Kepedulian Umat Islam Terhadap Jenazah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

Kepedulian Umat Islam

Terhadap Jenazah
Anggota Kelompok:
1. Arifuddin Jatmika 03
2. Hana Catur Wulandari 09
3. Winda Iswanto 19
4. Yunanto 20
Perawatan Jenazah

Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal


dunia, ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam
pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu:
memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburnya.
Namun, sebelum mayat itu dimandikan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan terhadap kondisi jenazah, yaitu:
pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampunan
kepada Allah Swt. Atas segala dosanya, tutuplah seluruh
badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar
tertutup auratnya, tempatkan di tempat yang aman dari
jangkauan binatang, bagi keluarga dan sahabat tidak
dilarang mencium si mayat.
Memandikan Jenazah

Terdapat 3 syarat jenazah wajib


dimandikan, yaitu: beragama
islam, didapati anggota badannya
walaupun hanya sebagian, jenazah
itu bukan karena mati syahid.
Tata Cara Memandikan Jenazah
 Tempatkan mayat ditempat yang terlindungi dari
orang banyak dan dibaringkan ditempat yang
agak tinggi.
 Seluruh anggota badan mayat tertutup dengan
kain supaya tidak terlihat auratnya.
 Urut perutnya dan tekan pelan-pelan supaya
kotoran yang ada dapat keluar lalu bersihkan .
 Bersihkan kotoran yang ada pada kuku, termasuk
juga yang ada di mulut (gigi), semua lubang yang
ada di telinga, hidung, dubur serta qubul.
 Ratakan air keseluruh tubuh jenazah dengan
menggunakan air yang suci mensucikan.
 Sabunlah tubuh jenazah kemudian sirami dengan bersih.
Ulangi sampai najisnya hilang dan disunahkan diulangi
tiga atau lima kali atau dengan bilangan yang ganjil.
 Siram dan sisirlah rambutnya.
 Sucikan dengan wudhu.
 Siram dengan air yang dicampur kapur barus, daun
bidara atau lainnya yang berbau harum.
 Keringkan dengan handuk seluruh bagian tubuh jenazah.
Video Memandikan Jenazah
Siapa yang Berhak Memandikan
Jenazah?
 Disyaratkan bahwa orang yang memandikan
harus berjenis kelamin sama dengan jenazah,
atau tidak berjenis kelamin sama tetapi
mahramnya.
 Jika yang meninggal perempuan dan di tempat
itu tidak ada perempuan, suami atau mahramnya,
maka jenazah tersebut ditayamumkan saja,
demikian juga sebaliknya.
Mengkafani Jenazah

Prinsip mengkafani adalah membungkus seluruh


tubuh jenazah dengan kain. Diutamakan kain
yang digunakan berwarna putih, namun jika tidak
ada bisa menggunakan kain berwarna lain asal
bersih dan kuat. Sebaiknya untuk jenazah laki-
laki dibungkus dengan tiga lapis kain, dan untuk
jenazah permpuan dengan lima lapis kain.
Tata Cara Mengkafani Jenazah
 Bentangkan alas atau tikar.
 Diatas tikar bentangkan tali terdiri tujuh utus dan
atur pada posisi: ujung kepala, leher, dada, perut,
pinggang, lutut dan ujung kaki.
 Diatas tali bentangkan kain kafan yang dapat
menutup seluruh bagian tubuh mayat sejumlah
tiga lembar atau lebih dengan posisi yang satu
lurus yang lain serong ke kanan dan ke kiri.
 Diatas kain kafan penutup bentangkan kain
penutup kepala, baju, celana, sarung/kain
basahan.
 Taburkan kapur barus atau harum-haruman diatas
kain kafan.
 Angkat mayat dan diletakan di atas kain kafan
dengan tangan sedekap.
 Tutuplah lubang-lubang dan persendian si mayat
dengan kapas yang diberi kapur barus.
 Kenakan penutup kepala, baju, celana dan sarung
atau kain basahan terlebih dahulu.
 Lipatlah kain kafan dari arah kiri kemudian dari
arah kanan sehingga mayat tertutup.
 Talikan tali-tali yang ada dengan simpul wangsul
dan simpul disebelah kiri.
 Semua jenazah umat islam dikafani dengan cara
seperti ini, kecuali dua golongan, orang yang
syahid dan yang sedang dalam keadaan ihram.
Video Mengkafani Jenazah
Tata Cara Menshalatkan Jenazah
 Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki imam
berdiri menghadap dekat kepala mayat, jika mayat wanita imam
menghadap dekat perutnya.
 Letak imam paling muka diikuti soleh para makmum, jika yang
menyalati sedikit, usahakan dibuat 3 sof.
 Mula-mula semua jamaah berdiri dengan niat melakukan shalat
jenazah dengan empat takbir. Niat tersebut jika dilafalkan sebagai
berikut:

َ ُ‫ا‬
ِ ّ‫صلِّي علي هذا الَمي‬
‫ت ِهلل تعالي‬
Ushallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala
 Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir
pertama itu selanjutnya membaca surat al-Fatihah.
 Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas
Nabi Muhammad saw.

َ ‫صلَ ْي‬
‫ت علي‬ َ ‫أل محمد كما‬
ِ ‫ص ِّل علي محمد وعلي‬
َ ‫أللهم‬
‫وبار ْك علي محمد وعلي أل محمد كما‬
ِ ‫إبراهيم وعلي أل إبراهيم‬
‫باركت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في العالمين إنك حميد‬
‫مجيد‬
Allaahumma shalli 'alaa  muhammadin, wa 'alaa aali  muhammadin, kamaa
shallaita 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali  ibraahiima. Wa baarik 'alaa
 muhammadin, wa 'alaa aali  muhammadin, kamaa baarakta 'alaa
ibraahiima, wa 'alaa aali  ibraahiima.  Fil 'aalamiina innaka hamiidum
majiid.
 Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat kepada
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim
dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada
Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan
istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah
memberi berkah kepada Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
dan Maha Agung.”
 Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk
jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai
berikut:

ُ‫اللهم ا ْغفِرْ لَهُ وارْ َحمهُ وعافِ ِه واع ُف_عنه وأَ ْك ِر ْم نُزولَه‬
‫وو ِّس ْع َمدخلَهُ وا ْغ ِس ْلهُ بِما ٍء وثَ ْلج وبَ َر ٍد ونَقِ ِه من ال َخطايا‬
‫س وأَ ْب ِد ْلهُ دا ًرا َخ ْي ًرا ِم ْن‬
ِ َ ‫ن‬‫د‬َ ‫ال‬ ‫ن‬
ِ ‫م‬
ِ ُ‫ض‬ َ ‫ي‬ ْ
‫ب‬ َ ‫كما يُنَقَي الثَوبُ األ‬
َ‫ار ِه وأَ ْهاًل َخ ْيراً من أهلِ ِه َو َز ْو ًجا َخ ْيراً ِمن َز ْو ِج ِه َوقِ ِه فِ ْتنَة‬ِ ‫َد‬
‫النار‬
ِ ‫اب‬ َ ‫القَ ْب ِر و َع َذ‬
Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim
nuzuulahu, wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin,
wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu
minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min
ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa
'adzaabannaar.
 Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah
dia, maafkanlah dia,  ampunilah kesalahannya,
muliakanlah kematiannya, lapangkanlah
kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es
dan embun  sebagaimana mencuci pakaian putih
dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah
yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan
keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan
isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah
kubur dan siksa neraka.”
 Takbir yang keempat, dilanjutkan doa sebagai
berikut:
ُ‫حر ْمنا أَجْ َرهُ والتَ ْفتِنّا بَع َده‬
ِ َ‫اللهُ ّم الت‬
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari
pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami
setelah kematiannya.”
 Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke
kiri.
Video Menyalatkan Jenazah
Tata Cara Menguburkan Jenazah
 Dibuatkan lubang kubur dengan panjang
disesuaikan dengan tinggi jenazah, dan
kedalaman juga melebihi tinggi jenazah.
 Di dalam lubang kubur dibuatkan liang lahad
untuk menyimpan jenazah.
 Ketika jenazah dimasukkan ke dalam kubur
disunatkan membaca:
ِ‫بِ ْس ِم هللاِ َو َعلَى ُسنَّ ِة َرس ُْو ِل هللا‬
“(Aku meletakkannya) dengan nama Allah dan menurut sunnah
Rasulullah”
 atau

ِ‫بِس ِْم هللاِ َو َعلَى ِملَّ ِة َرس ُْو ِل هللا‬


“(Aku meletakkan) dengan nama Allah dan menurut millah
(agama) Rasulullah.”
 Mayat diletakkan di liang lahad dengan posisi
dimiringkan ke arah kiblat dengan posisi kepala
disebelah utara.
 Agar posisinya tidak terbalik mayat diganjal dengan
tanah yang dibulatkan.
 Lepas simpul-simpul tali dan buka bagian wajah dan
ujung kaki agar menyentuh tanah dinding kubur.
 Kemudian lubang lahad ditutup dengan kayu atau
papan baru dengan tanah sampai penuh.
 Tanah diatas kuburan boleh ditinggikan kira-kira
satu jengkal dan diberi tanda.
Video Menguburkan Jenazah
Ta’ziyah
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang
berta’ziyah antara lain:
 Memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena musibah
baik bantuan moral maupun material.
 Menghibur mereka supaya tidak berlarut-larut dalam duka dan
menganjurkan sabar.
 Ikut menshalatkan jenazah dan mendoakannya agar mendapat
ampunan dari Allah atas segala dosanya.
 Ikut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman untuk
menyaksikan penguburannya.
 Tidak boleh bicara keras, bercanda, dan tertawa terbahak-bahak.
 Anang : simpul kaki pada kepala harus dibuka apakah ada hukumnya?
 Fani: simpul wangsul itu apa ?
 Fungsi daun bidara? 1 kiroh P?
 Ardhian: suci mensucikan?
 Iis: apabila kecelakaan bagaimana? Air yang habis digunakan untuk memandikan jenazah
dipakai/ diambil bagaimana?
 Orang yang mati syahid dan ihram diapain ? Kenapa ngga di kafani?
 Ata: apa maksud dikenakan penutup kepala dsb?
 Fikri: mengpa dianjurkan warna kainnya putih? Mitos apabila tali tidak di lepas?
 Kenapa jumlah kainnya sudah di tetapkan 5 / 3?
 Eric: apabila ada yang meninggal tapi di luar negeri bagimana cara menyelesaikannya?
 Luluk: apabila meninggal tengah malam kalu ngubur kapan? Apa hukumnya apabila
ngubur berhari-hari setelahnya?
 Candra: talinya tujuh, ada hadits nya apa engga ?
 Tiyem: cara memohonkan ampunanya ?

Anda mungkin juga menyukai