Tunawicara

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN

JASMANI ADAPTIF
Faktor prnyebab kecacatan, strategi & model
pembelajaran serta permainan sesuai anak
Tunawicara
P E N G E RT I A N T U N AW I C A R A

Menurut Heri Purwanto dalam buku Ortopedagogik Umum (1998) tuna


wicara adalah apabila seseorang mengalami kelainan baik dalam pengucapan
(artikulasi) bahasa maupun suaranya dari bicara normal, sehingga
menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi lisan dalam lingkungan.
Dr. Muljono Abdurrachman dan Drs.Sudjadi S dalam Pendidikan Luar Biasa
Umum (1994) gangguan wicara atau tunawicara adalah suatu kerusakan
atau gangguan dari suara, artikulasi dari bunyi bicara, dan atau kelancaran
berbicara.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunawicara adalah
individu yang mengalami gangguan atau hambatan dalam dalam komunikasi
verbal sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
FA K T O R P E N Y E B A B
T U N AW I C A R A
Drs.Sardjono mengutip (Moh. Amni dkk,1979,hal
23) Anak tunawicara dapat terjadi karena gangguan
ketika :
1. Sebelum anak dilahirkan/ masih dalam
kandungan (pre natal)
2. Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan
(umur neo natal)
3. Setelah dilahirkan ( pos natal)
1. Gangguan pre natal
a. Hereditas (keturunan)
Yaitu apabila anak tunawicara sejak dalam kandungan karena
diantara keluarga terdapat tunawicara atau membawa gen
tunawicara sehingga ketika lahir anak tersebut memiliki gangguan
tunawicara. Ini disebut dengan tuli genetis. Perbedaan rhesus
ayah dan ibu juga dapat menyebabkan abnormalitas pada
kelahiran anak.
b. Anoxia
Kekurangan oksigen dalam janin dapat menyebabkan kerusakan
pada otak dan syaraf yang menyebabkan ketidaksempurnaan organ
salah satunya aorgan bicara seperti pita
suara,tenggorokan,lidah,dan mulut.
2. Gangguan neo natal
• Prematur

Bayi-bayi prematur yang lahir dengan berat badan


tidak normal dan lahir dengan organ tubuh yang
belum sempurna dapat mengakibatkan kebisuan
yang kadang disertai ketulian.
3. Gangguan pos natal
1. Infeksi

Sesudah dilahirkan anak menderita infeksi misalnya campak yang


menyebabkan tuli preseftik,virus akan mennyerang cairan
koklea,menyebabkan anak menderita otitis media (koken). Akibat yang sama
akan terjadi bila anak menderita scaerlet fever,dipteri, batuk hejang atau
tertular sifilis.

2. meningitis(radang selaput otak)

Penderita akan mengalami kelainan pada pusat syraf pendengaran dan akan
mengalami ketulian perseptif.

3. infeksi alat pernafasan

Seseorang dapat menjadi tuna wicara apabila terjadi gangguan pada organ
pernafasan seperti paru-paru, laring, atau gangguan pada mulut dan lidah.

Kelainan bahasa dan bicara seringkali berkaitan dengan kelainan yang lain.
Frieda Mangunsong dkk dalam buku Psikologi dan Pendidikan Anak Luar
Basa mengutip Nelson (1993) secara spesifik mengemukakakn faktor-faktor
yang berkaitan dalam bicara yaitu :
1. Faktor Sentral
Yaitu berhubungan dengan susunan syaraf pusat,yaitu :
1. ketidakmampuan berbahasa secara spesifik
2. keterbelakangan mental
3. luka otak (brain injury)
4. autisme
5. defisit dalam hal perhatian dan hiperaktivitas, dll

2. Faktor Periferal


Berhubungan dengan gangguan sensoris atau fisik,yaitu:
1. Gangguan pendengaran
2. Gangguan penglihatan
3. Gangguan fisik
3. Faktor Lingkungan

Disebabkan oleh faktor lingkungan dan psikologik,


seperti
1 Penyia-nyian dan penganiayaan
2 Masalah perkembangan perilaku dan emosi
4. Faktor campuran

Yaitu kombinasai atau gabungan dari faktor-faktor


diatas.
Dalam buku Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa
(1998) Frieda Mangunsong dkk mengemukakan
Tunawicara juga dapat disebabkan oleh :
1. Gangguan kelancaran bicara
Gangguan kelancaran bicara sering disebut dengan gagap. Gagap
dapat disebabkan berbagai faktor yaitu :
1. Gangguan emosi
2. Kerusakan otak
3. Kerusakan syaraf
4. Gangguan organ bicara

2. Kelainan artikulasi


Kelainan artikulasi adalah keadaan dimana suara bahasa diganti,
dihilangkan, dirambah atau didistorsikan. Kelainan ini disebabkan
dari kesalahan memproduksi bunyi yang mengakibatkan
kebiasaan. Kesalahan memproduksi suara diakibatkan karena
koordinasi otot-otot mulut dan wajah yang tidak kuat.
3. Kelainan suara
Kelainan suara dapat disebabkan oleh
1. penyakit seperti laringitis yang menyebabkan suara
menjadi serak
2. Terdapat tumor pada pita suara
3. Kelainan pada pitch atau tinggi rendahnya nada. Suara
terlalu tinggi,rendah, atau monoton

 4. Kelainan bahasa
Kelainan bahasa disebabkan disfungsi susunan syaraf
pusat atau kerusakan susunan syaraf pusat yang secara
medis sulit diperbaiki.
K L A S I F I KA S I T U N AW I C A R A

Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan


tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu
1. Keterlambatan bicara (Delayed speech )
Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan
bicaranya jika dibandingkan dengan anak seusianya.
2. Gagap (stuttering)
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa,
a. Pemanjangan fonom atau suku kata depan (prolongation),
b. Pengulangan suku kata depan ( repetition ),
c. Gerak mulut berbicara namun tidak keluar suara ( silent struggle )
d. Anak dengan kekacauan dalam berbicara (cluttering), biasanya berupa
bicara terlalu cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi berlebihan.
3. kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia).
Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari
kesalahan dalam inti pembicaraan sampai tidak dapat
bebicara sama sekali.
 4. Kelainan suara(voice disorder)
Ditandai dengan perbedaan suara dengan anak normal.
Adapun kelainan suara berupa
a. Kelainan nada(pitch)
Kelainan nada bicara dapat berupa nada terlalu tinggi,
terlalu rendah, atau monoton.
b. Kelainan kualitas suara
Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah,
atau desah.
c. Kelainan keras lembutnya suara.
Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut
KARAKTERISTIK
TUNAWICARA
Menurut Heri Purwanto dalam Ortopedagogik umum (1998)
yang merupakan karakterisktik anak tunawicara adalah :

1. Karakteristik bahasa dan wicara


Pada umumnya anak tunawicara memiliki kelambatan dalam
perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan
perkembangan bicara anak-anak normal.

2. Kemampuan intelegensi


Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak
normal, hanya pada skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari
IQ performanya
3. Penyesuaian emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak
mengandalkan komunikasi verbal, hal ini yang
menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan dalam
penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan
agak eksklusif atau terisolasi dari kehidupan masyarakat
normal.
Sedangkan yang merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak
tunawicara adalah .
a. Berbicara keras dan tidak jelas
b. Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman
bicaranya
c. Telinga mengeluarkan cairan
d. Biasanya Menggunakan alat bantu dengar
e. Bibir sumbing
f. Suka melakukan gerakan tubuh
g. Cenderung pendiam
h. Suara sengau
i. Cadel
H A M B ATA N YA NG D I A L A M I
A NA K T U NAW I C A R A
Anak tunawicara memiliki keterbatasan dalam berbicara
atau komunikasi verbal, sehingga mereka memiliki hambatan
dan kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan apa
yang ingin mereka rasakan. Kesulitan dalam berkomunikasi
akan semakin parah apabila anak tunawicara ini menderita
tungarungu juga. Adapun hambatan - hambatan yang sering
ditemui pada anak tuna wicara :
a. Sulit berkomunikasi dengan orang lain
b. Sulit bersosialisasi.
c. Sulit mengutarakan apa yang diinginkannya.
d. Perkembangan pskis terganggu karena merasa berbeda
atau minder.
e. mengalami gangguan dalam perkembangan intelektual,
kepribadian, dan kematangan sosial.
P E N AN GAN AN PAD A
AN A K TUN AW I CAR A
1. Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang
lidah dan bibir yang perlu untuk bicara. (Drs.Sardjono,1990,
Ortopedagogik tuna rungu-wicara). Sardjono mengutip De
vreede Varekamp (1973) ada 4 latihan yang perlu dilakukan
dalam membantu anak tunawicara, yaitu
a. Latihan meniup
b. Latihan bibir
c. Latihan lidah
d..Latihan velum (untuk anak yang berbicara sengau)
2. Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna
wicara dengan melatih pengucapan oral ( mulut ).

3. Speech development


Yaitu pengembangan kemampuan bicara. Anak
tunawicara dapat diajar berbicara. Dalam masyarakat
masih banyak orang yang berfikir bahwa anak tuna
wicara tidak dapat membawa suara. Pendapat ini
salah sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini
tergantung melatih suara tersebut untuk berbicara.
 4. speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan
pengembangan kemampuan bicara. Contoh : grammar,
spelling, reading, dam comprehension. Setelah anak
terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik maka
perlu peningkatan bicara dengan menambah beberapa
perbendaharaan kata.
5. Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang brbau terapi, dengan
cara membetulkan dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak
benar.
 6. Speech education
Yaitu pendidikan bicara dan berbahasa.
Cara membantu tunawicara:
Cara untuk membantu anak tunawicara adalah :
a) Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c) Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau
gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat

Anda mungkin juga menyukai