Imunohistokimia Pada Pemeriksaan Patologi Anatomi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Imunohistokimia pada

Pemeriksaan Patologi Anatomi


Layanan Imunoatologi pda Laboratorium PA
• Imunopatologi merupakan layanan patologi anatomik untuk mendeteksi keberadaan molekul
protein tertentu dalam suatu jaringan dengan menggunakan konsep ikatan antigen-antibodi
dan disertai dengan zat pewarna.
• Terdapat dua metode imunopatologi berdasarkan metode ikatan antigen-antibodi dan zat
pewarna yang digunakan, yaitu metode imunofluorosensi dan imunohistokimia.
• Imunofluoresensi adalah metode ikatan antigen-antibodi direk dengan menggunakan zat warna
yang berpendar dalam gelap.
• Metode ini digunakan terhadap jaringan segar (tidak difiksasi dan tidak diproses).
• Hasil pulasan imunofluoresensi hanya dapat dilihat pada mikroskop fluoresensi dengan filter
yang memiliki panjang gelombang yang sama dengan zat warna.
• Imunohistokimia (sinonim: imunoperoksidase, imunohistologi) merupakan metode ikatan
antigen-antibodi indirek dengan menggunakan zat warna kromogen, contohnya: diamino
benzene (DAB) yang menghasilkan warna kecokelatan.
• Hasil pulasan imunohistokimia dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya biasa.
• Tujuan teknik pewarnaan imunopatologi adalah untuk mendeteksi protein tertentu pada
sel/jaringan guna mengkonfirmasi diagnosis penyakit, menentukan terapi, dan memprediksi
prognosis.
Alur Layanan Imunopatologi di Laboratorium
PA
1. Penentuan panel antibodi dan kelayakan jaringan dilakukan oleh dokter
spesialis patologi anatomik berdasarkan data pada formulir
permohonan dan gambaran sediaan Hematoksilin Eosin
(HE)/Papanicolaou.
2. Setelah dinyatakan layak pulas dan panel jaringan antibodi telah
ditentukan, slaid unstained dari potongan blok parafin atau sitologi
dipulas sesuai dengan antibodi yang diperlukan, dengan menggunakan
mesin atau manual
3. Slaid terpulas dibaca oleh dokter spesialis patologi anatomik dan
diagnosis ditegakkan
4. Hasil dilaporkan sesuai format yang berlaku
5. Slaid disimpan sebagai arsip
6. Blok yang berasal dari RS/PA luar dikembalikan
Prosedur/Teknis Pelaksanaan
1. Formulir permintaan dan spesimen yang akan diperiksa dicatat di
buku khusus pencatatan imunopatologi, yang mencakup: Tanggal
terima, Nomor PA, Dokter Pengirim, Nama Pasien, Jenis kelamin,
Usia, Asal Rumah Sakit, Jenis Pemeriksaan, Dokter Pemeriksa dan
Tanggal keluar hasil. Jenis pemeriksaan yang diterima disesuaikan
dengan permintaan pemeriksaan.
2. Bila spesimen berasal dari internal rumah sakit, petugas
laboratorium imunopatologi meminjam blok paraffin dan sediaan HE
ke petugas Arsip.
3. Bila merupakan blok paraffin yang dikirim berasal dari Rumah Sakit
Luar, maka blok paraffin langsung diproses untuk pembuatan
sediaan histopatologik (HE) (jika sediaan HE tidak disertakan dalam
dokumen pasien).
4. Sediaan HE diserahkan ke SpPA untuk diperiksa kelayakan tumor dan penentuan
panel antibodi yang diperlukan sesuai kasus.
5. Dokter SpPA menyerahkan hasil pemeriksaan kelayakan tumor dan penentuan
panel kepada petugas Lab. Imunopatologi pada hari yang sama pada saat
diserahkan.
6. Blok paraffin dipotong 3 - 5 μm menggunakan Microtome yang terkalibrasi,
kemudian dilekatkan pada kaca objek yang telah dilapisi perekat. Jumlah potongan
disesuaikan dengan permintaan panel antibodi.
7. Petugas Laboratorium Imunopatologi mempersiapkan proses pulasan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang tertera pada formulir permintaan yang telah
disetujui oleh SpPA.
8. Teknisi Imunopatologi memroses sediaan berdasarkan prosedur rutin
laboratorium .
9. Setelah proses pulasan di laboratorium selesai, petugas laboratorium
imunopatologi menyerahkan hasil pemrosesan sediaan kepada SpPA
10.Dokter SpPA menyimpulkan hasil penilaian berdasarkan keterangan klinik,
gambaran histopatologi dan hasil pulasan, kemudian mengetik jawaban
akhir dalam database atau Laboratory Information System (LIS) atau Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS).
11.Jika hasil definitif belum dapat dikeluarkan, maka jawaban sementara dibuat
dahulu oleh Dokter SpPA sampai hasil definitif dapat ditegakkan.
12.Jawaban dicetak, diperiksa dan ditandatangani oleh Dokter SpPA yang
memeriksa.
13.Jawaban dan blok yang berasal dari pasien diserahkan ke loket pengambilan
hasil, dan dicatat di dalam buku ekpedisi.
14.Blok parafin dan HE yang merupakan arsip internal Rumah Sakit diserahkan
kembali ke bagian Arsip, untuk disimpan oleh petugas, penyerahan harus
disertai tanda bukti penyerahan.
15.Formulir dan Slaid pemeriksaan IHK disimpan di dalam arsip laboratorium.
Hasil yang diharapkan
• Kontrol Positif
• Kontrol positif digunakan untuk memastikan bahwa hasil negative benar-benar negative dan bukan
negative palsu.
• Kontrol positif dapat berasal dari:
a. Slaid kontrol positif komersial
b. Kasus-kasus lama yang positif
c. Multi-tissue sausage (berbagai jaringan dalam satu blok yang salah satunya mengandung protein yang
diuji)
• Bila pulasan dilakukan dengan mesin, maka kontrol positif dapat dibuat per batch, sedangkan bila pulasan
dilakukan secara manual, maka kontrol positif dibuat di slaid yang sama dengan spesimen (on Slaid).
• Kontrol Negatif
• Kontrol negatif digunakan untuk memastikan bahwa hasil positif benar-benar positif dan bukan positif
palsu.
• Kontrol negatif dapat berasal dari:
a. Slaid kontrol negatif yang berasal dari jaringan yang telah dipastikan tidak mengandung protein tersebut.
b. Blok pasien dan dipulas bersama slaid pasien tetapi tanpa diinkubasi dengan antibodi primer
Cara Pelaporan
• Diagnosis dan pelaporan disajikan secara lengkap,
akurat sesuai kaidah pelaporan dan klasifikasi
penyakit yang diacu secara lazim di lingkup Patologi
Nasional dan Internasional pada saat itu
• Pelaporan dapat memuat:
1. Kelayakan spesimen
2. Deskripsi ekspresi protein.
3. Kesimpulan, bila ada
4. Anjuran, bila ada.
Alat Medis Minimal Laboratorium
TUGAS (BEBAS FINAL)
• Buat bahan presentasi tentang Peran
Pemeriksaan Imunohistokimia pada
Pemeriksaan Kanker

Anda mungkin juga menyukai