Komunikasi Organisasi Dan Pencitraan Organisasi
Komunikasi Organisasi Dan Pencitraan Organisasi
Komunikasi Organisasi Dan Pencitraan Organisasi
DAN PENCITRAAN
ORGANISASI
DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI
Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi menurut Sendjaja (1994) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat di pandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang di dapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif, yaitu:
a) Berkaitan dengan orang – orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang di sampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah – perintahnya di laksanakan sebagaimana mestinya.
b) Berkaitan dengan pesan, yaitu pesan – pesan regulatif yang pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk di laksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di
harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang di lakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar di
banding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan
tugas dan pekerjaannya dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu :
a) Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, news latter) dan laporan kemajuan organisasi.
b) Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
• Fungsi penting komunikasi organisasi menurut Brent D. Ruben antara lain:
1. Mengoordinasikan aktivitas individu, kelompok atau unit – unit lain dalam organisasi.
2. Memberikan pengarahan organisasi secara keseluruhan.
3. Memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi.
4. Menjamin adanya arus timbal balik (two way flow information) antara organisasi dan
lingkungan eksternal (di luar) organisasi.
STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI
• Menurut Effendi (1993: 301) strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi.
• Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan dan manajemen komunikasi yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai
tujuan bersama.
JENIS JENIS CITRA
• Menurut Frank Jefkins (2003) dalam bukunya Hubungan Masyarakat menyebutkan adanya beberapa citra yakni;
• Menurut Elvinaro dari bukunya bukunya Dasar-Dasar Public Relations tahun 2002,
elvinaro mengungkapkan bahwa proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang
sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John. S. Nimpoerno dalam
laporan penelitian tentang Tingkah Laku Konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra,
sebagai berikut :
FAKTOR FACTOR PEMBENTUKAN CITRA
a) Advertising
Periklanan mempengaruhi pembentukan citra sebuah lembaga. Iklan yang ditampilkan berpengaruh dalam membangun citra.
b) public relation
Salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama.
PR turut mengambil peran dalam pembangunan citra sebuah lembaga, karena PR merupakan ujung tombak sebuah lembaga dalam
bermitra dan mengomunikasikan pesan kepada khalayak untuk membentuk sebuah citra positif.
c) physical image
Kesan fisik sebuah lembaga dapat berpengaruh terhadap pembentukan citra lembaga tersebut.
d) word of mouth
Komunikasi lisan ( Word Of Mouth marketing - WOM) merupakan salah satu alat yang digunakan oleh marketer dalam
menjalankan kegiatan promosinya, selain bentuk promosi yang lainnya seperti iklan, publikasi dan sebagainya. WOM ini
mempengaruhi pembentukan citra lembaga.
e) pengalaman nyata konsumen dalam memakai barang / jasa.
Faktor ini paling berpengaruh langsung dalam membentuk citra, karena dari pengalaman konsumen memakai barang/ jasa ini lah
yang kemudian memunculkan andangan atau persepsi, sehingga lembaga dapat dicitrakan seperti apa di mata konsumen.
STRATEGI MEMBANGUN CITRA
• Salah satu cara untuk membangun citra suatu organisasi salah satunya dengan public
relation, salah satu studi kasus terhadap pembangunan citra yaitu salah satu rumah makan
di manado yang mendapat citra buruk karena suatu kasus, maka dari itu strategi yang
tepat terhadap kasus itu menggunakan public relation yaitu memohon maaf pada semua
pihak yang mendapat imbas dari kasus tersebut
DAFTAR PUSTAKA
• Alo Liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, (Bandung: Mandar Maju, 2004), hlm. 64
• Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT.
Remaja Rosda Karya
• Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 173
• Jefkins, Frank. 2007. Public Relations. Jakarta : Erlangga.
• Lengkong,Selvina.e-journal. “Acta Diurna” Volume VI. No. 1. Tahun 2017