Faal Imun
Faal Imun
Faal Imun
2. Pertahanan biokimia
pH asam keringat, sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang
dilepas kulit, lizosim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu
ibu, enzim saliva, asam lambung, enzim proteolitik, antibodi, dan
empedu dalam usus halus, mukosa saluran nafas, gerakan silia.
3. Pertahanan humoral
• Pertahanan humoral terdiri dari komplemen, protein fase akut, mediator asal
fosfolipid, sitokin IL-1, IL-6, TNF-α.
• Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan
memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons inflamasi.
• Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai
faktor kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit.
• Protein fase akut terdiri dari CRP, lektin, dan protein fase akut lain α1- antitripsin,
amyloid serum A, haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen.
• Fagosit, sel NK, sel mast, dan eosinofil berperan dalam sistem imun
non spesifik seluler.
• Sel-sel imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.
• Contoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah, dan
trombosit.
• Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel
T, sel plasma, dan sel NK.
Sistem Imun Spesifik
• Sistem pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi serta
mengingat agen infeksi tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya
penyakit di kemudian hari.
• Sistem imun spesifik terdiri atas sistem humoral dan sistem seluler.
1. Sistem imun spesifik humoral
2. Tidak langsung
• Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama
dengan sitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme)
• Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)
• Sitokin yang berperan pada imunitas non spesifik dan spesifik
umumnya diproduksi oleh berbagai sel dan bekerja terhadap sel
sasaran yang berbeda, meskipun tidak mutlak.
• Berbagai sitokin yang diproduksi dapat menunjukkan reaksi yang
tumpang tindih.
• Sitokin diproduksi makrofag dan sel NK yang berperan pada inflamasi
dini, merangsang proliferasi, diferensiasi, dan aktivasi sel efektor
khusus seperti makrofag.
• Sedangkan pada imunitas spesifik, sitokin yang diproduksi sel T
mengaktifkan sel-sel imun spesifik. Sitokin pada imunitas non spesifik
yaitu : TNF, IL-1, IL-6, IL-10, IL-12, IFN tipe I, IL-15, IL-18, dan IL-33.
• Sitokin pada imunitas spesifik yaitu : IL-2, IL-4, IL-5, IFN-γ, TGF-β,
Limfotoksin, IL-13, IL-16, IL-17, IL-23, IL-25, IL-31, IL-9.2
Interferon Gamma (IFN-γ)
• IFN-γ merupakan sitokin utama MAC dan berperan terutama dalam
imunitas non spesifik dan spesifik selular.
• IFN-γ disebut interferon tipe II yang diproduksi oleh sel Th1 dan sel
NK.1,3 IFN-γ merupakan aktivator utama makrofag.
• Aktifitas ini mengaktifkan makrofag untuk melawan patogen
intraseluler yang invasif.
• IFN-γ secara langsung menginduksi sintesis enzim yang berperan pada
respiratory burst, sehingga makrofag dapat membunuh mikroba yang
ditelannya.
• IFN-γ meningkatkan reseptor untuk IgG (FcγRI) pada permukaan
makrofag sehingga disebut MAC.
Fungsi IFN-γ
• IFN-γ meningkatkan diferensiasi sel CD4+ naif ke subset sel Th1 dan mencegah proliferasi
sel Th2 dan merangsang sel B untuk meningkatkan class switching untuk menghasilkan
IgG2a dan IgG3, tetapi menghambat class switching yang menghasilkan IgG1 dan IgGE.
• IFN-γ meningkatkan ekspresi molekul MHC kelas I, dan juga ekspresi MHC kelas II pada
beberapa jenis sel. IFN-γ berperan penting pada fase pengenalan respons imun.
• Mengaktivasi neutrofil.
• Merupakan aktivator sel endotel, meningkatkan adhesi sel T CD4+ dan
• perubahan morfologik yang memudahkan ekstravasasi limfosit.
• Bersama dengan IL-2, IFN-γ merupakan aktivator CTL.
• Dampak akhir dari semua aktivitas tersebut adalah meningkatnya reaksi inflamasi yang
penuh dengan makrofag, dan menghambat reaksi eosinofil yang bergantung pada IgE.
• IFN-γ mempunyai peran sentral pada pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan parasit
intrasel, virus serta jamur
Interleukin-4 (IL-4)
• Interleukin-4 dahulu disebut BSF-1, diproduksi oleh sel T, mastosit,
dan sel B CD5+.
• IL-4 merupakan sitokin anti inflamasi yang menstimulasi respon imun
humoral untuk melawan patogen ekstraseluler.
• Sumber utama IL-4 adalah sel T CD4+, khususnya Th2, bahkan
produksi IL-4 dianggap sebagai kriteria untuk mengklasifikasikan sel T
dalam golongan sel Th2, dan IL-4 berfungsi sebagai faktor
pertumbuhan autokrin bagi sel Th2.8,12 IL-4 merangsang sel B
meningkatkan produksi IgG dan IgE dan meningkatkan ekspresi MHC-
II dan merangsang isotipe sel B dalam pengalihan IgE.
• IgE sangat berperan pada reaksi alergi, oleh karena itu reaksi alergi
akan timbul apabila IL-4 diproduksi berlebihan.
• Aktivitas IL-4 tidak terbatas pada sel B, tetapi juga pada sel T, makrofag,
granulosit, mastosit, prekursor eritrosit dan megakariosit.
• IL-4 merupakan sitokin petanda sel Th2, merupakan stimulus utama
perkembangan Th2 dari sel CD4+ naif.
• IL-4 dapat berfungsi sebagai faktor pertumbuhan sel T dan menginduksi
sel T untuk mengekspresikan reseptor IL-2 dan memproduksi IL-2.
• Tetapi ia juga dapat merupakan antagonis bagi IL-2 pada beberapa jenis
sel lain. Reseptor IL-4 telah dapat dideteksi pada permukaan sel
hemopoetik, fibroblast, sel epitel, otot, neuroblast, dan sel stroma.
• IL-4 mempunyai efek inhibisi terhadap sitokin proinflamasi melalui
supresi IL-1, TNF-α, IL-6, IL-8, dan MIP-1α.11 IL-4 mencegah aktivasi
makrofag yang diinduksi oleh IFN-γ, oleh karena itu IL-4 mempunyai
efek yang berlawanan dengan IFN-γ.
Diferensiasi Sel T dan Peran Sitokin Anti inflamasi
Limpa
• Limpa merupakan masa limfoid dan vaskuler berkapsul, berwarna
ungu terletak di hypochondrium sinister, di antara fundus gastricus
dan diafragma.
• Limpa berperan sebagai organ limfoid sekunder yang merupakan
tempat respons imun utama yang merupakan saringan terhadap
antigen asal darah dan presentasi ke sel T dan sel B.
• Limpa merupakan tempat utama fagosit memakan mikroba yang
diikat antibodi (opsonisasi).
• Aktivitas fagositik menghilangkan partikel, sisa sel, dan mendestruksi
eritrosit.
Sistem imun dibagi menjadi 2
1. Sistem Imun Non Spesifik
• Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
• Larut : Biokimia (asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik,
dll), Humoral (komplemen, Interferon, C Reactive Protein (CRP))
• Seluler : Fagosit (Mono Nuklear, PMN), Sel Nol (Sel NK, Sel K), Sel
Mediator (Basofil dan mastosit, trombosit)