Kelompok 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

 
TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA
Dosen Pembimbing : Muhammad Julijanto, S.Ag.M.Ag

Disusun oleh :
KELOMPOK 1 :
1. NANIK SUMARYANI
2. RACHMA IKA SAFITRI
3. WAHYU EKO PURWANTO
PROGRAM STUDI MANAGEMENT
UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karena materi tentang Tuhan yang Maha Esa dan Ketuhanan adalah hal yang paling penting untuk menjadi seorang Muslim yang sejati atau Muslim
yang menjadi benar-benar seorang yang sangat beriman dan bertaqwa, oleh karena itu materi ini sangat bermanfaat untuk kita semua agar
menjadi manusia yang dulunya tersesat dalam dunia yang sangat fana ini menjadi manusia yang insya allah menjadi manusia yang lebih baik lagi
dan selalu mengingat Allah SWT pada setiap waktunya.
2.      Rumusan Masalah

Masalah yang didapatkan pada materi ini yaitu ada pada seorang manusianya itu sendiri, karena jika manusia itu tidak bisa mengubah dirinya
menjadi lebih baik lagi maka orang itu sudah benar-benar sudah tersesat dalam gemerlapnya dunia yang fana ini.
3.      Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a) Agar Menjadi seorang Muslim yang bertaqwa dan beriman hanya kepada Allah SWT

b) Mempelajari arti pentingnya makna Tauhid dalam hidup kita.


c) Mengatahui ajaran-ajaran Rasul tentang keimanan dan ketaqwaan seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an, Al-Hadist, dan As-Sunnah.
4.      Manfaat
a) Mengetahui makna 2 kalimat syahadat dan begitu pula mempelajari artinya dengan baik dan sesuai dengan ajaran Tauhid.
b) Menambah tingkat keimanan dan ketaqwaan menjadi lebih tinggi lagi.
c) Mengetahui hal-hal yang sebelumnya belum kita ketahui menjadi lebih tahu tentang pentingnya materi tentang “Tuhan Yang Maha Esa dan
Ketuhanan”
BAB II
URAIAN MATERI
1. Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan yang Maha Esa dan Ketuhanan merupakan penghayatan kepada Asmaul Husna dan Sifat Wajib
Allah SWT.Penghayatan tersebut untuk menimbulkan keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam Dzat,
Sifat, dan Perbuatan-nya yang kemudian diartikan sebagai ke-Tauhid-an kepada Allah SWT.Konsep
ketauhidan tersebut merupakan realisasi dari ucapan dua kalimat Syahadat. Firman Allah dalam Al Qur’an
surat Al Ikhlas (112) ayat 1-4 :
٤﴿ ‫﴾ َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬٣﴿ ‫﴾ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬٢﴿ ‫ص َم ُد‬
َّ ‫﴾ هَّللا ُ ال‬١﴿ ‫﴾قُلْ هُ َو هَّللا ُ َأ َح ٌد‬
Artinya :“Katakanlah: Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadan-Nya
segala sesuatu. Dia tidak beranak dan juga tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara
dengan-Nya” (QS. Al Ikhlas (112) : 1-4).
Atas dasar definisi ini, Tuhan bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. yang pasti,
manusia tidak mungkin Atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Setiap manusia pasti ada sesuatu yang
dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun tuhan
mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka sendiri.
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “La Ilaaha Illa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan
peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu
berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu,
sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
2. Keimanan dan implikasi tauhid dalam Islam

Apa itu iman? Iman adalah kepercayaan yang harus dianut oleh setiap manusia, iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertakwa dan juga tak dapat
dijual beli. Dalam hidup kita juga harus mempercayai adanya Rukun Iman. Nah apa sih Rukun Iman itu ? Rukun iman adalah hal hal yang harus dipercaya dan dianut
oleh seorang muslim. Rukun iman ada berapa sih? Rukun iman ada 6, yaitu :

1)      Iman kepada Allah

Percaya kalau Allah itu ada dan dia adalah Maha Esa akan segala sesuatu tentang apa yang ada dalam dunia ini. Karena sesuai dengan membaca 2 kalimat
syahadat yaitu “la ila ha ilallah waashaduanna muhammadurasulullah” yang berarti “tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah.

Ajaran Islam dalam Keesaan Allah adalah :

a)      Allah Maha Esa Dalam Zat-Nya

b)      Allah Maha Esa Dalam Sifatnya yaitu Al-Asma’ul Husna yang berjumlah 99, antara lain Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus dan lain sebagainya.

2)      Iman kepada Malaikat

Malaikat adalah hamba Allah yang paling taat dan tidak punya hawa nafsu. Malaikat terbuat dari Nur (Cahaya) merupakan makhluk ghaib dan tidak dapat
dilihat oleh mata manusia. Seperti Malaikat Jibril menjadi manusia dihadapan Maryam (ibu Isa Al Masih) yang tercantum dalam (QS . Maryam (19:16-17).

Ada 10 Malaikat yang paling penting tugasnya yaitu :

a)     Jibril : Menyampaikan Wahyu

b)     Mikail : Membantu Jibril Untuk Menyampaikan Wahyu

c)     Izroil : Pencabut Nyawa

d)     Isrofil : Meniup Sangkakala

e)     Munkar : Menanyai keburukan di alam barzah/dalam kubur


f) Nakir : Menanyai kebaikan di alam barzah/kubur
g)     Rokib : Mencatat Amalan Baik
h)     Atid : Mencatat Amalan Buruk
i)      Malik : Penjaga Pintu Neraka
j)      Ridwan : Penjaga Pintu Surga

3)      Iman kepada Kitab Suci


Kitab Suci Al-Qur’an merupakan kitab yang paling lengkap isinya dari manusia dihidupkan, kemudian mengalami kematian
sampai datangnya hari akhir (kiamat) nanti. Al-Qur’an juga berisi tentang kitab kitab yang sebelumnya diturunkan kepada nabi
sebelumnya yaitu kitab Zabur kepada Nabi Dawud, Kitab Taurat kepada Nabi Musa, Kitab Injil kepada Nabi Isa dan terakhir yaitu
Kitab Al-Qur’an kepada baginda Rasul yaitu Nabi Muhammad saw.
4)      Iman Kepada Nabi dan Rasul
Nabi itu diberikan wahyu untuk menyebarkan agama islam dibumi. Tetapi nabi tidak diwajibkan untuk menyampaikan wahyu
kepada manusia, tetapi kalau Rasul diwajibkan untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Karena nabi belum tentu Rasul dan
Rasul sudah pasti Nabi. Jumlah Rasul yang pernah diutus Allah berjumlah 313 orang sedangkan nabi berjumlah 124.000 orang (lihat
QS. An-Nisa (04) : 164). Sedangkan Allah mengutus Muhammad menjadi Rasul dan Nabi terakhir dimuka bumi ini (lihat QS Al-Ahzab :
40) dan (QS Saba’ : 28). Alasan Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul terakhir adalah terdapat dalam QS Al-Anbiya’ : 107.
5)      Iman kepada Hari Akhir (Hari Kiamat)
Percaya pada hari kiamat adalah hal yang penting dalam hidup didunia ini, karena kalau tidak beriman pada hari akhir
berarti orang itu tidak mempercayai adanya agama islam walaupun orang itu berkata beriman kepada Allah (lihat QS AN-Nisa
: 59) dan (QS AL-Baqarah : 62). Datangnya hari kiamat itu hanya Allah yang tau kapan dan sebabnya kiamat itu terjadi.
Contoh tanda-tanda hari akhir akan datang :
a)     Laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki
b)     Mewarnai Warna Rambut.
c)     Munculnya Musik
d)     Dan lain sebagainya…
6)     Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada Qada dan Qadar bisa juga disebut sebagai takdir dalam hidup dan dunia.
Menurut Al-Qur’an Qadha berarti :
a)     Hukum (lihat QS An-Nisa : 65)
b)     Perintah (lihat QS Al-Isra : 23)
c)     Memberitahukan (lihat QS Al-Isra : 4)
d)     Menghendaki (lihat QS Ali Imran : 47)
e)     Menjadikan (lihat QS Fushilat : 12)
Kewajiban mengimani Qadar
Setiap manusia harus berusaha, berdoa, dan terus berikhtiar kepada Allah SWT. Tanpa adanya usaha tersebut
maka apa gunanya kita sebagai manusia hidup didunia ini? Manusia harus berusaha karena buah dari berusaha
adalah kemenangan yang hakiki atau kemenangan yang sempurna dalam hidup ini (lihat QS Ali-Imran : 142) dan
(QS Ar-Ra’d : 11)
3. Ketaqwaan dan Implikasinya Dalam Kehidupan
Apa sih taqwa ? Ketaqwaan Dalam Islam / takwa ,yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan
mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut
saja. Adapun arti lain dari taqwa adalah:
1. Melaksanakan segala perintah Allah.
2. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram).
3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah.
  
Dampak dari pengimplikasian orang-orang yang bertaqwa, diantaranya adalah :
a) Selalu ingat Allah dan bertaubat.
b) Takut kepada Rabb-nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.
c) Taat selamanya hanya kepada Allah.
d) Beriman, mendirikan sholat, dan menafkahkan rezki di jalan Allah
    Beberapa ciri orang yang bertaqwa
a.         beriman dan meyakini tanpa keraguan bahwa Alqur’an sebagai pedoman hidupnya.
b.         beriman kepada perkara-perkara yang gaib.
c.         mendirikan sembahyang.
d.         orang yang selalu membelanjakan sebahagian dari rezeki yang diperolehnya.
e.         orang yang selalu mendermakan hartanya baik ketika senang maupun susah.
f.          orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah memberi maaf.
g.      mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah mengasihani orang-orang yang
selalu berbuat kebaikan.
h.         takut melanggar perintah Allah.
oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang dijanjikan Allah, dan
tempatnya tidak jauh dari mereka.
    Identifikasi beberapa ayat-ayat terkait tentang taqwa :

o   Surat Al Baqarah ayat 197

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats,
berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”

o   Surat AL-Hajj 37

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah
telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik.”

o   Surat Al-Thalaq 2-5

-          QS Al-Thalaq (65) : 2

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

-          QS. ath-Thalaq (65) : 3

Dan perempuan-perempuan yang putus asa dari haid di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah
tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka
melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

-          QS. ath-Thalaq (65) : 4

Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan
melipat gandakan pahala baginya.

-          QS. ath-Thalaq (65) : 5

Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu
menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
 ·         Identifikasi beberapa hadist terkait dengan taqwa :
-       Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling mulia?” Rasulullah Saw menjawab : “Orang yang paling bertakwa.”. Mereka (sahabat) berkata, “Bukan itu yang kami
tanyakan.” Rasulullah bersabda : “Kalau begitu (yang paling mulia) adalah Yusuf bin nabi Allah (Ya’kub) bin nabi Allah
(Ishak) bin Khalîlullah (kekasih Allah) yakni Ibrahim.” Para sahabat berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Rasulullah
SAW balik bertanya : “Apakah tentang keturunan Arab yang baik yang kalian tanyakan? Orang Arab yang terbaik di masa
jahiliyah merupakan yang terbaik dalam Islam jika mereka memahami syariat Islam.”(Muttafaq ‘Alaihi)
-       Dari Abu Tharîf ‘Adiy bin Hâtim Ath-Thâi, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja
yang telah bersumpah (untuk berbuat sesuatu), kemudian dia melihat bahwa apa yang disumpahkannya itu bisa
membutanya lebih takwa maka hendaklah ia melakukan apa yang dilihatnya dapat membuatnya lebih bertakwa.”(HR.
Muslim)
-       Dari Abu Umâmah Shuday bin ‘Ajlân Al-Bâhiliy RA, ia berkata, Saya telah mendengar Rasulullah SAW berkhutbah pada
Haji Wada’ (perpisahan). Beliau bersabda : “Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, tegakkanlah lima salat fardhu
kalian, berpuasalah pada bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta kalian, dan taatilah pemimpin-pemimpin kalian,
niscaya kalian masuk surga.” (HR. Tirmidzi dalam Sunan-Nya pada bagian akhir dari Bab Shalat. Dia juga berkata bahwa
hadis ini /Hasan/ lagi /Shahih/)
-       Dari Abu Dzar ra., Rasulullah saw bersabda, “Saya wasiatkan kepadamu agar: (1) senantiasa bertakwa kepada Allah
Ta’ala, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, (2) jika kamu telah melakukan kekhilapan
(kesalahan) maka bersegeralah melakukan kebaikan, (3) jangan meminta-minta dari orang banyak, (4) jangan mengemban
amanah (jika merasa tidak mampu menunaikannya), dan (5) jangan menjadi qadhi (pemutus perkara) di antara dua orang
yang berselisih.” (HR. Ahmad).
 
·         Taqwa memiliki tiga tingkatan

1. Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa . Didalam pengertian ini semua orang beriman
tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa dosa.

2.    Kedua : Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.

3.    Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi.

Dari Abu Hurairah juga, bahwa Rasulullah SAW memperingatkan, “Pada hari kiamat, hak-hak seseorang pasti akan ditunaikan, sampai-sampai peradilan domba yang tidak bertanduk yang
mendapat yang mendapat kesusahan dari domba yang bertanduk. Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits-hadits Hasan Sahih. (Lihat: Jami’al-Tirmidzi, juz vii, halaman 98 hadits no: 1049 (Tuhfat al-
Ahwa))

Inilah yang menyebabkan para sahabat ketakutan dan menangis waktu ditunjuk menjadi pemimpin/amir, karena terbayang betapa besarnya tanggung jawabnya, terbayang betapa banyaknya
orang-orang yang berhak atas dirinya. Seandainya dia tidak bisa menunaikan hak-hak orang-orang.

·         Ganjaran Orang yang bertaqwa

Sebuah sifat yang baik, akan menghasil kan hasil yang baik pula, begitupun bertaqwa. Maka allah akan memberikan diantaranya untuk orang bertaqwa :

a.      Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga (QS. Ath Thalaaq [65]:2-3)

b.      Dimudahkan urusannya (QS. Ath Thalaaq [65]:4)

c.      Dilimpahkan berkah dari langit dan bumi (QS. Al A’raaf [7]:96)

d.      Mendapat petunjuk dan pengajaran (QS. Al Baqarah [2]:2 dan QS.Al Maa-idah [5]:46)

e.      Mendapat Furqan (QS. Al Anfaal [8]:29)

f.       Cepat sadar akan kesalahan (QS. Al A’raaf [7]:201)

g.      Tidak terkena mudharat akibat tipu daya orang lain (QS. Ali ‘Imran [3]:120).

h.      Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. Ali ‘Imran [3]:147 dan QS. Al Hujuraat [49]:13)

i.       Tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS. Al A’raaf [7]:35)

j.       ALLAH bersamanya dan melindunginya (QS. Al Baqarah [2] :194 dan Qs. Al-jatsiyah 19)

k.      Diselamatkan dari api neraka (QS. Maryam [19]:71-72)

l.       Dijanjikan Surga (Qs. Al-hijr 45)


Allah menegaskan, bahwa barang siapa yang selalu berupaya merealisir takwanya dalam
segala aktivitas riil-konkrit kesehariannya, maka Allah tidak hanya akan memberinya kebaikan di
dunia–kebaikan sosial, kebaikan profesi, dan kebaikan solusi bagi problema dirinya, tetapi juga
pahala yang sangat besar. Aktualisasi takwa di sisi lain akan mendorong umat manusia, untuk tidak
pernah berhenti melakukan perubahan dan kompetisi. Bukan kompetisi untuk memunculkan yang
munkar, tapi kompetisi untuk memunculkan yang baik. Keragaman baik itu budaya, suku, ras, dan
agama, maupun juga ragam profesi dalam konteks takwa bukanlah hambatan untuk bekerja maksimal
merealisir amal saleh dan membawa amal jariyah.  “Hai manusia, sesungguhnyaa Kami mencip-takan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
 Simpulan
Setiap manusia harus mengamalkan tentang keimanan dan ketaqwaan, karena dengan adanya keimanan
dan ketaqwaan dalam hidup kita, kita dapat mengetahui baik buruknya hidup yang harus dijalankan
dalam dunia ini. Hidup tentang beriman kepada Allah merupakan hal yang paling penting dalam hidup
ini, kalau kita tidak beriman kepada Allah kita mungkin tidak akan mendapatkan betapa indahnya surga
Allah dan juga kita tidak dapat bertemu dengan nabi-nabi dan rasul-Rasul Allah yang sangat mulia itu.
Dan juga kita tidak dapat bertemu dengan pengikut-pengikutnya yang selalu menjalankan perintah dari
Allah dan Rasulnya, dan selalu meninggalkan segala larangannya.
Saran
Untuk setiap manusia setidaknya “HARUS” beriman dan bertaqwa kepada Allah. Agar kita dapat
mengetahui pentingnya hidup itu bukan hanya untuk didunia saja melainkan juga diakhirat. Karena
kenikmatan didunia itu hanya sekejap saja dan tidak akan kekal. Kalau diakhirat kita akan hidup kekal
selamanya dan itulah hidup yang sesungguhnya didunia ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Universitas Gunadarma


2. Cholis.2012. Konsep Al-Qur’an tentang taqwa (Choliscollection.blogspot.com/2012/01/konsep-
alquran-tentang-taqwa-dan.html, diakses Januari 2012)
3.    Info Dakwah Islam.2012. Ketaqwaan dan keimanan serta implikasi dalam kehidupan sehari-hari
(Infodakwahislam.wordpress.com/2013/05/11/ketaqwaan-dan-keimanan-serta-implikasi-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html, diakses 11 Mei 2013)
4.    Nurdiansah, Danang.2012. Identifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan ketaqwaan
(Danangnurdiansah.blogspot.com/2012/01/identifikasi-ayat-ayat-yang-berkaitan.html, diakses
Januari 2012)
 

Anda mungkin juga menyukai