Istishab Dan Syar'u Man Qabaina - Kel4

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Istishab dan Syar’u Man Qabaina

Kelompok 4 :
KELOMPOK 4 :

1. Tazkiya Nur Afidah (2150210045)


2. Muhammad Fatchurrohman (2150210049)
3. Roudhotun Nikmah (2150210062)
Pengertian Istishab
Istishâb secara etimologi berasal dari kata is-tash-ha-ba
‫ ا لص حية‬yan bermakna (‫ )استفع ا ل‬dalam sighat istifal ISTISHAB
(‫ )اس تصحب‬diartikan sahabat atau teman dan ‫ا لص حبة‬
kalau kata ‫ استمرار‬diartikan selalu atau terus menerus,
maka Istishâb secara lughawi artinya selalu menemani Sahabat
atau selalu menyertai.Istishab secara terminologi, para
ulama ushul fikih berbeda-beda dalam menyusun Terus menerus
redaksinya, sekalipun secara substantif mengarah pada
makna yang sama. Selalu menyertai / menemani
Istishab Menurut Beberapa Ulama Ushul
Fiqh
• Al-Asnawi (w. 772 H), menyatakan bahwa Istishhab adalah penetapan
(keberlakukan) hukum terhadap suatu perkara di masa selanjutnya atas dasar
bahwa hukum itu telah berlaku sebelumnya, karena tidak adanya suatu hal yang
mengharuskan terjadinya perubahan (hukum tersebut).

• Menurut Iman Al-Ghazali, istishab adalah berpegang pada suatu dalil aqli atau
dalil syar'i bukan karena tiadanya dalil bahkan ada dalilnya hanya karena tidak ada
dalil lain yang mengubah hukum tersebut.

• Dapat disimpulkan bahwa Istishab mengukuhkan atau menganggap tetap berlaku


apa yang pernah ada.
Rukun Istishab
1. Keyakinan
2. Keraguan
3. Bertemunya hal yang meyakinkan dan meragukan dalam
waktu yang sama
4. Keadaan yang menyakinkan dan meragukan itu waktunya
berbeda
5. Tempat berlakunya keyakinan dan keraguan itu menyatu
6. Masa berlakunya hal yang menyakinkan mendahului masa
berlakunya hal yang meragukan
7. Keyakinan dan keraguan itu terjadi secara nyata
Syarat Istishab Syarat Istishab
apa saja ya ?
• Pengguna Istishab telah mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk mencari bukti yang merubah
hukum yang semula ada.
• Pengguna Istishab tidak menemukan bukti yang
merubah hokum yang telah ada.
• Hukum lama yang dijadikan sebagai pijakan Istishab
benar adanya, baik dari dalil shar'I ataupun dari dalil
akal.
• Hukum lama yang dijadikan sebagai pijakan Istishab
bersifat mutlaq (umum).
• Tidak terjadi kontradiktif antara Istishab dengan
nash yang ada.
Macam Istishab Apa saja s
istishab it
ih
u?
● Istishab Al-Ibahah Al-AshliyahYaitu istishab yang didasarkan atas hukum
asal, yaitu mubah (boleh).

● Istishab Al-Baraah Al-AshliyyahYaitu istishab yang didasarkan atas prinsip


bahwa pada dasarnya manusia bebas dari taklif (beban), sampai adanya dalil
yang merubah status tersebut.

● Istishab Al-HukmiYaitu istishab yang didasarkan atas tetapnya hukum yang


sudah ada sampai ada dalil yang mencabutnya.

● Istishab Al-WashfiYaitu istishab yang didasarkan atas anggapan tetapnya


sifat yang ada dan diketahui sebelumnya, sampai ada bukti yang
merubahnya.
Syar’u Man Qabaina

Syar`u secara etimologi


berarti mengalir. Syariat
adalah bentuk isim fa`ilnya SYAR’U
secara bahasa adalah tempat
yang didatangi orang yang =MENGALIR
ingin minum yang dilintasi
manusia untuk
menghilangkan rasa haus
mereka
Syariat

Secara Bahasa,tempat Ketentuan Hukum dasar yang


bersifat bersifat global, kekal,
yang didatangi orang
dan universal yang
yang ingin minum yang Jalan yang diberlakukan bagi semua
dilintasi manusia untuk lurus hambaNya berkaitan
menghilangkan rasa haus dengan masalah akidah,
ibadah, dan muamalah

Hukum yang
dibawa Nabi
Muhammad
SYAR’U MAN QABAINA

hukum-hukum Allah yang dibawa


oleh para Nabi/Rasul sebelum Nabi Muhammad
Saw dan berlaku untuk umat mereka pada
zaman itu. Dan diperkuat berupa dalil (QS. Al-
Syuura: 13).
Syar’u Man Qabaina Sebagai
Dalil Hukum
Para ulama menjelaskan bahwa Dapat diambil sebuah
syariat Syar’u Man Qabaina kesimpulan, bahwa
adalah hukum yang telah kedudukan syar’u man
disyariatkan untuk umat nabi qabaina sebagai dalil
sebelumnya dan menjadi hukum hukum merupakan sebuah
pada masa itu serta oleh umat dalil hukum yang berlaku
tersebut sebelum Allah dan dipakai oleh umat
menurunkan syariat kepada Nabi manusia sebelum turunnya
Muhammad. syariat Nabi Muhammad
Kehujjahan Syar’u Man Qabaina

Syar’u Man Qabaina sebagai sebuah Jumhur ulama hanafiyah dan


dalil, tentunya memiliki sebuah hanabilah dan sebagian Syafi'iyah
argumen dan pendapat untuk dan malikiyah serta ulama Kalam
menguatkannya. Oleh karena itu para asy'ariyah dan mu'tazilah
ulama ushul fiqh ada yang menyetujui berpendapat bahwa hukum-hukum
syar’u man qabaina sebagai dalil, syara' sebelum kita dalam bentuk
namun juga ada yang sebaliknya. yang ketiga tersebut tidak berlaku
untuk kita Nabi Muhammad lama
tidak dijelaskan pemberlakuannya
untuk umat Nabi Muhammad
Sebagian sahabat Abu Hanifah,
Sebagian ulama malikiyah, sebagian Pendapat ulama yang
sahabat Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bersikap tawaqquf,
dalam salah satu riwayat mengatakan dalam arti tidak
bahwa hukum-hukum yang disebutkan menentukan sikap
dalam Alquran atau sunnah nabi tentang Apakah Nabi
Meskipun tidak diarahkan untuk umat Muhammad menjalankan
Nabi Muhammad selama tidak ada syariat yang dibawa oleh
penjelasan tentang nasabnya, maka nabi dan rasul
berlaku pula untuk umat Nabi sebelumnya atau tidak
Muhammad Saw.

Anda mungkin juga menyukai