PEMBELAJARAN - PENILAIAN DALAM KM Ok

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

RISET, DAN TEKNOLOGI

PEMBELAJARAN DAN
ASESMEN

PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

[email protected]
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen
• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen
berlaku 02
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta didik
Pembelajaran
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen (termasuk
alur tujuan pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen
Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan Memahami pengembangan projek penguatan profil
pendidikan dalam Kurikulum Merdeka pelajar Pancasila
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pendidikan Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan • Mendesain projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Perencanaan pembelajaran • Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek penguatan
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil pelajar
Pancasila
v

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


STANDAR PROSES Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran
Permendikbudristek Nomor: 16 TAHUN 2022 berdasarkan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.

Standar Proses meliputi:  Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen


a. perencanaan pembelajaran; perencanaan pembelajaran yang: a. fleksibel; b. jelas; dan c.
sederhana.
b. pelaksanaan pembelajaran; dan  Dokumen perencanaan pembelajaran Paling sedikit memuat: a.
c. penilaian proses pembelajaran. tujuan pembelajaran; b. langkah atau kegiatan pembelajaran; dan
c. penilaian atau asesmen pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam Penilaian proses pembelajaran merupakan asesmen terhadap
suasana belajar yang: a. interaktif; b. inspiratif; c. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
menyenangkan; d. menantang; e. memotivasi Penilaian proses Pembelajaran dilakukan oleh Pendidik yang
Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan f. bersangkutan.
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, Asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran paling sedikit 1 (satu)
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis kali dalam 1 (satu) semester.
Peserta Didik. Asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dengan cara: a. refleksi diri terhadap pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh perencanaan dan proses pembelajaran; dan b. refleksi diri terhadap
Pendidik dengan memberikan: a. keteladanan; b. hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala Satuan
pendampingan; dan c. fasilitasi. Pendidikan, dan/atau Peserta Didik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Perangkat Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 4


01 02 03 04

Memahami dan Merumuskan Menyusun Alur Merancang


menganalisis Tujuan Tujuan Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 5


01. Memahami dan Menganalisis Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan Menganalisis CP merupakan hal yang sangat penting agar
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai pendidik mengetahui tujuan, dan karakteristik dari mata
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari pelajaran.
Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan
dasar dan menengah, CP disusun untuk Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
setiap mata pelajaran. CP memberikan tujuan menganalisis CP, contohnya; kompetensi yang perlu dimiliki di
umum dan ketersediaan waktu yang tersedia akhir fase, kata kunci penting dalam CP, cara mencapai
untuk mencapai tujuan tersebut (fase). kompetensi yang perlu dimiliki, proses belajar seperti apa
yang perlu ditempuh dan materi apa yang bisa dipelajari
termasuk kedalaman dan keluasannya.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian
Fase PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 6


02. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran berhubungan Tujuan Pembelajaran


dengan pengembangan ide-ide tentang apa yang
harus dipelajari peserta didik dari kata-kata kunci
yang ditemukan setelah menganalisis CP.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu


dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam
Kompetensi Lingkup Materi
pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase
mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk Kemampuan atau Konten dan konsep utama
CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan keterampilan yang perlu yang perlu dipahami pada
ditunjukkan/ akhir satu unit pembelajaran
beberapa tujuan pembelajaran.
didemonstrasikan oleh
peserta didik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 7


03. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan 7. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana
tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives); ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak
8. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih
terpotong di tengah jalan;
dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu 9. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase; alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh 10. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat
termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut; berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau
(kecuali pendidikan khusus); kode; dan
11. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila
dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 8


Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan Metode pengurutan dari konten yang konkret dan Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen
dari yang berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Hierarki konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
Konkret ke Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
yang tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Abstrak sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris
tersebut (abstrak). Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah
Prosedural prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan
selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam
sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus
Pengurutan Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan
Deduktif yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah
terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe perangkat lunak statistik.
database, seperti hierarki atau relasional.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus
mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa
Pengurutan Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
dari Mudah paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat
ke yang pendek dalam kelas berenang sendiri.
lebih Sulit

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 9


04. Merancang Pembelajaran
● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Rencana Pembelajaran
● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan
alur tujuan pembelajaran dan disusun
lebih rinci.
● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan
oleh pemerintah.
● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat
berbeda-beda, Modul Ajar
Rencana Pelaksanaan
● Rencana pembelajaran dirancang dengan
Pembelajaran
memperhatikan berbagai faktor lainnya,
termasuk faktor peserta didik yang berbeda,
lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran, dan lain-lain.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 10


Perbandingan Antara Komponen Minimum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan Modul Ajar

Komponen minim rencana pelaksanaan Komponen minimum modul ajar


pembelajaran
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur
tujuan pembelajaran). tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di dalam satu atau lebih pertemuan.
awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta
pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan instrumen dan cara penilaiannya.
pembelajaran. ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta
instrumen dan cara penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk,
misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar
kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 11


Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen,
serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran.

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran


● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik
● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glosarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik dan pendidik ● Daftar pustaka
digunakan

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau
mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 12


Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
1 mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk


2 menjadi pembelajar sepanjang hayat
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
3
peserta didik secara holistik;
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
4 lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra;
Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
5

Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat
digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 13


Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses


pembelajaran dimana peserta didik dapat
mempelajari materi pelajaran sesuai dengan
kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya
masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan
merasa gagal dalam pengalaman belajarnya
(Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoffman, 2011;
Tomlinson, 2017)
Fokus pembelajaran berdiferensiasi: kualifikasi
pencapaian tujuan belajar yang beragam, termasuk
cara untuk menumbuhkan identitas unik sebagai
pelajar dan sosialisasi norma/nilai masyarakat
sesuai kondisinya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Dari mana Perancangan Pembelajaran
Berdiferensiasi dimulai?

Pendidik melakukan Asesmen formatif


Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal
pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran.
Asesmen pada awal pembelajaran digunakan
mendukung pembelajaran terdiferensiasi
sehingga pesertadidik dapat memperoleh
pembelajaran sesuai dengan yang mereka
butuhkan.

Berdasarkan hasil asesmen di awal pembelajaran,


pendidik perlu berupaya untuk menyesuaikan
strategi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Ilustrasi Siklus Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembelajaran dan Asesmen
pendidik
Pendidik memodifikasi
melakukan rencana yang
asesmen di dibuatnya dan/ atau
awal membuat
pembelajaran penyesuaian untuk
sebagian peserta
didik

Melaksanakan asesmen di Melaksanakan


akhir pembelajaran untuk pembelajaran dan
mengetahui ketercapaian menggunakan berbagai
tujuan pembelajaran*) metode asesmen formatif
untuk memonitor
kemajuan belajar

*) Asesmen ini dapat


digunakan sebagai
asesmen awal pada
pembelajaran berikutnya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Pembelajaran Berdiferensiasi
Berdasarkan Persepktif Guru

Konten Proses
Menyesuaikan kesiapan, Penggunaan kegiatan bermakna
minat dan profil bagi peserta didik sebagai
pengalaman belajarnya di kelas

Produk Lingkungan belajar


disesuaikan dengan kesiapan peserta
hasil akhir pembelajaran untuk didik dalam belajar, minat, & profil belajar
menunjukkan kemampuan agar memiliki motivasi yang tinggi dalam
pengetahuan, keterampilan, dan belajar.
pemahaman peserta didik setelah
menyelesaikan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 17


Diferensiasi berdasarkan perspektif peserta didik
Minat
Minat memiliki peranan yang besar untuk
menjadi motivator dalam belajar.

Kesiapan
sejauh mana kemampuan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran

Gaya belajar
mengacu pada pendekatan atau bagaimana
cara yang paling disenangi peserta didik agar
mereka dapat memahami pelajaran dengan
baik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Asesmen/Penilaian
Asesmen Formatif Asesmen Sumatif
 bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan
pembelajaran. kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan.

 dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi pembelajaran.
perkembangan peserta didik.
dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang
 dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan menengah
pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah.
pada PAUD, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui
Pada PAUD, asesmen formatif dapat dilakukan capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai
hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau
melalui observasi terhadap perkembangan anak saat
kelulusan.
melakukan kegiatan bermain-belajar

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik
penilaian tidak menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi satuan
PAUD, dengan menekankan pengamatan pada anak secara autentik sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk
asesmen antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, dokumentasi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Prinsip-Prinsip Asesmen
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan
1 orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya;
asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
2 keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran

asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
3 menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar
untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
4 memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut

hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
5 tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di CP,
namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 20


Bentuk Laporan Hasil Belajar
RAPOR
Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen, laporan
hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif.
Dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang
tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

Raport dapat dlengkapi:

1.Portofolio
2.Hasil Karya
3.catatan anekdot
4.ceklis,
5.dokumentasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Mekanisme Kelulusan
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai
dasar kelulusan dapat berdasarkan penilaian
sumatif, yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis, tugas
untuk performa, portofolio, atau kombinasi.

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusan


dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar
peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi


untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak
yang telah menyelesaikan fase pondasi
(PAUD) dapat mencapai profil peserta
didik yang tergambar dalam STPPA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Penentuan Kelulusan

Pasal 10 (2)
Penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran
dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada: a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau
bentuk lain yang sederajat; dan b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau
bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 11

Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari
Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala unit utama yang
membidangi kurikulum dan asesmen.

PermendikbudRistek No 21 tahun 2022

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 23


kebijakan dan Panduan dapat diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
TERIMA KASIH

MARI BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai