Fardhu Kifayah ...
Fardhu Kifayah ...
Fardhu Kifayah ...
ُك ُّل َنْفٍس َذ اِئَقُة اْلَم ْو ِتۗ َو ِإَّنَم ا ُتَو َّفْو َن ُأُج وَر ُك ْم َيْو َم اْلِقَياَم ِةۖ َفَم ْن
ُز ْح ِز َح َع ِن الَّناِر َو ُأْد ِخ َل اْلَج َّنَة َفَقْد َفاَز ۗ َو َم ا اْلَح َياُة الُّد ْنَيا ِإاَّل
َم َتاُع اْلُغُر وِر
Artinya :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (QS. Ali Imran : 185)
Mentalqin Orang yg Sakaratul Maut
َقاَل َرُس وُل ِهَّللا: َو َع ْن َأِبي َسِع يٍد َو َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َقااَل
, صلى هللا عليه وسلم ( َلِّقُنوا َم ْو َتاُك ْم اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا ) َر َو اُه ُم ْس ِلٌم
َو اَأْلْر َبَعُة
Artinya:
Dari Abu Said dan Abu Hurairah Radliyallaahu
‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Tuntunlah orang yang hampir
mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illallah.”
Riwayat Muslim dan Imam Empat.
A. MEMANDIKAN JENAZAH
Syarat jenazah yang wajib dimandikan:
1. Mayat itu harus muslim
2. Ada tubuh mayat yang akan dimandikan walaupun hanya sebahagiannya saja
3. Bukan bayi yang meninggal di kandungan
4. Bukan mati syahid
Jika Mayat laki-laki, yang memandikannya juga harus laki-laki dan istrinya
Jika mayat perempuan , yang memandikan harus perempuan dan suaminya
Tata cara memandikan jenazah:
1. Mengistinjakkan
2. Mengangkat bagian atas jenazah dan menekan dengan
lembut perutnya
3. Membersihkan lubang hidung, telinga, mata dan kukunya
4. Berniat untuk memandikan jenazah
5. Menyiram seluruh bagian tubuh jenazah dari kepala hingga
kaki sebanyak 3 kali
6. Menyiran bagian depan sebelah kanan 3 kali
7. Menyiram bagian depan sebelah kiri 3 kali
8. Menyiram bagian belakang kanan 3 kali
9. Menyiram bagian belakang kiri 3 kali
10.Menyabuni lalu disiram hingga bersih
11.Menyiramkan air kapur barus dan air bidara
12.Mewudu’kan jenazah
B. MENGKAFANI JENAZAH
Perempuan : ُاَص ِّلى َع َلى َهِذِه اْلَم ِّيَتِة َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض اْلِكَفاَيِة َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَعاَلى
َالَّلُهَّم َص ِّل َع لَى ُم َح َّم ٍد َو َع لَى آِل ُم َح َّم ٍد َك مَا َص َّلْيَت َع لَى ِإْبَر اِهْيَم َو َع لَى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك
َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد َالَّلُهَّم بَاِر ْك َع لَى ُم َح َّم ٍد َو َع لَى آِل ُم َح َّم ٍد َك مَا بَاَر ْك َت َع لَى ِإْبَر اِهْيَم َو َع لَى آِل
ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد
4. Takbir ke tiga lalu membaca doa untuk mayat
الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َح ْم ُه َو َع اِفِه َو اْعُف َع ْنُه َو َأْك ِرْم ُنُز َلُه َوَو ِّسْع ُم ْد َخ َلُه َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء
َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَّقْيَت الَّثْو َب اَألْبَيَض ِم َن الَّد َنِس َو َأْبِد ْلُه َد اًر ا َخ ْيًر ا ِم ْن
َد اِرِه َو َأْه ًال َخ ْيًر ا ِم ْن َأْه ِلِه َو َز ْو ًج ا َخ ْيًر ا ِم ْن َز ْو ِج ِه َو َأْد ِخ ْلُه اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر
َأْو ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر
Artinya:
Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan
maafkanlah dia. Luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia
dengan air, salju dan embun. Sucikan ia dari seluruh kesalahan
seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Berikan ia rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih
baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari
pasangannya. Lalu masukkanlah ia ke dalam surga dan
lindungilah ia dari cobaan kubur dan azab neraka.
Apabila yang meninggal itu anak-anak yang belum baligh
atau bayi, maka bacaan doanya adalah sebagai berikut:
الَّلُهَّم اْج َعْلُه َفَر ًطا َأِلَبَو ْيِه َو َس َلًفا َو ُذ ْخ ًر ا َو ِع َظًة َو اْع ِتَباًر ا َو َش ِفيًعا َو َثِّقْل ِبِه
َو اَل َتْفِتْنُهَم ا َبْع َد ُه َو اَل َتْح ِرْم ُهَم ا َأْج َرُه،َم َو اِز يَنُهَم ا َو َأْفِر ْغ الَّصْبَر َع َلى ُقُلوِبِهَم ا
Artinya,
“Ya Allah, jadikanlah anak ini sebagai pendahulu dan pelopor kedua
orang tuanya, juga sebagai simpanan, dan nasihat, serta menjadi
pelajaran dan pemberi syafaat kelak bagi keduanya. Dengannya,
beratkan timbangan amal kedua orang tuanya, curahkan kesabaran ke
dalam hati keduanya, jangan jadikan fitnah kepada keduanya setelah
kematiannya, jangan halangi keduanya dari pahalanya.” (Lihat: Imam
An-Nawawi, Raudhatut-Thalibin, jilid II, halaman 127).
5. Takbir ke empat lalu membaca doa untuk orang yang
ditinggalkan
الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َرُه َو َال َتْفِتَّنا َبْع َد ُه َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه
Artinya:
Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan
cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah
dia.
6. Mengucapkan salam
D. MENGUBURKAN JENAZAH
Langkah 1
Mayit di letakkan dalam posisi miring ke kanan dan dimasukkan ke
liang lahat. Ini adalah kesepakatan 4 mazhab.
Langkah 2
Mayit dihadapkan ke arah kiblat
Langkah 3
Mayit didekatkan ke dinding liang lubur dan disandarkan ke dinding
pada bagian depan tubuh mayit. Ini pendapat jumhur ulama dari
Hanabilah, Syafi’iyyah, dan Malikiyah.
Langkah 4
Mayit diberi penyangga di bagian punggung dengan tanah, batu bata,
atau yang lainnya.
Langkah 5
Melepas tali pocong
Terdapat hadis, diriwayatkan dari Ma’qal bin Yasar radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata,
َلَّم ا َو َض ع َر سوُل ِهللا صَّلى ُهللا عليِه وسَّلم ُنَع يَم بَن َم سعوٍد
في الَقبِر َنَز ع اَألِخ َّلَة ِبفيه؛ َيعِني الَع ْقَد
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan
Nu’aim bin Mas’ud ke dalam liang kuburnya, Nabi melepas
al-akhillah pada mulutnya. Al-akhillah artinya ikatan.”
(HR. Al-Baihaqi no. 6714, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-
Mushannaf no. 11668)
Langkah 6
Menyipratkan air ke tanah kuburan
Disunahkan menyipratkan air ke tanah kuburan setelah pemakaman,
berdasarkan hadis,
« أال أبعثك على ما بعثني عليه رسول هللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم ؟ أمرني أن ال
» أَدَع قبرًا مشرفًا (أي مرتفعًا) إال سّو يته (باألرض) وال تمثاًال إال طمسُته
“Maukah engkau aku utus untuk mengerjakan sesuatu yang dulu aku pun
pernah diutus oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam untuk
mengerjakannya? Rasulullah pernah mengutusku untuk tidak membiarkan
makam ditinggikan, melainkan harus dibuat rata dengan tanah. Lalu, tidak
membiarkan ada gambar (makhluk bernyawa), melainkan harus
dihilangkan’.” (HR. Muslim no. 969)
Langkah 7
Berdoa sejenak dan memintakan ampunan untuk mayit setelah
pemakaman adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
para sahabatnya.