Kelompok 4 Sitologi Darah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Kelomp

ok 4Total Iron (TIBC)


Binding Capacity
Anggota :
1. Dita Rahmaini 1913353001
2. Triantika Shafira 1913353016
3. M. Ismail Ramadhoni 1913353017
4. Rendy Kurnia 1913353020
5. Yuniar Fatma 1913353025
6. Kania Fhara Ramanandita
1913353026
7. Diah Kusumaning Ayu P. 1913353027
8. Alisya Gita Putri Tajuddin 1913353028
9. Shalsa Ayu Sabilla 1913353038
Pengertian Zat Besi (Fe)
Zat besi adalah salah satu unsur yang diperlukan dalam
proses pembentukan sel darah merah. Sel darah merah
ini mengandung senyawa kimia bernama hemoglobin,
yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan
zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Pengertian Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang disebabkan
kurangnya ketersediaan zat besi di dalam tubuh sehingga
menyebabkan zat besi yang diperlukan untuk eritropoesis
tidak cukup. Hal ini ditandai dengan gambaran eritrosit yang
hipokrom- mikrositer, penurunan kadar besi serum,
transferrin dan cadangan besi, di sertai peningkatan kapasitas
ikat besi /total iron binding capacity (TIBC).
Etiologi Anemia Defisiensi Besi
Etiologi Anemia defisiensi besi secara umum dibagi 4:

A. Diet atau Asupan Zat Besi yang kurang


Setiap hari zat besi dari tubuh yang diekskresikan melalui kulit dan epitel
usus sekitar 1 mg maka diimbangi asupan zat besi melalui diet sekitar 1
mg untuk menjaga keseimbangan asupan dan ekskresi yang berguna
untuk kebutuhan produksi eritrosit.
B. Kebutuhan yang meningkat
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada
bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Pada anak-anak
terutama yang mendapat susu formula kebutuhan zat besi meningkat
karena sedikit mengandung besi. 1
Etiologi Anemia Defisiensi Besi
C. Gangguan Penyerapan
Diet yang kaya zat besi tidak menjamin ketersediaan zat besi di dalam
tubuh karena banyaknya zat besi yang dapat diserap sangat tergantung
dari kondisi atau makanan yang dapat menghambat maupun yang
mempercepat penyerapan besi.
D. Kehilangan Darah yang Kronis
Pada perempuan kehilangan zat besi sering karena menstruasi yang
banyak dan lama atau kondisi seperti tumor fibroid maupun malignan
uterin. Selain itu, pendarahan melalui saluran cerna bisa disebabkan
ulkus, gastritis karena alkohol atau aspirin, tumor, parasit dan hemoroid.
Patogenesis Anemia Defisiensi Zat Besi
Perkembangan anemia defisiensi besi terdiri 3 tahap:
a.Tahap pertama
Kekurangan besi (deplesi besi)
Secara umum pada tahap ini tidak menunjukkan gejala, pada tahap ini persediaan besi di sumsum tulang berkurang.
Feritin serum akan menurun akibat meningkatnya penyerapan zat besi oleh mukosa usus sebagai kompensasinya hati
akan mensintesis lebih banyak transferin sehingga akan terjadi peningkatan TIBC.
b.Tahap kedua
Disebut juga tahap eritropoiesis yang kekurangan besi. Pada tahap ini kandungan hemoglobin (Hb) pada sebagian besar
eritrosit yang bersirkulasi merupakan eritrosit yang diproduksi saat ketersediaan besi masih adekuat, maka total
pengukuran Hb masih dalam batas normal, anemia masih belum tampak. Akan tetapi Hb akan terus mengalami
penurunan, Red Blood Cell distribution Widths (RDW) akan meningkat karena mulai ada eritrosit yang ukurannya lebih
kecil dikeluarkan oleh sumsum tulang. Serum iron dan feritin akan menurun, TIBC dan transferin akan meningkat.
Reseptor transferrin akan meningkat pada permukaan sel-sel yang kekurangan besi guna menangkap sebanyak mungkin
besi yang tersedia.
Patogenesis Anemia Defisiensi Zat Besi
C. Tahap ketiga
Tahap ini anemia defisiensi besi menjadi jelas, nilai Hb dan
hematokrit (Ht) menurun, karena terjadi deplesi pada
simpanan dan transport besi maka prekursor eritrosit tidak
dapat berkembang secara normal. Eritrosit kemudian akan
menjadi hipokromik dan mikrositik. Pada tahap ini terjadi
eritropoesis inefektif akibat kurangnya cadangan besi dan
transport besi. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda anemia
dari yang tidak spesifik hingga tanda-tanda anemia berat .
Pemeriksaan Biokimia untuk Anemia
Defisiensi Besi
Cadangan besi yang kurang merupakan tanda awal dari
defisiensi besi. Feritin serum memiliki spesifisitas yang
tinggi untuk diagnosis defisiensi besi, terutama jika
dikombinasi dengan penanda lain seperti hemoglobin.
Pemeriksaan biokimia yang dilakukan dalam manajemen
anemia defisiensi besi adalah feritin serum, Total Iron
Cinding capacity (TIBC), saturasi transferin, Zinc
Protoporphyrin (ZPP) dan soluble Transferrin Receptor
(sTfR).
Total Iron-Binding Capacity
(TIBC)
Total Iron Binding Capacity menunjukkan kadar besi total di dalam serum jika semua transferin
terikat dengan besi. Transferin adalah protein yang terbentuk di dalam hati yang berfungsi sebagai
pembawa besi ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau digunakan oleh sel tubuh.
Kadar TIBC dihitung berdasarkan penjumlahan Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC) dengan
besi serum. Nilai rujukan UIBC 160-280 µg/dL.

TIBC= UIBC + Fe serum

Nilai normal antara 250 – 450 μg/dl. Total Iron Binding Capacity (TIBC) efektif untuk mengukur
secara tidak langsung konsentrasi transferrin. Kondisi malnutrisi, inflamasi, infeksi kronik dan
kanker dapat menyebabkan TIBC menurun.
Prinsip Total Iron Binding Capacity
(TIBC)

Total Iron Binding Capacity (TIBC) banyak menggunakan metode Saturasi.


Prinsip Total Iron Binding Capacity (TIBC) menurut ICSH (International Council
for Standardization in Haematology) Pada serum ditambahkan besi yang berlebih
(ferri klorid). Besi yang tidak terikat transferin akan diabsorbsi oleh magnesium
carbonate, kemudian kadar besi serum diukur. Metode Saturasi TIBC dievaluasi
setelah saturasi transferin oleh larutan besi, dan kelebihan besi akan diabsorbsi
oleh magnesium hydroxide carbonate. Setelah disentrifus, konsentrasi besi dalam
supernatan diukur.
Prosedur Pemeriksaan Pemeriksaan kadar
besi dalam serum Total Iron Binding
Capacity (TIBC)
Direkomendasikan oleh ICSH

1. Masukkan 0, 5 ml serum ke dalam tabung


2. Kemudian tambahkan 0, 5 ml saturating iron solution, campur dengan hati-
hati, dan diamkan selama 15 menit pada suhu ruangan.
3. Tambahkan 100 mg light magnesium carbonate, tutup tabung dan bolak-
balik tabung, diamkan selama 30 menit dengan sekali-kali diaduk.
4. Sentrifugasi tabung yang berisi serum dengan microfuge pada 13.000 rpm
selama 4 menit. untuk mengendapkan protein dan mendapatkan
supernatant.
5. Periksa supernatan, jika masih sisa magnesium carbonate harus disentrifus
ulang.
6. Ambil supernatannya sebanyak 0, 5 ml dan perlakukan seperti pada
pemeriksaan serum iron.
7. Hasil akhir dikalikan 2 jika tak ada microfuge, gunakan volume dobel
untuk reagen dan serum dalam tabung 3 ml dan sentrifus pada 1500g
selama 15 menit.
Prosedur Pemeriksaan Pemeriksaan kadar
besi dalam serum Total Iron Binding
Capacity (TIBC)
● Metode Saturasi
1. Sampel 0, 5 ml dicampurkan dengan 1 ml reagen R1, diinkubasi selama 5
menitKemudian tambahkan 1 sendok takar ( kirakira 100 mg) reagen R2, dan
diinkubasi selama 20 menit, dengan sekali-kali dikocok
2. Sentrifus selama 10 menit dengan 3000 rpm
3. Ambil supernatannya
4. Periksa supernatan seperti pada penentuan SI. Dengan 1 bagian supernatan: 3
bagian reagen R1 (pada SI).
Thank
s Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai