Praktikum Biofarmasetika

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PRATIKUM BIOFARMASETIKA

“DISTRIBUSI DAN EKSKRESI TETES MATA


KLORAMFENIKOL”

FARMASI B
Nama Anggota Kelompok
• Fitriah Turahman (204111050)
• Irrene Anjjely Uba Lamawitak (20411147)
• Klaudio Saputra Kaka (204111051)
• Maria Aprilia Irene Guru (204111056)
• Maria Carolinda Poso (204111050)
• Maria Chikitalya Wula (204111039)
• Maria Magdalena Luruk Seran (304111041)
• Maria Paskalina Aprilia Nak (204111038)
• Maria Vianesa Riberu (204111048)
• Maria Magdalena Boro ( 194111023)
• Yarnisia Mete ( 194111020)
• Faldy M.K Pelokilla (224112307)
• Shavira Widiananda Rosnah (224112311)
Skema Presentasi

1 2
Latar Belakang Metodeologi
Alat, bahan dan cara kerja

3 4
Kesimpulan
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Judul Jurnal
“PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES
MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MEREK DENGAN
METODE KCKT”
Latar Belakang Jurnal

Kloramfenikol merupakan suatu antibiotika berspektrum luas yang aktif terhadap mikroorganisme.
Kloramfenikol dijumpai dalam bentuk sediaan kapsul, tetes mata dan tetes telinga baik produk generik maupun
bermerek.Obat generik merupakan obat yang menjadi program pemerintah. untuk meningkatkan keterjangkauan
pelayanan kesehatan oleh masyarakat khususnya dalam hal ini adalah daya beli terhadap obat.
Dengan tidak adanya promosi, maka harga obat generik lebih murah jika dibanding harga obat bermerek. Namun
demikian, sebagian pihak menyangsikan khasiat. obat generik.Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan
penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata produk generik dan produk bermerek dengan menggunakan
metode KCKT. Berdasarkan hasil penetapan kadar kloramfenikol dalam dua produk ini diharapkan dapat
membuktikan bahwa kloramfenikol produk generik sebanding mutunya dengan produk bermerek, sehingga
masyarakat tidak perlu ragu memilih produk generik.
Metodeologi
ALAT-ALAT:
Alat yang digunakan pada
BAHAN: percobaan ini seperangkat alat
Bahan yang digunakan pada KCKT (Shimadzu LC- 10);
percobaan ini yaitu ultrasonic batch (Bronson
kloramfenikol, tetes 1510); pompa vakum; vakum
kloramfenikol generik dan filter 0,45 μm; microsiringe 100
bermerek, aquabidestilata, μl; kolom shim-pack C- 18;
metanol pro KCKT. detektor UV 280 nm; alat-alat
gelas yang dipakai dalam
laboratorium Kimia Analisis,
neraca analitik
Lanjutan…
PROSEDUR KERJA:
A. Pembuatan berbagai larutan
Fase gerak dibuat dengan mencampurkan metanol dan air dengan
perbandingan 40:60 (v/v). Larutan stok kloramfenikol baku: kloramfenikol di
timbang sesuai perhitungan kadar, kemudian dilarutkan dalam sejumlah tertentu
fase gerak yang telah dibuat untuk mendapatkan konsentrasi 100 µg/mL.
Pembuatan larutan untuk baku kloramfenikol dari larutan stok dipipet 1,0; 1,5;
2,0; 2,5; dan 3,0 mL masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL lalu
ditepatkan volumenya dengan fase gerak sehingga diperoleh konsentrasi
10,15,20,25,dan 30 µg/mL.
B. Penentuan kondisi Analisis optimum

Kondisi analisis optimum dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu: detektor : UV 280 nm,
Fase gerak yaitu metanol : air (40 : 60) v/v, laju alir: 1 Ml/menit.

C. Validasi Metode Analisis

1. Pembuatan kurva baku

larutan kloramfenikol baku dengan konsentrasi 10,0; 15,0; 20,0; 25,0; dan 30,0 μg/mL masing-masing
disuntikkan ke alat KCKT sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan. Luas puncak kloramfenikol dicatat
untuk tiap konsentrasi dan dibuat kurva hubungan antara konsentrasi kloramfenikol dan luas area

2. Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi:

Batas deteksi (limit of detection LOD) dan batas kuantitasi (limit of quantitation / LOQ) metode
penetapan kadar kloramfenikol dengan metode KCKT dihitung secara statistik melalui garis linear dari kurva
baku.

3. Penentuan selektivitas

selektivitas dilihat dari kromatogram. Pada puncak kloramfenikol terpisah dan tidak ada gangguan dari
puncak zat lain yang mungkin ada dalam sampel.
4. Uji presisi

disiapkan enam larutan baku kloramfenikol 15,0 µg/mL dan disuntikkan ke KCKT, dicatat luas area. dan
waktu retensi. Kemudian dihitung koefisien variasinya.

5. Uji akurasi : Uji ini dilakukan dengan metode addisi. Ketepatan dihitung dengan recovery menghitung
persentase

6. Uji recovery

dilakukan dengan memasukkan masing-masing 5,0 mL tetes mata ke dalam dua labu takar 100 Ke dalam
salah satu labu ditambahkan 1 mL larutan baku kloramfenikol 1000 µg/mL sedangkan labu yang lain tidak.
Kemudian kedua labu takar tersebut ditepatkan volumenya dengan fase gerak sampai tanda, dipipet kembali
masing-masing sebanyak 5,0 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan citambah fase gerak
sampai tanda. Kedua larutan tersebut diinjeksikan ke KCKT.

7. Penetapan Kadar Kloramfenikol

Dipipet sejumlah volume tetes mata yang setara dengan 50 mg kloramfenikol, dimasukkan ke dalam labu
takar 25 mL lalu ditambahkan fase gerak sampai tanda. Larutan tersebut kemudian dipipet 2 mL, dimasukkan
ke dalam labu takar 25 mL dan ditambah fase gerak sampai tanda. Setelah disaring melalui membran filter
0,5 mm, larutan diinjeksikan ke KCKT. Pekerjaan ini diulangi tiga kali. Kadar kloramfenikol dihitung
menggunakan kurva baku yang telah dibuat.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Analisis kualitatif kloramfenikol dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
kloramfenikol dalam sediaan tetes mata yang dianalisis. Analisis kuliatitatif
dilakukan dengan membandingkan waktu retensi puncak Idoramfenikol baku
dengan puncak yang yang muncul pada injeksi larutan sampel sediaan tetes
mata baik generik maupun bermerk. Waktu retensi adalah selang waktu yang
dibutuhkan oleh linarut (solut) mulai saat injeksi sampai keluar dari kolom dan
sinyalnya ditangkap oleh detektor (Mulya & Suharman, 1995). Waktu retensi
puncak koramfenikol untuk baku, sampel generik dan sampel bermerek
berturut- turut adalah 6,575; 6,475; dan 6,483 menit.
Lanjutan…
Lanjutan…
Validasi Metode Analisis Kloramfenikol

1. Linearitas (Linearity)
Persamaan garis yang diperoleh dari perhitungan statistik regresi linear adalah y=
1,6429 x - 5,5758 dengan koefisien korelasi (r) 0,9802. Nilai (r) bisa diterima karena (r)
tabel < (r) hitung yaitu 0,811 < 0,9802 sehingga memenuhi uji linearitas.
2. Batas Deteksi (LOD) dan Kuantitasi (LOQ)
Berdasarkan perhitungan statistik dari kurva baku, diperoleh nilai LOD dan LOQ
berturut-turut sebesar 5,2 dan 17,3 µg/mL. Nilai tersebut cukup memadai untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif kloramfenikol dalam tetes mata secara KCKT.
3. Ketelitian (precision)
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koevisien variasi (KV) = 5,988 %. Kriteria
ketelitian diberikan jika metode memberikan nilai KV 1-2%. Akan tetapi kriteria ini
sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan
kondisi laboratorium, sehingga nilai KV 5-19% masih dapat diterima (Snyder et al.,
1997).
Lanjutan…
4. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasilanalisis dengan kadar analit
yang sebenarnya. Menurut Gunawan (1994), suatu metode mempunyai akurasi yang baik apabila
nilai perolehan kembali berkisar antara 80-120%. Namun, pada penelitian ini nilai perolehan kembali
tidak berada pada rentang tersebut sehingga menunjukkan bahwa metode analisis penetapan kadar
kloramfenikol secara KCKT ini belum mampu memberikan hasil yang akurat karena tidak
memberikan % recovery yang dapat diterima (80% - 120%). Hal ini disebabkan karena adanya
kesalahan sistematik yang berkontribusi terhadap ketepatan hasil analisis.
5. Penetapan Kadar kloramfenikol dalam Sediaan Tetes mata
Penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata dapat dilakukan dengan menggunakan data
tinggi puncak dan luas puncak/luas area. Dalam penelitian ini digunakan perhitungan menggunakan
data luas area, sebab luas area kromatogram proporsional dengan konsentrasi analit (Mulya &
Suharman, 1995).Berdasarkan hasil perhitungan kadar, diperoleh rata-rata kadar kloramfenikol
dalam tetes mata generik dan bermerk berturut-turut sebesar 117,5919,97 dan 111,29+5,42 %.
Kedua sediaan tetes mata tersebut memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia
Edisi IV tentang yaitu tetes mata mengandung kloramfenikol kloramfenikol tidak kurang dari 90% dan
tidak lebih dari 130% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Lanjutan…
Hasil analisis menggunakan uji t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai t hitung < t tabel
yaitu 0,038 < 2,132. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan kadar yang signifikan antara
kadar kloramfenikol produk tetes mata generik dan produk bermerk.
Kesimpulan
Metode analisis kloramfenikol dengan metode KCKT fase terbalik ini
memenuhi syarat yang diharapkan untuk parameter linearitas, selektivitas,
LOD, LOQ, dan presisi namun masih memiliki memenuhi akurasi syarat yang
yang kurang telah ditetapkan.
Hasil penetapan kadar kloramfenikol dalam sediaan generikdan bermerek
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar
keduanya dan semua memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope
Indonesia Edisi IV.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Ed ke V. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Gunawan, I., 1994, Metode Validasi Pada Analisis Kimia, Pendidikan
Kelanjutan Apoteker, Surabaya Fakultas FarmasiUniversitas
Airlangga
Sari, Utami. 2009. Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Tetes Mata
Pada Sediaan Generik Dan Merk Dengan Metode Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi. Jurnal Pharmacy,Vol 06(02) Agustus 2009.
Purwokerto
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai