Abk Kelompok 5
Abk Kelompok 5
Abk Kelompok 5
KEGIATAN BELAJAR 1
Definisi Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”,
tuna yang artinyakurang dan rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila
iatidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara
Klasifikasi Tunarungu
Ketunarunguan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu:
a. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran;
b. Berdasarkan saat terjadinya,
c. Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis.
d. Berdasarkan etiologi / asal usulnya ketunarunguan dapat diklasifikasikan menjadi;
A. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran
1) Tunarungu ringan (mild hearing loss), cirinya: anak mengalami kehilangan pendengaran antara 27-
40 dB. Mempunyai kesulitan mendengar bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis,
dan memerlukan terapi bicara.
2) Tunarungu sedang (Moderate Hearing Loss), cirinya: anak mengalami kehilangan pendengaran
antara 41-55 dB, mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara face to face, membutuhkan alat bantu
dengar.
3) Tunarungu agak berat (Moderately Severe Hearing Loss), cirinya, anak yang mengalami kehilangan
pendengaran 56-90 dB, hanya bisa mendengar suara dari jarak dekat dengan menggunakan hearing
pad.
4) Tunarungu berat(Severe Hearing Loss), cirinya: anak mengalami kehilangan pendengaran antara 71-
90 dB, ia hanya bisa mendengar suara keras dari jarak dekat. Membutuhkan pendidikan khusus, alat
bantu dengar, serta latihan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya
5) Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss) cirinya: anak mengalami kehilangan pendengaran lebih dari
90 dB, mungkin sadar suara yang keras tetapi melaluui getaranya dari pada pola suara. Banyak bergantung pada
penglihatan dari pada pendengaran untuk proses menerima informasi / berkomunikasi.
B. Berdasarkan saat terjadinya, tunarungu diklasifikasikan menjadi 2, yaitu
1) Ketunarunguan prabahasa (Prelingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum
kemampuan bicara dan bahasa berkembang.
2) Ketunarunguan pasca bahasa (post lingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi
beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa berkembang.
3) Tunarungu tipe konduktif, yaitu kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh terjaidnya kerusakan
pada telinga bagian luar dan tengah yang berfungsi sebagai alat konduksi getaran suara menuju
telinga bagian dalam.
4) Tunarungu tipe sensorineural, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada
telnga dalam serta syaraf pendengaran (nervus chochlearis)
Gangguan bahasa (language disorder) : Gangguan dalam bentuk bahasa (fonologi, morfologi dan
sintaksis), Gangguan isi bahasa (semantic), Gannguan dalam fungsi bahas (pragmatic), Aphasia.
PENYEBAB GANGGUAN KOMUNIKASI Gangguan komunikasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya: faktor kehilangan pendengaran, kelainan organ bicara, gangguan emosi,
keterlambatan perkembangan, mental retardasi, kerusakan otak, serta faktor lingkungan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Ketunarunguan atau gangguan komunikasi membawa dampak bagi perkembangan anak. Dampak
tersebut mengakibatkan mereka memiliki kecenderungan untuk memiliki sikap / kemampuan..
b. Dampak Tunarunggu Terhadap Kemampuan Akademis Karakteristik anak tunarungu dalam aspek
akademik. Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu
cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung
sama dalam mata pelajaran yang nonverbal dengan anak seusianya.
Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Sosial-Emosional
Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional diantaranya:
1) Pergaulan yang terbatas dengan sesama tunarungu sebagai akibat dari keterbatasan dalam kemampuan
berkomunikasi.
2) Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan sukarnya mereka menempatkan
diri pada situasi berfikir dan perasaan orang lain.
3) Perasaan takut/khawatir terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia tergantung pada orang lain
serta kurang percaya diri.
4) Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan.
5) Memiliki sifat polos.
6) Cepat marah dan mudah tersinggung sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan.
Dampak Tunarungu terhadap Aspek Fisik dan Kesehatan : Pada sebagian tunarungu ada yang mengalami
gangguan keseimbangan sehingga cara berjalannya kaku dan agak membungkuk. Gangguan tersebut
timbul jika terjadi kerusakan pada organ keseimbangan yang ada di telinga bagian dalam. Gerakan mata
anak tunarungu cenderung cepat karena ia ingin menangkap / mengetahui keadaan sekitar.
DAMPAK GANGGUAN KOMUNIKASI BAGI ANAK
Ada beberapa dampak yang timbul oleh adanya gangguan komunikasi
antara lain:
a. Hambatan dalam berinteraksi
b. Hambatan dalam pengembangan kemampuan akademik
KEGIATAN BELAJAR 3
- Media Pembelajaran, berupa media visual seperti gambar, grafis (diagaram,bagan), realita/objek nyata
dari suatu benda (mata uang, tumbuhan), model/tiruan dari objek benda.
- Fasilitas Pendukung
- Penilaian (asessment) Prinsip yang harus diperhatikan yaitu: berkesinambungan, Menyeluruh, obyektif
dan adaptif, pedagogis
PROFIL PENDIDIKAN ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI
LaBlance (Smith, J.D., 2006:214) mengemukakan tiga prinsip bagi guru kelas dalam membatu
siswa mengalami hambatan dalam berbahasa dan berbicara yaitu sebagai berikut:
- Berikan suatu contoh yang baik
- Tingkatkan Self-esteem (harga diri) siswa
- Ciptakan lingkungan bicara yang baik
Menurut Smith Smith, J.D. (2006: 215-217) guru perlu mengadakan kerja sama, yaitu sebagai
berikut: