Patofisiologi Kasus Kebidanan 2

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

PATOFISIOLOGI

KASUS
KEBIDANAN

dr. Ferdinal Ferry, SpOG(K)-


Obginsos
PATOFISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN DAN NIFAS

– Kehamilan dan keguguran


– Gangguan edem, proteinuria dan hipertensi
– Gangguan maternal terkait kehamilan
– Komplikasi persalinan dan kelahiran
– Komplikasi pada masa nifas
Kehamilan

– Penimbangan ibu pada kehamilan sangat penting karena :


– kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi
air yang berlebihan atau keadaan prae oedema -> gejala dini
toxeaemia gravidarum
– Kurang naiknya berat badan menandakan gangguan
pertumbuhan janin
– Metabolisme basal naik pada kehamilan , terjadi penimbunan
protein dan kadar zat lemak naik dalam darah  cenderung
terjadi pada ketosis
– Jumlah leukosit lebih dari 12 000/mm3 menunjukkan adanya
infeksi
Hiperemesis gravidarum
– Keluhan mual dan muntah pada wanita hamil muda biasanya berkurang pada akhir
trismester pertama, Kadang bertambah hingga pekerjaan sehari- hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk _> ini yang disebut hiperemesis gravidarum

– Faktor predisposisi : sering pada premigravida akibat Peningkatan berlebih hormon
HCG

– Patofisiolologi : akibat muntah terus menerus cadangan karbohidrat , lemak akan habis
terpakai untuk keperluan energi, oksidasi lemak yang tak sempurna timbul ketosis .

– Kekurangan/kehilangan cairan menyebabkan dehidrasi , cairan ekstrasel dan plasma


berkurang. Narium dan klorida darah turun ,klorida urin berkurang, terjadi
hemokonsentrasi sehingga aliran darah keda lam jaringan menurun. Menyebabkan
jumlah zat makanan dan O2 ke jaringan berkurang dan menimbun zat2 metabolik yang
toksik
• Menurut gejala hiperemesis gravidarum dibagi dlm 3 tingkat :
1. Tingkat I : muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita
, lemas tidak nafsu makan , bb menurun , nyeri di epigastrium ,tekanan
darah turun , turgor kulit berkurang, lidah kering , mata cekung

2. Tingkat II : tampak lemah, apatis, turgor berkurang , lidah kering & kotor ,
nadi kecil &cepat, suhu meningkat sedikit, mata sedikit ikterus(tanda
kerusakan hati),cekung, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi , pernafasan
bau aceton , ditemukan ceton pada urin

3. Tingkat III : keadaan umum lebih berat lagi , muntah2 berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen -> koma, nadi kecil & cepat, suhu meningkat, tensi
turun,ikterus karena payah hati , dapat terjadi komplikasi pada SSP yang
disebut Ensefalopati Wernicke : nistagmus, diplopia, perubahan mental
Penanganan hiperemesis gravidarum

• meliputi :
– pencegahan,
– mengurangi muntah ,
– koreksi dehidrasi dan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit ,
– pemberian vitamin
– pemberian kalori yang adekwat untuk mempertahankan nutrisi.
Pre eklampsia dan Eklampsia
– Preeklampsia
– adalah suatu penyakit dengan tanda – tanda : hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan
– Umumnya timbul pada triwulan ketiga kehamilan
– Jarang sekali menyebabkan kematian ibu
– Tanda dan gejala :
– Bertambahnya berat badan yang berlebihan diikuti edema hipertensi dan
akhirnya proteinuria
– Tekanan darah meningkat secara drastis > 140/90 mmhg
– Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam , atau (+) 3 – 4 pada pemeriksaan
kualitatif
– Oliguria : < 400 ml dalam 24 jam
– Keluhan serebral : gangguan penglihatan,
– Edema : Pembengkakan pada pergelangan kaki, tangan, dan wajah, paru ,
sianosis
– Keluhan subyektif : sakit kepala daerah frontal, skotoma , diplopia,
penglihatan kabur,nyeri epigastrium, mual, muntah

– Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan kegagalan


fungsi organ dan pecahnya pembuluh darah di otak yang akhirnya
bisa menyebabkan kematian

– Pre-eklampsia merupakan gejala awal dari eklampsia, yaitu


keracunan dalam kehamilan.
– Biasanya gangguan terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan
pada wanita yang mengandung anak pertama.

– Pada preeklampsia dan eklampsia sering dijumpai gangguan faal


hati
Eklampsia
• kejang-kejang akibat keracunan kehamilan, yakni kondisi lanjutan dari
pre-eklampsia yang menandai adanya keterlibatan organ otak.
• dapat mengakibatkan terganggunya fungsi organ tubuh lainnya pada
ibu hamil. pengiriman oksigen melalui tali pusat ke bayi akan
terhambat sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen secara maksimal,
yang akhirnya bisa mengakibatkan gangguan perkembangan ketika si
bayi lahir.
• Eklampsia dapat mengakibatkan terganggunya fungsi organ tubuh
lainnya pada ibu hamil.
• pengiriman oksigen dari plasenta melalui tali
pusat ke bayi  akan terhambat sehingga
bayi tidak mendapatkan oksigen secara
maksimal, yang akhirnya bisa mengakibatkan
gangguan perkembangan ketika si bayi lahir.
Masalah – masalah dalam kehamilan
1. Calon ibu dengan usia lebih tua kemungkinan akan melahirkan bayi dengan
Syndrome Down
2. Tekanan darah tinggi  preeklampsia , eklampsia
3. Diabetes selama kehamilan
4. Keguguran
5. Bayi dengan BBLR
6. Dan masalah medis umum lainnya ,
misal ;
– ibu akan sangat lelah ,
– kekurangan tenaga saat melahirkan ,
– memperburuk kondisi sakit punggung
– anemia.
Tanda – tanda bahaya dalam
kehamilan

– Keluar perdarahan dari vagina


– Oedema pada muka atau jari
– Sakit kepala berat
– Penglihatan kabur
– Nyeri perut
– Muntah – muntah berat
– Demam
– Keluar cairan sekonyong – konyong dari vagina
Keluhan – keluhan pada wanita hamil
– Mual dan muntah :
– Biasanya timbul pada bulan ke II dan hilang setelah bulan ke III
– Yang timbul pada pagi hari waktu perut kosong : morning sickness
– Terapi : makan sedikit sebelum bangun dari tempat tidur , makan
porsi kecil dan sering , berikan vitamin B komplek, vit C dan sedativa

– Sakit pinggang
– Karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut ,
melonggarnya sendi – sendi panggul akibat pengaruh hormon –
hormon kehamilan
– Terapi diringankan dengan istirhat , pemakaian korset dan
analgetika
– Varises
– Dipengaruhi faktor keturunan, berdiri lama, usia , hormonal( progesteron),
bendungan dalam panggul
– Terapi : tidak boleh memakai pakaian yang sempit atau menekan , Tak boleh
lama bekerja sambil berdiri,
– Waktu istirahat kaki ditinggikan dan sebaiknya menggunakan kaos kaki
panjang dari elastik
– Haemorroid
– Pelebaran vena- vena di anus
– Dapat bertambah besar dalam masa kehamilankarena ada bendungan darah
didalam rongga panggul
– Terapi : suppositoria haemoroidalis
– Sakit kepala
– Sukar menentukan penyebabnya, Biasanya timbul pada usia hamil
muda ,Hilang atau berkurang pada pertengahan hilang
– Sakit kepala pada usia triwulan terakhir merupakan gejala preeklampsia berat
– Oedema
– Sering pada kaki dan tungkai bawah
– Dapat karena toxemia gravidarum, tekanan rahim yang besar pada vena-vena
panggul,
– Terapi : kaki ditinggikan kalau tidur ,
– Sesak nafas :
– Karena rahim membesarmendesak diafragma keatas
– Terapi : tidur dengan bantal tinggi
– Fluor albus : keputihan
– Normal bertambah dan tanpa keluhan, Bila sangat banyak , timbul rasa gatal /
eczema sekitar kemaluan harus cari penyebab
– Fluor seperti nanah : gonoccocus
– Fluor putih berbuih : trichomonas vaginalis
– Fluor dengan gumpalan putih/kuning dan gatal yang sangat : candida
albicans
– Terapi ditujukan pada penyebabnya
Kelainan dalam lamanya kehamilan
1. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa
tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
– Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks
– Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus
– Abortus inkomplitus , Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus
– Abortus komplitus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
a. Missed abortion : Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa
ada pengeluaran selama lebih dari4 minggu atau lebih (beberapa buku 8
minggu)
b. Abortus habitualis : adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut
tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil,
namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu, dan umumnya
disebabkan karena kelainan anatomic uterus, atau kelainan factor
imunologi.
c. Abortus servicalis : keluarnya konsepsi dihalangi oleh osteum uteri
eksternum yang tidak membuka sehingga semua terkumpul didalam
canalis servikalis , servix menjadi besar dengan dinding yang tipis
d. Abortus infekttiosus , abortus septik Tindakan pengakhiran kehamilan
dikarenakan sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya
dilakukan oleh dukun, atau awam). Bahaya terbesar adalah kematuan ibu
Komplikasi abortus
– Perdarahan
– Harus segera diatasi karena dapat menimbulkan kematian
– Perforasi
– Perforasi uterus akibat kerokan / curetage , teruama pada
posisi uterus hiperretrofleksi
– Infeksi
– Syok
– Bisa terjadi karena perdarahan -> syok hemoragik
– Karena infeksi berat -> syok endoseptik
Penyebab Abortus

1. Penyebab dari segi Maternal secara umum:


• Infeksi akut : virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. Infeksi bakteri, misalnya
streptokokus. Parasit, misalnya malaria.
• Infeksi kronis : Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
Tuberkulosis paru aktif. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa,
dll.
• Penyakit kronis lain, misalnya : hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat,
penyakit jantung , toxemia gravidarum . Gangguan fisiologis, misalnya Syok,
ketakutan, dll.Trauma fisik.
• Penyebab yang bersifat lokal: Fibroid, inkompetensia serviks.
Radang pelvis kronis, endometrtis.Retroversi kronis.Hubungan seksual yang
berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.
2. Penyebab dari segi Janin
• Kematian janin akibat kelainan bawaan. Mola hidatidosa.
• Penyakit plasenta & desidua, misal inflamasi dan degenerasi.
Gangguan yang bersangkutan dengan konsepsi
– Abortus habitualis
– Mengakibatkan wanita tidak dapat melahirkan anak yang dapat hidup
– Digolongkan infertilitas atau sterilitas
– Kehamilan ektopik : kehamilan ekstra uterin
– Kehamilan diluar tempat yang biasa
– Kehamilan diluar rahim
– Dapat terjadi didalam tuba , ovarium atau rongga perut
– Penyakit trofoblast
– Penyakit trofoblas yang menjadi ganas menunjukkan ciri-ciri yang
serupa dengan tumor ginekologik ganas yang lain
Kehamilan ektopik
– Ialah kehamilam dimana ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
tidak ditempat normal ( normal dalam endometrium cavum uteri ) .
– Sebagian besar wanita usia 25 – 35 tahun
– Menurut lokasi kehamilan ektopik digolongkan :
A. Tuba falopii : pars interstisialis, isthmus, ampula, infundibulum, fimbria
B. Uterus : kanalis servikalis, divertikulum , kornu, tanduk rudimenter
C. Ovarium
D. Intra ligamenter
E. Abdominal primer dan sekunder
F. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
Penyakit trofoblast berasal dari kehamilan
– Mola hydatidiform : mola hidatidosa
– Suatu kehamilan abnormal
– Merupakan penyakit trofoblast yang tidak ganas
– Tetapi dapat menjadi ganas : mola distruens atau penyakit trofoblast ganas jenis villosum
– Dan dapat menjadi sangat ganas : koriokarsinoma atau penyakit trofoblast ganas jenis non villosum
– Ciri – ciri :
– Janin biasanya meninggal ,tetapi vilus – vilus membesar dan edematus hidup dan tumbuh terus
seperti anggur
– mengeluarkan HCG (hormon Chorion Gonadotrophin ) dalam jumlah yang lebih besar daripada
kehamilan biasa
– Uterus membesar lebih cepat dari biasa
– Mual muntah , Perdarahan pervaginam, kadang perdarahan disertai pengeluaran beberapa
gelembung vilus
– Diagnosis :
– uterus tumbuh lebih cepat daripada kehamilan biasa,
– tidak terdapat tanda – anda adanya janin didalamnya :
– ballotemen pada palpasi negatif ,
– pemeriksaan rontgen tidak tampak kerangka janin,
– Pada USG secara dopler tak terdeteksi denyut
jantung janin
– Kadar HCG lebih tinggi dari kehamilan biasa
– Terapi :
– Histerektomi : pada wanita usia lanjut dan
sudah mempunyai sejumlah anak
– Suction curetage disertai pemberian infus
oksitosin intra vena : pada wanita yang
masih menginginkan anak
– Post terapi ; perlu pengamatan lanjut berhubung
adanya kemungkinan timbul tumor ganas ( 20 % )
Kelainan pada plasenta
1. Kelainan bentuk dan bobot plasenta
– Plasenta membranasea : plasenta tipis menempati daerah yang luas
dikavum uteri
– Plasenta anularis : plasenta berbentuk cincin mengelilingi chorion
– Plasenta bipartitita ; plasenta terbagi dalam 2 lobi
– Plasenta dupleks : bila plasenta terbagi 2 lengkap dan pembuluh
darah – pembuluh darahnya bersatu ketali pusat
– Plasenta suksenturiata :satu plasenta kecil disamping plasenta yang
biasa
– Plasenta fenestrata : plasenta berlubang
2. Penyakit – penyakit plasenta
– Infark plasenta : Plasenta marginata , Plasenta sirkumvalata
– Tumor plasenta
3. Insufisiensi placenta

• dapat timbul gejala sebagai berikut ;


– Gangguan pertumbuhan placenta
– Gangguan pertumbuhan janian
– Hipoxia dan acidosis janin
– Kadar hormon berkurang

4. PENYAKIT KELAINAN TALI PUSAT


• Kelainan insersi tali pusat
• Lilitan tali pusat

• KELAINAN AMNION
• Hidramnion : cairan amnion > 2000 ml
• Oligohidramnion : cairan amnion hanya sedikit sekali , kental dan keruh
PERDARAHAN ANTEPARTUM
– perdarahan pada kehamilan muda disebut : keguguran atau
abortus
– Perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan ante
partum ( setelah kehamilan usia 28 minggu )
– Biasanya perdarahan lebih banyak dan lebih berbahaya
– Pada umumnya bersumber pada kelainan plasenta
– Klasifikasi perdarahan ante partum yaitu :
– Plasenta previa
– Solusio plasenta ( abrupsio plasentae)
– Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya ( misal ruptura sinus marginalis ,
plasenta letak rendah , kelainan servix dsb)
Antepartum haemorrhage
– Merupakan perdarahan yang terjadi selama kehamilan
– Secara khusus perdarahan antepartum merupakan suatu perdarahan uterus
dari tempat diatas serviks sebelum melahirkan merupakan suatu hal yang
sangat mengkhawatirkan.
– Perdarahan dapat disebabkan oleh robeknya sebagian plasenta yang
melekat di dekat kanalis servikalis yang disebut plasenta previa.
– Perdarahan juga dapat berasal dari robeknya plasenta dari tempat
implantasi sebelum waktunya yang disebut solusio plasenta.
– Meskipun sangat jarang perdarahan juga dapat terjadi akibat insersi
velamentosa tali pusat disertai ruptur dan perdarahan dari pembuluh darah
janin pada saat pecahnya selaput ketuban yang disebut vasa previa.
– Plasenta previa
– Plasenta yang letaknya abnormal : pada segmen bawah uterus ,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
– Plasenta previa totalis : seluruh permukaan tertutup oleh jaringan
plasenta
– Plasenta previa lateralis : sebagian pembukaan tertutup jaringan
plasenta
– Plasenta previa marginalis : pinggir plsenta berada tepat pada pinggir
pembukaan
– Plasenta letak rendah : plasenta letak abnormal pada segmen bawah
uterus
– Gambaran klinik :
– perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
– Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa,
– Perdarahan pertama biasanya tidak banyak , perdarahan berikutnya
selalu lebih banyak dari pada perdarahan sebelumnya .
– Turunnya bagian terbawah janin kedalam pintu atas panggul akan
terhalang
– Nasib janin tergantung banyaknya perdarahan dan tuanya kehamilan
– Setelah janin dilahirkan , plasenta tidak selalu mudah dilahirkan
karena sering mengadakan perlekatan erat pada dinding uterus
– Diagnosis :
– Anamnesa , pemeriksaan luar , pemeriksaan in spekulo , USG
transvaginal , radiografi
SOLUSIO PLASENTAE
– Ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum lahirnya janin
– Biasanya terjadi pada triwulan ketiga
– Solusio plasenta totalis
– Solusio plasenta marginalis
– Berdasarkan gejala klinis dan derajat
terlepasnya plasenta dibagi menjadi :
– Solusio plasenta ringan
– Solusio plasenta sedang
– Solusio plasenta berat
– Patologi : Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematom pada desidua sehingga plasenta terdesak dan akhirnya
terlepas
– Komplikasi solusio plasenta : Perdarahan , Kelainan pembekuan darah , karena
hipofibrinogenemia atau afibrinogenemia , Oliguria , Gawat janin , Payah ginjal
Penyakit lain

– Diabetes mellitus pada kehamilan


– Malnutrisi pada kehamilan
– Herpes gestationis
Diabetes mellitus pada kehamilan

– Menimbulkan banyak kesulitan , menimbulkan perubahan metabolik dan


hormonal yang dipengaruhi oleh kehamilan , mempengaruhi kehamilan
dan persalinan
– Penderita diabetes menunjukkan kecenderungan menjadi lebih berat
dalam kehamilan
– Kadang timbul pruritus vulva
• Pengaruh kehamilan pada diabetes
• Sering dijumpai glukosuria renal dalam kehamilan karena ambang glukosa
rendah ( bukan gula darah tinggi didalam darah )
1. Pengaruh kehamilan
– Prediabetes dapat menjadi manifes
Dapat menyebabkan komplikasi abortus, partus prematurus, preeklampsia,
hidramnion , kelaianan letak janin dan insufisiensi plasenta
2. Pengaruh persalinan
– Dapat terjadi hipoglikemia
– Penyulit lain : insersia uteri, atonia uteri, distosia bahu karena anak
besar, kelahiran mati, lebih mudah terjadi infeksi, kematian maternal
3. Pengaruh nifas
– Sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis , menghambat
penyembuhan luka jalan lahir baik ruptura perinei maupun luka
episiotomi
Malnutrisi pada kehamilan

– Malnutrisi pada ibu hamil menimbulkan  resiko pada ibu maupun


janinnya. Beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari malnutrisi
selama kehamilan yaitu : anemia(kadar haemoglobin ibu rendah) -> berat
bayi lahir rendah, keguguran, asfiksia (gangguan pernafasan), perdarahan
setelah persalinan, persalinan yang lama, infeksi dll. Komplikasi lain pre-
eklampsia/eklampsia & Kekurangan energi kronik (KEK).
– Ibu hamil membutuhkan kalori yang cukup menunjang kehamilan nya.
( 300 kalori perhari ) -> berfungsi sebagai penghasil energi melalui
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.
– Protein adalah zat pembangun yang juga dibutuhkan oleh ibu hamil untuk
pertumbuhan jaringan payudara, uterus, peningkat an volume darah dan
berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan janin.
– Salah satu faktor penyebab anemia adalah kekurangan zat besi, zat besi
ini  didapatkan dari sayuran hijau, daging dan suplemen tambahan.
– Asam folat atau vitamin B yang dikonsumsi sebelum masa kehamilan dan
setelah hamil dapat mencegah resiko cacat lahir pada otak dan tulang
belakang
– kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, otot ibu juga
membutuhkan kalsium, sehingga apabila kekurangan kalsium dalam
tubuh maka ibu akan merasakan kram otot.
– otot ibu juga membutuhkan kalsium, sehingga apabila kekurangan kalsium
dalam tubuh maka ibu akan merasakan kram otot.
– Normal selama kehamilan kenaikan berat badan adalah antara 11,5-16 kg,
Post partum haemorrage

– Perdarahan post partum bisa akibat :


– Atonia uteri :
– tidak adanya tegangan/ kekuatan otot pada daerah uterus/rahim.(Kamus
Kedokteran Dorland).
– rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik setelah persalinan, terjadi
pada sebagian besar perdarahan pasca persalinan.(Obstetri edisi ke 2,
1998:254).
– uterus tidak berkontraksi setelah anak lahir.(Phantom:358).

– Laserasi jalan lahir


ATONIA UTERI
– terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil ( pemijatan) pada fundus uteri setelah janin dan plasenta
lahir
– Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan , Secara fisiologis perdarahan post partum dikontrol oleh
kontraksi serabut – serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah
yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta
– Atonia terjadi karena kegagalan kontraksi uterus dimana serabut – serabut
miometrium tidak berkontraksi
– Penyebab : overdistensi uterus , seperti gmelli , polihidramnion , usia ibu
terlalu muda atau terlalu tua , multipara dengan jarak kelahiran pendek,
partus lama , malnutrisi , penanganan yang salah dalam usaha melahirkan
plasenta
– Terapi : atasi syok , cairan cepat, inj oxitosin, Histerektomi
Laserasi jalan lahir
• Merupakan penyebab ke2 trsering perdarahan pasca persalinan.
• Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.
• Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya
disebabkan oleh robekan serviks atau vagina.
• Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum
Pemeriksaan vagina dan serviks .
1. Robekan vulva : akibat persalinan, terutama primipara, bisa timbul luka
disekitar introitus vagina biasanya tidak dalam tapi kadang timbul perdarahan
banyak, khusus luka dekat klitoris.
2. Robekan perineum : terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang pada persalinan berikutnya. terjadi di garis tengah dan meluas bila kepala
janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin
melewati pintu bawah panggul dengan 10 ukuran yang lebih besar dari
sirkumferensia suboksipitobregmatika atau anak dilahirkan dengan pembedahan
vaginal.
• Tingkatan robekan pada perineum :
– Tingkat 1: hanya kulit perineum dan mukosa vagina yang robek
– Tingkat 2: dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubung
kan otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka.
– Tingkat 3: robekan total m. Spintcher ani externus dan kadang-kadang
dinding depan rektum.
– Pada persalinan yang sulit, dapat terjadi kerusakan dan peregangan
puborectalis kanan dan kiri serta hubungannya di garis tengah ->
melemahkan diafragma pelvis menimbulkan predisposisi untuk
terjadinya prolapsus uteri.
3. Perlukaan vagina : Kadang terjadi akibat ekstraksi cunam, bila
kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan
baru terlihat pada pemeriksaan spekulum. Robekan atas vagina terjadi
akibat menjalarnya robekan serviks.
– bila ligamentum latum terbuka dan cabang arteri uterina terputus,
dapat timbul banyak perdarahan ,bila perdarahan tidak bisa
diatasi,lakukan laparoto mi dan pembukaan ligamentum latum. Jika
tidak berhasil lakukan pengikatan arteri hipogastika.
4. Robekan serviks : Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks,
pada kondisi luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke
segmen bawah uterus. bila terjadi perdarahan yang tidak berhenti
meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi
baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks
uteri.
5. Kelainan pembekuan darah : koagulopati merupakan penyebab dan
akibat perdarahan yang hebat. Gambaran klinis bervariasi mulai dari
perdarahan hebat dengan atau tanpa komplikasi trombosis, sampai
keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh tes laboratorium
– Setiap kelainan pembekuan, baik yang idiopatis maupun yang
diperoleh, merupakan penyulit yang berbahaya bagi kehamilan &
persalinan,misal defisiensi faktor pembekuan, pembawa faktor
hemofilik A (carrier), trombopatia, peny Von Wille brand , leukemia,
trombopenia & purpura trombo si topenia.
5. Purpura trombositopenik : bersifat idiopatis / sekunder -> dise
babkan keracunan obat-racun lainnya , dapat menyertai anemia
aplastik, anemia hemolitik yang diperoleh, eklampsia,
hipofibrinogenemia karena solutio plasenta, infeksi, alergi & radiasi.
6. Hipofibrinogenemia : adalah turunnya kadar fibrinogen dalam darah
sampai melampaui batas tertentu, lazim disebut ambang bahaya
(critical level). Dalam kehamilan kadar berbagai faktor pembekuan
meningkat, termasuk kadar fibrinogen. Kadar fibribogen normal pada
pria dan wanita rata-rata 300mg% (berkisar 200-400mg%), dan pada
wanita hamil menjadi 450mg% (berkisar antara 300-600mg%).
Prolonged pregnancy
– Kehamilan lebih dari 42 minggu atau kehamilan lewat waktu
– kelahiran terlambat adalah suatu kondisi di mana kehamilan melebihi 42 minggu
sejak saat terjadinya pembuahan .
– Usia kehamilan dianggap normal jika persalinan terjadi dalam usia kehamilan 38-
42 minggu. Jika lebih, maka kehamilan dianggap melewati waktu dan dapat
membahayakan baik ibu maupun janin. 
– Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga
fungsinya akan berkurang.
– Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen.
– Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan
dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin.
– evaluasi melalui USG dengan color doppler -> dilihat arus arteri umbilikalis
jantung ke janin.
– Kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi.
Tanda – tanda kematian anak didalam rahim
– Bunyi jantung anak tidak terdengar lagi
– Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun
– Palpasi anak menjadi kurang jelas
– Reaksi biologis menjadi negatipsetelah anak mati sekitar 10 hari dalam
rahim
– Ibu tidak merasakan lagi pergerakan anak
– Gambaran Rontgen ;
– Tanda Spalding : tulang2 tengkorak saling bertumpuk disebabkan isi
tengkorak berkurang karena otak mencair
– Tulang punggung sangat melengkung : Nanjouk¡’s sign (+)
– Adanya gelembung – gelembung gas dalam pembuluh dasar besar janin
Robert¡’s sign (+) , ditemui seelah janin mati sekitar 12 jam
– Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
Komplikasi Kala I dan Kala II
1. Persalinan lama : Fase laten lebih dari 8 jam , Disebabkan :
kecemasan ,ketakutan, pemberian analgetik yang kuat /terlalu cepat pada
persalinan dan pemberian anastesi sebelum fase aktif ,normalitas pada tenaga
ekspulsi , abnormalitas pada panggul, kelainan pada letak dan bentuk janin
2. Partus Presipitatus : dimana ekspulsi janin berlangsung kurang dari 3 jam
setelah awal persalinan. berkaitan dengan Solusio plasenta ,Aspirasi mekonium,
Perdarahan post partum Pengguna cocain, bila servik panjang dan jalan lahir
kaku, terjadi robekan servik dan jalan lahir yang luas, Emboli air ketuban,Atonia
uteri dengan akibat HPP. Kontraksi uterus yang terlalu kuat akan menyebabkan
asfiksia intrauterine, Trauma intrakranial akibat tahanan jalan lahir.
3. Distosia : adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan
kelainan tenaga( tenaga/his : His Hipotonic/ Inersia Uteri· His Hipertonic, His
yang tidak terkordinasi ) kelainan letak, dan bentuk janin, serta kelainan jalan
lahir.
Komplikasi Kala III dan Kala IV

1. Perdarahan pada kala III : karena terpotongnya pembuluh-pembuluh


darah dari dinding rahim bekas implantasi plasenta / karena sinus-sinus
maternalis ditempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Bila darah
yang keluar melebihi 500cc dikategori kan perdarahan pascapersalinan
primer.
– Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum adalah; Atonia
uteri, Perlukaan jalan lahir, Terlepasnya sebagian plasenta dari uterus ,
Tertinggalnya sebagian dari plasenta umpamanya klotiledon atau
plasenta suksenturiata.
– Kadang-kadang perdarahan disebabkan kelainan proses pembekuan
darah akibat dari hipofibrinogenemia(solution plasenta, retensi janin mati
dalam uterus, emboli air ketuban).
Retensio plasenta

– Adalah bila plasenta belum lahir setengah jam sesudah anak lahir
– Patofisiologi : Retensio plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan
retraksi, menyebabkan sinus-sinus darah tetap terbuka, dan menimbulkan HPP.
Begitu bagian plasenta terlepas dari dinding uterus, perdarahan akan terjadi di
daerah itu.
– Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi miometri um dan
perdarahan berlangsung terus sampai sisa organ tersebut terlepas serta
dikeluarkan.
– Diagnosa : Pada pemeriksaan luar: fundus/korpus ikut tertarik apabila tali pusat
ditarik., Pada pemeriksaan dalam: sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi
yang dalam.
– Terapi :
– manual plasenta
– Histerektomi.
Inversio uteri

– Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, hingga
fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.trjadi tiba-
tiba dalam kala III/ segera setelah plasenta keluar
– Jarang ditemukan
– Menurut perkembangannya inversion uteri dibagi yaitu;
1. Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri, tetapi belum keluar dari ruang
tersebut.
2. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.
3. Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, sebagian besar terletak diluar
vagina.
– Inversio uteri bisa terjadi spontan/ sebagai akibat tindakan.
– Diagnosis tidak sukar dibuat . pemeriksaan dalam dapat menunjukkan
tumor yang lunak diatas servik uteri/ didalam vagina,
– Terapi : reposisi pervaginam , pembedahan laparatomi
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai