Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro
KESEIMBANGAN EKONOMI
TIGA SEKTOR
Kelompok 5
- Dimas Prastyo
- Ajie Sudiarso Putra
- Ika Damayanti
- Angelina Sherly. K
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam
proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a.Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam
perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor.
Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
B. PENGARUH PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN 3 SEKTOR
Pengaruh pemerintah dalam perekonomian tiga sektor, adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah dapat menjadi peranan sentral sebagai pengatur perekonomian yang terjadi di
masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian masyarakat agar
tetap berjalan baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Pemerintah bisa mengatur
perekonomian masyarakat dengan cara membuat berbagai kebijakan, peraturan, bahkan
undang- undang yang mengatur masalah tersebut;
2. Pemerintah berpengaruh juga menjadi peranan sebagai konsumen produk barang dan jasa.
Pemerintah harus menggunakan berbagai produk seperti alat-alat kantor, perlengkapan negara,
jasa aparatur negara, dan lain sebagainya;
3. Pemerintah berpengaruh sebagai produsen yang mengelola berbagai perusahaan negara
untuk menghasilkan produk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak
4. Pemerintah juga berpengaruh untuk menarik pajak dari setiap wajib pajak u tuk mempertahankan
stabilitas ekonomi negara.
ALIRAN PENDAPATAN DAN SYARAT KESEIMBANGAN
Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan untuk
menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian di mana terdapat pemerintah. Untuk
memahami analisis tersebut dengan baik perlulah terlebih dahulu disadari pola aliran pendapatan dan
pengeluaran yang berlaku dalam perekonomian dan syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian tiga sektor tersebut.
1. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pembayaran
kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor- faktor produksi, dan pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
2. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran gaji dan
upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
3. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan
tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-
barang dan jasa-jasa.
4.Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan: membayar
dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan
rumah tangga (T). Dalam persamaan: Y = C + S + T.
5.Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipin- jamkan oleh lembaga-
lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
6.Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran
konsumsi (C) dan investasi (1), sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G).
Dalam persamaan AE = C + I + G.
C. SYARAT KESEIMBANGAN
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi
tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan () dan pengeluaran
pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Penawaran agregat- Pengeluaran agregat
(Y AE), atau:
Y=C+1+G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan
aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan
aliran in sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Gambar 5.1 menunjukkan
bahwa pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai
konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada
aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
SYARAT KESEIMBANGAN
1. pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang
di kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan
rendah ,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan
tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di
bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
2. Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai
tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang
sangat tinggi. dalam sistem pajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang kaya
atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
3. Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan
semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di
bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.
EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN
Dalam perekonomian tiga sector akibat adanya pajak pendapatan disposebel telah
menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam perekonomian yang telah
mengenakan pajak, perhubungan di antara pendapatan disposebel dan pendapatan
nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut :
𝑌𝑑 = 𝑌 − 𝑇
Kesimpulannya walau apa pun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak
proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga
berkurang sebanyak yang di tentukan oleh persamaan berikut :
𝜟𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻
𝜟𝑺 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 𝑻
KECONDONGAN MENGKONSUMSI MARJINAL
Kecondongan mengkonsumsi marjinal pendapatan disposebel (MPC), dan kecondongan
mengkonsumsi marjinal pendapatan nasional (MPCy). definisi dari masing-masing konsep itu adalah :
ii. MPCY adalah rasio di antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan
nasional. Dalam persamaan :
Dalam ekonomi tiga sektor dimana ∆𝐘 lebih besar dari ∆𝐘𝐝. Maka MPC lebih besar dari 𝐌𝐏𝐂𝐲. Apabila
persentasi pajak diketahui dan nilai MPC juga diketahui, maka 𝐌𝐏𝐂𝐲 dapat dengan mudah dihitung. Misalkan
nilai MPC = b dan persentasi pajak adalah t dari pendapatan nasional (T = tY).
Oleh karena pajak adalah t.∆𝐘 maka, ∆𝐘𝐝= ∆𝐘 − 𝐭. ∆𝐘 = 𝟏 − 𝐭 ∆𝐘. Dengan demikian persamaan :
∆𝐂
∆𝐘 = 𝑴𝑷𝑪 𝒚 = 𝟏 − 𝒕 𝒃
KECONDONGAN MENABUNG MARJINAL
Kecondongan menabung marjinal pendapatan disposebel (MPS), dan kecondongan menabung
marjinal pendapatan nasional (MPSy). definisi dari masing-masing konsep itu adalah :
i. MPS adalah rasio di antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel.
Dalam persamaan :
ii. MPSY adalah rasio di antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan nasional.
Dalam persamaan :
Dalam perekonomi tiga sektor dengan sistem pajak proporsional MPS adalah lebih besar dari 𝐌𝐏𝐒𝐲.
Dalam sistem pajak proporsional nilai MPSy adalah :
Oleh karena itu MPS = (1 − 𝑏)(1 − 𝑡), maka persamaan MPSy dapat diubah menjadi :
𝐌𝐏𝐒𝐲 = (𝟏 − 𝒃)(𝟏 − 𝒕)
Efek Pajak Dalam Analisis Aljabar dan Grafik
Efek pajak tetap :
Misalkan fungsi konsumsi asal adalah C = a + bY dan pajak adalah T (pajak tetap). Pajak sebanyak T
menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = bT. Dengan demikian fungsi konsumsi sesudah pajak (C1) adalah:
𝐂𝟏 = – 𝐛𝐓 + 𝐚 + 𝐛𝐘
Fungsi tabungan asal adalah ΔS = –(1–b)Y. Dengan demikian fungsi tabungan sesudah pajak (S1)
adalah:
S1 = –(1–b)T – a + (1–b)Y
Fungsi tabungan asal adalah S = – a + b(1–b)Y dan pajak adalah tY maka pajak tersebut menurunkan fungsi
tabungan sebanyak ΔS = (1–b)tY sehingga fungsi tabungan baru (S1) adalah:
𝑺𝟏 = – 𝒂 + (𝟏– 𝒃)𝒀 – (𝟏– 𝒃) 𝒕𝒀
𝑺𝟏 = – 𝒂 + ((𝟏– 𝒃) – (𝟏– 𝒃)𝒕))𝒀
𝑺𝟏 = – 𝒂 + (𝟏– 𝒃) (𝟏–
Contoh Grafik Persamaan Umum
S
S
C C
Y= C S Y= C
C = a + bY S
S1 S1
0 C = a + bY Y 0
C1= -bT +
a MPC x T a + bY
C1 = -
bT + a -a MPS x T
-bT + a a
a + bY
-a – (1-b)T
45° 45°
0 Y 0 Y
(-) (i) Pajak Tetap (-)
(i) Pajak proporsional (i) Pajak proporsional
(a) Efek pajak ke atas fungsi (a) Efek pajak ke atas fungsi Tabungan
konsumsi
PENGELUARAN PEMERINTAH
Perhitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini :
1. Fungsi konsumsi adalah 𝐶 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑𝘍
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu 𝑇 =
𝑇𝑥 , sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu 𝑇 = 𝑡𝑌.
3. Fungsi investasi yang asal adalah 𝐼 dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G
Multiplier Investasi
Untuk menghitung nilai multiplier investasi, dimisalkan niali investasi bertambah dari 𝐼 menjadi 𝐼1 dan
besar pertambahannya adalah ∆𝐼.
1. Sistem pajak tetap dalam perekonomian bersistem pajak tetap, keseimbangan pendapatan nasional yang
asal adalah
𝑌=𝐶+𝐼+𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏 𝑌 − 𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 − 𝑏𝑌
1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌= 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
1−𝑏
Pertambahan investasi sebanyak Dengan demikian proses multiplier
∆𝐼 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐼 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐼1) menyebabkan menambah pendapatan nasional
sebesar seperti yang dinyatakan
pendapatan nasional meningkat menjadi
persamaan berikut :
𝑌1′ dan nilainya dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
1
∆𝑌 = 𝑌1 − 𝑌 = ∆𝐼
𝑌1 = 𝐶 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 1−𝑏
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏 𝑌1 − 𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏𝑌1 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 − 𝑏𝑌1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa
dalam perekonomian tiga sektor dengan pajak
𝑌1 = 1 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 tetap, pertambahan investasi sebanyak ∆𝐼 akan
1−𝑏
menambahkan pendapatan nasional sebanyak
1
kali pertambahan investasi. Dengan
1−𝑏
Perhitungan di atas menunjukkan demikian nilai multiplier, yaitu ΔY/ΔI, adalah :
pertambahan investasi sebesar ∆𝐼
akan menambah pendapatan nasional
𝟏
1 𝑴𝒖𝒍𝒕𝒊𝒑𝒍𝒊𝒆𝒓 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 =
𝑌=
𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺 𝟏−𝒃
1−𝑏
Menjadi
1
𝑌1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
1−𝑏
2. Sistem pajak proporsional sebelum ada kenaikan investasi tingkat pendapatan nasional
dalam
perekonomian adalah :
Dari perhitungan di atas nyatalah bahwa
𝑌 =𝐶+𝐼+𝐺 pertambahan investasi sebanyak ∆𝐼
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑 + 𝐼 + 𝐺 akan menaikkan pendapatan nasional
𝑌 =𝘢+𝑏 1−𝑡 𝑌+𝐼+𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌 − 𝑏𝑡𝑌 + 𝐼 + 𝐺 𝑌 = 1−𝑏1+𝑏 𝑡 (𝘢 + 𝐼 + 𝐺)
𝑌 − 𝑏𝑌 + 𝑏𝑡𝑌 = 𝘢 + 𝐼 + 𝐺 Menjadi
𝑌 1 − 𝑏 + 𝑏𝑡 = 𝑎 + 𝐼 + 𝐺
1
1 𝑌1 =
𝑌= 𝘢+𝐼+𝐺
1 − 𝑏 + 𝑏𝑡 (𝘢 + 𝐼 + ∆𝐼
+ 𝐺) 1 − 𝑏 + 𝑏𝑡
Sistem pajak tetap dalam perekonomian yang Sistem pajak proporsional dalam
menggunakan sistem pajak tetap, nilai multiplier perekonomian yang menggunakan sistem pajak
1
pengeluaran pemerintah adalah 1−𝑏 dan proporsional, nilai multiplier pengeluaran
1
kenaikan pendapatan nasioanl pemerintah adalah 1−𝑏+𝑏𝑡 dan kenaikan
(∆𝑌) dapat pendapatan nasional (∆𝑌) dapat dihitung
dihitung denga persamaan : dengan
∆𝑌 =1 menggunkan persamaan :
∆𝐺 ∆𝑌 =
1−𝑏 1 ∆𝐺
1 − 𝑏 + 𝑏𝑡
MULTIPLIER PAJAK
Templated by.