Case - Tinea Pedis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

Tinea pedis + Onikomikosis

Neng Angie Rivera


2014730073

Pembimbing : dr.Sri Katon Setyaningrum, Sp.KK


STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Rawa tengah
Agama : Islam
Tanggal MRS : 15 Oktober 2019
ANAMNESIS

Keluhan Gatal dan perih pada


lesi di jempol kaki
utama kiri
Riwayat Penyakit Sekarang

13 tahun yang 1 bulan kemudian


lalu Karena gatal pasien
Gelembung menggaruknya,
gelembung berisi air gelembung pecah →
yang gatal menjalar
Pasien berobat ke salah satu RS
di Jakarta

4
Riwayat Penyakit Sekarang

2010 2 bulan yang


lalu pkm → rsij
Rujukan
Kuman menyebar ke cemput: kaki terasa
kuku → Ekstraksi kuku gatal, dan perih
Menurut pasien:
obat yang
diberikan sama
dengan yg
sebelumnya
5
Riwayat Penyakit Sekarang

Tidak diberi obat, tidak menggunakan minyak


atau apapun yg dioleskan di lesi u/ mengurangi
keluhan

7 hari SMRS 1 hari SMRS


Perih bertambah parah ketika
Kaki terasa perih dan ada gesekan pada lesi, gatal,
gatal nanah yang mengering pada lesi
di jempolnya

Selama perjalanan penyakit → keluhan gatal, nyeri, dan perih hilang timbul
pada jempolnya. Pengobatan tidak rutin,

6
ANAMNESIS
Riwayat Riwayat
penyakit Penyakit
dahulu Keluarga
• Belum • Tidak ada
pernah keluhan
mengalami yang sama
keluhan • DM,HT,
yang sama. hepatitis,
• Riwayat jantung (-)
pembengkak
an ginjal
ANAMNESIS

Riwayat
Riwayat Psikososial
Alergi
• Mandi 1x-
• disangkal 2x dalam
sehari.
• Kaki jarang
lembab
• Alas kaki
sandal jepit
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (GCS=15)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
BMI :24 (Normal)
Status Generalis
Kepala : Normosefal
Mata: Reflex cahaya langsung (+/+), reflex
cahaya tidak langsung (+/+), Konjungtiva
anemis (-), Sklera ikterik (-), edema
palpebra (-/-), periorbital darkening (-)
Mulut : Mukosa oral basah, coated tongue
(-), geografik tongue (-), T1-T1, faring
hiperemis (-)
Telinga : Normotia, deformitas, tidak nyeri, sekret
(-/-)
Hidung : Normonasi, septum deviasi (-), sekret
(-)
Torax :
Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-)
gallop(-)
Paru : Suara napas vesicular (+/+) wheezing (-),
rhonki (-)
Ekstremitas: edema (-)
KGB : tidak teraba
STATUS DERMATOLOGIKUS

Lesi pada regio lateral digiti 1 manus sinistra tampak skuama tebal berukuran
3x1 cm sirkumskrip yang diatasnya terdapat krusta yang berwarna
kekuningan sebagian berwarna merah
Unguium digiti 1 manus sinistra mengalami onikodistrofi
RESUME
Ny.S 36 tahun, datang ke poliklinik kulit
dan kelamin dengan keluhan pruritus dan
perih pada digiti 1 manus sinistra sejak 7
hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 13
tahun dengan lesi awal berupa vesikel-
vesikel disertai pruritus yang semakin lama
bertambah lebar & berubah menjadi skuama
tebal karena garukan, riwayat ekstraksi kuku
pada tahun 2010. Keluhan seperti pruritus,
perih dan nyeri hilang timbul karena pasien
tidak rutin menjalankan pengobatan.
Riwayat penggunaan sepatu sempit dan lembab.
Status dermatologikus, pada regio lateral digiti 1
manus sinistra tampak skuama tebal berukuran 3x1
cm sirkumskrip yang diatasnya terdapat krusta yang
berwarna kekuningan sebagian berwarna merah,
pada krusta yang berwarna merah dasarnya erosi.
Unguium digiti 1 manus sinistra mengalami
onikodistrofi.
DIAGNOSIS BANDING → Tinea pedis dengan
onikomikosis
Akrodermatitis dengan onikomikosis

DIAGNOSIS KERJA → Tinea pedis dengan onikomikosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG → KOH 20%,


kultur, histopatologi
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Menjaga kebersihan kaki
Edukasi: apabila gatal tidak menggaruk luka karena dapat
menyebabkan infeksi
Rutin menjalankan terapi
Medikamentosa
ketokonazol 2% krim 2x sehari dioleskan di jempol
Ciclopirox 8% solution 1x sehari sebelum tidur
dioleskan di kuku

Cetirizine 1x10mg PO (malam) apabila gatal p.o


Terbinafin 1 x 250 mg selama 2 minggu p.o
PROGNOSIS
Quo ad vitam: Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

TINEA PEDIS
DEFINISI
Tinea pedis adalah infeksi kulit dari jamur
superfisial pada kaki. Tinea pedis merupakan
infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai
sela jari dan telapak kaki. ndermatofit, atau ragi
EPIDEMIOLOGI

Prevalens Terjadi Oklusif


i Tinea pada alas kaki
pedis semua
sekitar ras, umur
10%, dan jenis
kelamin
ETIOPATOGENESIS

adherence → penetrasi setelah fase adherence


→ respon host
GEJALA KLINIK
Lesi Interdigitalis
• fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat
meluas ke bawah jari (subdigital) dan telapak
kaki. Kelainan kulit berupa kelompok vesikel.
Sering terjadi maserasi pada sela jari terutama sisi
lateral berupa kulit putih dan rapuh, berfisura dan
sering disertai bau.
Predileksi
• Sela jari kaki 3,4,5
GEJALA KLINIK
Lesi moccasin foot
• kulit menebal dan bersisik; eritema biasanya
ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi
lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul
dan kadang-kadang vesikel
Predileksi
• daerah tumit, telapak kaki, dan kaki bagian
lateral, dan biasanya bilateral
GEJALA KLINIK
Lesi vesikobulosa
• vesikel berupa cairan jernih yang kental.
Setelah pecah, vesikel tersebut
meninggalkan sisik berbentuk lingkaran
yang disebut kolaret
Predileksi
• daerah sela jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki
GEJALA KLINIK

Lesi akut ulseratif


• maserasi, ma­didans, dan bau

Predileksi
• Telapak kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOH 20%
Kultur
DIAGNOSIS BANDING
DKA
Psoriasis pustulosa
Skabies pada kaki
TERAPI
Moccasin → Antifungal topikal
disertai dengan obat-obatan
keratolitik asam salisilat, urea dan
asam laktat untuk mengurangi
hiperkeratosis; dapat juga
ditambahkan dengan obat-obatan
oral
TERAPI
Interdigital → Obat-obatan
topikal; bisa juga menggunakan
obat-obatan oral dan pemberian
antibiotik jika terdapat infeksi
bakteri; kronik : ammonium
klorida hexahidrate 20 %
TERAPI
Vesikobulosa → Obat-obatan
topikal biasanya cukup pada fase
akut, namun apabila dalam
keadaan berat maka indikasi
pemberian glukokortikoid
TERAPI
Vesikobulosa → Obat-obatan
topikal biasanya cukup pada fase
akut, namun apabila dalam
keadaan berat maka indikasi
pemberian glukokortikoid
TERAPI
Ulseratif → Obat-obatan topikal;
antibiotik digunakan
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA

ONIKOMIKOSIS
DEFINISI

Onikomikosis adalah infeksi jamur pada


kuku yang disebabkan oleh dermatofit,
jamur nondermatofit, atau ragi.
EPIDEMIOLOGI

50% dari Terjadi Infeksi kulit


penyebab pada semua 40%, tinea
onikodistrof ras, umur pedis 30%
i,  pada dan jenis
usia tua, kelamin
20%
anak&remaj
a
GEJALA KLINIK

DLSO (Distolateral
subungual)
• keruh sampai kuning kecoklatan
di tepi distal kuku. Infeksi
kemudian menyebar secara
proksimal ke dasar kuku, ke
lempeng kuku.
GEJALA KLINIK
PSO (Proksimal
Subungual)
• opasitas putih menjadi krem ​
pada lempeng kuku proksimal,
menyebar ke seluruh kuku →
hiperkeratosis subungual,
leukonychia, onikolisis
proksimal, dan / onikodistrofi
GEJALA KLINIK

SWO (Subungual white)


• bercak putih menjadi kuning
kusam berbatas tegas di
permukaan kuku jari kaki,
• Spesies Candida → ketebalan
lempeng kuku
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOH
Kultur
PAS (Periodic Acid Schiff)
DIAGNOSIS BANDING
DKA
Psoriasis pustulosa
Skabies pada kaki
TERAPI
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

Anda mungkin juga menyukai