Kel 1 Sistem Sensori
Kel 1 Sistem Sensori
Kel 1 Sistem Sensori
Disusun oleh:
1.Ardiyati/2020270024
2.Eka
Here is where yourPrihati/2020270027
presentation begins
3.Rifki Agung Jehian/2020270021
Pengertian Sistem Sensori
• Sistem sensoris membahas tentang organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis
rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensori neuron (saraf sensoris)
dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan.
• Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan
luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh
saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di
saraf pusat.
• Indra merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar
tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor.
1.Indera pengelihatan (mata)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya
primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor
di dalamnya.
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf sehingga dapat
diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual.
A. Anatomi Indera Penglihatan (Mata)
Agar dapat menghasilkan gambar visual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang
sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya
yang masuk kemata melalui konjungtiva, kornea, okueus humor, lensa dan fitreurus humor, dimana
pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di
retina.
Neuron merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods dan
sel kerucut cones) sel batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih
dalam cahaya redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa
iodoksin yang peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum
berwana dalan cahaya tajam yang terang
C. Persepsi Sensori Indera Penglihatan
1. Katarak
A.Patofisiologi
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior dan posterior nukleus.
Perubahan fisik dan kimia dalam lesna mengakibatkan hilangnya transfransi. Perubahan pada
serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier sekitar daerah diluar lensa.
Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengautkan
pandangan dengan menghambat jalanya cahaya ke retina.
B.Farmokologi • Ciprofloxacin (2x1 500gr)
• Methylprednisolon (3x1 4mg)
• Tumbrosom (6 tts/jam)
• Floxa (6 tts/jam)
• As,mefanamat (3x1 50 gr)
• Ketorolac (1 amp/8 jam)
Makanan yang harus dihindari pada penderita katarak yaitu:
• Hindari makanan yang pedas (cabe,saus,lada bubuk)
C.Terapi diet
• Hindari bahan masakan yang berbau menyengat (Bawang
putih)
• Hindari minuman kafein (Kopi)
• Hindari makanan yang mengandung protein tinggi (Putih
telur, keju. Tempe)
Makanan yang dianjurkan untuk penderita katarak
C.Terapi diet • Jus wortel, mengandung vitamin A yang sangat baik untuk
mata
• Bawang putih, makan bawang putih mentah-mentah akan
membantu mengurangi derita katarak.
• Makan bayam, ini karena banyak bayam yang mengandung
karotenoid sehinga dpat membantu penyembuhan katarak.
2. Peterigium
A. Patofisiologi
Mata terpapar oleh ultravioletfaktor beta oveproduksi menyebabkan regulasi
collagenase meningkat sehingga sel-sel bermigrasi dan angiogenesis. Akibatnya terjadi
perubahan degenerasi kolagen dan terlihat jaringan sub epitelial vibrofeskular
Kerusakan kornea terdapat pada lapisan membran bowman yang disebabkan oleh
pertumbhan jaringan fibrofaskuler dan sering disertai dengan inflamasi ringan.
Kerusakan membrane bowman akan mengeluarkan substrat yang diperlukan untuk
pertumbuhan peterigium.
B.Farmokologi
• Pemakaian air mata artifisial (obat tetes
topical)
• Salep pelumas topical (hypoters, P.M
penyegar atau OTC)
• Obat tetes mata anti iflamasi
C.Terapi diet
• Makanan yang berserat
• Makanan kaya protein
• Makanan kaya lemak sehat
• Makanan kaya anti oksiden
C. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut
tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
1.Anatomi Indra Pendengar (Telinga)
1.telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus
acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral. Daun telinga
dibentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit
2.telinga tengah
Telinga tengah yaitu menahan atau mencegah benda asing yang masuk ke
dalam telinga dengan memproduksi serumen, menstabilkan lingkungan
dari input yang masuk ke telinga tengah, dan menjaga telinga tengah dari
efek angin dan trauma fisik
3.telinga dalam
Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini disebut labirin.
2 Fisiologi Indera Pendengar
(telinga)
A. Patofisiologi
Otitis mesia terjadi akibat disfungsi tuba eustasius, tuba tersebut
yang menghubungkan telinga tengah dan nasofaring, normalnya
tertutup dan datar yang mencegah organisme dari rongga faring
memasuki telinga tenga. Jika tuba tersebut terbuka, perbedaan tekanan
ini menyababkan bakteri masuk keruang telinga tengah, tempat
ornganisme cepat berpoliferasi dan menembus mukosa.
B.Farmakologi
&
terapi diet • Pemberian antibiotik topikal
• Antibiotic sistemik, antibiotic
golongan kulnolon
• Terapi Diet
Diet tinggi protein dan karbohidrat
D. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap
(taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar
dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Makanan yang sudah
mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang
larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke
saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.
1.Anatomi Indera Pengecap (Lidah)
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat
gula. Susunan saliva (kelenjar ludah) terdiri dari air, glikoprotein, enzim
pencernaan (ptialin), garam alkali, dan lain-lain. Fungsi saliva yaitu ada secara
mekanis, kimiawi (enzim ptialin- hidrat arang,→ maltose, enzim maltose
glukosa), membasahi lidah, melarutkan makanan, mencegah karies gigi
(mengubah suasana asam).
3. Persepsi Sensori Indera Pengecap
Stomatitis
A.Patofisiologi
Tubuh manusi memiliki pertahanan tubuh alamia yaitu system
laktoperoksidase ( LP system) yang mampu mempertahankan
tubuh terhadap serangan infeksi mikroorganisme. System
laktoperoksidase (LP system) terdapat pada salifa atau luda
manusia. LP system mempertahankan tubuh dengan cara
perfungsi sebagai bakteriostatis terhadap baketeri mulut dan
bakteriosit terhadap bakteri.
B.Farmakologi • Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg/minggu
& untuk bulan pertama dan kemudian 100
mcg) untuk pasien dengan level serum
terapi diet vitamin B12 dibawah 1001 pg/ml
• Tablet vitamin B12 suplingual (1000
mcg/hari)
• Terapi Diet
Penderita stomatitis mengalami kesulitan dalam
menelan dan mengunya makan. Oleh karna itu,
perlu diberikan pengaturan diet dengan
makanan saring..
E. Indera Peraba (Kulit)
Epidermis Dermis
Terdiri atas jaringan ikat yang
Epidermis adalah lapisan luar kulit menyokong epidermis dan
yang tipis dan vaskuler.. menghubungkannya dengan
jaringan subkutis.
Subkutis Subkutis
1. Dermatitis
A. Patofisiologi
Terjadi saat kontak utama allergen dengan kulit
sampai limfosit mengenal dan memberi respon
yang memerlukan 2-3 minggu hapten protein
tidak lengkap masuk kedalam kulit dan
berikatan dengan protein karier membentuk anti
gen yang lengkap, antigen ini ditangkap dan
diproses lebih dahulu oleg makrofag dan sel
langerhans keadaan ini memicu reaksi limfosit
T yang belum tersentisasi dikulit sehingga
sensitisasi terjadi pada linfosit T membentuk sel
T efektor yang tersentisisasi secara spesifik dan
sel memori.
B.Farmakologi • Krim atau salep kortikosteroid
(hidrocortison, desonit krim 0,0
5% dioleskan pada kulit 1-2 hari
sekali
• Table kortikos teroid
(antihistamin : CTM 3x4 mg atau
loratadin 1x10 mg/hari
• Sayur-sayuran hijau (brokoli dan
C. Terapi diet bayam)
• Makanan yang kaya akan anti oksidan
• Makanan yang kaya vitamin A dan B
4) Makanan tinggi energy,
protein,mineral dan vitamin sesuai
dengan kebutuhan
TERIMAKSIH!!!!!!