Gangg Kesem Cair

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

GANGGUAN

KESIMBANGAN CAIRAN

NS. YANTI R, S.Kep,Sp.KV, MM


TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

MAMPU
MEMAHAMI GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN
TUBUH
TUJUAN KHUSUS
1.MENJELASKAN KONSEP CAIRAN TUBUH
2.MENJELASKAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN
3.PENGKAJIAN
4.TERAPI CAIRAN
INTRUDUCTION
Cairan merupakan
komponen tubuh yang
berperan dalam memelihara
fungsi tubuh dan proses
homeostatis
FUNGSI FISIOLOGI AIR

1. Alat transport hormon & nutrien


2. Membawa O2 dari paru-paru ke sel
tubuh
3. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
4. Mengencerkan zat toksik dan waste
product serta membawanya ke ginjal
dan hati dll
Lanjutan....fungsi air

4. Mengatur suhu,
5. Berperan dalam fungsi
pencernaan,
6. Pelumasm
SIFAT CAIRAN
MOLEKUL KECIL MUDAH
BERDIFUSI
MEMILIKI POLAR DAPAT
BERKOHESI
Kebutuhan cairan
 Seimbang

Minum
Infusi Urine
Water of metab Keringat &Uap air nafas (S&I)

Cairan Cairan
masuk keluar
KEBUTUHAN AIR TERGANTUNG
1. Aktifitas
2. Indeks masa tubuh
3. Usia
4. Kelamin

RUMUS KEBUTUHAN CAIRAN ADALAH


30 CC/KgBB/hARI
KESEIMBANGAN CAIRAN
NORMAL DEWASA

PEMASUKAN  PENGELUARAN

- Evaporasi 600 ml
- Minum 1200 ml
- Kulit 300 ml
- Makan 1000
- Feses 100 ml
ml
- Urin 1500 ml
- Oksidasi 300 ml 2500 ml
2500 ml
NB
. Insensible water Loss (IWL)
1

: 5-10 cc/kg BB/hari

Kehilangan akibat demam


+ 10 % kebutuhan/hari

Perbedaan pemasukan
& pengeluaran tidak lebih
CAIRAN CAIRAN TUBUH

70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 %
Berat Badan
40
Normal Fluid distribution
TBW 60% Percent
Of Body Weight
30
40%
Distributed into 3
main compartment
Intracellular 40%
20 Extracellular Fluid 20%

interstitial
% body fluid

15% 10 15%

plasma volume 5 %
5%
0 Intra- Inter- Plasma
Cellular Stitial Volume
Adolph H. Giesecke, Fluid Fluid
Lawrence D. Egbert
MEMBRAN
Setiap kompartemen cairan
dipisahkan oleh membran
permeabel selektif yang
memungkinkan gerakan
air & beberapa zat terlarut.
MEMBRAN PERMEABELITAS TUBUH
1. Membran sel: memisahkan CIS dari
CIT, terdiri atas lipid dan protein.

2. Membran kapiler: memisahkan CIV


& CIT

3. Membran epitliel: memisahkan CIT


dan CIV dari CTS, co: epitelium
mukosal dari lambung dan usus,
membran sinovial dan tubulus ginjal
Pergerakan Cairan
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh
Kekuatan

1 .Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh


partikel-partikel zat terlarut didalamnya.

2.Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan.

Osmosis adalah : pindahnya cairan dari konsentrasi yang


rendah ke konsentrasi yang tinggi.
Tekanan onkotik : adalah tekanan osmotik yang dihasilkan
oleh protein
OSMOLARITAS
Osmolalitas merupakan konsentrasi total dari bahan yang
terlarut.

Tekanan osmotik ditentukan oleh total bahan terlarut di


dalam larutan

Unit tekanan osmotik adalah osmole dinyatakan dalam


milliosmole( mOsm ).
Osmolalitas plasma = 290 mOsm
2 x (Na ) + glukosa =BUN
18 2,8
PERPINDAHAN PLASMA KE
INTERSTITIAL
Akumulasi cairan (edema) terjadi bila
tekanan hidrostatik vena meningkat ,
plasma onkotik menurun, atau tekanan
osmotik interstitial meningkat
Tek. Hidrostatik kapiler meningkat
Co: volum berlebih, CHF, gagal hati,
trombus vena.
Tek. Onkotik plasma menurun
Co: sindrom nefrotik, defisiensi sintetik
ataupun pemasukan protein <<
Tek. Osmotik interstitial meningkat
Co: Trauma, terbakar, peradangan.
PERGERAKAN CAIRAN KE
PLASMA ATAU ANTARA ECF & ICF
Tekanan onkotik plasma meningkat
Co: penambahan koloid, dekstran,
manitol dan cairan hipertonik yang lain.
 Adanya kekuatan osmosis
 Prinsip osmosis bisa diterapkan dalam
pemberian cairan : Isotonis,Hipotonis
dan Hipertonis.

herlina. rsjpdhk
DIFISIT CAIRAN
Perfusi organ terganggu, fungsi organ terganggu
Cardiac output  - Renal Blood Flow  - GFR  - Ekskresi
H+ dan K+ 
Splanchnic hypoperfusion berakibat panjang
Fungsi organ terganggu
hepar / ginjal : kumulasi sampah metabolisme
Defisit cairan berat menyebabkan ischemia
terbentuknya free radical, mediator dll
mitochondria : produksi ATP 
kematian sel
 Akibat kekurangan cairan
Perdarahan Vasodilatasi Venous return menumpuk
Venous return turun Venous return turun (stagnant, congesti)
| | |
Jantung Jantung Jantung dekompensasi
(Cardiac output TURUN) (Cardiac output TURUN) Cardiac output TURUN
| | |
Pasien SHOCK Pasien SHOCK Pasien SHOCK
Hypovolemic Hypovolemic Cardiogenic
| | |
RBF RBF RBF
(Renal Blood Flow TURUN) (Renal Blood Flow TURUN)
(Renal Blood Flow TURUN)
| | |
GFR GFR GFR
(Glomerular Flow Rate TURUN) (Glomerular Flow Rate TURUN)
(Glomerular Flow Rate TURUN)
| | |
URINE TIDAK KELUAR URINE TIDAK KELUAR URINE TIDAK KELUAR
AKIBAT KEKURANGAN CAIRAN

URINE TIDAK KELUAR


MEKANISME KOMPENSASI
CAIRAN
1. AKTIVASI SISTIM SARAF SIMPATIS
2. AKTIVASI RAAS
3. LEPAS HORMON ADH
4. PERPINDAHAN CAIRAN
Mekanisme kompensasi

 AKTIVASI RENIN-ANGIOTENSIN
Perfusi ginjal

Mekanisme renin angiotensin


Aktivasi sistem saraf simpatetik
Volume < Resorbsi Na pd tubulus renal
(Output urine<)
SSS teraktivasi
Vasokontriksi
Perifer….”dingin” Resobsi cairan ke vena
Epinefrin lepas ((mempertahankan volume vena)

Stimulasi B-adrenergik Venous return

HR&CO CO&TD terjaga


Cont mekanisme…

 .PERPINDAHAN CAIRAN
INTRASELULAR
 LEPASNYA ANTI DIURETIK HORMON
Hipovolemi
Hipovolemi
Pituari anterior melepas ADH
Cairan berpindah
Resorpsi air pd duktus renal Dari intra sel ke intravaskuler
(volume IV terjaga)
Air kembali ke sistem vena

Air dan Na ke RAA Dehidrasi sel

Haus
TERAPI CAIRAN

RESUSITASI RUMATAN
Repair

KRISTALOID KOLOID ELEKTROLIT NUTRISI

Menggantikan Memelihara
kehilangan akut keseimbangan
cairan tubuh cairan tubuh
dan nutrisi
PRINSIP DASAR TERAPI CAIRAN
RESUSITASI
• DO2 yang Optimal
• Perfusi organ2 yang optimal 
mikrosirkulasi
• Homeotasis yang Optimal 
mempertahankan keseimbangan asam basa
( triad of death : hypothermia, acidosis,
coagulation disorder  trauma, sepsis,
prioperative ect )
• Menjaga aliran mikrosirkulasi yang adekuat
TIPE CAIRAN/ LARUTAN
• Isotonik
Cairan yang mempunyai osmolalitasnya mendekati/sama
dengan plasma ( NaCl 0.9%,Albumin 5 %, D5 % )
• Hipotonik
Cairan yang mempunyai osmolalitas lebih kecil dari
osmolalitas plasma ( D 2,5% dalam NaCl 0,45 % )
….mudah masuk ke intra sel
• Hipertonik
Cairan yang mempunyai osmolalitas lebih tinggi dari
osmolalitas plasma ( D 10 % , D 20 %, D 40 %,Albumin
25 %.............Menarik cairan intra sel
KELOMPOK CAIRAN

1. Kristaloid
2. Koloid :
* gelatin
* komponen darah
KRITALOID
- contohnya: RL atau NaCL 0,9%
- Terapi garis pertama untuk
mempertahankan volum plasma
pd pasien dg hemodinamik stabil
- Memerlukan volum 4x > dari
koloid
KOLOID

- lebih kuat daripada kristaloid


- masa kerja lebih lama
dibandingkan kristaloid
- oksigenasi jaringan lebih baik
- resiko terjadi
GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN

1, HIPOVOLUME
2. HIPERVOLUME
HIPOVOLUME
Penyebab:
1. Kehilangan melalui sal. Cerna: muntah, diare.
2. Poliuria
3. Demam
4. Keringat berlebih
5. Kurang pemasukan air
6. Perdarahan
7. Luka bakar
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN

DAPAT DIUKUR (Normal/Abnormal)


diuresis,
gastrointestinal,
perdarahan,
drain

TAK DAPAT DIUKUR (IWL)


Gejala
HIPOVOLUM
1. BB turun 2% hipovolum ringan
BB turun 5% hipovolum sedang
BB turun 8% hipovolum berat
2. Menurunnya kelembaban di mulut, turgor kulit dan
lidah
3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam
untuk orang dewasa
4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur ke
duduk
5. Frekuensi nadi cepat
6. Menurunnya temperatur tubuh
7. Menurunnya perfusi otak
8. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O
9. Meningkatnya berat jenis urin
10. Blood Urea Nitrogen meningkat
11. Hematokrit meningkat
HIPERVOLUM
Penyebab
1. Gangguan mekanisme seperti: gagal jantung,
ginjal, hati.
2. Makanan dan pemberian infus yang
mengandung natrium berlebih
HIPERVOLUM
Gejala
1. BB naik 2 % : hipervolum ringan
BB naik 5 % : hipervolum sedang
BB naik 8 % : hipervolum berat
2. Oedema perifer
3. Distensi vena jugularis
4. Distensi vena perifer
5. Poliuria bila fungsi ginjal baik
6. Asites dan efusi pleura
7. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O
8. BUN menurun karena dilusi plasma
9. Hematokrit menurun
10. Bila sudah berat terjadi edema paru
PERAN PERAWAT KEBUTUHAN
CAIRAN PASIEN
PENGKAJIAAN FISIK
Integumen
1. kemerahan
2. perubahan turgor kulit
3. edema
4. penurunan kelembaban
 Sistem kardiovaskuler
1. pengkajian distensi vena jugularis
2. pengisian kapiler
 Sistem Neurologis
perubahan pada tingkat kesadaran
 Sistem gastrointestinal dan renal
anoreksia, mual, muntah,produksi urine
PEMANTAUAN HEMODINAMIK

1. Invasif
Pengukuran CVP, (N): 2 – 6 mmHG
atau 5 – 12 cm H2O
2. Non Invasif
Tanda vital:
- suhu tubuh
- kedalaman & frekuensi pernapasan
- frekuensi jantung/nadi
- tekanan darah
CONT.....PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KLINIS
1. Timbang berat setiap hari
Penurunan 1 kg = 1 liter
2. Catat pemasukan dan pengeluaran
PENGOBATAN
1. Tes cairan
Parameter cvp, jika CVP < 5 cm H2O, beri
cairan (kolaburasi) dalam 5 – 10 menit.
Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin
2. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3 cm
H2O kmd turun, BP tidak stabil, bunyi paru
normal, kemungkinan cairan belum optimal
maka beri cairan selama 10 menit
3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cmH2O & tanda
vital tidak berubah berikan cairan sampai BP
normal atau cari penyebab lain: jantung, ginjal
Macam cara Infus

Continous Infusion
Menggunakan alat kontrol pengatur kecepatan
aliran
• Syringe pump
• Infus pump
INDIKASI:

1. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru


memungkinkan pemberian obat secara langsung
kedalam intravena.

2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap


pemberian obat(furosemid, digoxin)

3. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat


dalam jumlah besar secara terus-menerus melalui
infus (lidokain, xilokain)
CARA MENGHITUNG TETESAN
CAIRAN
1. MANUAL
* SET MAKRO TETES/MENIT
* SET MIKRO

2. ELEKTRIK SATU CC// JAM


46

Anda mungkin juga menyukai