Group 1 BI Kelas Tinggi
Group 1 BI Kelas Tinggi
Group 1 BI Kelas Tinggi
Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terhadap Keaktifan
Peserta Didik di Sekolah
Dasar
Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Dosen Pengampu : Chandra, S.Pd., M.Pd.
Kelompok
3
Ghita Hasna Thayyiba (20129286)
pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Saat ini,
permasalahan yang sering terjadi yaitu peserta didik tidak begitu aktif dalam proses
pembelajaran. Akan tetapi guru tidak menindaklanjuti permasalahan ini, bahkan guru juga tidak
begitu tepat dalam memilih strategi pembelajaran. Keterbatasan guru dalam menilai peserta didik
melalui pembelajaran bisa menjadi salah satu faktor sehingga hal ini membuat guru kesulitan
dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat. Selain itu, pemilihan stategi yang tidak tepat
mengakibatkan guru kesulitan mengontrol siswa serta kurangnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
Oleh karena itu kami dari kelompok penyaji ingin memberikan solusi sebagai guru yang
harus bisa memahami karakter peserta didik dengan baik dan mampu menentukan strategi yang
tepat agar siswa bisa aktif dan termotivasi dalam pembelajaran. Disini kami ingin menawarkan
untuk menggunakan strategi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Strategi
pembelajaran yang berorientasi aktivitas peserta didik adalah suatu proses pembelajaran yang
digunakan untuk mengembangkan keaktifan peserta didik dalam suatu pemahaman konsep dan
• K a ra k t e r i s t i k p e s e r t a d i d i k
• Kompetensi dasar yang dikehendaki
• Bahan ajar
• Sa r a n a
• Ketersediaan waktu
• K e ma m p u a n d a n k e c a k a p a n d a r i p e n g a j a r
Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
keadaan. Guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan
keadaan. Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran :
• Berorientasi Pada Tujuan.
• Aktivitas
• Individualis
03
Solusi
Permasalahan
● A. Pembelajaran yang Berorientasi pada Aktivitas Siswa (PBAS).
● Strategi ini merupakan solusi bagi kami dimana Pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa
ini menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya pembelajaran menghendaki
keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Seorang
siswa yang tampaknya hanya diam saja, tidak berarti memiliki kadar pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa yang rendah dibandingkan dengan seseorang yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin
saja yang duduk itu secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya.
Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar pembelajaran atau
aktivitas yang tinggi jika yang bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak diikuti
oleh aktivitas mental dan emosional.
● Kelebihan : Siswa berperan sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan yang harus dijejali
dengan berbagai informasi, melainkan siswa tersebut mengolah informasi tersebut dan
mengaplikasikannya atau menghubungkannya dengan kehidupan. Sehingga melalui pembelajaran
yang berorientasi pada aktivitas siswa ini siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah
informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya. Dan menjadikan
siswa adalah subjek yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan.
● Kekurangan : Keberhasilan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa sangat
tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru seperti kemampuan guru, sikap profesionalitas guru,
latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru. Karena hal-hal tersebut yang sangat
menentukan bagaimana guru bisa menjalankan perannya sebagai penunjuk dan fasilitator sehingga
guru dapat memfasilitasi siswanya untuk belajar. Tanpa hal-hal yang harus dimiliki oleh guru tersebut
dapat dipastikan proses kegiatan pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik.
● B. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Strategi ini
merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menggunakan sistem pengelompokan yang
terdiri empat sampai enam orang yang mempunyai kemampuan akademik, jenis kelamin, suku yang
heterogen (Wina Sanjaya, 2007:240). Pada proses pembelajarannya siswa diberi kesempatan bekerja
dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah. Tugas kelompok dapat
memacu para siswa untuk bekerja sama dalam mengintegrasikan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
● Kelebihan : Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan lagi kepada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
yang lain, Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-
kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak
untuk respek pada orang lain, dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Interaksi
selama pembelajaran kooperatif berlangsung, dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir,
hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
● Kekurangan : Penilaian yang diberikan pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
siswa. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sesekali penerapan
model pembelajaran kooperatif.
● C. Menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
● Salah satu strategi dan model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam belajar di kelas adalah model pembelajaran Jigsaw. Jigsaw merupakan model
pembelajaran yang membuat siswa harus berdiskusi dengan teman-temannya dalam sebuah kelompok
kecil. Setiap kelompok kecil akan mendiskusikan tema yang sama. Setelah memahami tema dari
kelompoknya, Guru akan membentuk kelompok kecil baru yang beranggotakan perwakilan dari
kelompok-kelompok kecil sebelumnya. Dalam kelompok kecil yang baru ini, masing-masing siswa
akan diminta untuk menjelaskan kembali materi yang sudah mereka diskusikan dalam kelompok
sebelumnya. Dengan demikian siswa dituntut untuk aktif memberikan informasi atau pengetahuan
yang didapat dari diskusi sebelumnya sekaligus aktif mendengarkan informasi atau pengetahuan baru
yang disampaikan oleh temannya.
● Kelebihan : Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga
pengetahuannya jadi bertambah dan siswa mampu Menerima keragaman dan menjalin hubungan
sosial yang baik dalam hubungan belajar.
● Kekurangan : Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif dalam kelompok masing–masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
dalam pelaksanaan diskusi dan Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan
kegaduhan.
● D. Strategi pembelajaran scramble.
● Untuk meningkatkan keaktifan siswa maka dapat dilakukan melalui penelitian dengan menerapkan
strategi pembelajaran Scramble. Dengan strategi pembelajaran Scramble siswa dapat belajar sambil
bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Dengan
demikian siswa akan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Mulyadi dan
Risminawati (2012 : 69) sintak dari strategi pembelajaran Scramble yaitu sebagai berikut : buatlah
kartu soal sesuai dengan materi bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan
materi, membagikan kartu jawaban dan soal pada tiap kelompok , siswa berkelompok mengerjakan
soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Sedangkan media yang dibutuhkan dalam
strategi ini yaitu : buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, buat jawaban
yang diacak hurufnya.
● Kelebihan : Menurut buku tentang model pembelajaran scramble, selama pembelajaran dengan model
ini, tidak akan ada siswa yang pasif, karena setiap anggota dalam kelompok memiliki tanggung jawab
masing-masing demi keberhasilan kelompoknya.
● Kekurangan : Strategi ini sulit dalam perencanaan dan implementasi, membutuhkan waktu yang lama
dalam penggunaannya.
●
● E. Menggunakan Pendekatan Inquiry.
● Pendekatan Inquiry adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara logis,
kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan.
Penggunaan pendekatan inkuiri bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa karena siswa akan merasa
tertarik dengan berbagai sintak yang ada di setiap pembelajaran yang digunakan dan siswa lebih
bersemangat untuk mengemukakan pendapat dan bertanya yang belum dipahami.
● Kelebihan : Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan
mengendap dalam pikirannya,dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi.
● Kekurangan : proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
●
● Berdasarkan solusi-solusi yang telah diuraikan diatas mengenai strategi, pendekatan, metode maupun
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa solusi yang paling cocok untuk digunakan menurut kelompok adalah
Pembelajaran yang Berorientasi pada Aktivitas Siswa (PBAS). Hal ini dikarenakan strategi
pembelajaran ini menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, yaitu bahwa ada keseimbangan
antara aktivitas fisik, mental, emosional juga aktivitas intelektual. Dengan tujuan untuk memperoleh
hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Ini
merupakan salah satu keunggulan dan alasan mengapa strategi pembelajaran ini menjadi solusi dalam
peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
Terima Kasih!