Laporan Kasus Nurul Aisyah Palo 11120212168 Revisi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JUNI


RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Spektrum pencitraan pada acute invasive fungal rhino-orbital-


cerebral sinusitis pada pasien COVID-19

oleh:
NURUL AISYAH PALO 11120212168

Dokter Pendidik Klinik :


dr.Rahmawati,Sp.Rad

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Insiden koinfeksi oportunistik yang menghancurkan pada
pasien dengan infeksi COVID-19, fitur pencitraan mereka dan
konsekuensi morbiditas dan mortalitas mereka perlu diurai.
Metode Ini adalah seri kasus yang menyajikan fitur radiologis
dan presentasi klinis sinusitis akut invasif jamur rhino-orbital-
cerebral (AIFS) pada delapan pasien rawat inap dengan infeksi
COVID-19 yang dikonfirmasi.
Rumah sakit rujukan tersier mengalami peningkatan
jumlah pasien yang menderita sinusitis jamur akut invasive
pada regio rhino-orbital-cerebral (rhino-orbital-cerebral acute
invasive fungal sinusitis/AIFS) pada gelombang pertama
pandemi.
BAB II
LAPORAN KASUS
KASUS 1

• IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn.X
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dengan DM tipe 2 yang tidak


terkontrol dan riwayat infark cerebri 2 bulan sebelumnya datang ke rumah
sakit dengan keluhan demam dan regurgitasi nasal setelah ekstraksi gigi.
Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR. Hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan adanya esotropia paralitik dekstra, krusta
hitam pada hidung, dan fistula oroantral bilateral. Hasil pemeriksaan CT-scan
menunjukkan adanya penyakit fungal invasif dengan defek pada septum
nasalis, osteonekrosis palatum durum (Gambar 4A), os sfenoid, dan apeks
petrous pada kedua sisi.
Pasien mendapatkan antifungal sistemik (amfoterisin B). Debridemen
surgikal endoskopik dilakukan dan ditemukan adanya trombosis pada arteri
sfenopalatina dan palatina mayor. Hasil pemeriksaan histopatologi
menunjukkan adanya mucormycosis. Kondisi pasien membaik dan pasien
dipulangkan dengan tatalaksana suportif. Pasien kembali masuk ke rumah
sakit empat bulan kemudian untuk menjalani rekonstruksi palatum.
Pemeriksaan
Radiologi

Gambar 1. Pasien laki-laki berusia 47 tahun dengan COVID-19 dan AIFR menjalani
debridemen surgikal dan enukleasi orbita dekstra. Penyebaran perineural infeksi jamur
ke nervus trigeminalis ditunjukkan pada T2WI (A) aksial, dan (B) koronal; Meckel’s
cave dekstra telah diinfiltrasi (panah putus-putus), dengan adanya ekstensi sepanjang
trunkus utama dari nervus trigeminalis (panah putih).
KASUS 2

• IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny.X
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berusia 65 tahun dengan DM tipe 2 yang


tidak terkontrol dirawat di rumah sakit akibat infeksi COVID-19. Pada
minggu kedua perawatan, pasien mulai mengalami pembengkakan pada
kelopak mata kanan bagian atas yang memberat dengan cepat, kemosis
konjungtiva, dan penurunan visus yang berprogresi menjadi oftalmoplegia
dekstra total dengan NLP, serta ditemukan pula krusta hitam pada hidung.
Hasil pemeriksaan CE-MRI menunjukkan adanya sinusitis ethmoidalis
dan maksillaris dekstra, dengan infiltrasi orbital dekstra yang melibatkan
nervus optikus (Gambar 2), trombosis parsial pada sinus kavernosus dekstra
dengan vaskulitis sekunder pada arteri karotis interna (internal carotid
artery/ICA) segmen kavernosa, dan infark akut pada area watershed posterior
dekstra (Gambar 2). Debridemen surgikal kemudian dilakukan dan hasil
histopatologi serta kultur mengkonfirmasi adanya mucormycosis. Pasien
diterapi dengan antifungal sistemik (amfoterisin B) post-operatif selama dua
minggu dan dilanjutkan dengan itraconazole. Pasien dipulangkan setelah
kondisi klinis pasien telah terkontrol dengan baik.
Pemeriksaan
Radiologi

Gambar 2. Pasien perempuan berusia 65 tahun dengan COVID-19 dan AIFR; (A) Diffusion-
weighted image (DWI), menunjukkan restriksi difusi signifikan pada nervus optikus dekstra
(panah putih) dari nervus optikus dekstra yang mengalami iskemi/inflamasi. (B) DWI otak
menunjukkan infark pada area right posterior watershed (panah hitam).
KASUS 3

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Umur : 67 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berusia 67 tahun dengan penyakit ginjal kronik


dibawa ke rumah sakit dengan keluhan penurunan kesadaran setelah dua
minggu menjalani isolasi mandiri dan mendapatkan terapi untuk infeksi
COVID-19. Pasien kemudian didiagnosis dengan ketoasidosis diabetik.
Setelah 14 hari di rumah sakit, pasien mengeluhkan penurunan visus pada
mata kanan disertai kemosis konjungtiva. Pemeriksaan klinis menunjukkan
adanya ptosis ringan, krusta nasalis, dan distress pernapasan. Pasien
kemudian dirawat di ICU. Pemeriksaan histopatologi dari sampel biopsi nasal
mengkonfirmasi adanya mucormycosis.
Pasien kemudian mendapatkan amfoterisin B dan dijadwalkan untuk
menjalani debridemen surgikal saat klinis pasien membaik. Gangguan pada
mata kanan terus memburuk hingga pasien mengalami oftalmoplegia dekstra
total dan NLP. Hasil pemeriksaan CE-MRI menunjukkan adanya orbital
panopthalmitis dekstra, proptosis dan posterior contour tenting, nekrosis
fokal pada selula etmoidalis (Gambar 3), dan invasi palatum durum serta
sinus kavernosus bilateral. Debridemen tidak bisa dilakukan karena kondisi
klinis pasien yang memburuk. Pasien meninggal dunia di ICU pada hari ke-
28.
Pemeriksaan
Radiologi

Gambar 3. MRI orbita pasien laki-laki berusia 67 tahun dengan COVID-19 dan proptosis
dekstra serta oftalmoplegia. (A) Axial T2WI dan (B) axial CE-T1WI menunjukkan
panoftalmitis dekstra dengan intra-ocular altered signal, proptosis, dan posterior tenting of the
right eye globe (panah putus-putus) yang sesuai dengan sindrom kompartmen orbital. Nekrosis
fokal dapat ditemukan pada mukosa selula ethmoidalis dekstra (panah putih) pada gambar (B).
KASUS 4

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
aANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dengan DM tipe 2 yang tidak terkontrol
dan riwayat infark cerebri 2 bulan sebelumnya datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam dan regurgitasi nasal setelah ekstraksi gigi. Pasien terkonfirmasi positif COVID-
19 melalui pemeriksaan RT-PCR. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan adanya
esotropia paralitik dekstra, krusta hitam pada hidung, dan fistula oroantral bilateral. Hasil
pemeriksaan CT-scan menunjukkan adanya penyakit fungal invasif dengan defek pada
septum nasalis, osteonekrosis palatum durum (Gambar 4A), os sfenoid, dan apeks petrous
pada kedua sisi.
Pasien mendapatkan antifungal sistemik (amfoterisin B). Debridemen surgikal
endoskopik dilakukan dan ditemukan adanya trombosis pada arteri sfenopalatina dan
palatina mayor. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya mucormycosis.
Kondisi pasien membaik dan pasien dipulangkan dengan tatalaksana suportif. Pasien
kembali masuk ke rumah sakit empat bulan kemudian untuk menjalani rekonstruksi
palatum.
pemeriksaan radiologi

Gambar 4.Dua pasien berbeda dengan penyakit sinonasal invasif akut; Laki-laki 42 tahun dengan RT-PCR positif untuk infeksi
COVID-19 (A) CT aksial non-CE dari PNS; menunjukkan massa densitas jaringan lunak yang destruktif pada tingkat palatum durum
(panah putih) dengan osteonekrosis, lokus udara dan klivus (panah putus-putus). Seorang pasien wanita 63 tahun datang setelah
sembuh dari infeksi COVID-19 (B) axial CE-CT scan; menunjukkan aneurisma mikotik segmen kavernosa ICA kiri (panah hitam).
KASUS 5

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berusia 63 tahun dengan DM tipe 2 yang tidak


terkontrol dan infeksi COVID-19 telah dipulangkan dari rumah sakit setelah
perbaikan kondisi klinis dan hasil RT-PCR negatif. Dua hari kemudian, pasien
mengeluhkan edema kelopak mata kanan bagian atas disertai penurunan visus
sehingga pasien kembali datang ke rumah sakit. Pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya oftalmoplegia sinistra, NLP, dan krusta kehitaman pada
hidung. Hasil CE-CT menunjukkan adanya penyakit sinonasal invasif yang
menyebar ke sinus kavernosus sinistra, orbita sinistra, PPF sinistra, dan
aneurisma ICA segmen kavernosus (Gambar 4B). Pemeriksaan CE-MRI
menunjukkan adanya vaskulitis ICA dan ekstensi retrograde pada nervus
trigeminalis. Debridemen surgikal endoskopik kemudian dilakukan, dan hasil
biopsi serta kultur mengkonfirmasi adanya mucormycosis. Pasien kemudian
mendapatkan antifungal sistemik. Kondisi pasien membaik dan pasien
diizinkan untuk pulang. Tatalakasana untuk aneurisma ICA yang dialami
pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan pada waktu yang berlainan
Pemeriksaan
Radiologi

Gambar 5.Dua pasien dengan defek septum hidung invas akut (panah), fokal n tulang hidung seorang pria 45 tahun; sho sayap
besar T di tingkat
KASUS 6

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.X
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berusia 41 tahun dengan DM dirawat di rumah sakit karena
infeksi COVID-19. Pada hari ke-14, pasien mulai mengalami edema fasial progresif. Hasil
CE-CT menunjukkan adanya penyakit sinonasal invasif dengan erosi pada septum nasalis,
palatum durum, dan dinding sinus maksillaris (Gambar 5A), pterygoid plates, dan clivus,
dengan penipisan pada skull base fat planes. Debridemen surgikal kemudian dilakukan, dan
hasil histopatologi mengkonfirmasi adanya mucormycosis. Pasien kemudian mendapatkan
amfoterisin. Pada hari ke-24, pasien mengalami oftalmoplegia sinistra. Pasien kemudian
menjalani pemeriksaan CE-MRI.
Hasil CE-MRI menunjukkan adanya infiltrasi sinus kavernosus bilateral, penyangatan
pada meninges temporal sinistra, dan jaringan nekrotik yang melibatkan palatum dan fossa
infratemporal bilateral. Terapi dilanjutkan dan kondisi klinis pasien membaik. Tiga minggu
kemudian, pasien mengalami kelemahan pada tubuh sisi kanan dan afasia global. Hasil
pemeriksaan CT-scan kepala menunjukkan adanya infark akut pada regio frontoparietal
sinistra. Kondisi pasien membaik setelah diterapi dan pasien dipulangkan.
Pemeriksaan
Radiologi

Gambar 6.Pasien laki-laki berusia 55 tahun positif COVID-19; (A) CE-T1 WI menunjukkan perluasan jaringan inflamasi sinonasal ke
rongga orbital kiri (panah putih), dengan panoftalmitis orbital kiri dan proptosis bola mata kiri yang cacat, otot-otot bengkak yang
tidak membaik dicatat (panah hitam), dan neuritis perioptik kanan (panah putih). Redaman kritis ICA kiri (panah putus-putus)
dengan frontal kiri (tidak ditunjukkan di sini) dan infark temporal kiri (tanda bintang) yang menunjukkan pembatasan difusi pada
gambar berbobot difusi (B).
KASUS 7

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
ANAMNESIS Seorang pasien laki-laki berusia 54 tahun dengan riwayat DM,
hipertensi dan penyakit ginjal stadium akhir (end-stage renal disease/ESRD)
dalam terapi dialisis, dan penyakit jantung iskemik dibawa ke rumah sakit
dengan penurunan kesadaran dan distress respirasi. Pasien kemudian dirawat
di ICU, diintubasi dan dirawat dengan ventilator. Hasil RT-PCR
menunjukkan positif COVID-19. Pada hari ke-16, pasien mulai mengalami
edema pada kelopak mata kiri bagian atas, yang secara cepat memberat dan
meluas menjadi edema fasial disertai diskolorasi kulit. Hasil pemeriksaan
CT-scan kepala inisial menunjukkan fragmentasi os nasalis dengan densitas
jaringan lunak tanpa adanya abnormalitas lain yang signifikan (Gambar 5B).
Progresi ditemukan pada hasil CT-scan selanjutnya, dengan opasifikasi total
pada sinus ethmoidalis dan maxillaris bilateral.
CT toraks menunjukkan adanya sindrom distress resporasi napas akut
(acute respiratory distress syndrome/ARDS). Pemeriksaan histopatologi
mengkonfirmasi adanya penyakit fungal invasif. Pasien diterapi dengan
antifungal sistemik dan direncanakan untuk debridemen surgikal saat kondisi
klinis membaik. Kondisi pasien memburuk secara drastis dengan adanya
panoftalmitis bilateral, disertai adanya nekrosis septum nasalis dan palatum
durum. Kondisi pasien terus memburuk dan pasien meninggal dunia pada
hari ke-31 perawatan.
Ppemeriksaan
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI

(B) Non-CE-CT awal pada tingkat tulang hidung pria 45 tahun; menunjukkan kepadatan jaringan lunak melenyapkan rongga hidung anterior dengan
tulang hidung yang terfragmentasi (panah putih).
KASUS 8

• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Pekerjaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Kebangsaan : Tidak dicantumkan dalam jurnal
No RM : Tidak dicantumkan dalam jurnal
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan DM
ANAMNESIS mendapatkan terapi untuk infeksi COVID-19. Pasien datang ke
rumah sakit dua minggu setelah onset gejala pernapasan dengan
keluhan proptosis mata kanan yang dirasakan nyeri dan penurunan
visus. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya panoftalmitis sinistra,
oftalmoplegia total dan NLP, krusta kehitaman pada hidung dan
ulserasi septum. Pemeriksaan kombinasi CT dan CE-MRI
menunjukkan adanya pansinusitis, perforasi septum, dan ekstensi
proses inflamasi ke nasofaring serta kavum orbita bilateral. Temuan
lainnya meliputi trombosis sinus kavernosus sinistra, penyangatan
pada meninges lobus temporal, vaskulitis ICA sinistra, dan infark
regio frontotemporal sinistra (Gambar 6).
Debridemen surgikal endoskopik dan enukleasi orbita kiri
dilakukan. Hasil pemeriksaan histopatologi mengkonfirmasi adanya
mucormycosis. Pada hari ke-5, kondisi pasien memburuk dengan
adanya darah yang keluar dari left orbital surgical bed, meskipun
telah dilakukan drainase surgikal dan telah terjadi perbaikan kondisi
respirasi sebelumnya. Pada hari ke-14, pasien mengalami paraplegia
dekstra. Hasil CT kepala menunjukkan adanya progresi yang
signifikan pada infark frontotemporoparietal sinistra. Pasien
meninggal dunia pada hari ke-15.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI

Gambar 6. Pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan COVID-19; (A) CE-T1WI


menunjukkan ekstensi jaringan sinonasal yang mengalami inflamasi ke kavum orbital
sinistra (panah putih), dengan panoftalmitis orbital sinistra dan proptosis bola mata kiri yang
mengalami deformitas. Tampak pula otot yang membengkak (non-enhancing) (kepala panah
hitam), dan neuritis perioptik dekstra (kepala panah putih). Critical attenuation ICA sinistra
(panah putus-putus) dengan infark frontal sinistra (tidak ada pada gambar) dan temporal
sinistra (asterik) menunjukkan diffusion restriction pada DWI (B).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Sinusitissuatu peradangan pada lapisan sinus paranasal


atau proses peradangan atau infeksi dari satu atau lebih pada
membran mukosa sinus paranasal dan terjadi obtruksi dari
mekanisme drainase normal
EPIDEMIOLOGI

Insiden koinfeksi oportunistik yang menghancurkan pada pasien dengan


infeksi COVID-19, fitur pencitraan mereka dan konsekuensi morbiditas dan
mortalitas mereka perlu diurai. Rangkaian kasus yang menyajikan fitur
radiologis dan presentasi klinis sinusitis rino-orbital-serebral jamur invasif
akut (AIFS) pada delapan pasien rawat inap dengan infeksi COVID-19 yang
dikonfirmasi. Rumah sakit rujukan tersier menghadapi peningkatan tingkat
sinusitis jamur invasif akut rinoorbital-serebral selama gelombang pertama
pandemi COVID-19.
FAKTOR RESIKO

• Melemahkan kesehatan yang membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi sekunder
oportunistik atau defisiensi imun akibat kemoterapi, HIV, diabetes mellitus, dll.
• COVID-19 terkait respons imun disregulasimenginduksi kejadian infeksi jamur
sekunder .
• Elemen risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan infeksi jamur termasuk terapi
kortikosteroid,dan penggunaan empiris antibiotik spektrum luas.
• Kelainan anatomi : deviasi septum, polip, conchae bullosa, trauma lain & patah tulang
yg melibatkan sinus atau area wajah di sekitarnya.
KLASIFIKASI

Berdasarkan onset dan waktunya, terdapat 4 klasifikasi Berdasarkan letak


sinusitis : anatomisnya dapat
 Rinosinusitis akut  Onset mendadak, berlangsung kurang dibedakan menjadi :
dari 4 minggu dengan kesembuhan lengkap/sempurna. • Sinusitis maksilaris,
 Rinosinusitis subakut: Sebuah rangkaian rinosinusitis akut
tetapi kurang dari 12 minggu. • ethmoidalis
 Rinosinusitis akut berulang: Empat atau lebih episode akut, • frontalis
masing-masing berlangsung setidaknya 7 hari, dalam
periode 1 tahun. • sfenoidalis
 Rinosinusitis kronis: Tanda-tanda dan gejala bertahan 12
minggu atau lebih.

Rinosinusitis jamur invasifdikategorikan menjadi bentuk


akut dan kronis,
• bentuk kronisnya: rinosinusitis invasif kronis (CIFS) atau
rinosinusitis invasif granulomatosa kronis (CGFS).
PATOGENESIS

Patogenesis rinosinusitis melibatkan tiga elemen kunci, yaitu


ostium sinus yang sempit, disfungsi aparatus siliaris, dan
sekret sinus yang kental. Diameter sempit dari ostium sinus
menentukan tempat terjadinya obstruksi dan dapat
menyebabkan obstruksi mekanis langsung.
ddDiagnosis

Sinonasal Invasif akut

dPenatalaksanaan

antifungal sistemik (amfoterisin B).


EJALA KLINIS DAN
DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis sinusitis akut, membutuhkan setidaknya dua


• Gejala klinis sinusitis akut
gejala utama, salah satunya haruslah hidung tersumbat (O) atau
biasanya terdiri dari demam,
keluarnya cairan dari hidung (D) dari empat gejala utama berikut
batuk Hiposmia/anosmia, hidung
yang mudah diingat dengan menggunakan singkatan PODS, yaitu :
tersumbat, nasal drainage, • Pain/Nyeri wajah/rasa adanya tekanan/penuh: P
kelelahan, nyeri gigi rahang atas, • Obstruksi hidung: O
postnasal drip, nyeri atau tekanan • Discharge postnasal/hidung/nanah/perubahan warna: D
pada wajah (terutama unilateral • Kehilangan penciuman/hiposmia atau anosmia (Smell loss): S
dan tergantung pada lokasi sinus
yang mengalami peradangan),
telinga penuh/ seperti ada
tekanan.
• Gejala infeksi sinusitis maksilaris
akut berupa demam, malaise dan
nyeri kepala yang tak jelas yang
biasanya reda dengan pemberian
analgesik biasa seperti aspirin.
PEMBAHASAN
Kedelapan kasus di atas menggambarkan hasil pencitraan AIFS yang diasosiasikan dengan
infeksi COVID-19.Kasus pertama dilaporkan oleh Werthman-Ehrenreich terkait pasien
perempuan berusia 33 tahun yang positif COVID-19 dan kemudian mengalami mucormycosis
dengan sindroma kompartmen orbital. Hasil CT kepala pasien tersebut menunjukkan adanya
penebalan mukosa sinus maksillaris dan ethmoidalis yang signifikan. Hasil MRI kepala
menunjukkan adanya infark iskemik dan edema cerebri multi-fokal yang berprogres menjadi
abses bifrontal.
PEMBAHASAN
Kasus kedua dilaporkan oleh Mehta dan Pandey terkait pasien laki-
laki berusia 60 tahun dengan DM yang mengalami gejala orbital pada hari
ke-10 setelah gejala COVID-19 pertama dirasakan. Hasil MRI
menunjukkan penebalan mukosa sinus frontalis, maxillaris dan ethmoidalis
yang signifikan, dan proptosis dekstra dengan pembengkakan jaringan
lunak pada preseptal dekstra dan jaringan retrobulbar. Mekonnen et al.
melaporkan satu kasus AIFR yang diasosiasikan dengan ARDS COVID-19.
PEMBAHASAN

Tiga kasus lain yang serupa juga dilaporkan oleh Sebastian et al. dengan AIFR dan
selulitis orbital 10-15 hari paska onset COVID-19. Hasil CT-scan pada kasus-kasus
tersebut menunjukkan adanya opasifikasi sinus dengan densitas jaringan lunak internal.
Waisel-Haiat et al. melaporkan satu kasus yang melibatkan pasien perempuan dengan
ROM pada COVID-19 stadium lanjut. Hasil CT-scan menunjukkan adanya penebalan
mukosa sinus maksillaris dan sfenoid sinistra, proptosis sinistra dengan penebalan jaringan
lunak periorbital dan midfasial.
PEMBAHASAN
Delapan pasien yang kami laporkan merupakan pasien COVID-19
simptomatik dan membutuhkan perawatan di rumah sakit pada waktu
yang berbeda-beda selama perjalanan klinis penyakit mereka. Serupa
dengan kasus-kasus AIFS pada COVID-19 yang telah dilaporkan
sebelumnya, sebagian besar pasien kami datang pada saat infeksi COVID-
19 telah memasuki tahap lanjut; dimana gejala AIFS rata-rata muncul
pada hari ke 12-35 setelah diagnosis COVID-19 ditegakkan. 8-14 Hanya dua
pasien menunjukkan gejala AIFS setelah dinyatakan sembuh dari COVID-
19.
PEMBAHASAN
Rhinosinusitis fungal invasif dapat dikategorikan menjadi bentuk akut dan kronis, dengan
bentuk kronis diklasifikasikan menjadi chronic invasive rhinosinusitis (CIFS) atau chronic
granulomatous invasive rhinosinusitis (CGFS). Pasien pada kasus tersebut menunjukkan perjalanan
penyakit yang progresif dan cepat, sehingga lebih sesuai dengan AIFS daripada bentuk kronis
seperti CIFS yang biasanya menyerang pasien immunokompeten. Fitur radiologis yang ditemukan
pada kasus-kasus kami sebagian besar mengarah pada pola infiltratif dengan dehisensi tulang. Fitur-
fitur ini berbeda jika dibandingkan dengan fitur radiologis yang ditemukan pada bentuk kronis dari
sinusitis fungal invasif
PEMBAHASAN
Teori terkait hubungan antara infeksi COVID-19 dengan AIFS diduga COVID-19 dapat
memperburuk faktor-faktor predisposisi lain yang telah dimiliki pasien sehingga pasien menjadi
lebih rentan menderita infkesi oportunistik sekunder dan adanya risiko disregulasi respons imun
akibat COVID-19 yang dapat menginduksi infeksi fungal sekunder. Selain itu, peningkatan infeksi
jamur juga dikaitkan dengan terapi kortikosteroid dan penggunaan antibiotik empiris spektrum
luas. Seri kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya diagnosis dini untuk
AIFS pada pasien COVID-19.
KESIMPULAN
AIFS pada pasien COVID-19 memiliki fitur radiologis yang beragam
dan mirip dengan AIFS pada pasien dengan faktor risiko lain.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai