EKG Dasar Dan Cara Interpretasi: Oleh: Dr. Mohamad Arif Fikri

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

EKG Dasar dan Cara Interpretasi

Oleh:
dr. Mohamad Arif Fikri
ANATOMI JANTUNG
ELEKTRO KARDIO GRAFI
PENGERTIAN
 Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik
jantung.
 Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg
menggambarkan rekaman listrik jantung.

INDIKASI PEMERIKSAAN EKG


 Aritmia jantung
 Pasien dengan hipertensi
 Hipertrofi atrium dan ventrikel
 Iskemik dan infark miokard
 Efek obat-obatan seperti digitalis, anti aritmia dll
 Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
 Penilaian fungsi pacu jantung
 Pasien post sinkop
 Dicurigai mengalami kelainan jantung kongenital
MESIN EKG
Mesin EKG dibagi menjadi 3 jenis , menurut banyaknya
saluran ( Channel ) pencatat yaitu: single, trifle atau
multiple channel.
KERTAS EKG

Kertas EKG merupakan kertas grafik 0,04 dt


yang merupakan garis horizontal dan
vertikal dengan jarak 1mm ( kotak 0, 20 dt
kecil ). Garis yang lebih tebal terdapat
pada setiap 5mm disebut ( kotak
besar ).
Garis horizontal Menunjukan
waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk,
sedangkan 5mm = 0,20 dtk. 0,1 mv 0,5 mv
Garis vertical Menggambarkan
voltage, dimana 1mm = 0,1 mv , ISMAIL PRODUCTION

sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv.


Alat Perekaman EKG
Elektroda Gel
Tissue
Handscoon
Mesin EKG
Kertas EKG
Lead Ekstremitas
Lead Pre Kardial
Kabel power pastikan terhubung dengan listrik
Prosedur Pemasangan EKG
1. Memperkenalkan diri kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menutup cartain atau memasang skerem
4. Melakukan hand hygiene dengan handrub atau handwash
5. Memeriksa tekanan tekanan darah sebelum pemeriksaan
EKG
6. Menghubungkan alat dengan sumber listrik
7. Memasang lead ekstremitas (termasuk memberikan jelly
pada area pemasangan)
8. Memasang lead prekordial (memberikan jelly pada area
pemasangan)
Prosedur Pemasangan EKG
9. Memberitahu pasien bahwa tindakan akan dilakukan dan
meminta pasien untuk tidak bergerak terlebih dahulu dan
tidak menggunakan bahan logam.
10. Mengatur parameter perekaman: kecepatan 25 mm/detik,
kekuatan voltase 1 MV
11. Melakukan perekatan EKG 12 lead
12. Merekam lead II panjang (jika hasil hasilnya irreguler).
13. Memeriksa kualitas hasil rekaman.
14. Mencantumkan identitas pasien (nama dan nomor rekam
medik), tekanan sebelum pemeriksaan, tanggal dan jam
tindakan serta identitas pemeriksa di hasil rekaman.
Prosedur Pemasangan EKG
15. Menempelkan hasil rekaman di lembar penempelan.
16. Melepas alat, merapikan pasien, dan membereskan
alat.
17. Cuci tangan
SADAPAN DADA UNIPOLAR
SANDAPAN ECG
GAMBAR EKG
Segmen ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T

Normal : Isoelektris

Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut


Depresi Pada iskemia

NON STMI STMI


Interpretasi EKG
Metode BIRAHI:

1. B: Baca (layak baca)


2. I: Irama.Tentukan apakah denyut jantung
berirama teratur atau tidak
3. R: Rate. Tentukan berapa frekwensi jantung
(HR)
4. A: Axis.Tentukan gelombang P normal atau
tidak
5. H: Hipertropi.Tentukan adanya pembesaran
jantung
6. I: Iskemik/Infark.
Layak Baca
Lead 1: harus positif
Lead AvR: harus negative
Perhatikan posisi pemasangan lead dan kalibrasi alat
Irama
Lihat dari R-R apakah teratur atau tidak
Rate
Dilihat dari mesin EKG atau dihitung dengan rumus
CARA MENGHITUNG HEART
RATE
Menentukan frekuensi jantung
A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R

B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )


Jml kotak kecil antara R – R

C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS


dan kalikan 10.

CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR.


RUMUS C UNTUK YANG TIDAK TERATUR.
Irama Sinus Normal
Takikardia Sinus
Bradikardia Sinus
Fluter Atrial

Denyut atrial cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit


Gelombang fluter : seperti gergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat
Meneruskan semua impuls dari atria
Fibrilasi Atrial

Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak teratur,


frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm
Takikardi Ventrikel (VT)

 Irama : Teratur
 Frekwensi HR : 100 – 250 x/menit
 Gel. P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
Fibrilasi Ventrikel (VF)
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi HR : < 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
 Gel. P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
 @ VF kasar (Coarse VF)
 @ VF halus (Fine VF)
Blok AV Derajat I

•Akibat perlambatan transmisi impuls dari


atrium ke ventrikel, perlambatan terjadi di
A.V
•Pada A.V blok I PR interval lebih dari
0,20 detik
AV Blok Derajat II Mobitz I

PR interval makin memanjang pada tiap denyut


AV Blok Derajat II Mobitz II

Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks (P


berjumlah 2,3, atau 4 baru kemudian diikuti QRS). PR
interval konstan tidak berubah.
AV Blok Derajat III
Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium
berdenyut sendiri berasal dari SA atau impuls di atrium
dan ventrikel berdenyut sendiri berasal dari AV
junction dengan frekuensi 40 – 60/menit atau dari
fokus dibagian bawah ventrikel sehingga QRS lebar
dengan frekuensi < 40/menit
ISKEMIA
ST depresi
T inversi ( T terbalik)
INFARK
ST elevasi
Q patologis

Anda mungkin juga menyukai