Pemenuhan Adl Pada Lansia

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PEMENUHAN ADL PADA LANSIA

Oleh kelompok 4
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu
proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir.
Lanjut usia atau yang lazim disingkat degan lansia adalah warga Indonesia yang
berusia ≥60 tahun ( Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO dalam Effendi dan
Makhdui (2009) lansia terbagi dalam beberapa batsan usia yaitu usia pertengahan
(middle age) antara usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74
tahun, lanjut usia (old) usia 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas
usia 90 tahun.
APA ITU ADL ????????
DEFINISI

ADL (Activity daily living) adalah kegiatan melakukan pekerjaan


rutin sehari-hari dan merupakan aktivitas pokok bagi perawatan
diri. ADL merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kapasitas
fungsional seseorang dengan menanyakan aktivitas kehidupan
sehari-hari, untuk mengetahui lanjut usia yang membutuhkan
pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari atau dapat melakukan secara mandiri. Menghasilkan
informasi yang berguna untuk mengetahui adanya kerapuhan pada
lanjut usia yang membutuhkan perawatan (Gallo dkk, 1998).
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002) ADL adalah
aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari
STANDAR MENURUT NOORKASIANI
S.TAMHER.2008
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Toileting
4. Transferring
5. Kontinensia atau eliminasi
6. makan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ADL PADA LANSIA
1) Umur dan status perkembangan
2) Kesehatan fisiologis
3) Fungsi kognitif
4) Fungsi psikososial
5) Tingkat stress
6) Ritme biologi
7) Status mental
8) Pelayanan kesehatan
PEMERIKSAAN ADL ( BARTHEL INDEKS)

Indeks Barthel merupakan suatu alat ukur


pengkajian yang berfungsi mengukur kemandirian
fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas
dengan sistem penilaian yang didasarkan pada
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Indeks ini
menggunakan 10 indikator penilaian, yaitu:
NO ITEM YANG DINILAI SKOR NILAI

1 Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu  

5 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll


10 = Mandiri
2 Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain  

5 = Mandiri
3 Perawatan diri (Grooming) 0 = Membutuhkan bantuan orang lain  

5 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan bercukur

4 Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain  

5 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)


10 = Mandiri
5 Buang air kecil (Bowel) 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol  

5 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)


10 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)

6 Buang air besar (Bladder) 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)  

5 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)


10 = Kontinensia (teratur)

7 Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain  

5 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa hal sendiri


10 = Mandiri

8 Transfer 0 = Tidak mampu  

5 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)


10 = Bantuan kecil (1 orang)
9 Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu )  

5 = Menggunakan kursi roda


10 = Berjalan dengan bantuan satu orang
15 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti, tongkat)

10 Naik Turun Tangga 0 = Tidak mampu  

5 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)


10 = Mandiri
 Berdasarkan tabel di atas, interprestasi hasil
menurut Barthel adalah jika total nilai indeks
100 maka disebut Dependen Total jika skor 0-
20, Dependen Berat jika skor 21-40,
Dependen Sedang jika skor 41-60, Dependen
Ringan jika skor 61-90, dan Mandiri jika skor
91-100 (Sugiarto,2005).
PENELITIAN

1. Keadaan Geografi

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari berlokasi di Desa Ranooha


Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara, dengan luas tanah ± 3 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Jalan poros Bandara Halueleo 
 Sebelah Selatan : Lahan perkebunan masyarakat 
 Sebelah Barat Dan Timur : Rumah Masyarakat. 
2. Tahapan pelayanan
Tahap Pendekatan
Tahap penerimaan

3. Fasilitas Umum
  Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari memiliki beberapa fasilitas
umum yaitu jalan umum, pagar besi atau beton, sumur bor, listrik, serta 2 unit
bis, 3 unit mobil oprasional, 1 unit mobil ambulance, 5 unit motor oprasional.
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari memiliki fasilitas utama yaitu
wisma penerima sebanyak 12 unit, Ruang serba guna 1 unit, Ruang perawatan
khusus 1 unit, Ruang keterampilan 1 unit, Ruang poliklinik 1 unit, Ruang dapur
1 unit, Ruang pemulasaran jenazah 1 unit, Kantor 1 unit, Rumah Dinas 6 unit,
Rumah jabatan 1 unit, Aula 1 unit, Masjid 1 unit, Gudang 1 unit, Kolam ikan 1
unit.
HASIL PENELITIAN
No Tingkat Kemandirian Frekuensi Persen

s1 Mandiri 45 60,0%

2 Ketergantungan Ringan 23 30,7%

u3 Ketergantungan Sedang 3 4,0%

4 Ketergantungan Berat 3 4,0%

5 Ketergantungan Total 1 1,3%

Jumlah 75 100%
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar lansia


memiliki tingkat kemandirian pada kategori mandiri yaitu sebesar 45 orang
(60,0%), kategori kemandirian lansia yang tertinggi kedua adalah kategori
ketergantungan ringan yaitu sebesar 23 orang (30,7%) dan yang paling
rendah adalah lansia dengan tingkat kemandirian ketergantungan sedang
yaitu sebesar 3 orang (4,0%) sedangkan tingkat kemandirian
ketergantungan berat yaitu sebesar 3 orang (4,0%) dan tingkat
ketergantungan total yaitu 1 orang (1,3%)
Kemudian dalam penelitian ini sebagian besar tingkat
kemandirian lansia dengan kategori ketergantungan ringan yang
disebabkan oleh faktor penuaan dimana dicirikan seiring
bertambahnya usia akan mengalami penurunan fungsi
penglihatan, pendengaran dan otot saraf. Hal ini dapat sangat
menghambat kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas
sehari- hari seperti makan, mandi, toileting, buang air kecil dan
besar, berjalan, naik turun tangga dan bahkan bangkit dari duduk.
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori, bahwa penurunan fungsi
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan perubahan
motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar
keterampilan baru. Perubahan- perubahan tersebut pada umumnya
mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya
akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka.
Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan
sehari- hari. Secara biologi, lanjut usia mengalami proses penuaan
secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya fisik
terhadap penyakit (Hardiwinoto, 2005)
KESIMPULAN

ADL (Activity daily living) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari dan
merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL merupakan salah satu alat ukur untuk
menilai kapasitas fungsional seseorang dengan menanyakan aktivitas kehidupan sehari-
hari, untuk mengetahui lanjut usia yang membutuhkan pertolongan orang lain dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau dapat melakukan secara mandiri.
Menghasilkan informasi yang berguna untuk mengetahui adanya kerapuhan pada lanjut
usia yang membutuhkan perawatan (Gallo dkk, 1998). Sedangkan menurut Brunner &
Suddarth (2002) ADL adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari.
Menurut (Noorkasiani S.Tamher. 2008) untuk menetapkan apakah salah satu fungsi
tersebut mandiri atau dependen (yaitu memperlihatkan tingkat ketergantungan )
diterapkan standar sebagai berikut. Mandi, berpakaian, toileting,kontinensia, makan.
Faktor yang mempengaruhi pemenuhan ADL pada lansia ada umur&perkembangan,
kesehatan fisiologis, fungsi kognitif, fungsi psikososial, tingkat stress, ritme biologi, status
mental dan pelayanan kesehatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai