Kidneys Nephrology Center by Slidesgo
Kidneys Nephrology Center by Slidesgo
Kidneys Nephrology Center by Slidesgo
Mata Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-),Exopthalmus (-), edema palpebra
(-/-), Gerakan bola mata dalam batas normal, kornea refleks (+) pupil refleks
(+)
Hidung
Telinga Epitaksis (-) rinorhea (-)
Mulut Otorrhea (-) nyeri tekan mastoid (-)
Bibir pucat (+) bibir kering (-) perdarahan gusi (-) lidah kotor (-) candidiasis (-)
tepi hiperemis (-)
Leher Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-) dan tiroid (-),
Peningkatan JVP (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks Paru Inspeksi : Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan. Retraksi sela
iga (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus dalam batas normal
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Elektrolit
Parameter Satuan Rujukan
Natrium darah 128.3 135-145
Kalium darah 4.8 3.5-55
Klorida darah 91.9 98-108
MENGHITUNG LAJU FILTRASI
GLOMERULUS
Menghitung laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan menggunakan rumus
Kockroft-Gault :
GFR = (140 – umur) x Berat Badan ÷ 72 x kreatinin plasma
= (140 – 26) x 59 ÷ 72 x 37,8
= 114 x 59 ÷ 2.721,6
= 2,47 ml/menit/1,73m2
RESUME
Tn. S ke UGD dengan keluhan muntah sejak 1 minggu yang lau, dengan frekuensi 2-3 kali/hari. Pasien
mengeluh lemas, keluhan ini sudah sering dirasakan pasien sejak kurang lebih 3 bulan terakhir. Pasien
demam (+) sejak 2 hari SMRS, BAB cair 1 hari SMRS dengan frekuensi 1-2 kali/hari. Pasien pernah
mengalami gejala yang sama 1 bulan yang lalu dan melakukan hemodialisa. Pemeriksaan fisik
ditemukan konjungtiva anemis dan bibir pucat. Pemeriksaan darah rutin ditemukan RBC : 1,80
106/ul, HGB : 4,7 g/dl, HCT : 13,9 %, MCV : 77,2 fl, MCH : 26,1 pg dan kimia darah Ureum : 257 dan
Kreatinin : 37,8.
Menghitung laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan menggunakan rumus Kockroft-Gault :
GFR = (140 – umur) x Berat Badan ÷ 72 x kreatinin plasma
= (140 – 26) x 70 ÷ 72 x 37,8
= 114 x 59 ÷ 2.721,6
= 2,47
Sehingga GFR pada pasien ini yaitu :
GFR = 2,47 ml/menit/1,73m2
DIAGNOSIS SEMENTARA
● Chronic Kidney Disease Grade V
● Hipertensi Maligna
● Anemia
DIAGNOSIS BANDING
● Acute Kidney Injury (AKI)
● Acute on CKD
● Glomerulonefritis Kronik
PENATALAKSANAAN
● IVFD RL 16 tpm
● Inj. Ondansemtron 1 amp/8 jam IV
● Inj. Pantoprazole 1 vial/24 jam IV
● Clonidine 3x2 tab
● Transfusi PRC 4 unit
Hari / Tanggal
FOLLOW UPAnamnesis dan Pemeriksaan Fisik Intruksi DPJP
Clonidine 3x2 tab bahwa, pengendalian tekanan darah mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
pembatasan asupan protein. Disamping itu, sasaran terapi farmakologis sangat terkait
Aminefron dengan derajat proteinuria. Saat ini diketahui secara luas bahwa, proteinuria
Transfusi PRC 4 unit merupakan faktor risiko terjadinya pemburukan fungsi ginjal, dengan kata lain derajat
Hemodialisa proteinuria berkaitan dengan proses perburukan fungsi ginjal pada penyakit ginjal
kronik.
Pada pasien CKD dengan anemia dapat dimulai evaluasi pada saat kadar hemoglobin
≤ 10 g% meliputi evaluasi terhadap status besi, mencari sumber perdarahan, morfologi
eritrosit, kemungkinan adanya hemolisis dan lain sebagainya. penatalaksanaan
terutama ditujukan pada penyebabnya. Pemberian eritropoitin (EPO) merupakan hal
yang dianjurkan. Dalam pemberian EPO ini, status besi harus selalu mendapat
perhatian karena EPO memerlukan besi dalam mekanisme kerjanya. Pemberian
transfusi pada CKD harus dilakukan secara hati-hati, berdasarkan indikasi yang tepat
dan pemantauan yang cermat. Transfusi darah yang dilakukan secara tidak cermat
dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh, hiperkalemia dan pemburukan fungsi
gnjal. Sasaran hemoglobin menurut berbagai studi klinik adalah 11 – 12 g/dl.
THANKS!