi Inflamasi
dari
predisposi patogen paronikia
lempeng
si
kuku
Gejala Klinis

• Edema
• Eritema
• Nyeri
Paronikia akut
• Pus
• Penebalan kuku
• Perubahan
warna kuku

Paronikia
kronik
Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis Lain
Fisik
• Keluhan • Pemeriksaan • Pewarnaan
• Durasi kuku : kutikula atau kultur
• Etiologi dan • Tes tekan jari • KOH smear
fakor • Penebalan dan • Tzank smear
Predisposisi perubahan
• Riwayat infeksi warna kuku
kuku
sebelumnya
• Riwayat
pengobatan
Diagnosis Banding
• Onikomikosis
• Psoriasis kuku
• Tinea pedis
Penatalaksanaan

Non-medikamentosa
• Memperbaiki faktor predisposisi
• Mencegah adanya trauma dan menjaga
agar kulit tangan dan kaki tetap kering
• Pada paronikia yang disebabkan oleh
kandida, sumber-sumber kandida yang
lain, seperti pada rongga mulut, vagina,
dan rektum harus diobati.
• Pada anak-anak, kebiasaan menghisap
jari harus dicegah karena air ludah lebih
mengiritasi dari pada air biasa.
Medikamentosa
 Topikal : diberikan antiseptik, seperti povidon
yodium atau klorheksidin.
 Sistemik : diberikan antibiotik sesuai dengan
kuman penyebab atau flukloksasilin 4x500 mg/hari.
 Paronikia akut yang disertai supurasi harus diinsisi.
Pencegahan

• Tidak membuang kutikula kuku


• Mengontrol kondisi sistemik tubuh.
• Menghindari kebiasaan menghisap dan
menggigit kuku
• Menjaga tetap bersih dan kering
• Menjaga kelembapan
• Menggunakan sarung tangan karet pada
saat mencuci
• Menggunakan pelindung pada tangan
pada pekerja kasar
Identitas
 Nama : An. F
 Umur : 14 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Jawa
 Alamat : Gunungsari ilir
 Pekerjaan : Pelajar
 Nama Orang Tua : Ny. S
 Pekerjaan Orang Tua : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2022 / 22:00 WITA
Anamesa

Keluhan utama  : 
Bengkak disertai nyeri pada ibu jari kaki kiri
dan kanan sejak 4 minggu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara dengan keluhan
bengkak disertai nyeri pada ibu jari kaki kiri dan kanan sejak
4 minggu lalu. Awalnya, sekitar 5 minggu yang lalu pasien
memotong kuku terlalu pendek dan mencongkel pinggir kuku
terutama ibu jari karena terdapat banyak kotoran pada pinggir
kuku tersebut. Kemudian, daerah sekitar kuku ibu jari
bengkak, merah, terasa nyeri. Pasien mencongkel ibu jari
sampai keluar nanah. Bengkak, nyeri, dan bernanah pada jari
kaki lain tidak ada. Pasien tidak mengalami demam sejak
keluhan muncul. Riwayat menggunakan sepatu sempit
disangkal, riwayat jari terkena benturan tidak ada.
Sebelumnya pasien sudah dibawa berobat ke Puskesmas
dan diberikan obat makan, tetapi bengkak dan nyeri tidak
berkurang.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita keluhan
seperti ini sebelumnya.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang
menderita keluhan yang sama seperti pasien.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital:
 Tekanan Darah : 126/82 mmHg

 Nadi : 89x/m
 Suhu : 37,1 oC
 Pernapasan : 20x/m
 SpO2 : 99%
 Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata,
tidak ada kelainan kulit
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
alis mata hitam.
 Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit
 Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada
kelainan kulit
 Mulut : bibir tidak kering, caries dentis (-), faring
hiperemis (-)
 Thoraks : bentuk normal, pergerakan simetris, terdapat
kelainan kulit (lihat status dermatologikus)
 Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : datar, supel, hepar dan lien
tidak teraba membesar.
 Ekstremitas atas : akral hangat, tidak ada

edema, tidak sianosis, tidak terdapat


kelainan kulit
 Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak

ada edema, tidak sianosis, terdapat


kelainan kulit (lihat status dermatologikus)
S. Dermatologis
Lokasi : Ibu jari kaki kiri dan kanan
Distribusi : bilateral
Bentuk : tidak khas
Susunan : tidak khas
Batas : tidak tegas
Ukuran : numular (±2-3cm)
Efloresensi : kuku tampak garis eritem,
jaringan sekitar kuku edema, hiperpigmentasi,
ekskoriasi,terdapat pus
Diagnosis Banding :

 Onikomikosis
 Psoriasis Kuku

 Tinea Pedis
Diagnosis Klinis :

 Paronikia
Penatalaksanaan
Promotif
• Menjelaskan kepada pasien dan orang tua pasien
bahwa kelainan kuku pasien disebabkan oleh infeksi
bakteri pada kuku, yang didahului oleh trauma
sebelumnya berupa memotong kuku jari terlalu pendek
dan mencongkel kuku jari.
• Pasien memakai alas kaki terbuka sampai kelainan
kuku sembuh
• Minum obat antibiotik yang telah diberikan sampai
habis
• Obat krim dioles tipis 1x sehari pada jari kaki kiri dan
kanan pada kulit yang luka
Preventif
 Hindari mencongkel kuku jari kaki

 Memotong kuku tidak terlalu pendek

 Menjaga kebersihan kaki; setelah

berkontak dengan air kotor dan tanah,


segera cuci kaki hingga bersih
 Menjaga kaki tidak lembab
Khusus
Pro insisi dan debridement dengan GA
Prognosis

 Quo Ad vitam : ad bonam


 Quo Ad functionam : ad bonam

 Quo Ad cosmeticam: ad bonam

 Quo Ad sanationam : ad bonam


Daftar Pustaka

– Soeparman L. Kelainan kuku. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor.


Ilmu penyakit kulit dann kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit fakultas
kedokteran Indonesia. 2007.hal 312-313
– Wolff K, Johnson RA. Fritzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 6th ed. New York: McGraw-Hill Inc;2009.Chapter 33. Disorder
of the nail; p 1003.
– Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi ke-2. Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Bab 2. Penyakit jamur. Hal 32.
– Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2001;63:11136.

– http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1113.html. Accesed on November 29,


2016
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai