Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional, & Pembiayaan Puskesmas

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 79

SISTEM KESEHATAN NASIONAL,

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL,


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL, &
PEMBIAYAAN PUSKESMAS
Oleh :
Natasya Kartika Maharani
(K1B122054)

PEMBIMBING :
Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
2022
BAB 1
PENDAHULUA
N
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah salah satu hak asasi bagi setiap orang. Hal
ini dibahas sejak lama secara global dan terdokumentasi
dalam beberapa dokumen/perjanjian internasional yang
berkaitan dengan jaminan hak atas kesehatan seseorang.
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) Pasal
25 menjelaskan bahwa “setiap orang berhak atas taraf hidup
yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya…”
LATAR BELAKANG
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Salah satu komponen yang sangat berperan dalam
pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan, terutama yang berkaitan
dengan belanja pemerintah untuk kesehatan.

Pembiayaan kesehatan di Indonesia, akan sangat penting seluruh komponen dan


stakeholder yang berperan dalam pelaksanaan JKN untuk memahami secara
menyeluruh terkait isu pembiayaan dan pelayanan kesehatan di Indonesia .
LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bersifat kuratif, pencegahan
(preventif), promotif dan rehabilitatif, sehingga pembiayaan kesehatan harus
dapat membiayai ke empat sifat pelayanan tersebut. Prinsip fairness of
financing dalam pembiayaan kesehatan sangat diperlukan dalam menjalankan
ke empat sifat pelayanan kesehatan.

Adanya skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan


sumber pendanaan untuk pengobatan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN).
Sementara itu, APBN serta APBD yang merupakan sumber pendanaan untuk
pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) dan promotif.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
SISTEM KESEHATAN
NASIONAL (SKN)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk
dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang memadukan berbagai upaya bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945
LANDASAN SKN
Landasan Ideal, yaitu Pancasila

Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, Pasal 28 H ayat (1) &
ayat (3), Pasal 34 ayat (2) & ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1)

Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan


yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
TUJUAN
SKN
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional
adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa,
baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
KEDUDUKAN Sistem
SKN Penyelenggaraan
Negara

Sistem Sistem Sistem Kesehatan Sistem dll


Hankamnas Pendidikan Nasional Nasional / SKN Perekonomian
Nasional

Suprasistem
SUBSISTEM:
1. Subsistem Upaya Kes
2. Subsistem Pembiayaan Kes
3. Subsistem SDM Kes
4. Subsistem Farmasi, Alkes & Makanan
5. Subsistem Manajemen & Infokes
6. Subsistem pemberdayaan masyarakat

Sistem
Kesehatan
Daerah / SKD
SUBSISTEM
SKN
Subsiste Subsiste Subsistem
Subsistem Subsistem
Farmasi,
m Upaya Pembiayaa m SDM Manajemen Subsistem
Alat Pemberdayaan
Kesehata n Kesehata Kesehatan
& Informasi Masyarakat
n Kesehatan n Kesehatan
& Makanan
1 Tujuan
Terselenggaranya Upaya
Kesehatan yang paripurna :
- Adil & merata (Accessible)
Derajat
Kesehatan
- Terjangkau (Affordable) Masyarakat
- Bermutu (Quality)
Subsistem Upaya Kesehatan
(Bentuk & cara Penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang paripurna,
terpadu & berkualitas meliputi: Peningkatan, Pencegahan,
Pengobatan, & Pemulihan)
Unsur-unsur Prinsip Penyelenggaraan

a. Upaya Kesehatan → Yankes a. Berkesinambungan & a. Upaya Kesehatan


(pencegahan, pengobatan, paripurna 1) Primer → UKP
pemulihan) b. Bermutu, aman & sesuai *PKPP (healthy life style) →
b. Sumber daya → SDMK c. Adil & merata Dasar NSPK
c. Pembinaan & pengawasan d. Non diskriminatif *PKMP
→ Berjenjang : Standarisasi, e. Terjangkau 2) Sekunder → rujukan
Sertifikasi, Akreditasi, f. Teknologi tepat guna *PKPS → spesialis
Penegakan hukum g. Bekerja dalam tim *PKMS
d. Litbang 3) Tersier
b. Pemb. & pengawasan
c. Litbang
2 Tersedianya pembiayaan kesehatan
dengan:
- Jumlah mencukupi
Derajat
Kesehatan
Tujuan - Teralokasi secara adil & merata Masyaraka
- Termanfaatkan secara berhasil t
guna & berdaya guna

Subsistem Pembiayaan Kesehatan


(Tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian
dan pembelanjaan keuangan)
Unsur- Prinsi Penyelenggaraan
unsur p
a. Dana 1. Kecukupan a. Penggalian dana → pajak,
b. Sumber daya 5% → PDB dll
- SDM 15% → Total b. Pengalokasian dana →
- Sarana, standar 2. Efektif, efisien Jamkesmas
- Regulasi 3. Adil & transparan c. Pembelanjaan →
- Kelembagaan Transparan & akuntabel
c. Pengelolaan pemerintah,
swasta
3 Tujuan
Tersedianya SDMK yang:
- Kompeten sesuai kebutuhan
- Teralokasi & terdistribusi
Derajat
Kesehatan
Masyaraka
secara adil & merata
t

Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan


(pemberdayaan SDMK : berbagai perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, & pengawasan SDMK)
Unsur-unsur Prinsip Penyelenggaraan

a. SDMK a. Adil & merata serta 1. Perencanaa → jenis, jumlah,


b. Pengembangan & demokratis kualifikasi
pemberdayaan b. Kompeten berintegras 2. Pengadaan → pendidikan
c. Penyelenggaran c. Objektif transparan (kompetensi, akreditasi, student
Pengembangan d. hierarki centered)
→ perencanaan 3. Pendayagunaan → rekrutmen,
→ pengadaan pola karier, pendidikan
→ pendayagunaan berkelanjutan, kualitas
→ binwas (prajabatan)
4. Binwas → praktek profesi
→ ijazah& sertifikat kompetensi
4 Tersedianya sediaan farmasi, alkes
yang:
- Terjamin Aman, bermutu
Derajat
Kesehatan
Tujuan - Bermanfaat serta terjangkau oleh Masyaraka
masyarakat t

Subsistem Farmasi, Alat Kesehatan & Makanan


(cara Penyelenggaran berbagai upaya yang menjamin keamanan,
khasiat/manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan & makanan)
Unsur- Prinsi Penyelenggaraan
unsur p
a. Komoditi → jenis, bentuk, a. Aman, berkhasiat, a. Ketersediaan, pemerataan,
dosis, jumlah, khasiat bermutu keterjangkauan → pemerintah
b. Sumber daya → NSPK b. Tersedia, merata, mengatur harga obat
c. Yan. Kefarmasian → terjangkau b. Jaminan kesehatan → regulasi
rasional, aman & bermutu c. Rasional yang baik
d. Pengawasan d. Transparan, c. Yan. Kefarmasian →
e. Pemas bertanggung jawab kesejahteraan pasien
e. Kemandirian d. Penggunaan obat rasional →
DOEN
e. Kemandirian → CPOB &
pengembangan obat tradisional
5 Tujuan
Terwujudnya kebijakan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan,
Derajat
Kesehatan
Masyaraka
berbasis bukti & operasional t

Subsistem Manajemen & Informasi Kesehatan


(Bentuk & cara penyelenggaraan yang menghimpun kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data &
informasi kesehatan)
Unsur- Prinsip Penyelenggaraan
unsur
a. Kebijakan a. Inovasi & kreatifitas a. Kebijakan kesehatan → NSPK
b. Administrasi b. Kepemimpinan yang melibatkan seluruh aspek
c. Hukum visioner b. Administrasi kesehatan →
d. Informasi kesehatan c. Sinergisme yang adanya desentrasi selalu
e. SDMK & infokes dinamis mengacu peraturan
d. Kesesuaian dengan perundangan
sistem NKRI c. Hukum kesehatan
d. Informasi kesehatan →
RISKESDAS
6 Meningkatnya kemampuan masyarakat
berperilaku hidup sehat, mampu
Derajat
Kesehatan
Tujuan mengatasi masalah sendiri, dan Masyaraka
berperan aktif t

Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


(bentuk & cara penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan perorangan,
kelompok & masyarakat terencana, terpadu & berkesinambungan)
Unsur- Prinsip Penyelenggaraan
unsur
a. Penggerak → inisiator, a. Berbasis masyarakat a. Penggerakan masyarakat
motivator, fasilitator b. Edukatif & kemandirian b. Pengorganisasi &
b. Sasaran → toma, toga c. Kesempatan pemberdayaan
c. Kegiatan hidup sehat mengemukakan c. Advokasi
d. Sumberdaya pendapat & memilih d. Kemitraan
Yankes e. Peningkatan sumberdaya
d. Kemitraan &
gotongroyong
STEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN)
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya yang layak.
SJSN adalah program Negara yang bertujuan untuk memberi
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak apabila terjadi hal-
hal yang dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya
pendapatan, menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan
pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun
SJSN
UU No. 40 tahun 2004 – Ruang Lingkup Jaminan
Jenis program jaminan sosial meliputi:
a. Jaminan kesehatan
b. Jaminan kecelakaan kerja
c. Jaminan hari tua
d. Jaminan pensiun
e. Jaminan kematian

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlingungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
TUJUAN SJSN
Berdasarkan UU No.40 Tahun 2004 tentang (SJSN)
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan atau anggota keluarganya.
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah
LANDASAN
FILOSOFI SJSN
a.Penyelenggaraan SJSN berlandaskan kepada hak asasi manusia dan
hak konstitusional setiap orang.
b.Penyelenggaraan SJSN adalah wujud tanggung jawab Negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
c.Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang
mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.
d.Penyelenggaraan SJSN berdasarkan asas kemanusiaan dan berkaitan
dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
e.SJSN bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak
bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya .
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

5 Program 9 Prinsip
3 Azas
1. Kegotongroyongan
1. Jaminan kesehatah 2. Nirlaba
1. Kemanusiaan
2. Jaminan kecelakaan 3. Keterbukaan
2. Manfaat kerja 4. Kehati-hatian
3. Keadilan sosial 3. Jaminan hari tua 5. Akuntabilitas
bagi seluruh rakyat
Indonesia 4. Jaminan pensiun 6. Portabilitas.
5. Jaminan kematian 7. Kepesertaan bersifat wajib.
8. Dana amanat
9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
ORGAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional)
Adalah dewan yang dibentuk dengan UU SJSN untuk perumusan kebijakan umum
dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN.

Tugas & Wewenang:


• Melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan penyelenggaraan
jaminan social
• Mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional
• Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan
tersedianya anggaran operasional kepada Pemerintah
• Memberikan masukan kepada BPJS mengenai bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pengelolaan program
• Menerima tembusan laporan pengelolaan tahunan dan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik untuk penyampaian
pertanggungjawaban tahunan BPJS kepada Presiden
• Mengajukan kepada Presiden usulan anggota pengganti antar waktu Dewan
Pengawas dan/atau anggota Direksi BPJS
ORGAN SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Adalah badan hukum yang dibentuk dengan UU No. 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
yang selanjutnya disingkat BPJS untuk
menyelenggarakan program-program jaminan sosial.
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial)
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam
bentuk lain.

Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai
negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.

Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta, pemberi kerja, dan/atau
Pemerintah.

Bantuan Iuran adalah Iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan orang tidak
mampu sebagai Peserta program Jaminan Sosial.
ORGAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
BPJS

JENIS-JENIS BPJS
BPJS Kesehatan
Berfungsi menyelenggarakan
program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)

BPJS Ketenagakerjaan
Berfungsi menyelenggarakan
program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Hari Tua (JHT),
Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan
Kematian (JKm)
KEWAJIBAN
BPJS
a) Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
b) Mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
c) Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan,
serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
d) Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UU SJSN;
e) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang
berlaku;
f) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan memenuhi
kewajibannya;
g) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
h) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
i) Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan berlaku umum;
j) Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan
jaminan sosial
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Kesehatan)

BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada


tanggal 1 Januari 2014.

PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta
hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan
kewajiban hukum BPJS Kesehatan
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Ketenagakerjaan)
PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014.

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, dan program jaminan kematian yang selama ini diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Persero),
termasuk menerima peserta baru, sampai dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan yang sesuai
dengan ketentuan Pasal 29 sampai dengan Pasal 38 dan Pasal 43 sampai dengan Pasal 46 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150

PT. ASABRI
(PERSERO)
BPJS
(UU No. 24 tahun 2011 – BPJS Ketenagakerjaan)

BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan


kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program
jaminan kematian bagi Peserta, selain peserta program yang dikelola PT TASPEN
(Persero) dan PT ASABRI (Persero), sesuai dengan ketentuan Pasal 29 sampai dengan
Pasal 46 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456

PT ASABRI (Persero) menyelesaikan pengalihan program Asuransi Sosial Angkatan


Bersenjata Republik Indonesia dan program pembayaran pensiun ke BPJS
ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029.

PT TASPEN (Persero) menyelesaikan pengalihan program tabungan hari tua dan program
pembayaran pensiun dari PT TASPEN (Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat
tahun 2029.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan
oleh Pemerintah

MANFAAT TUJUAN

Manfaat adalah faedah/benefit jaminan sosial Tujuannya adalah agar semua penduduk
kesehatan yang menjadi hak Peserta dan/atau Indonesia terlindungi dalam sistem
anggota keluarganya yang bersifat pelayanan asuransi, sehingga mereka dapat
kesehatan perorangan, mencakup promotif, memenuhi kebutuhan dasar
preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk kesehatan masyarakat yang layak
pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan
PRINSIP JKN
Kegotongroyongan

Nirlaba

Portabilitas

Kepesertaan bersifat wajib

Dana amanat
KEPESERTAAN JKN (JENIS PESERTA)
Peserta PBI Peserta Non-PBI

Peserta PBI Jaminan Peserta bukan PBI adalah


Kesehatan meliputi orang yang Peserta yang tidak tergolong
tergolong fakir miskin dan fakir miskin dan orang tidak
orang tidak mampu, mampu, yang membayar
sebagaimana diamanatkan UU iurannya secara sendiri
SJSN yang iurannya dibayari ataupun kolektif ke BPJS
pemerintah sebagai peserta Kesehatan
program Jaminan Kesehatan.
KEPESERTAAN JKN (JENIS PESERTA) – peserta
non PBI
Pekerja Penerima Upah

a. Pegawai Negeri Sipil;


b. Anggota TNI dan Polri;
c. Pejabat Negara;
d. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
e. Pegawai swasta; dan
f. Pekerja yang tidak termasuk huruf a s/d e yang
menerima Upah..
KEPESERTAAN JKN (JENIS PESERTA) –
peserta non PBI Pekerja Bukan Penerima Upah
a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
Upah.

Bukan Pekerja

a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima pensiun;
d. Veteran dan Perintis Kemerdekaan
e. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a s/d e yang mampu
membayar iuran.
KEPESERTAAN JKN (JENIS
PESERTA)
Peserta WNA & Anggota Keluarga Pekerja

Pekerja termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
Sedangkan Anggota Keluarga dari Pekerja meliputi:
a. istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
b. anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta, dengan
kriteria:
1. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri;
2. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
puluh lima) tahun yang masih sekolah
Hak & Kewajiban Peserta JKN
HAK KEWAJIBAN
a. Menentukan Fasilitas Kesehatan a. Mendaftarkan diri dan anggota keluarganya sebagai peserta
Tingkat Pertama (FKTP) yang JKN-KIS kepada BPJS Kesehatan.
diinginkan pada saat mendaftar. b. Membayar iuran secara rutin setiap bulan sebelum tanggal 10
b. Memperoleh informasi tentang hak (sepuluh).
dan kewajiban serta prosedur c. Memberikan data diri dan anggota keluarganya secara lengkap
pelayanan kesehatan sesuai dengan dan benar.
ketentuan yang berlaku. d. Melaporkan perubahan data diri dan anggota keluarganya,
c. Mendapatkan identitas sebagai antara lain susunan anggota keluarga, perubahan golongan,
peserta JKN-KIS untuk memperoleh pangkat atau besaran gaji, pernikahan, perceraian, kematian,
pelayanan Kesehatan. kelahiran, pindah alamat/ domisili dan pindah fasilitas
d. Mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan tingkat pertama serta perubahan alamat email dan
kesehatan di fasilitas kesehatan yang nomor telepon.
bekerja sama dengan BPJS e. Menjaga identitas peserta JKN-KIS agar tidak rusak, hilang
Kesehatan. atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
e. Menyampaikan pengaduan, saran, f. Mentaati prosedur dan ketentuan untuk memperoleh manfaat
dan aspirasi baik secara lisan maupun pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan
tertulis kepada BPJS Kesehatan
ALUR PENDAFTARAN
KEPESERTAAN
Pendaftaran Peserta PBPU dan BP dengan
JKN
Anggota keluarga dari
PBI Jaminan Manfaat pelayanan di Peserta PPU meliputi
Kesehatan dilakukan ruang perawatan Kelas III istri/suami yang sah, anak
oleh Kementerian yang Iurannya dibayarkan kandung, anak tiri dari
Kesehatan berdasarkan oleh Pemerintah Daerah perkawinan yang sah, dan
Surat Keputusan Menteri maka pendaftaran pesertanya anak angkat yang sah,
Sosial RI dilakukan oleh Pemerintah paling banyak 4 (empat)
2 Daerah sesuai yang orang
tercantum pada Perjanjian
Kerja Sama.
Pembiayaan
JKN
Secara operasional, pelaksanaaan JKN dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran (PBI) .

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang


dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja,
dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan.
Ketentuan iuran JKN diatur dalam (Paham JKN, 2014):
(1) UU SJSN Pasal 17, 27, dan 28
(2) UU BPJS Pasal 19
(3) Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 16, 17, dan
18
Cara
Menghitun
g Iuran
JKN
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran)

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh
Pemerintah.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah
dibayar oleh pemerintah daerah

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta
Bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

Besaran Iuran Jaminan Kesehatan ditinjau ulang paling lama 2 (dua) tahun sekali yang
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran dibayar Pemerintah)

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang
didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar Rp. 19.225,- (sembilan belas ribu dua ratus
dua puluh lima rupiah) per orang per bulan
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji / Upah per bulan.
Iuran tsb. dibayar dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
Kewajiban Pemerintah dilaksanakan oleh:
c. Pemerintah untuk PNS Pusat, TNI, Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri Pusat;
d. Pemerintah Daerah untuk PNS Daerah dan pegawai pemerintah non pegawai
negeri Daerah.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pekerja Penerima Upah)

Nilai Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah mulai tanggal 1
Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015 sebesar 4,5% (empat koma lima persen)
dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta mulai tanggal 1 Juli 2015 sebesar 5% (lima
persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
c. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
d. 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah dan pegawai pemerintah
non pegawai negeri sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pekerja Penerima Upah)

Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta pekerja bukan penerima upah


dan peserta bukan pekerja:

a. sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas III.

b. sebesar Rp. 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah)
perawatan Kelas II.

c. sebesar Rp. 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas I.
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Pensiunan, Veteran dll)

Iuran Jaminan Kesehatan bagi penerima pensiun, ditetapkan sebesar 5% (lima


persen) dari besaran pensiun pokok dan tunjangan keluarga per bulan.

Iuran tsb dibayar oleh Pemerintah dan penerima pensiun dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh Pemerintah; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh Penerima Pensiun.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda,


duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya
ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji
pokok PNS golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per
bulan, dibayar oleh Pemerintah
JAMINAN KESEHATAN
(Draft Revisi Perpres No. 12 tahun 2013 – Iuran Anggota Keluarga)

Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain dibayar


oleh Peserta.

Besar Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang


lain ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah
peserta pekerja penerima upah per orang per bulan

Besar Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga bagi


peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan
pekerja ditetapkan sesuai manfaat yang dipilih.
Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan
Penyelenggaraan JKN membutuhkan
ketersediaaan dan Prosedur pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan aman
serta Pemerintah Daerah bertanggung jawab
atas ketersediaan pelayanan kesehatan.
Universal Health Coverage
(UHC)
Universal Health Coverage (UHC) merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga
dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau (WHO)
PENYELENGGAR
AAN JKN DI
FKTP
Pembiayaan
PembiayaanKesehatan
PembiayaanKesehatan
Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan
Demarkasi ‘biaya’ dalam pembiayaan kesehatan (boundary) perlu
disepakati :

Semua biaya yang secara eksplisit di alokasikan untuk


meningkatkan atau mencegah penurunan status
kesehatan masyarakat (Health Canada, 1996).

Semua kegiatan yang mempunyai tujuan utama/primer untuk


mempromosi, mengembalikan atau menjaga kesehatan (WHO, 2000)
Pembiayaan Kesehatan
Sistem pembiayaan kesehatan adalah suatu sistem
yang mengatur mengenai besarnya alokasi dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan.
Pembiayaan
Kesehatan
Faktor penting dalam pembiayaan Tujuan pembiayaan kesehatan
kesehatan yang mesti diperkatikan: adalah tersedianya pembiayaan
1. Besaran (kuantitas) anggaran kesehatan dengan jumlah yang
mencukupi, teralokasi secara adil
pembangunan kesehatan yang
dan termanfaatkan secara berhasil-
disediakan pemerintah maupun guna dan berdaya-guna, untuk
sumbangan sektor swasta menjamin terselenggaranya
2. Tingkat efektifitas dan efisiensi pembangunan kesehatan guna
penggunaan (fungsionalisasi) dari meningkatkan derajat kesehatan
anggaran yang ada masyarakat setinggi-tingginya.
Definisi Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk menyelenggarakan dan/atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Pengertian pembiayaan tersebut merujuk pada dua
sudut pandang berikut:
• Penyelenggara pelayanan kesehatan (health
provider)
• Pemakai jasa pelayanan (health consumer)
SUMBER BIAYA
KESEHATAN

Sumber biaya kesehatan dapat dibedakan


menjadi 2 macam yaitu seluruhnya
bersumber dari anggaran pemerintah dan
sebagian ditanggung oleh masyarakat
Sumber Pembiayaan Kesehatan
SUMBER PEMBIAYAAN PENGGUNAAN
APBN Anggaran Kemenkes → Pelayanan Primer
Anggaran Kesehatan Kementerian lain
Anggaran Kesehatan Daerah (Pemda)
Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS
APBD Anggaran Kesehatan Daerah → Pelayanan primer
Jaminan Kesehatan Daerah
Iuran Non-PBI BPJS Kes. Membayar pelayanan primer
Membayar pelayanan rujukan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Membiayai program kesehatan unggulan di Puskesmas
Perusahaan asuransi swasta Membayar pelayanan kesehatan (primer dan rujukan)
Dana kesehatan perusahaan / Dana Yakes Membiayai pemeliharaan kesehatan pekerja
Rumah Tangga (OOP Membayar pelayanan kesehatan (primer dan rujukan)

Lembaga Donor Membiayai program kesehatan masyarakat


Secara umum sumber pembiayaan
kesehatan suatu negara berasal dari:

 Anggaran pemerintah
 Anggaran masyarakat
 Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
 Penggabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Jenis Pembiayaan Kesehatan
Biaya Pelayanan Kesehatan
Biaya Pelayanan Kedokteran
Masyarakat

Untuk upaya kuratif dan Untuk upaya promotif dan


rehabilitatif preventif

Disediakan pemerintah
Secara tunai atau pre paid
dalam bentuk anggaran
(asuransi kesehatan)
program kesehatan
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN

1. 2. Pengalokasian
Penggalian 3. Pembelanjaan
Dana
Dana
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN
 Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan
1. Masyarakat (UKM)
Penggalian
Dana  Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP)
FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN
 Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang
berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP yang
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya
5% PDB atau 15% tital anggaran pendapatan dan
2. belanja setiap tahunnya.
Pengalokasia
n Dana  Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari
masyarakat untuk UKM dilaksanakan berdasarkan atas
asa gotong royong sesuai dengan kemampuan masing-
masing orang. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui
kepersertaan dalam program jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib dan/atau sukarela.
FUNGSI PEMBIAYAAN
KESEHATAN  Pembiayaan kesehatan dari
public private partnership
pemerintah dan
digunakan untuk
membiayai UKM.

3.  Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari dana


Pembelanjaan sehat dan dana sosial keagamaan digunakan
untuk membiayai UKM.

 Pembelanjaan untuk pemeliharaan kesehatan


keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan wajib.
BAB 3
KESIMPULA
KESIMPULAN
1. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945

2. SJSN adalah program Negara yang bertujuan untuk memberi


perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan jaminan berupa


perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh
Pemerintah

4. Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus


disediakan untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Referensi
BPJS Kesehatan. (2020). Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) - BPJS Kesehatan.
Eka Putri, A. (2014). Sistem Jaminan Sosial Nasional Sistem Jaminan Sosial Nasional Paham SJSN Paham SJSN.
https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/11023.pdf
Gani Ascobat. (2015). Modul Pembiayaan & Pelayanan Kesehatan.
https://www.academia.edu/32451427/Modul_Pembiayaan_dan_Pelayanan_Kesehatan
Irmawati, S., Sultan, H., & Nurhannis, D. (2017). KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SANGURARA
KECAMATAN TATANGA KOTA PALU. https://media.neliti.com/media/publications/157122-ID-kualitas-pelayanan-
kesehatan-di-puskesma.pdf
Kepmenkes. (2009). Kepmenkes, 2009. Keputusan Menteri Kesehatan.
https://www.kebijakankesehatanindonesia.net/images/gambar/Kepmenkes%202009%20SKN.pdf
Ketenagakerjaan, B. (2016). Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Ketenagakerjaan (SJSN-TK). BPJS Ketenagakerjaan, 22.
Lestari. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM BPJS MANDIRI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONANG 2 BKABUPATEN DEMAK.
Maryuni, S., Eka, A., & Pardi, D. (2019). SOSIALISASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI KEPESERTAAN MANDIRI BPJS KESEHATAN DI DESA SUNGAI BELIDAK KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN
KUBU RAYA SOCIALIZATION OF THE NATIONAL HEALTH GUARANTEE PROGRAM IN IMPROVING PARTICIPATION OF BPJS IN
VILLAGE SUNGAI BELIDAK VILLAGE SUNGAI KAKAP KUBU RAYA DISTRICT. Spirit Publik, 14(1).
Paham JKN. (2014). Paham JKN : Jaminan Kesehatan Nasional.
Peraturan Presiden RI. (2013). PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG.
Rismawan. (2018). Rismawan, R., P, D.A., & Padmawati, R.S. (2018). Kebijakan Pembiayaan Jaminan Kesehatan Pemerintah Kota
Palu  Di Era Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Kebijakan Kesehagtan Indonesia  JKKI.
https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/40547/23212 
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai