DIGESTIVE

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

OBAT-OBAT YANG SERING DIGUNAKAN

DALAM PENANGANAN KASUS


DIGESTIVE
Antiseptik mulut (gingivitis dan
stomatitis)
1. Chlorhexidine
• Indikasi: digunakan dalam terapi ginggivitis,
periodontitis, ulkus aptosa, menghambat plak,
mengurangi mikroorganisme pada saliva dan mencegah
karies gigi.
• Dosis: Chlorhexidine 0,2%, diteteskan pada bagian
mulut.
• ES: Dermatitis dan urtrikaria, pemakaian dalam waktu
lama dapat menyebabkan diskolorasi, kelainan warna
pada gigi dan mengurangi daya pengecapan.
2. Phenol hexitidine
• Indikasi: antiseptik lokal
• Dosis: Phenol hexitidine beberapa tetes pada daerah yg
peradangan
• ES: gangguan pada GI
3. Policresulen 36%
• Indikasi: antiseptik, pembersihan dan stimulasi
regenerasi jaringan luka/peradangan yang kronik,
penyembuhan gingivitis dan stomatitis
• Dosis: Policresulen 36% diteteskan pada tempat
peradangan
• ES: mulut kering
Stimulasi (sialagago)/
mengurangi saliva (antisialagago)
Stimulasi saliva
1. Pilocarpine
• Indikasi: menstimulasi sekresi saliva
• Dosis: 1-2 mg PO
• ES: dosis yang berlebihan menyebabkan Kerusakan
kelenjar saliva, meningkatkan pengeluaran keringat,
gangguan pencernaan, hipotensi.
2. Cevimelin
• Indikasi: menstimulasi sekresi saliva
• Dosis: 2-5 mg/kg
• ES: pengeluaran keringat yang berlebihan, mual,
rhinitis, diare, dan gangguan penglihatan. Hal tersebut
sering kali terjadi pada malam hari.
3. Anethole trithione
• Indikasi: meningkatkan sekresi dari asetilkolin, stimulasi
dari saliva dihasilkan dari serous sel asini.
• ES: adalah perut terasa tidak nyaman dan adanya gas
dalam perut atau usus
Mengurangi saliva
1. Atropin
• Indikasi: digunakan untuk menurunkan kelebihan saliva
akibat dari anastesi inhalasi, menurunkan produksi dan
keenceran saliva berfungsi sebagai premedikasi
• Dosis: 0,02-0,04 mg/kg
• ES: konstipasi, retensi urin.
Stomatika
1. Metochlopramide HCL
• Antagonis dopamin
• Mekanisme aksi: Memblok reseptor dopamin dan (bila
diberikan pada dosis yang lebih tinggi) juga memblok
reseptor serotonin di kemoreseptor trigger zone di sistem
saraf pusat. Meningkatkan respon jaringan di saluran
pencernaan atas terhadap asetilkolin sehingga Meningkatkan
motilitas dan kecepatan pengosongan lambung tanpa
menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau lambung.
meningkatkan tonus spingter esofagus bagian bawah
• Meningkatkan aktivitas dan sekresi lambung, digunakan
pada pasien lambung statis, mencegah peradangan pada
lambung.
• Interaksi: Tidak boleh digunakan bersamaan dengan
digoxin karena akan mempengaruhi penyerapan obat
dan dapat mempercepat penyerapan makanan jika
digunakan bersama obat insulin.
• Dosis: Anjing (PO: 0,2-0,4 mg/kg q6h; SC/IM: 1-2
ml/kg/hari Injeksi infus)
• ES: Terjadi perubahan perilaku (anjing), konstipasi, reaksi
ekstrapiramidal, pusing, lelah, mengantuk, depresi,
gelisah, konstipasi.
Anti stomatika
1. Morfin
• Menurunkan aktivitas dan sekresi lambung
• Sebagai antitussif dan anti diare
• ES: Seringkali menyebabkan mual, muntah, penurunan
peristaltik usus, penurunan fungsi pernapasan dan refleks
batuk (anjing).
• Dosis: Anjing (Pre anastesi: 0,1-2 mg/kg SC, Antitusif: 0,1
mg/kg q6-12h SC, Pengobatan pada peningkatan motilitas
diare: 0,25 mg/kg)
2. Cimetidine
• Antagonis H2
• Indikasi: memblokade stimulasi histamin pada sel
parietal untuk menurunkan sekresi asam lambung.
Digunakan untuk terapi gastritis dan ulcer.
• Dosis: Anjing: 5-10 mg/kg PO
• ES: Timbul apabila terjadi penurunan kekosongan ginjal.
Bb
3. Ranitidine
• Indikasi: Stimulasi histamin pada sel parietal untuk
menurunkan sekresi asam lambung.
• Dosis: Anjing (2 mg/kg q8h IV), Kucing (2,5 mg/kg q12h
IV atau 3,5 mg/kg q12h PO)
Demulsansia
1. Glycerine oral
• Mencegah iritasi pada membran mukosa sal.
Pencernaan bagian atas, melapisi dan melindungi sel di
bawahnya dari iritan
• Digunakan untuk pengobatan jangka pendek dan pasien
glaukoma akut
• Interaksi: Tidak dianjurkan penggunaan bersamaan
dengan acetozolamide, dichlorphenamide karna dapat
menghambat penyerapan asam arang
• ES: Muntah
• Dosis: Anjing (Glaukoma akut: 0,6 ml/kg PO untuk 1-2
pengobatan)
2. Sulcralfate
• Indikasi: pelindung mukosa lambung, antiulkus.
• Mekanisme kerja sukralfat dengan mengikat jaringan
ulkus pada saluran gastrointestinal untuk membantu
penyembuhan ulkus. Digunakan untuk terapi
pencegahan ulkus.
• Dosis: Anjing (0,5 - 1g q8-12h PO), Kucing (0,25 g q8-12h
PO)
3. Fucoida
• Indikasi: Melapisi mukosa lambung sehingga membantu
mempercepat penyembuhan tukak/luka dan melindungi
lambung dari iritasi asam lambung yang berlebih.
• Dosis: 10 mg/kg PO
Adsorbensia
1. Caolin
• Paling sering digunakan sebagai obat oral anti diare, yang
juga mengandung obat anti toksin
• Bekerja dengan cara melapisi mukosa dan mengabsorbsi
toksin bakteri dan bahan kimia lain untuk dikeluarkan
dari sal G.I
• ES: Disis tinggi (Konstipasi)
• Interaksi: tidak boleh digunakan bersama obat lincomicin,
karena dapat menghambat penyerapan lincomicin.
Dianjurkan diminum 3-4 jam setelah lincomicin
• Dosis: Anjing dan kucing (Diare: 1-2 ml/kg PO q4-6h,
Enterotoksin: 2-5 ml/kg PO q1-6h)
Adstringensia
1. Bismuth Subsalicylate
• Digunakan untuk pengobatan diare
• ES:
• Dosis: Anjing (1 ml/kg PO); Anak Kuda (0,5 ml/kg PO 4-
6h)
Karminativa
1. Dimethicone
• Indikasi: Anti bloat
• Bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan,
sehingga gelembung-gelembung gas dalam rumen
terurai menjadi gelembung-gelembung kecil kemudian
bergabung sehingga dapat dikeluarkan dari saluran
pencernaan.
• Dosis: Sapi/Kerbau (100 ml obat diencerkan dengan 500
ml air) Kambing/Domba (25 ml obat diencerkan dengan
250 ml air kemudian diminumkan)
• Efek samping : Konstipasi, diare dan nyeri perut.
2. Wonder Athympanicum
• Indikasi: sama dengan Dimethicone
• Dosis: Sapi/kerbau (20 – 50 gram), Kambing/Domba (5 –
20 gram dicampur dengan air secukupnya, kemudian
diminumkan.)
Antasida
1. Alumunium hidroksida
• Indikasi : ulkus peptikum, hiperasiditas GI, gastritis, mengatasi
gejala dyspepsia, gastro eshopageal reflux disease, hiperfosfatemia
• Efek samping : konstipasi, mual, muntah, deplesi fosfat,
penggunaan dalam dosis besar dapat menyebabkan penyumbatan
usus, peningkatan resiko osteomalasia, demensia, anemia
mikrositik pada penderita gagal ginjal.
• Mekanisme kerja : Secara alami lambung memproduksi suatu
asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu
proses pencernaan protein. Selain fungsi utama untuk menetralkan
asam lambung, antasida juga diketahui meningkatkan pertahanan
mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada
mukosa lambung.
• Dosis : 5ml/kg BB 3x sehari
2. Magnesium hidroksida
• Indikasi : ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal,
gastritis
• Kontraindikasi : kerusakan ginjal berat
• Dosis : 0,5 mg/kg BB
• Efek sampng : diare, hipermagnesemia sehingga
mengurangi reflek tendon dan depresi nafas, mual,
muntah, kemerahan pada kulit, haus, hipotensi,
mengantuk, lemah otot, nadi melemah dan henti
jantung pada kelainan ginjal yang berat.
3. Kalium karbonat
• Indikasi : ulkus peptikum, gastritis, heartburn,
hiperasiditas GI
• Kontaindikasi : pasien glukoma, obstruksi saluran kemih
atau GI
• Efek samping : konstipasi, kembung karena pelepasan
karbon dioksida, dalam dosis tinggi atau pemakaian
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
hipersekresi asm lambung dan asam rebound, muntah
dan nyeri abdomen.
• Dosis : -
4. Ranitidine
• Indikasi : antagonis H2, memiliki potensinya 4-10x lebih
kuat dan aksinya lebih lama
• Dosis : Anjing (2 mg/kg q8h IV/PO), Kucing (2,5 mg/kg
q12h IV)
• Efek samping : Penurunan clearance ginjal dan
menyebabkan efek pada CNS jika dalam dosis yang
tinggi
5. Cimetidine
• Indikasi : Antagonis histamine h2. Memblokade stimulasi
histamine pada sel parietal untuk menurunkan sekresi
asam lambung. Biasanya untuk terapi gastritis dan ulcer
• Dosis : Anjing (Eshopagitis: 5-10 mg/kg PO q6h, Chronic
gastritis dan ulcer: 5-10mg/kg PO/IM/IV atau 10 mg/kg
q6h), Kucing (5-10mg/kg PO q6-8h IV)
• Efek samping : Penurunan fungsi ginjal
6. Famitidine
• Indikasi : Antagonis H2
• Dosis : Anjing dan kucing (0,5 mg/kg q12-24h IM/SC/PO)
• Efek samping : kurang mempunyai keamanan yang baik.
Biasanya terjadi muntah dan diare.
7. Omeprazole
• Indikasi : Penghambat pompa proton. Menghambat
sekresi asam lambung melalui penghambatan pompa
K+/H+. Potensi aksi omeprazole lebih kuat dibanding
obat antisekresi lain, biasanya digunakan untuk terapi
gastrointestinal ulcer.
• Dosis : Anjing (20 mg/kg)
• Efek samping : belum dilaporkan
Antiemetik
1. Dimenhidrinat
• Mengurangi atau menghilangkan rasa mual atau muntah
dengan cara menghambat stimulasi vestibular.
• Indikasi: Sebagai antiemetik untuk pencegahan penyakit
pada anjing dan kucing.
• Efek samping: Menekan SSP (lethargy), gangguan GI
(diare, muntah, anoreksia)
• Dosis: Anjing dan kucing (4-8 mg/kg PO q8h)
2. Klorpromazin
• Derivat penhotyazin
• Indikasi: Klorpromazin digunakan untuk
antiemetik pada hewan kecil. Sebagai
antiemetik, klorpromazin akan menghambat
apomorfin (perangsang muntah) pada
anjing.
• Efek samping: Tremor, menggigil, letargi, diare
• Dosis: anjing (0,2 – 0,4 mg/kg SC q8h)
3. Betahistine Mesylate
• Indikasi: menekan rasa mual dan muntah akibat fertigo.
• Dosis: 3 – 6 mg
• Efek samping: hipersensitifitas
4. Maropitant Citrate
• Indikasi: Pengobatan muntah pada anjing
• Kontraindikasi: disfungsi hepatik.
• Dosis: Muntah akut (1 mg/kg SC q24h diatas 5hari)
5. Mirtazapine
• Indikasi : mual, muntah, anoreksia, gagal ginjal dan gagal
jantung congestive
• Kontraindikasi : hipersensitifitas pada mirtazapine
• Dosis: Kucing (3,75 mg PO q72h tiap 3 jam)
6. Metoklopramid
• Indikasi : Antiemetik dan stimulan prokinetik saluran
cerna bagian atas
• Dosis : Anjing dan kucing (0,2-0,5 mg/kg IM/SC/PO q6-
8h atau 1-2 mg/kg IV
• Efek samping: pusing,mengantuk, depresi, gelisah dan
konstipasi
7. Ondansetron HCl
• Dosis: Anjing (antiemetik pankreatitis: 0,1 – 0,2 mg/kg IV
slowly
8. Prochlorperazine
• Indikasi : Prochlorperazine adalah agen antiemetic pada
anjing dan kucing. Termasuk dalam penanganan
muntah, gastroenteritis non-spesifik, obat yang
menginduksi diare, infeksius diare, spastik colitis.
• Dosis: Anjing (0.5 mg/kg IM or SC q8h) Kucing (0.5
mg/kg IM or SC q8h)
Obat-obat pada rumen
1. Magnesium Hydroxide : Magnesium/Aluminum :
Antacids
• Indikasi: Magnesium hidroksida dikombinasi dengan
garam aluminium digunakan untuk terapi esofagitis,
hiperasiditas gastrik, peptik ulcer dan gastritis.
• Kontraindikasi : penyakit ginjal.
• Dosis : Sapi dewasa (1 g/kg MgOH dicampurkan 2 – 3
gallon air hangat dan diberikan PO menggunakan tube.
Dapat diulang (menggunakan dosis kecil) setiap interval
6-12 jam.
2. Asam asetat
• Indikasi: digunakan pada ruminan untuk treatment
induksi non-protein nitrogen.
• Dosis : 4 – 10 liter
Katartika
A.Laksan pembentuk massa dalam usus
1. Psyllium
• Memperbesar massa di usus sehingga menginduksi
peristaltik usus dan mengurangi waktu transit di usus.
• Digunakan pada pasien yang mengalami konstipasi
karena sedikit serat dalam dietnya.
• ES: meningkatnya flatulensi.
• Dosis: Anjing (2-10 gram dicampur ke makanan), kucing
(1-4 gram q12-24jam dicampur ke makanan).
B. Laksan Stimulan
1. Bisacodyl
• Dalam bentuk produk oral dan raktal untuk penggunan
pada anjing dan kucing
• Meningkatkan peristaltik dengan stimulasi langsung
pada saraf plexus intramural di otot usus halus dan
menyebabkan peningkatan cairan dan ion di usus besar.
• ES: mual atau diare.
• Sediaan: 5 mg tablet
• Dosis: Anjing (5-20 mg/hari PO), kucing (5-10 mg/hari
PO)
C. Laksansia hiperosmotik
1. Laktulosa
• Derivatif sintetik dari laktosa, tdd 1 molekul galaktosa
dan 1 molekul fruktosa.
• Dimetabolisme oleh bakteri di kolon membentuk
molekul asam. Keadaan asam tersebut menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik dan air masuk ke kolon
sehingga didapatkan efek laksatif.
• ES: flatulensi dan distensi gastrik. Overdosis
menyebabkan diare dan dehidrasi.
• Dosis: Anjing dan kucing (1 ml/4,5 kg PO q8h)
2. Garam magnesium/Garam sodium
• Digunakan untuk menangani kondisi konstipasi.
• Mengurangi waktu transit usus dengan menurunkan absorbsi.
• ES: mual dan elektrolit imbalance (hipermagnesemia,
hiperphosphatemia dan hypernatremia).
• Dosis: Anjing (Magnesium hidroksida: 5-10 ml PO, sodium
sulfate: 1 gr/kg PO), kucing (Magnesium hidroksida: 2-6 ml PO,
sodium sulfate: 2-5 gr PO)
D. Laksan Surfaktan/Pelunak feses
1. Docusate Sodium/Kalsium/Potassium
• Menurunkan tegangan permukaan sehingga air dan
lemak dapat masuk ke ingesta dan feses yang telah
terbentuk.
• Kegunaan pada hewan kecil utk melancarkan feses yang
keras.
• ES: diare, kejang dan kerusakan mukosa usus dapat
terjadi tapi jarang. Dalam bentuk cairan dapat
menyebabkan iritasi kerongkongan.
• Dosis: Anjing dan kucing (Docusate sodium: 2 mg/kg PO,
docusate kalsium: 50-100 mg kapsul q12-24h)
E. Laksan Lubrikan
1. Mineral Oil/Parafin Cair
• Melubrikasi material fecal dan mukosa usus. Juga menrunkan
reabsorbsi air dari saluran GI.
• Biasa digunakan di kuda utk treatment konstipasi dan di
anjing/kucing utk mencegah/menurunkan kejadian “hair-ball”.
• ES: ketika terserap dalam jumlah signifikan ke dalam tubuh
dapat menyebabkan terjadinya reaksi granulomatous di hati,
limpa dan limfonodus mesenterika.
• Dosis: Anjing (2-60 ml PO), kucing (2-10 ml PO)
Antidiare
A. Antitoksin
1. Activated charcoal/Arang aktif
• Digunakan utk mengabsorpsi toksin agar tidak diserap
tubuh.
• Tidak diserap oleh usus.
• ES: dapat menginduksi emesis
• Dosis: Anjing dan kucing (1 gram/5 ml air, pemberian 10
ml/kg PO)
B. Antimotilitas
1. Opiate (Paregoric, Diphenoxylate, Loperamida)
• Mengahambat motilitas dan dorongan saluran GI
• Juga menurunkan sekresi intestinal yg diinduksi oleh
toksin cholera, prostaglandin E2 dan non-siklik AMP)
• Meningkatkan absorpsi mukosa.
• ES: Pada anjing dapat terjadi konstipasi, bloat dan
sedasi. Penggunaanya pada kucing masih kontroversial.
• Dosis: Anjing (Paregoric: 2-15 ml PO q6h, Diphenoxylate
dan Loperamida: 0,1-0,2 mg/kg PO q8h)
C. Adsorbensia
1. Kaolin/Pectin
• Agen adsorben utk menyerap toksin teringesti.
• Aksi coating dapat melindungi saluran GI dari inflamasi.
• Pectin menurunkan pH lumen dengan membentuk asam
galakturonik.
• ES: dosis tinggi dapat menyebablan konstipasi, dapat
meningkatkan kehilangan sodium.
• Dosis: anjing dan kucing (1-2 ml/kg PO q2-6h)
D. Antisekretorik
1. Bismut subsalisilat
• Sebagai protektan, anti-endotoksin dan antibacterial
lemah.
• Komponen salisilat memiliki aktivitas prostaglandin yang
efektif utk mengurangi symptom akibat diare sekretorik.
• ES: Radiopaque sehingga dapat menganggu radiografi
saluran GI.
FLUID TERAPI
1. Larutan NaCl
• Indikasi: dehidrasi, keseimbangan asam basa dan
keseimbangan elektrolit
• Dosis: Anjing dan kucing (20 - 40 ml/kg)
2. Dextrose 50%
• Indikasi: larutan isotonis
• Dosis: 40-50 mL/kg q24h IV
• ES: Dosis tinggi menyebabkan edema pulmonary
Antimikrobial
1. Tylosin
• Biasa digunakan utk treatment colitis kronik pada hewan
kecil
• Mekanisme dgn inhibisi ribosom 50S sehingga
menghambat sintesis protein bakteri.
• Bakteriostatik
• ES: sakit dan reaksi lokal di tempat injeksi IM serta
anoreksia dan diare. Adminstrasi oral ke ruminant dapat
menyebabkan diare parah.
• Dosis: Anjing (40-80 mg/kg q8-12h), Kucing (10-20
mg/kg q12h)
2. Enrofloxacin
• Bakterisidal berspektrum luas
• Inhibisi DNA-gyrase bacterial
• Efektif untuk membunuh bakteri Salmonella, E. coli,
Enterobacter, Campylobacter, Shigella, dan Aeromonas.
• ES: Yang paling sering anoreksia dan muntah
• Dosis: Anjing dan kucing (2,5-10 mg/kg/hari q12h)
3. Tobramycin
• Derivat Streptomyces tenebrarius dari gol
aminoglikosida.
• Bekerja pada bakteri gram negative termasuk E. coli,
salmonella, enterobacter, shigella dan staphylococcus.
• ES: Nefrotoksisitas dan otottoksisitas.
• Dosis: anjing dan kucing (2 mg/kg IV/IM/SQ)
4. Ciprofroksasin
• Indikasi: antibakteri fluorokuinolon. Aksinya
menghambat DNA gyrase dan sintesis RNA serta DNA.
bersifat bakterisidal dan berspektrum luas.
• Dosis: Anjing (5-15 mg/kg PO q12h selama 7-14 hari),
Kucing (5-15 mg/kg PO q12h selama 7-14 hari)
• Efek samping: muntah, konsentrasi yang tinggi pada
anjing umur 4-7 bulan dapat menyebabkan toksisitas
pada CNS khususnya pada hewan yang mengalami
gangguan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai