Listrik Dan Magnet

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LISTRIK DAN MAGNET

Kelompok 8
Destry
Elsa Noviyanti
Mar’ah
Nana Rizki
Listrik menjadi bagian yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Coba bayangkan bagaimana
kehidupan manusia sebelum adanya listrik. Lampu
dan peralatan elektronik tidak bisa digunakan. Dunia
akan gelap gulita di malam hari. Tidak ada TV, atau
Hp yang bisa dilihat atau digunakan. Sebagai manusia
tentu kita pantas bersyukur dengan ditemukannya
listrik dengan segala manfaat yang mengiringinya. Hal
yang juga menakjubkan adalah ternyata dalam tubuh
manusia juga terdapat listrik. Sistem saraf manusia
merupakan salah satu aplikasi dari listrik. Dalam bab
ini akan dibahas secara lengkap dua jenis listrik yaitu
listrik statis dan listrik dinamis dalam kaitannya
dengan kehidupan manusia.
Kelistrikan
1. Listrik statis
a) Muatan listrik
Listrik (electricity) berasal dari kata Yunani elektron, yang berarti
“amber”.
Amber adalah
pohon damar yang membatu, dan orang dulu mengetahui bahwa jika
batang ambar digosok
dengan kain, maka batang ambar itu akan menarik daun-daun kecil
atau debu. Anda juga
dapat membuat hal yang sama dengan batang ambar dengan
menggunakan mistar atau
batang kaca. Mistar digosok-gosok pada rambut kering kemudian
didekatkan dengan
serpihan kertas dan potongan-potongan kertas tersebut tertarik pada
mistar. Efek tersebut
disebut dengan listrik statis.
Listrik sendiri didefinisikan
sebagai aliran atau pergerakan
elektron, yakni suatu partikel
bermuatan negatif yang ditemukan
pada setiap atom.
Muatan listrik ada dua yaitu muatan listrik positif
dan muatan listrik negatif. Nama tersebut
diberikan oleh negarawan, filsuf, dan ilmuan
Amerika Benjamin Franklin (1706 -1790).
Jika dua benda saling bergesekan, maka elektron
akan ditarik dari satu benda dan dilemparkan ke
benda lain. Hal tersebut akan menyebabkan
tumpukan elektron sehingga terjadi muatan
negatif pada salah satu benda. Hilangnya
elektron pada benda yang lain menyebabkan
terjadinya muatan positif.
b) Hukum Coloumb
Ilmuwan yang mengkaji gaya interaksi partikel-partikel
bermuatasan secara rinci pada tahun 1784 adalah Charles
Augustin de Coulomb (1736-1806). Coulomb menggunakan
neraca punter seperti yang digunakan oleh Cavendish
(menyelidiki interaksi antara bendabenda dan menemukan
nilai konstanta Gravitasi).
Dia menggunakan benda bermuatan yang dipisahkan
dengan jarak r. Dari hasil penyelidikan tersebut, dia
menemukan bahwa gaya listrik yang terjadi sebanding
dengan 1/r2. Gaya listrik yang dihasilkan bergantung pada
kuantitas muatan pada setiap benda yang dinyatakan
dengan q atau Q.
Hasil penyelidikan Coulomb inilah yang
menghasilkan sebuah hukum yang dikenal
dengan Hukum Coulomb yaitu:
Besarnya gaya listrik di antara dua muatan titik
bebanding langsung dengan hasil kali besar
muatan-muatan itu dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak diantara muatan-muatan
tersebut.
F = 𝑘 𝑄1𝑄2/𝑟2 ……………. (10-1)
c) Medan listrik
Adanya gaya antara dua benda bermuatan yang berada pada
jarak tertentu memunculkan gagasan adanya medan di sekitar
muatan tersebut. Ide medan pertama kali dicetuskan oleh
Michael Faraday (1791-1867). Menurut Faraday suatu medan
listrik keluar dari setiap muatan. Ketika muatan kedua di
tempatkan di sekitar muatan pertama, maka muatan kedua akan
mengalami gaya yang disebabkan oleh adanya medan listrik di
area tersebut.
Gaya listrik pada sebuah benda bermuatan dikerahkan oleh
medan listrik yang diciptakan oleh benda bermuatan lainnya.
Gaya adalah sebuah besaran vector, sehingga medan listrik juga
adalah besaran vector. Kita mendefinisikan medan listrik 𝐸 ⃗
disebuah titik sebagai gaya listrik 𝐹 yang dialami oleh sebuah
muatan uji di titik tersebut, dibagi dengan muatan uji q. dengan
kata lain bahwa medan listrik sama dengan gaya listrik per
satuan muatan yang dialami oleh sebuah muatan di titik tersebut.
E⃗ = 𝐹 ⃗ / 𝑞 …………… (10-2)
d) Potensial listrik
Potensial listrik merupakan energi potensial per satuan muatan.
Potensial listrik disimbolkan dengan V. JIka muatan uji positif Q
dalam sebuah medan listrik memiliki energi potensial (EP) pada
titik a (relatif terhadap energi potensial nol), maka potensial
listrik Va adalah
𝑉 𝑎 =𝐸𝑃𝑎 /𝑄………………..(10-3)
Yang dapat diukur dari potensial listrik adalah perbedaan
potensial listrik atau dengan beda potensial (tegangan). Untuk
mencari beda potensial di antar dua titik A dan B di dalam
sebuah medan listrik, maka kita menggerakkan muatan q dari A
ke B dan selalu mempertahankannya dalam keadaan setimbang.
Beda potensial didefinisikan dengan Persamaan (15-4). dikenal
𝑉𝐵 − 𝑉𝐴 =𝑊𝐴𝐵 /𝑞………………………………(10-4)
Satuan SI dari beda potensial yang didapatkan dari persamaan
(10-4) adalah joule/coulomb. Kombinasi ini terjadi begitu sering
sehingga digunakan sebuah satua khusus.
Volt (disingkat V), untuk menyatakan satuan tersebut; yakni
1 volt = 1 joule/coulomb.
2. Listrik Dinamis
a) Besaran-Besaran pada Listrik dinamis
1) Tegangan
Tegangan listrik dikenal juga dengan istilah beda
potensial listrik (seperti yang dibahas sebelumnya) dan gaya gerak listrik. Beda potensial
(V) menghasilkan muatan berasal dari energi yang hilang/terpakai. Sedangkan gaya gerak
listrik (ε) menghasilkan muatan berasal dari energi yang diperoleh dari sumber tegangan.
2) Arus Listrik
Anggap q adalah jumlah muatan yang mengalir melalui luasan A dalam interval waktu t
dan arah arus tegak lurus terhadap luasan. Maka arus I adalah sama dengan jumlah
muatan dibagi dengan interval waktu (lihat Persamaan (10-9)).
i = 𝑑𝑞/ 𝑑𝑡………………………………..….(10-9)
Satuan-satuan SI yang sesuai adalah ampere (disingkat A) untuk i, coulomb untuk muatan
q, dan detik untuk t.
3) Hambatan
Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama di ujung-ujung tongkat tembaga
dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang
sangat berbeda. Karakteristik penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan
(resistance). Hambatan didefinisikan dari sebuah penghantar (yang sering dinamakan
tahanan = resistor dengan simbol R) di antara dua titik dengan menggunakan sebuah beda
potensial V di antara titik-titik tersebut, dan dengan mengukur arus I
𝑅 =𝑉/ 𝐼
3. Alat Ukur Listrik
Untuk mempelajari arus dalam rangkaian, diperlukan pemahaman untuk
mengukur arus dan tegangan. Kata “rangkaian” bermakna rangkaian tertutup
dari sirkulasi arus yang mengalir. Alat untuk mengukur arus listrik adalah
Amperemeter.
Voltmeter mengukur beda potensial, atau tegangan, antara dua ujung filamen
lampu.
4. Hukum-Hukum Listrik
a) Hukum Ohm
Perbedaan potensial dengan simbol V digunakan seperti Gambar 10.8, garis lurus
yang
dihasilkan berarti bahwa hambatan penghantar ini adalah sama sekali tidak
perduli
berapapun tegangan yang dipakaikan yang kita gunakan untuk mengukur arus
tersebut. Hasil
penting ini dikenal dengan hukum Ohm.
Hubungan V = IR bukanlah merupakan sebuah pernyataan hukum Ohm. Sebuah
penghantar mengikuti hukum ini hanya jika kurva V-I nya linear, yakni R tak
tergantung dari V
dan I. Hubungan R = V/I tetap sebagai definisi umum hukum Ohm dari hambatan
sebuah
penghantar tak perduli apakah penghantar tersebut mengikuti hukum Ohm atau
tidak.
b) Hukum I Kirchhoff
Hukum I Kirchhoff dikenal sebagai hukum rangkaian bercabang, menyatakan bahwa
jumlah kuat arus listrik yang menuju titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang meninggalkan titik percabangan itu.
∑𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0
∑𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
c) Hukum II Kirchhoff
Kaidah hukum kedua Kirchhoff dikenal juga dengan teorema simpal (loop theorem) yang
menyatakan bahwa “jumlah aljabar dari perubahan-perubahan potensial yang ditemukan di
dalam ssebuah lintasan lengkap dari satu titik ke titik yang sama (complete transversal) dari
rangkaian tesebut haruslah sama dengan nol.
∑ ε + ∑ IR = 0
5. Rangkaian Listrik
a) Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Sebuah rangkaian listrik disebut rangkaian
seri jika dalam rangkaian tersebut hanya ada satu ringkasan yang dilalui arus listrik Seri
Berdasarkan Hukum Ohm.
V1 = I.R1 dan V2 = I.R2
V = V1 + V2 = I.R1 + I.R2
Rs = R1 + R2 + R3 + …
b) Rangkaian Listrik Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel) Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan
rangkaian paralel. Rangkain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua
input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun
paralel
c) Energi dan Daya Listrik
1) Usaha/energi listrik
Sumber arus itu sering juga disebut sumber tegangan dan sebenarnya
merupakan sumber energi. Energinya adalah energi listrik. Energi listrik
adalah energi yang mampu menggerakkan muatan-muatan listrik pada
suatu beda potensial tertentu.
Usaha listrik (dalam joule) yang dibutuhkan untuk mengalirkan suatu
muatan q (dalam coulomb) melewati suatu penghantar beda potensial V
(dalam volt) W = qV
W=VIt
W = energi listrik yang diserap hambatan (joule)
V = beda potensial ujung-ujung hambatan (volt)
I = kuat arus yang mengalir pada hambatan (A)
t = waktu aliran (s)
2) Daya listrik (P)
Daya listrik dalam watt, yang dihasikan oleh sebuah sumber energi saat
mengalikan muatan q (dalam coulomb) melewati kenaikan potensial V
(dalam volt) dalam waktu t (dalam detik) adalah sebagai berikut.
Daya yang diselesaikan = 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 /𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
P = 𝑉𝑞 /𝑡
P = VI (I dalam ampere)
P = VI = 𝑉2/ 𝑅= 𝐼2𝑅
Listrik dan Tubuh
1. Mekanisme impuls saraf
Sel khusus yang disebut neuron membentuk jaringan yang
kompleks dalam tubuh yang menerima, memproses, dan menghantarkan informasi dari satu bagian
tubuh kebagian tubuh yang lain. Pusat dari jaringan iniberlokasi di otak yang memiliki kemampuan
menyimpan dan menganalis informasi. Neuron menghantarkan pesan dengan sangat cepat melalui
serangkaian perubahan listrik yang disebut impuls saraf atau potensial aksi akibat adanya beda
postensial di dalam dan di luar membran sel. Pesan adalah pulsa listrik yang disampaikan oleh
neuron. Ketika neuron menerima stimulus, maka akan menghasilkan pulsa listrik yang disebar
sepanjang neuron tersebut seperti kabel. Kekuatan dari stimulus terhantung pada jumlah pulsa yang
dihasilkan. Ketika pulsa mencapai ujung
“kabel,” maka pulsa tersebut mengaktivasi neuron yang lain atau sel otot.
2. Potensial membran istirahat
Neuron dalam keadaan ‘istirahat’ berarti neuron sedang tidak mengantarkan impuls
saraf. Akan tetapi pada keadaan ini tetap ada beda potensial. Perbedaan potensial ini ada karena
adanya perbedaan muatan positif pada permukaan luar membran sel dan muatan negatif pada
permukaan dalam (lapisan dipol). Ketika neuron tidak mengantarkan impuls/signal, potensial diam
dianyatakan sebagai
Vdalam – Vluar
3. Potensial aksi
Aspek penting dari neuron bukan potensial diam yang ia miliki tetapi kemampuan
bereaksi menghadapai stimiulus/rangsangan dan menghantar signal listrik sepanjang
badannya.
Kemagnetan
1. Magnet dan Medan Magnet
Setiap magnet, baik dalam bentuk batang maupun bentuk lain, memilki dua ujung
kutub, dimana efek magnetiknya paling kuat. Jika magnet diikat pada sebuah tali
dan digantungkan maka akan terlihat satu kutub selalu menunjuk ke arah ke
utara. Kutub magnet yang tergantung bebas yang mengarah utara geografis
disebut kutub utara magnet, kutub lainnya mengarah menuju selatan dan disebut
kutub utara selatan.
Jika kutub yang sejenis didekatkan maka dapat dirasakan bahwa magnet tersebut
sangat susah untuk di satukan, sehingga semakin besar gaya yang diberikan untuk
menyatuhkan kedua magnet maka maka kedua magnet akan memberikan gaya
yang lebih besar untuk memisahkan diri. Namun jika kutub-kutub yang tidak
sejenis didekatkan maka kita dapat rasakan kedua magnet tersebut memberikan
gaya tarik menarik satu sama lain, sehingga kita tidak membutuhkan gaya yang
besar untuk menyatuhkan kedua magnet
tersebut.
Magnet dapat menarik benda-benda yang berbahan magnetik atau bahan yang
secara mudah untuk di magnetkan memiliki permeabilitas yang tinggi. Ukuran
permeabilitas untuk bahan yang berbeda dibandingkan dengan permebilitas
udara/vakum disebut permeabilitas relatif.
Ruang disekitar suatu magnet dimana benda lain yang mudah dipengaruhi magnet
akan mengalami gaya magnetik jika diletakkan dalam ruang tersebut didefenisikan
sebagai medan magnet atau dapat dikatakan juga sebagai fluks magnetik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan menaburi serbuk besi pada magnet, maka serbuk besi
akan ditarik oleh kutub magnet dan membentuk pola garis, disebut garis gaya
magnet,
Simbol untuk fluks magnetik ialah huruf Yunani, phi (Ф) dengan satuannya adalah
weber per meter persegi (Wb/m2) atau tesla (T) atau 104 Gauss (G). Persamaan
untuk fluks magnetik yaitu: 𝜙 = 𝐵 ∙ 𝐴 (dimana A adalah luas permukaan dalam m2,
dan B adalah kuat medan magnet). Kuat medan magnet (H), di suatu titik
sebanding dengan rapat garis-garis gaya dan berbanding terbalik dengan
permeabilitasnya.
H =B/𝜇
𝐵 = 𝜇𝐻 = 𝜇𝑟𝜇0.𝐻
2. Induksi Elektromagnetik
Arus listrik merupakan sumber lain untuk medan magnet, fenomena ini pertama
kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted (1777-1851), sebuah penemuan penting
yang menyatakan bahwa arus litrik menghasilkan efek magnetik atau medan
magnet,
Magnet yang dihasilkan oleh arus listrik disebut dengan elektromagnetik. Medan
magnetik yang dihasilkan oleh eletromagnetik mempunyai arah. Untuk
menentukan arah medan magnetik maka dapat digunakan aturan tangan kanan.
yaitu ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I),
sedangkan arah lipatan jari menunjukkan arah medan magnet (B)
 Daftar pustaka
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA
PELAJARAN IPA BAB X KELISTRIKAN DAN
KEMAGNETAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN 2017

Anda mungkin juga menyukai