Edit Bimtek Pendaftaran Tanah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

PENDAFTARAN TANAH

OLEH:
DR. ENDANG SRI KAWURYAN, S.H, MHum
KADASTER

berasal dari kata CADASTRE (bhs Belanda)


Kata ini berasal dari kata “CAPITASTRUM”
yang berarti suatu register atau capita atau unit,
diperbuat untuk pajak tanah Romawi (Capotatio Terrens)

Dalam arti tegas CADASTRE


Adalah record (rekaman) dari pada lahan-lahan, nilai
tanah dan pemegang haknya dan untuk kepentingan
perpajakan .

Menurut RUDOLF HEMANSES


Pendaftaran tanah (Kadaster) adalah Pendaftaran atau
pembukuan bidang- bidang tanah dalam daftar-daftar
berdasarkan pengukuran, pemetaan yang seksama dari bidang-
bidang itu
2 MACAM PENDAFTARAN TANAH JAMAN BELANDA L

1. Rechts Cadaster (Legal Cadaster)


 Diperuntukan bagi tanah-tanah yang tunduk hukum barat.
 Tujuannya adalah memberikan jaminan kepastian hukum.
 Menghasilkan sertifikat sebagai alat bukti yang mutlak.
 Pemilik sertifikat selalu sebagai pemegang hak atas tanah.

2. Fiscaal Cadaster
 Diperuntukkan bagi tanah-tanah yang tunduk hukum adat.
 Tujuannya adalah untuk menetapkan siapa yang wajib
membayar pajak atas tanah.
 Menghasilkan tanda bukti pembayaran pajak atas tanah
(petok, pipil, girik, kekitir, verponding Indonesia).
 Pembayar pajak tidak selalu sebagai pemilik tanah.
SISTEM PENDAFTARAN TANAH

Sistem Pendafatran Akta (registration of deeds)

Sistem Pendaftaran hak


(registration of titles)
SISTEM PUBLIKASI PENDAFTARAN
TANAH

Sistem Publikasi
Yang Positif

Sistem Publikasi
Yang Negatif
PT SAAT SEBELUM BERLAKUNYA UUPA

berlaku ketentuan Overschrijving Ordonanntie


1 (S.1834-17) sebagai peraturan Kadaster, khusus
untuk tanah-tanah Hak Barat.

Disamping itu berlaku ketentuan Peraturan Menteri


Agraria Nomor 9 Tahun 1959, untuk tanah-tanah
2 Hak Milik Adat

Peraturan-peraturan Pendaftaran Tanah yang


3 diterbitkan oleh sebagai Swapraja untuk-tanah2
tertentu didaerah masing-masing.
TUJUAN UU NO. 5 TAHUN 1960

Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan Hukum


Agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk
1 membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan
keadilan bagi negara dan rakyat, terutama rakyat
tani, dalam rangka masyarakat yg adil dan makmur.

Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan


2
kesatuan dan kesederhanaan dalam Hukum
Pertanahan.

Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan


3 kepastian hukum mengenai hak-hak atas
tanah bagi rakyat seluruhnya.
UPAYA MEWUJUDKAN
JAMINAN KEPASTIAN HUKUM

Tersedianya perangkat hukum tertulis,


1 yang lengkap dan jelas serta
dilaksanakan secara konsisten.

Penyelenggaraan pendaftaran tanah


2 yang efektif
PT SAAT BERLAKUNYA UUPA
 Pasal 19 ayat 1 “Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah
diadakah pendaftaran tanah diseluruh wilayah RI menurut ketentuan-
ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP).
 Pasal 19 ayat 2 “Pendaftaran tanah tersebut meliputi
 Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah
 Pendaftran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.
 Pemberian surat-surat tanda-tanda bukti hak yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.
 Pasal 19 ayat 3 “Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat
Keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomis
serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri
Agraria.
 Pasal 19 ayat 4 “Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang
bersangkutan dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu
dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
PP 10 Tahun 1961

Ditetapkan pada tanggal 23 Maret


A 1961

Pelaksanaan pasal 19, 35,38,39 dan


C pasal 40
PP 24/1997
Diundangkan pada tanggal 8 Juli 1997, diundangkan
A dalam LNRI No. 57 Tahun 1997, Tambahan LNR RI
No. 3696.

Pada ketentuan Pasal 56 dan Pasal 66 ditentukan bahwa


B PP ini baru berlaku 3 bulan sejak tanggal diundangkan .

Ketentuan Peralihan Pasal 64 disebutkan bahwa semua peraturan


C perundang-undangan Pelaksanaan PP No. 10 Tahun 1961 yang telah
ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau diubah ataupun
diganti berdasarkan PP yang baru.

Hak-hak yang didaftarkan pada PP. 10 tahun 1961 tetap


D dinyatakan berlaku.
ALASAN POKOK TERBITNYA PP 24/1997

1. Pentingnya peranan tanah untuk berbagai macam


kepentingan pembangunan yang membutuhkan dukungan
jaminan kepastian hukum.
2. Pendaftaran tanah yang diselenggarakan berdasarkan PP
10/1961 belum cukup memberikan hasil yang memuaskan.
3. Kendala pendaftaran tanah terletak pada keterbatasan biaya,
alat, dan tenaga, disamping jumlah bidang tanah yang harus
didaftar sangat besar dan tersebar dalam daerah yang luas
serta sebagian besar penguasaannya tidak didukung oleh alat
pembuktian yang memenuhi syarat.
4. ketentuan hukumnya belum sepenuhnya dapat dijadikan
dasar untuk mendukung program pendaftaran tanah yang
efektif dan efisien.
PENYEMPURNAAN PP 24/1997
1. Pengertian pendaftaran tanah.
2. Asas-asas dan tujuan pendaftaran tanah.
3. Prosedur pengumpulan data penguasaan tanah
dipertegas, dipersingkat, dan disederhanakan.
4. Kemungkinan penggunaan teknologi modern dalam
pengukuran dan pemetaan.
5. Kemungkinan pembukuan bidang tanah yang data
fisik dan/atau data yuridisnya belum lengkap atau
masih disengketakan.
6. Kekuatan pembuktian sertipikat.
7. Peran dan tanggung jawab PPAT
KETENTUAN DALAM PP 10/1961
YANG MASIH DIPERTAHANKAN OLEH PP
24/1997
1. Tujuan dan sistem PT, yaitu memberikan
jaminan kepastian hukum dan sistem
publikasinya adalah sistem negatif yang
mengandung unsur positif.
2. PT dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu PT secara
sistematik dan PT secara sporadik.
PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH

Adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan, dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis dalam peta dan daftar, mengenai bidang-
bid­ang tanah dan satuan rumah susun, termasuk
mberian surat tanda bukti haknya bagi bidang­-
bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak
milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tentu
yang membebaninya (Pasal 1 angka 1 PP 24/1997)
TUJUAN PENDAFTARAN TANAH
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum
kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, sarusun, dan hak-hak
lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat rnembuktikan dirinya
sbg pemegang hak ybs  diterbitkan sertipikat.
2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak­pihak yang
berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat
memperoleh data yg diperlukan dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan sarusun yg sudah
terdaftar --------- terbuka untuk umum.
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan -------------
semua bidang tanah dlan sarusun, termasuk peralihan, pembebanan,
dan hapunya wajib didaftar.

(Pasal 3 dan 4 PP No. 24 Tahun 1997)


DATA DALAM PENDAFTARAN TANAH

1. DATA FISIK
Adalah keterangan mengenai letak, batas, dan luas
bidang tanah dan sarusun yang didaftar, termasuk
keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian
bangunan di atasnya (Pasal 1 angka 6 PP No. 24
Tahun 1997).
2. DATA YURIDIS
Adalah keterangan mengenai status hukum bidang
tanah dan sarusun yang didaftar, pemegang haknya
dan pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya (Pasal 1 angka 7 PP No. 24 Tahun
1997).
DOKUMEN DALAM PENDAFTARAN TANAH
1. DAFTAR TANAH
Adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang
tanah dengan suatu sistem penomoran (Pasal 1 angka 16 PP No. 24
Tahun 1997).
2. SURAT UKUR
Adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta dan uraian (Pasal 1 angka 17 PP No. 24 Tahun 1997).
3. DAFTAR NAMA
Adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat keterangan
mengenai penguasaan tanah dengan sesuatu hak atas tanah atau hak
Pengelolaan dan mengenai pemilikan hak milik atas satuan rumah
susun oleh orang perseorangan atau badan hukum tertentu (Pasal 1
angka 18 PP No. 24 Tahun 1997).
4. BUKU TANAH
Adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan
data fisik suatu obyek pendaftaran yang sudah ada haknya (Pasal 1
angka 19 PP No. 24 Tahun 1997).
ASAS-ASAS PENDAFTARAN TANAH
DALAM PP 24/1997
1. SEDERHANA
Ketentuan pokok dan prosedurnya mudah dipahami oleh pihak-
pihak yang berkepentingan.
2. AMAN
Pendaftaran tanah diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga
dapat memberikan jaminan kepastian hukum.
3. TERJANGKAU
Biaya dan pelayanan terjangkau oleh kebutuhan dan kemampuan
khususnya golongan ekonomi lemah.
4. MUTAKHIR
Data pendaftaran tanah harus dipelihara secara terus menerus dan
berkesinambungan dan datanya selalu sesuai dengan keadaan nyata
di lapangan.
5. TERBUKA
Masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang
benar setiap saat di kantor pertanahan.
RUANG LINGKUP JAMINAN KEPASTIAN
HUKUM
 KEPASTIAN HAK
 Yaitu dengan pendaftaran tanah dapat diketahui
dengan pasti status haknya.
 KEPASTIAN SUBYEK HAK
 yaitu dengan pendaftaran tanah dapat diketahui
dengan pasti subyek haknya.
 KEPASTIAN OBYEK HAK
 yaitu dengan pendaftaran tanah dapat diketahui
dengan pasti luas, batas-batas, dan letak tanah.
MANFAAT PENDAFTARAN TANAH
1. PEMEGANG HAK
Untuk keperluan pembuktian penguasaan haknya, rasa
aman, harga tanah yang tinggi, jaminan utang dan Iain-
lain.
2. PEMERINTAH
Tercipta tertib administrasi pertanahan, mengurangi
sengketa, dan memperlancar kegiatan pemerintah di
bidang pertanahan.
3. CALON PEMBELI ATAU CALON KREDITOR.
Untuk memperoleh keterangan yang jelas mengenai data
fisik dan data yuridisnya yang akan menjadi obyek
perbuatan hukumnya.
PENYELENGGARA DAN PELAKSANA
PENDAFTARAN TANAH
Penyelenggara pendaftaran tanah adalah Badan
Pertanahan Nasional (BPN).

Pelaksana pendaftaran tanah adalah Kepala Kantor


Pertanahan Kabupaten/Kota.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor


Pertanahan dibantu oleh :
a. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
b. Panitia Ajudikasi.
c. Kepala Desa/Kelurahan.
d. Pejabat Lelang
(Pasal 5 dan 6 PP No. 24 Tahun 1997)
OBYEK PENDAFTARAN TANAH

a. HM, HGU, HGB,HP


b. HPL
c. Tanah Wakaf
d. HM atas Sarusun
e. HT
f. Tanah Negara

Untuk Tanah Negara


Pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan
bidang-bidang tanah yang merupakan tanah Negara
dalam Daffar Tanah.
(Pasal 9 PP No. 24 Tahun 1997)
MACAM PENDAFTARAN TANAH
 PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK
 adalah kegiatan PT untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak
meliputi semua obyek PT yang belum didaftar dalam wilayah atau
bagian wilayah suatu desa/kelurahan (Pasal 1 angka 10 PP No. 14
Tahun 1997).
 PT secara sistematik dilaksanakan melalui AJUDIKASI
 AJUDIKASI adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses PT untuk
pertama kali, melalui pengumpulan clan penetapan kebenaran data
fisik clan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek PT untuk
keperluan pendaftarannya (Pasal 1 angka 8 PP No. 24 Tahun 1997).
 PENDAFTARAN TANAH SCR SPORADIK
 adalah kegiatan PT untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa
obyek PT dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan
secara individual atau massal (Pasal 1 angka 11 PP No. 24 Tahun
1997).
KEGIATAN DALAM PENDAFTARAN
TANAH
1. PT UNTUK PERTAMA KALI
Adalah kegiatan PT yang dilakukan terhadap obyek PT
yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 atau PP
24/1997 (Pasal 1 angka 9 PP 24/1997)
2. PEMELIHARAAN DATA PT
Adalah kegiatan PT untuk menyesuaikan data Fisik dan
data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar
nama, surat ukur, buku tanah dan sertipikat dengan
perubahan­perubahan yang terjadi kemudian. (Pasal 1
angka 12 PP 24/1997).
KEGIATAN PT DALAM PASAL 19 U U PA

1. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan


tanah.
2. Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak­
hak tersebut.
3. Pemberian surat tanda bukti hak, yang
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
KEGIATAN PT UNTUK PERTAMA KALI
1. PT secara sistematik dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh
Panitia Ajudikasi.
2. PT secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan.
3. Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan kegiatan
pengukuran dan pemetaan, yaitu :
a. Pembuatan peta dasar pendaftaran.
b. Penetapan batas bidang-bidang tanah.
c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta
pendaftaran.
d. Pembuatan daftartanah.
e. Pembuatan surat ukur.
4. Pembuktian hak clan pembukuannya:
f. Pembuktian hak baru.
g. Pembuktian hak lama.
h. Pembukuan hak.
5. Penerbitan sertipikat.
6. Penyajian data fisik dan data yuridis.
7. Penyimpanan daftar umum clan dokumen.
PEMBUKTIAN HAK BARU

Dalam rangka memperoleh kebenaran data yuridis, maka untuk


keperluan pendaftaran hak baru dibuktikan dengan :

1. Penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang apabila hak atas
tanah tsb berasal dari tanah Negara atau tanah Hak Pengelolaan.
2. Asli akta PPAT yang memuat pemberian HGB atau HP atas tanah Hak
Milik.
3. Hak Pengelolaan dibuktikan dengan penetapan Hak Pengelolaan oleh
pejabat yang berwenang.
4. Tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf.
5. Hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan.
6. Pemberian Hak Tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian Hak
Tanggungan.

(Pasal 23 PP No. 24 Tahun 1997)


PEMBUKTIAN HAK LAMA

Untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah yang berasal


dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti
mengenai adanya hak tersebut berupa :
1. Bukti tertulis.
2. Keterangan saksi, dan atau
3. Pernyataan yang bersangkutan.

Dinilai benar oleh Panitia Ajudikasi dalam penndaftaran tanah


secara sistematik, atau Kepala Kantor Pertanahan dalam
pendaftaran tanah secara sporadik.

(Pasal 24 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997)


Pembukuan hak terhadap tanah yang tidak atau tidak lagi tersedia
secara lengkap alat-alat pembuktiannya dapat dilakukan berdasarkan
kenyataan penguasaan fisik bidang tanah ybs oleh pemohon dan
pendahulu-pendahulunya dengan memenuhi syarat :

1. Penguasaan dan penggunaan tanah dilakukan secara nyata dengan itikad


baik selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut.
2. Kenyataan tsb di atas tidak diganggu gugat oleh masyarakat hukum adat
atau desa/kelurahan ybs.
3. Kenyataan tsb diperkuat oleh kesaksian orang­orang yang dapat
dipercaya.
4. Pihak lain telah diberi kesempatan mengajukan keberatan melalui
pengumuman.
5. Telah diadakan penelitian mengenai kebenaran hal-hal tsb di atas.
6. Kesimpulan mengenai status tanah clan pemegang haknya dituangkan
dalam keputusan berupa pengakuan hak ybs oleh Panitia Ajudikasi
dalam PT secara sistematik clan oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam
PT secara sporadik.

(Pasaf 24 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997)


KEGIATAN PEMELIHARAAN DATA PT

1. Dilakukan bila terjadi perubahan data fisik atau data yuridis


obyek PT yang telah didaftar.
2. Pemegang hak ybs wajib mendaftarkan perubahan tsb di
atas pada Kantor Pertanahan
3. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak :
a. Pemindahan hak.
b. Pemindahan dengan lelang.
c. Peralihan hak karena pewarisan.
d. Peralihan hak karena penggabungan atau peleburan perseroan atau
koperasi.
e. Pembebanan hak.
f. Penolakan pendaftaran peralihan dan pembebanan hak.
4. Pendaftaran perubahan data PT lainnya :
a. Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah.
b. Pemecahan, pemisahan; penggabungan bidang tanah.
c. Pembagian hak bersama.
d. Hapusnya HAT dan HM atas Sarusun .
e. Peralihan dan hapusnya Hak Tanggungan.
f. Perubahan data PT berdasarkan putusan atau penetapan
pengadilan.
g. Perubahan nama.
PERUBAHAN DATA YURIDIS
1. Peralihan hak karena jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam
perusahaan, dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya.
2. Peralihan hak karena pewarisan.
3. Peralihan hak karena penggabungan atau peleburan perseroan atau
koperasi.
4. Pembebanan Hak Tanggungan.
5. Peralihan Hak Tanggungan.
6. Hapusnya hak atas tanah, HPL, HM atas Sarusun, dan Hak Tanggungan.
7. Pembagian hak bersama.
8. Perubahan data PT berdasarkan putusan pengadilan atau penetapan
ketua pengadilan.
9. Perubahan nama pemegang hak yang ganti nama.
10. Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah.
PERUBAHAN DATA FISIK

1. Pemecahan bidang tanah.


2. Pemisahan sebagian atau beberapa bagian
dari bidang tanah.
3. Penggabungan dua atau lebih bidang tanah.
PENDAFTARAN TANAH SECARA
SISTEMATlK
 DASAR HUKUM
 Pasal 8,13 s/d 31 PP No. 24 Tahun 1997. Pasal 46 s/d 72
 Permen Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 dan No. 16
Tahun 2021.
 PENGERTIAN
 adalah kegiatan PT untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek PT
yang belum pernah didaftar dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa/kelurahan
 PELAKSANA
 Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Dan dibantu
oleh Panitia Ajudikasi.
 MACAMNYA
1. Inisiatif Pemerintah.
2. Swadaya para pemegang hak atas tanah.
 PANITIA AJUDIKASI
1. Inisiatif Pemerintah -------- Kepala BPN
2. Swadaya para pemegang HAT ------­Kakanwil BPN
Provinsi
PROSEDUR PT SECARA SISTEMATIK
MENURUT PP NO. 24 TAHUN 1997
1. Pembuatan peta dasar pendaftaran.
2. Penetapan dan Penempatan tanda batas bidang tanah
berdasarkan kesepakatan para pihak yg berkepentingan
------- dilakukan pengukuran untuk memperoleh data fisik.
3. Pengumpulan dan penelitian data yuridis. Pengumuman hasil
pengukuran selama 30 hari di Kantor Panitia Ajudikasi dan
Balai Desa/Kantor Kelurahan.
4. Pengumuman data fisik dan data yuridis disahkan oleh
Panitia Ajudikasi dengan berita acara.
5. Pembukuan hak dalam Buku Tanah dan pencatatan pada
Surat Ukur.
6. Penerbitan sertipikat.
PROSEDUR PT SECARA SISTEMATIK

1. Penetapan Lokasi.
2. Persiapan.
3. Pembentukan Panitia Ajudikasi dan Satuan Tugas.
4. Penyelesaian permohonan yang ada pada saat mulainya PT
secara sistematik.
5. Penyuluhan.
6. Pengumpulan data fisik.
7. Pengumpulan dan penelitian data yuridis.
8. Pengumuman data fisik dan data yuridis, dan
pengesahannya.
9. Penegasan konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak.
10. Pembukuan hak.
11. Penerbitan sertipikat.
PENDAFTARAN TANAH SECARA
SPORADIK
 DASAR HUKUM
 Pasal 13 s/d Pasal 31 PP No. 24 Tahun 1997. Pasal 73 s/d Pasal 91
Permen Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997.
 PENGERTlAN
 adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu
atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu Desa/Kelurahan secara individual atau massal.
 PELAKSANA
 Pelaksananya adalah Kepala Kantor Pertanahan kabupaten/Kota.
 INISIATIF
 Dilaksanakan atas permintaan pihak yang -kepentingan.
TUGAS PANITIA A DALAM ENDAFTARAN
TANAH SECARA SPORADIK

1. Meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi


dengan alat bukti tertulis mengenai pemilikan tanah secara
lengkap.
2. Melakukan pemeriksaan lapangan untuk menentukan
kebenaran alat bukti yang diajukan oleh pemohon PT.
3. Mencatat sanggahan/keberatan dan hasil penyelesaiannya.
4. Membuat kesimpulan mengenai data yuridis bidang tanah
yang bersangkutan.
5. Mengisi daftar isian 201.
PROSEDUR PT SECARA SPORADIK
MENURUT NO. 24 TAHUN 1997
1. Penetapan dan penempatan tanda batas bidang tanah
pengukuran data fisik.
2. Pengumpulan dan penelitian data yuridis.
3. Pengumuman data fisik dan data yuridis selama 60
hari.
4. Pengesahan pengumuman dengan berita acara oleh
Kepala Kantor Pertanahan.
5. Pembukuan tanah dan pencatatan pada Surat Ukur.
6. Penerbitan sertipikat.
PT MELALUI PENGAKUAN HAK

1. ADANYA PERMOHONAN (MODEL A).


Dokumen-dokumen yang dilampirkan :
a. Identitas diri pemohon (KTP dan KSK).
b. Bukti pelunasan PBB tahun terakhir.
c. Petok/Keterangan kutipan Register Letter C.
d. Surat keterangan riwayat tanah.
e. Penguasaan fisik sporadik.
f. Bukti perolehan tanah (akta PPAT atau bukan akta PPAT).
2. PENGUKURAN TANAH.
Pengukuran dilakukan oleh petugas ukur untuk
pembuatan data fisik dan surat ukur.
3. PENELITIAN DATA YURIDIS DAN PENETAPAN
BATAS.
Risalah penelitian ini dilakukan oleh Panitia A di Kantor
Desa/Kelurahan setempat.
4. PENGUMUMAN PENGAKUAN HAK Pengumuman
dilakukan di Kantor Pertanahan dan Kantor Desa/Kelurahan
setempat selama 60 hari.
5. PENERBITAN SERTIPIKAT
Sertipikat diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor
Pertanahan setempat.
6. PENYERAHAN SERTIPIKAT
Sertipikat diserahkan langsung kepada pemohon atau kuasanya.
SERTIPIKAT SEBAGAI TANDA BUKTI HAK

 PENGERTIAN
 Serrtipikat adalah surat tanda hak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UU 1960 untuk HAT, HPL,
Tanah Wakaf, HM atas 3rusun, clan Hak Tanggungan yang
masing­masing sudah dibukukan dalam Buku Tanah yang
bersangkutan (Pasai 1 angka 20 PP 2411997)
 INSTANSI YANG MENERBITKAN
 Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
 PEJABAT YANG MENANDATANGANI
1. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dalam PT secara sporadik yang bersifat
perseorangan
2. Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah
atas nama Kepala Kantor Pertanahan dalam PT
secara sporadik yang bersifat massal.
3. Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kepala Kantor
Pertanahan dalam PT secara sistematik.
PENDAFTARAN PEMBEBANAN HAK

 Pendaftaran pembebanan hak ke Kantor Pertanahan


yang mensyaratkan dibuktikan ngan akta PPAT,
yaitu :
1. Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah atau HM atas
Sarusun
2. Pembebanan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik.
3. Pembebanan Hak Pakai atas tanah Hak Milik.
Pembebanan Hak Sewa Untuk Bangunan atas tanah Hak
Milik.

(Pasal 44 PP No. 24 Tahun 1997)


PENERBITAN SERTIPIKAT PENGGANTI

 FAKTOR PENYEBAB
1. Sertipikat rusak.
2. Sertipikat hilang.
3. Masih menggunakan blanko sertipikat yang tidak
digunakan lagi.
4. sertipikat tidak diberikan kepada pembeli lelang
dalam lelang eksekusi.
PROSEDUR PENERBITAN
1. Adanya permohonan oleh pihak yang bersangkutan.
2. Pernyataan di bawah sumpah dihadapan Kaka BPN atau
pejabat yang ditunjuk.
3. Pengumuman 1 kali dim surat kabar setempat atas biaya
pemohon.
4. Dalam waktu 30 hari tdk ada keberatan diterbitkan sertipikat
baru.
5. Sertipikat pengganti diserahkan kpd pemohon atau
kuasanya.
6. Kakan BPN mengumumkan telah diterbitkan sertipikat
pengganti untuk HAT atau HM atas Sarusun krn lelang
eksekusi dan tidak berlakunya lagi sertipikat yg lama dalam
salah satu surat kabar setem.pat atas biaya pemohon.
PERALIHAN HAK ATAS TANAH DAN HAK
MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

 Berpindahnya HAT dan HM atas Sarusun dari pemegang


haknya kepada pihak lain karena pemegang haknya meninggal
dunia.
 Peralihan hak ini terjadi karena hukum, artinya dengan
meninggalnya pemegang hak, maka ahli warisnya
memperoleh HAT dan HM atas Sarusun
tersebut.Berpindahnya HAT dan HM atas Sarusun dari
pemegang haknya kepada pihak lain karena suatu perbuatan
hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan agar pihak lain
tsb memperoleh hak tsb.. Perbuatan hukum tsb dapat berupa
jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan,
atau lelang

Anda mungkin juga menyukai