CDOB
CDOB
CDOB
ICHA
CUT
1 DEWI
2 3 PUTRI
4
NYA ANNE FITRIA AYU
AZZAH FEBRIA SAHWA KURNIASA
RA WAN NDA RI
THIS PRESENTATION PRESENTED BY :
5 6 7 8
AI LISDA MEGA
KANIA SONA
APRIAN APRILI
SRI A. I A HALIMAH
THIS PRESENTATION PRESENTED BY :
9 10
TIARA WINDY
MUSTIKA DEWI
SARI APRILIA
APA ITU
CDOB ??
PENGERTIAN :
Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB,
adalah cara distribusi/ penyaluran obat dan/ atau bahan obat yang
bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran
sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya
01
MANAJEMEN 02
ORGANISASI
MUTU MANAJEMEN
DAN PERSONALIA
03
BANGUNAN DAN
04
OPERASIONAL
PERALATAN
MANAJE BA
MEN B
MUTU 01.
MANAJEMEN MUTU
Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga tingkat kualitas yang diinginkan oleh
perusahaan. Tindakan ini mencakup rangkaian aktivitas lain seperti menentukan standar
kualitas, peraturan yang diperlukan, dan aspek lain yang dapat menentukan kualitas
produk atau jasa
Sistem Manajemen Mutu adalah kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Manajemen Mutu mencakup semua aktivitas
dari keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu, sasaran, dan
tanggung jawab serta penerapannya untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan
melalui antara lain perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan
peningkatan mutu di dalam sistem mutu. (ISO 9000/CPOB)
MANAJEMEN MUTU
Sistem Mutu adalah gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang melaksanakan
kebijakan mutu serta memastikan sasaran mutu terpenuhi.(CPOB)
Sebuah fasilitas distribusi perlu menerapkan sistem manajemen mutu, apabila sebuah
organisasi:
a) Perlu untuk mendemonstrasikan secara konsisten kemampuannya
untuk menyediakan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan
perundang-undangan, dan
b) Bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan
sistem yang efektif termasuk proses untuk perbaikan sistem secara berkesinambungan
dan jaminan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
MANAJEMEN MUTU
Proses formal yang dimaksud dalam pasal ini adalah suatu bentuk kajian manajemen berupa
rapat resmi yang dihadiri pimpinan tertinggi dari Fasilitas Distribusi, dikoordinir oleh
Penanggung Jawab/Kepala Pemastian Mutu, terdokumentasi dan hasil dari rapat tersebut
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait untuk ditindaklanjuti.
BAB 2 :
ORGANISASI MANAJEMEN DAN PERSONALIA
Organisasi, Manajemen dan Personalia
PENANGGUNG JAWAB
UNDANG UNDANG
UU TAHUN 2009 PP No. 51 TAHUN 2009
TENTANG TENTANG PEKERJAAN
KESEHATAN KEFARMASIAN
PASAL 98 AYAT 2 PASAL 2 AYAT 2
(3) Untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
direksi/pengurus PBF atau PBF Cabang melaporkan kepada Direktur Jenderal atau Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja sejak terjadi perubahan.
(4) Paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3 ), Direktur Jenderal atau Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menerbitkan surat
persetujuan dengan tembusan kepada Kepala Badan dan Kepala Balai POM.
Organisasi, Manajemen dan Personalia Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang
baik serta distribusi obat dan atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil yang
menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk melaksanakan semua tugas
yang menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi. Tanggung jawab masing-masing personil harus
dipahami dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus memahami prinsip CDOB dan harus
menerima pelatihan dasar maupun pelatihan lanjutan yang sesuai dengan tanggung jawabnya (PerKa
BPOM, 2012).
STRUKTUR ORGANISASI
2) Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka harus tersedia
kontrak tertulis dan pengelolaan bangunan tersebut harus menjadi tanggung jawab dari
fasilitas distribusi
A. BANGUNAN
3) Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang menunggu
keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/atau bahan obat yang
diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik, dan
yang kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat yang dapat disalurkan.
5) Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan/atau bahan obat yang
membutuhkan penanganan dan kewenangan khusus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (misalnya narkotika).
6) Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang
mengandung bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainyang dapat menimbulkan risiko
kebakaran atau ledakan (misalnya gas bertekanan, mudah terbakar, cairan dan padatan
mudah menyala) sesuai persyaratan keselamatan dan keamanan.
A. BANGUNAN
7) Area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman harus terpisah, terlindung dari kondisi
cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan yang memadai.
9) Akses masuk dan keluarnya untuk masing-masing area penerimaan dan pengiriman
dapat bergabung namun harus ada sistem pencegahan atau penjaminan tidak terjadinya
campur baur antara proses penerimaan dan pengiriman.
10) Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan debu.
Harus tersedia prosedur tertulis, program pembersihan dan dokumentasi pelaksanaan
pembersihan. Peralatan pembersih yang dipakai harus sesuai agar tidak menjadi sumber
kontaminasi terhadap obat dan/atau bahan obat.
A. BANGUNAN
13) Bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi, sehingga memberikan
perlindungan terhadap masuknya serangga, hewan pengerat atau hewan lain. Program
pencegahan dan pengendalian hama harus tersedia.
14) Ruang istirahat, toilet dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
A. BANGUNAN
11) Bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi, sehingga memberikan
perlindungan terhadap masuknya serangga, hewan pengerat atau hewan lain. Program
pencegahan dan pengendalian hama harus tersedia.
12) Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan debu.
Harus tersedia prosedur tertulis, program pembersihan dan dokumentasi pelaksanaan
pembersihan. Peralatan pembersih yang dipakai harus sesuai agar tidak menjadi sumber
kontaminasi terhadap obat dan/atau bahan obat.
B. SUHU DAN PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
15) Harus tersedia prosedur tertulis dan peralatan yang sesuai untuk mengendalikan lingkungan
selama penyimpanan obat dan/atau bahan obat. Faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan,
antara lain suhu, kelembaban, dan kebersihan bangunan.
16) Area penyimpanan harus dipetakan pada kondisi suhu yang mewakili. Sebelum digunakan,
harus dilakukan pemetaan awal sesuai dengan prosedur tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai
dengan hasil kajian risiko atau jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas atau
peralatan pengendali suhu. Peralatan pemantauan suhu harus ditempatkan sesuai dengan hasil
pemetaan.
C. PERALATAN
17) Semua peralatan untuk penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat harus didesain,
diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar yang ditetapkan. Harus tersedia program perawatan untuk
peralatan vital, seperti termometer, genset, dan chiller
18) Peralatan yang digunakan untuk mengendalikan atau memonitor lingkungan penyimpanan obat
dan/atau bahan obat harus dikalibrasi, serta kebenaran dan kesesuaian tujuan penggunaan diverifikasi secara
berkala dengan metodologi yang tepat. Kalibrasi peralatan harus mampu tertelusur. Kegiatan perbaikan,
pemeliharaan, dan kalibrasi peralatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi mutu
obat dan/atau bahan obat.
19) Dokumentasi yang memadai untuk kegiatan perbaikan, pemeliharaan dan kalibrasi peralatan utama
harus dibuat dan disimpan. Peralatan tersebut misalnya tempat penyimpanan suhu dingin, termohigrometer,
atau alat lain pencatat suhu dan kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain yang digunakan pada
rantai distribusi
SISTEM KOMPUTER
20) Sebelum sistem komputerisasi digunakan, harus diuji secara menyeluruh dan dipastikan
kemampuannya memberikan hasil yang diinginkan.
21) Validasi sistem komputer dilakukan oleh pengguna sekurang-kurangnya meliputi komponen
entri, proses yang dilakukan oleh sistem sehingga menghasilkan keluaran yang diharapkan, dan
keamanan sistem termasuk akses ke dalam sistem. Validasi sistem komputer dilakukan minimal
untuk system yang berhubungan dengan kegiatan penyimpanan, kegiatan pengadaan- penyaluran
termasuk transaksi keuangan, serta pemeliharaan data pemasok dan pelanggan.
SISTEM KOMPUTER
22) Harus dibuat dan selalu dimutakhirkan deskripsi tertulis yang rinci dari sistem (termasuk
diagram jika diperlukan). Deskripsi tersebut harus menjelaskan prinsip, tujuan, tindakan
pengamanan dan ruang lingkup sistem, serta “fitur” utama cara penggunaan komputer dan
interaksinya dengan sistem lain.
23) Data hanya boleh dimasukkan atau diubah ke dalam system komputer oleh Personel yang
berwenang. Harus terdapat rekaman perubahan dan penghapusan (audit rekam jejak/ audit trail
yang dapat tertelusur.
SISTEM KOMPUTER
24) Akses harus dibatasi dengan kata sandi (password) atau cara lain. Data harus diamankan
secara elektronik atau fisik untuk mengantisipasi kerusakan yang disengaja atau tidak disengaja.
Kemudahan dalam mengakses (aksesibilitas), masa simpan dan ketepatan data harus diperiksa.
25) Data harus dilindungi dengan membuat back-up data secara berkala dan teratur. Back-up data
harus disimpan di lokasi terpisah dan aman selama tidak kurang dari 3 tahun atau sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
SISTEM KOMPUTER
26) Harus tersedia prosedur tertulis untuk penanganan kegagalan atau kerusakan system untuk
restorasi data.
27) Jika digunakan transaksi elektronik antara fasilitas distribusi pusat dengan cabang untuk
tahap pengadaan, harus tersedia prosedur tertulis dan system yang memadai untuk memastikan
kemampuan telusur dan kepastian mutu obat dan/atau bahan obat. Tiap transaksi elektronik
tersebut harus dilakukan berdasarkan persetujuan penanggungjawab fasilitas distribusi
E. KUALIFIKASI DAN
VALIDASI
28) Fasilitas distribusi harus menetapkan kualifikasi dan/atau validasi
yang diperlukan untuk pengendalian kegiatan distribusi. Ruang lingkup
dan metode distribusi harus ditetapkan berdasarkan pendekatan analisis
resiko. Kegiatan validasi harus direncanakan dan didokumentasikan.
Perencanaan harus memuat kriteria yang dipersyaratkan.
29) Sebelum dilaksanakan dan jika ada perubahan yang signifikan atau
upgrade, system harus di validasi, untuk memastikan kebenaran instalasi
dan operasional.
E. KUALIFIKASI DAN
VALIDASI
30) Laporan hasil validasi harus memuat hasil dan semua
penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan dan pencegahan
(CAPA) yang perlu dilakukan. Laporan dan bukti pelaksanaan validasi
harus dibuat dan disetujui oleh personel yang berwenang.
4.2. Jika obat dan/atau bahan obat diperoleh dari fasilitas distribusi lain, maka
fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok tersebut mempunyai izin serta
menerapkan prinsip dan Pedoman CDOB.
4.3. Jika obat dan/atau bahan obat diperoleh dari industri farmasi, maka fasilitas
distribusi wajib memastikan bahwa pemasok tersebut mempunyai izin serta
menerapkan prinsip dan Pedoman CPOB.
KUALIFIKASI PEMASOK
4.4. Jika bahan obat diperoleh dari industri non-farmasi yang memproduksi bahan
obat dengan standar mutu farmasi, maka fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa
pemasok tersebut mempunyai izin serta menerapkan prinsip CPOB.
4.5. Pengadaan obat dan/atau bahan obat harus dikendalikan dengan prosedur tertulis
dan rantai pasokan harus diidentifikasi serta didokumentasikan.
4.8. Sebelum memulai kerjasama dengan pemasok baru, fasilitas distribusi harus melakukan
pengkajian guna memastikan calon pemasok tersebut sesuai, kompeten dan dapat dipercaya
untuk memasok obat dan/atau bahan obat. Dalam hal ini, pendekatan berbasis risiko harus
dilakukan dengan mempertimbangkan:
c) penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya tersedia dalam
jumlah terbatas
4.14. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kedaluwarsa, atau
mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga kemungkinan besar obat dan/atau
bahan obat telah kedaluwarsa sebelum digunakan oleh konsumen.
4.17. Jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, bets tersebut
harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke
pemegang izin edar.
4.18. Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana
transportasi harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan
kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur kemasan serta label kemasan.
PENYIMPANAN
4.22. Obat dan/atau bahan obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat
dan/atau bahan obat dan terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat
paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban atau faktor eksternal lain. Perhatian
khusus harus diberikan untuk obat dan/atau bahan obat yang membutuhkan kondisi
penyimpanan khusus.
4.23. Kontainer obat dan/atau bahan obat yang diterima harus dibersihkan sebelum
disimpan.
4.24. Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus
memastikan terpenuhinya kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan dan
memungkinkan penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya; obat dan/atau
bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau
diduga palsu.
PENYIMPANAN
4.25. Harus diambil langkah-langkah untuk memastikan rotasi stock sesuai dengan
tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First
Out (FEFO).
4.26. Obat dan/atau bahan obat harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa
untuk mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi dan campur-baur. Obat
dan/atau bahan obat tidak boleh langsung diletakkan di lantai.
4.27. Obat dan/atau bahan obat yang kedaluwarsa harus segera ditarik, dipisahkan
secara fisik dan diblokir secara elektronik. Penarikan secara fisik untuk obat
dan/atau bahan obat kedaluwarsa harus dilakukan secara berkala.
PENYIMPANAN
4.28. Untuk menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stock opname secara
berkala berdasarkan pendekatan risiko.
4.29. Perbedaan stok harus diselidiki sesuai dengan prosedur tertulis yang
ditentukan untuk memeriksa ada tidaknya campur-baur, kesalahan keluar-masuk,
pencurian, penyalahgunaan obat dan/atau bahan obat. Dokumentasi yang berkaitan
dengan penyelidikan harus disimpan untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
PEMISAHAN OBAT
DAN/ATAU BAHAN OBAT
4.30. Jika diperlukan, obat dan/atau bahan obat yang mempunyai persyaratan
khusus harus disimpan di tempat terpisah dengan label yang jelas dan akses masuk
dibatasi hanya untuk personil yang berwenang. Sistem komputerisasi yang
digunakan dalam pemisahan secara elektronik harus dapat memberikan tingkat
keamanan yang setara dan harus tervalidasi.
4.31. Harus tersedia tempat khusus dengan label yang jelas, aman dan terkunci
untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang ditolak, kedaluwarsa, penarikan
kembali, produk kembalian dan obat diduga palsu.
4.32. Obat dan/atau bahan obat yang ditolak dan dikembalikan ke fasilitas distribusi
harus diberi label yang jelas dan ditangani sesuai dengan prosedur tertulis
PEMUSNAHAN OBAT
DAN/ATAU BAHAN OBAT
4.33. Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat dan/atau bahan obat yang tidak
memenuhi syarat untuk didistribusikan.
4.34. Obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan harus diidentifikasi secara
tepat, diberi label yang jelas, disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani
sesuai dengan prosedur tertulis. Prosedur tertulis tersebut harus memperhatikan
dampak terhadap kesehatan, pencegahan pencemaran lingkungan dan kebocoran/
penyimpangan obat dan/atau bahan obat kepada pihak yang tidak berwenang.
4.35. Proses pemusnahan obat dan/atau bahan obat termasuk pelaporannya harus
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4.39.Untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat ke orang / pihak yang berwenang
atau berhak untuk keperluan khusus, seperti penelitian, special access dan uji klinik,
harus dilengkapi dengan dokumen yang mencakup tanggal, nama obat dan/atau
bahan obat, bentuk sediaan, nomor bets, jumlah, nama dan alamat pemasok, nama
dan alamat pemesan / penerima. Proses pengiriman dan kondisi penyimpanan harus
sesuai dengan persyaratan obat dan/atau bahan obat dari industri farmasi.
Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
PENGIRIMAN
4.40.Prosedur tertulis untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus tersedia. Prosedur tersebut harus
mempertimbangkan sifat obat dan/atau bahan obat serta tindakan pencegahan khusus.
4.41.Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan dan harus mencakup sekurang-
kurangnya informasi berikut:
– Tanggal pengiriman, Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari penerima
(misalnya Apotek, rumah sakit atau klinik), Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk
sediaan dan kekuatan (jika perlu), nomor bets dan tanggal kedaluwarsa Kuantitas obat dan/atau bahan
obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas per kontainer (jika perlu), Nomor dokumen untuk identifikasi order
pengiriman
– Transportasi yang digunakan mencakup nama dan alamat perusahaan ekspedisi serta tanda tangan dan
nama jelas personil ekspedisi yang menerima (jika menggunakan jasa ekspedisi) dan kondisi penyimpanan
EKSPOR DAN IMPOR