PAI BAB 3 Pert Ke 3-Manusia

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB III

HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


Berbagai persepsi tentang manusia
Pesppektif Filsafat:
Plato - Yunani: manusia adalah mahluk berakal dan akal manusia
mengarahkan budi
Aristotels - Yunani: manusia adalah binatang yang berfikir, Akal
adalah sifat yang dimiliki manusia yang dapat memisahkan watak
tidak manusiawi.
Jean Paul Sartre - perancis; existensialis – bahwa existensi
manusia mendahului Essensinya, permulaan manusia bukan apa-
apa , dan tidak akan menjadi sesuatu kecuali setelah ia menjadi
apa yang menjadi pilihannya
Perspektif Antropologi: manusia sebagai primata yang sempurna
badan dan akalnya
Perspektif Psichology Modern”;
Perspektif Psicho Analisys Clasic;
Perspektif Pendidikan;
Siapakan Manusia: Konsep Manusia Menurut Islam
Al-Insan : jinak, harmonis, nampak. – AnNaas – Unas – Al- Ins
Al-Basyar: penampakan yang baik dan indah – jelas bedanya
dengan mahluk lain
Bani Adam – dzuriyah adam.
Secara fisik Manusia diciptakan dari Turab – debu, tanah, saripati
tanah
Secara non fisik ada Ruh didalamnya
Proses penciptaan – dimensi jasmaniyah:
Nuthfah –bahan campuran,menjadi
Alaqoh: segumpal darah sebagai embrio yang tergantung di
dinding rahim ( 40 hari pertama )
Mudghah – segumpal daging ( 40 hari kedua )
Tulang yang dibungkus daging dan dilengkapi organ tubuh
lengkap ( 40 hari ketiga )
Ditiupkanlah roh kedalamnya – sekaligus ditentukan takdirnya,
maka sebaiknya orang tua berdo’a kepada Allah agar sang anak
tsb ditakdirkan yang baik-baik.
 Proses penyempurnaa – dimensi ruhaniyah:
 Nafs – roh – jiwa, ghaib ( hanya dapat diketahui gejala adanya, yaitu
kehidupan.
 Nafs Zakiyyah – jiwa yang suci
 Nafs Mutmai’innah – jiwa yang tenang
 Nafs Lawwamah – jiwa yang menyesal
 Nafs Ammarah – jiwa yang menyuruh pada kejahatan.
 ‘aqlun – akal, - untuk berfikir, menerima ilmu pngth
 Qolbun – fuad – asShodr - hati – ( qolbun saliim & qolbun mariidl )[
 Hati nurani – basyiroh – cahaya hati, ketajaman hati, kecerdasan dilubuk hati
terdalam.
 Islam memandang manusia dari berbagai dimensi, menempatkan manusia
pada posisi central, manusia diposisikan sebagai mahluk yang mulia, ketika
dia dapat mengaktualisasikan eksistensinya. Mengoptimalkan potensi positif
dalam menunaikan dan menselaraskan peran dan fungsinya sebagai Abdun &
Khalifah – namun jika sebaliknya mengoptimalkan potensi maka ia akan
menempati posisi yang rendah/hina, bahkan lebih rendah dari binatang.
Eksistensi dan Martabat Manusia
Persamaan – perbedaan Manusia dengan Mahluk lain
Persamaan-2 nya:
Sama-sama diciptakan oleh Allah swt
Merupakan bagian integral dari sistem makro cosmos
Memiliki fungsi interelasi dan interdependensi dalam menjaga
keseimbangan alam.
Pesamaan organ-organ tubuh dan fungsinya
Punya hasrat dan tujuan, dan berupaya agar terpenuhi nya tujuan
tsb sesuai kemampuan didukung oleh pengetahuan dan
kesadarannya.
Perbedaan -2 nya
Kesadaran binatang akan lingkungannya diperoleh hanya melalui
indra – sifatnya dangkal
Kesadaran binatang hanya bersifat tunggal dan terbatas
Wilayah kesadaran binatang bersifat regional, terbatas pada
habitat hewan saja.
Sifatnya temporer, teutuhan tergantung pada masa kini –
terpisah dari masa lalu dan mendatang.
Hasrat dan kecenderungannya bersifat badani – butuh makan,
minum, tidur, bermain, berlindung dan sex. Sedangkan manusia
menjangkau sampai kebutuhan rohani, ( simpati dan rela
berkorban terhadap orang lain, berjuang mempertahankan dan
membela keyakinannya ).
Bersifat pribadi hanya berhubungan dengan dirinya – maksimal
ke pasangan & anaknya.
Bersifat sementara
 Eksistensi Manusia
 Manusia sebagai mahluk pilihan Allah yang diangkat menjadi khalifah di bumi
dibekali dengan berbagai potensi keunggulan atas alam semesta, maka
existensi manusia sebagai mahluk serba dimensi:
 Dimensi pertama – secara fisik manusia hampir sama dengan binatang, butuh
makan, minum, istirahat dan menikah supaya dapat hidup, tumbuh dan
berkembang biak.
 Dimensi kedua – memiliki ilmu dan pengetahuan ( lahiriah  spiritual.
 Dimensi ketiga - kebajikan etis.
 Dimensi keempat – keindahan/estetis.
 Dimensi kelima – pemujaan dan pengkudusan.
 Dimensi keenam – keserba bisaan – kemampuan intelek dan kehendak.
 Dimensi ketujuh – mampu memahami ” konsep diri” dengan kemampuan
intelektualnya.
 Dimensi kedelapan – pengembangan bakat, islam memberikan perhatian
secara seimbang baik fisik, material, spiritual; mental dan emosional; sosial
dan individual
 Martabat Manusia
 Manusia yang dapat mengoptimalkan existensinya akan sampai pada martabat
insan kamil
 ( manusia yang sempurna )- Ulul Albab – penuh hikmah, kebijaksanaan dan
pengetahuan. Dengan karakteristik: takut hanya kepada Allah, banyak dzikir
dan fikir, mampu memilah/memilih yang baik dari yang buruk. Menuntut
ilmu dengan tekun dan menularkan ke orang lain dengan ikhlas, qiyamullail
bermunajat kepada Allahswt.
 Tujuan Penciptaan Manusia
 Manusia diciptakan agar menyembah kepada Allah baik mahdloh maupun
ghairu mahdloh
 Funsi dan Peranan Manusia
 Sesuai dengan potensi dan keunggulan manusia dibanding mahluk ciptaan
yang lain dengan segala kesempurnaannya maka fungsi & peran didunia ini
adalah sebagai Abdun/hamba dan sebagai khalifah yang ditugaskan untuk
memakmurkan dibumi.
 Kedudukan dan Tanggung jawab Manusia
 Kedudukan Manusia
 Manusia sebagai hamba Allah ( ‘Abdun )
 Makna secara essensial dari ‘abdun adalah: ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan hanya layak diberikan kepada Allah dengan selalu bertaqarrub
kepada Nya.
 Manusia sebagai khalifah Allah
 Manusia dibekali berbagai potensi kskhalifahan antara lain:
 Potensi tentang kebenaran sunnah Allah yang terdapat dalam alam ciptanNya
( ayat-ayat kauniyah ).
 Allah memberikan batasan-2 normatif yang ada dalam hukum-2 syari’at
( ayat-ayat Qur’aniyah ).
 Allah memberikan wewenang dan kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga melahirkan kreatifitas yang dinamis.
 Potensi sosial dalam bentuk kemampuan membangun hubungan dan interaksi
dengan masyarakat dan lingkungannya.
 Potensi ruhaniyah dalam bentuk kemampuan membangun kedekatan dengan
Allah melalui ritual peribadatan.
Tanggung jawab Manusia
Tanggung jawab Manusia sebagai hamba Allah
Bahwa segala proses pelaksanaan peribadatan manusia kepada
Allah akan dinilai apakah sudah sesuai dengan ketentuan syari’ah
? dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah
Tanggung jawab Manusia sebagai khalifah Allah
Atas wewenang dan kebebasan yang diberikan oleh Allah untuk
mewakili memakmurkan bumi ini juga akan dinilai dan
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai