Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional, & Pembiayaan Puskesmas
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional, & Pembiayaan Puskesmas
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional, & Pembiayaan Puskesmas
PEMBIMBING :
Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.
Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, Pasal 28 H ayat (1) &
ayat (3), Pasal 34 ayat (2) & ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1)
Suprasistem
SUBSISTEM:
1. Subsistem Upaya Kes
2. Subsistem Pembiayaan Kes
3. Subsistem SDM Kes
4. Subsistem Farmasi, Alkes & Makanan
5. Subsistem Manajemen & Infokes
6. Subsistem pemberdayaan masyarakat
Sistem
Kesehatan
Daerah / SKD
SUBSISTEM
SKN
Subsiste Subsiste Subsistem
Subsistem Subsistem
Farmasi,
m Upaya Pembiayaa m SDM Manajemen Subsistem
Alat Pemberdayaan
Kesehata n Kesehata Kesehatan
& Informasi Masyarakat
n Kesehatan n Kesehatan
& Makanan
1 Tujuan
Terselenggaranya Upaya
Kesehatan yang paripurna :
- Adil & merata (Accessible)
Derajat
Kesehatan
- Terjangkau (Affordable) Masyarakat
- Bermutu (Quality)
Subsistem Upaya Kesehatan
(Bentuk & cara Penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang paripurna,
terpadu & berkualitas meliputi: Peningkatan, Pencegahan,
Pengobatan, & Pemulihan)
Unsur-unsur Prinsip Penyelenggaraan
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlingungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
TUJUAN SJSN
Berdasarkan UU No.40 Tahun 2004 tentang (SJSN)
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan atau anggota keluarganya.
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah
LANDASAN
FILOSOFI SJSN
a.Penyelenggaraan SJSN berlandaskan kepada hak asasi manusia dan
hak konstitusional setiap orang.
b.Penyelenggaraan SJSN adalah wujud tanggung jawab Negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
c.Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang
mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.
d.Penyelenggaraan SJSN berdasarkan asas kemanusiaan dan berkaitan
dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
e.SJSN bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak
bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya .
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
5 Program 9 Prinsip
3 Azas
1. Kegotongroyongan
1. Jaminan kesehatah 2. Nirlaba
1. Kemanusiaan
2. Jaminan kecelakaan 3. Keterbukaan
2. Manfaat kerja 4. Kehati-hatian
3. Keadilan sosial 3. Jaminan hari tua 5. Akuntabilitas
bagi seluruh rakyat
Indonesia 4. Jaminan pensiun 6. Portabilitas.
5. Jaminan kematian 7. Kepesertaan bersifat wajib.
8. Dana amanat
9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
ORGAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional)
Adalah dewan yang dibentuk dengan UU SJSN untuk perumusan kebijakan umum
dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam
bentuk lain.
Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai
negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta, pemberi kerja, dan/atau
Pemerintah.
Bantuan Iuran adalah Iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan orang tidak
mampu sebagai Peserta program Jaminan Sosial.
ORGAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
BPJS
JENIS-JENIS BPJS
BPJS Kesehatan
Berfungsi menyelenggarakan
program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
BPJS Ketenagakerjaan
Berfungsi menyelenggarakan
program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Hari Tua (JHT),
Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan
Kematian (JKm)
KEWAJIBAN
BPJS
a) Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
b) Mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
c) Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan,
serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
d) Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UU SJSN;
e) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang
berlaku;
f) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan memenuhi
kewajibannya;
g) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
h) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
i) Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan berlaku umum;
j) Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan
jaminan sosial
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Kesehatan)
PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta
hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan
kewajiban hukum BPJS Kesehatan
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Ketenagakerjaan)
PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014.
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, dan program jaminan kematian yang selama ini diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Persero),
termasuk menerima peserta baru, sampai dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan yang sesuai
dengan ketentuan Pasal 29 sampai dengan Pasal 38 dan Pasal 43 sampai dengan Pasal 46 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150
PT. ASABRI
(PERSERO)
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Ketenagakerjaan)
PT TASPEN (Persero) menyelesaikan pengalihan program tabungan hari tua dan program
pembayaran pensiun dari PT TASPEN (Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat
tahun 2029.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan
oleh Pemerintah
MANFAAT TUJUAN
Manfaat adalah faedah/benefit jaminan sosial Tujuannya adalah agar semua penduduk
kesehatan yang menjadi hak Peserta dan/atau Indonesia terlindungi dalam sistem
anggota keluarganya yang bersifat pelayanan asuransi, sehingga mereka dapat
kesehatan perorangan, mencakup promotif, memenuhi kebutuhan dasar
preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk kesehatan masyarakat yang layak
pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan
PRINSIP JKN
Kegotongroyongan
Nirlaba
Portabilitas
Dana amanat
KEPESERTAAN JKN (JENIS PESERTA)
Peserta PBI Peserta Non-PBI
Bukan Pekerja
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima pensiun;
d. Veteran dan Perintis Kemerdekaan
e. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a s/d e yang mampu
membayar iuran.
KEPESERTAAN JKN (JENIS
PESERTA)
Peserta WNA & Anggota Keluarga Pekerja
Pekerja termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
Sedangkan Anggota Keluarga dari Pekerja meliputi:
a. istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
b. anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta, dengan
kriteria:
1. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri;
2. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
puluh lima) tahun yang masih sekolah
Hak & Kewajiban Peserta JKN
HAK KEWAJIBAN
a. Menentukan Fasilitas Kesehatan a. Mendaftarkan diri dan anggota keluarganya sebagai peserta
Tingkat Pertama (FKTP) yang JKN-KIS kepada BPJS Kesehatan.
diinginkan pada saat mendaftar. b. Membayar iuran secara rutin setiap bulan sebelum tanggal 10
b. Memperoleh informasi tentang hak (sepuluh).
dan kewajiban serta prosedur c. Memberikan data diri dan anggota keluarganya secara lengkap
pelayanan kesehatan sesuai dengan dan benar.
ketentuan yang berlaku. d. Melaporkan perubahan data diri dan anggota keluarganya,
c. Mendapatkan identitas sebagai antara lain susunan anggota keluarga, perubahan golongan,
peserta JKN-KIS untuk memperoleh pangkat atau besaran gaji, pernikahan, perceraian, kematian,
pelayanan Kesehatan. kelahiran, pindah alamat/ domisili dan pindah fasilitas
d. Mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan tingkat pertama serta perubahan alamat email dan
kesehatan di fasilitas kesehatan yang nomor telepon.
bekerja sama dengan BPJS e. Menjaga identitas peserta JKN-KIS agar tidak rusak, hilang
Kesehatan. atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
e. Menyampaikan pengaduan, saran, f. Mentaati prosedur dan ketentuan untuk memperoleh manfaat
dan aspirasi baik secara lisan maupun pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan
tertulis kepada BPJS Kesehatan
ALUR PENDAFTARAN
KEPESERTAAN
Pendaftaran Peserta PBPU dan BP dengan
JKN
Anggota keluarga dari
PBI Jaminan Manfaat pelayanan di Peserta PPU meliputi
Kesehatan dilakukan ruang perawatan Kelas III istri/suami yang sah, anak
oleh Kementerian yang Iurannya dibayarkan kandung, anak tiri dari
Kesehatan berdasarkan oleh Pemerintah Daerah perkawinan yang sah, dan
Surat Keputusan Menteri maka pendaftaran pesertanya anak angkat yang sah,
Sosial RI dilakukan oleh Pemerintah paling banyak 4 (empat)
2 Daerah sesuai yang orang
tercantum pada Perjanjian
Kerja Sama.
Pembiayaan
JKN
Secara operasional, pelaksanaaan JKN dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran (PBI) .
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh
Pemerintah.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah
dibayar oleh pemerintah daerah
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta
Bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
Besaran Iuran Jaminan Kesehatan ditinjau ulang paling lama 2 (dua) tahun sekali yang
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran dibayar Pemerintah)
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang
didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar Rp. 19.225,- (sembilan belas ribu dua ratus
dua puluh lima rupiah) per orang per bulan
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji / Upah per bulan.
Iuran tsb. dibayar dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
Kewajiban Pemerintah dilaksanakan oleh:
c. Pemerintah untuk PNS Pusat, TNI, Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri Pusat;
d. Pemerintah Daerah untuk PNS Daerah dan pegawai pemerintah non pegawai
negeri Daerah.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pekerja Penerima Upah)
Nilai Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah mulai tanggal 1
Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015 sebesar 4,5% (empat koma lima persen)
dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta mulai tanggal 1 Juli 2015 sebesar 5% (lima
persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
c. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
d. 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah dan pegawai pemerintah
non pegawai negeri sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pekerja Penerima Upah)
a. sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas III.
b. sebesar Rp. 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah)
perawatan Kelas II.
c. sebesar Rp. 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas I.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pensiunan, Veteran dll)
Iuran tsb dibayar oleh Pemerintah dan penerima pensiun dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh Pemerintah; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh Penerima Pensiun.
Anggaran pemerintah
Anggaran masyarakat
Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Penggabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Jenis Pembiayaan Kesehatan
Biaya Pelayanan Kesehatan
Biaya Pelayanan Kedokteran
Masyarakat
Disediakan pemerintah
Secara tunai atau pre paid
dalam bentuk anggaran
(asuransi kesehatan)
program kesehatan
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN
1. 2. Pengalokasian
Penggalian 3. Pembelanjaan
Dana
Dana
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN
Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan
1. Masyarakat (UKM)
Penggalian
Dana Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP)
FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN
Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang
berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP yang
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya
5% PDB atau 15% tital anggaran pendapatan dan
2. belanja setiap tahunnya.
Pengalokasia
n Dana Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari
masyarakat untuk UKM dilaksanakan berdasarkan atas
asa gotong royong sesuai dengan kemampuan masing-
masing orang. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui
kepersertaan dalam program jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib dan/atau sukarela.
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN Pembiayaan kesehatan dari
public private partnership
pemerintah dan
digunakan untuk
membiayai UKM.