Monera

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 134

MONERA

Deka Muliya, S.Pd


MONERA

Archaebacteria Eubacteria

Metanogen Bacteria Cyanobacteria

Halofil ekstrem
Ciri-ciri Ciri-ciri
Termofil ekstrem
Struktur tubuh Struktur tubuh

Macam Bacteria Cara reproduksi

Cara reproduksi Peran cyanobacteria

Peran Bacteria
Archaebakteria
 Berasal dari bahasa yunani, archaio yang artinya kuno.

 Merupakan kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan (protein yang
berikatan dengan polisakarida), tetapi membran plasmanya mengandung lipid (lemak).

 Merupakan kelompok organisme prokariotik.

 Hidup di lingkungan yang ekstrim seperti :

 Bakteri methanogen, menghasilkan gas metana dari sumber karbon


yang sederhana. Hidup di rawa sebagai pengurai. Misalnya
Methanococcus sp. atau Methanobacterium.
 Hidup dilaut dengan kadar garam tinggi (halofil). Bakteri halofil hidup
optimal pada lingkungan dengan kadar garam 20%. Misalnya
Halobacterium sp.

 Bakteri termosidofil, bakteri ini hidup di lingkungan ekstrim yang panas


dan asam. Kondisi optimal bakteri termosidofil adalah pada temperatur
60-80°C dengan pH 2-4. Bakteri ini terdpat di daerah yang mengandung
asam sulfat misalnya di kawah vulkanik. Misalnya Sulfalobus dan
Thermoplasma sp yang mampu hidup pada suhu lebih dari 100°C.

 Hidup di tempat-tempat yang kotor seperti di sampah atau pada saluran


pencernaan hewan dan manusia.

 Lingkungan yang bebas oksigen (anaerob)


Eubacteria

 Memiliki dinding sel yang tersusun oleh peptidoglikan (protein yang


berikatan dengan polisakarida).

 Umumnya bersifat parasit dan patogenik.

 Anggota kelompok ini adalah bakteri dan ganggang hijau biru


(cyanobakteria/cyanophyta).
A. Bakteri
 Berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion yang
berarti batang kecil.
 Merupakan mikroorganisme bersel satu (uniseluler).
 Bersifat prokariotik.
 Hidup bebas, dapat di temukan di beberapa lingkungan
seperti udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam tubuh
tumbuhan, hewan atau manusia.
 Menghasilkan antibiotik yang digunakan dalam
kedokteran, misalnya Escherechia coli yaitu
mikroorganisme penting usus yng di gunakan untuk
rekayasa genetika.
1. Struktur tubuh bakteri
 Secara struktural tersusun atas kapsul, dinding sel, membran sel, sitoplasma,
bulu cambuk, materi genetik, ribosom dan plsmid.
1. Nukleoid.
10 2. Flagel.
9
8 7 3. Plasmid.
4. Dinding sel.
6 5. Ribosom.
6. Sitoplasma.
7. Pilus.
8. DNA.
9. Membran sel.
10. Kapsul.
a. Kapsul
 Merupakan selubung pelindung bakteri
yang tersusun atas polisakarida.
 Terletak di luar dinding sel.

 Hanya terdapat pada bekteri patogen.

 Berfungsi untuk mempertahankan diri

dari antitoksin yang di hasilkan oleh sel


inang serta untuk melindungi diri dari
kekeringan.
b. Dinding sel
 Tersusun atas peptidoglikan (protein yang berikatan
dengan polisakarida).
 Terletak di luar membran sel .

 Adanya dinding sel menyebabkan bentuk bakteri

menjadi tetap.
 Berfungsi untuk melindungi sel bakteri dari
lingkungannya.
 Berdasarkan struktur peptidoglikan, bakteri di
bedakan menjadi bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri
atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic.
Bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar,
lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan
peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di
antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
c. Membran sel
 Tersusun atas molekul lemak dan protein (fosfolipid).
 Bersifat semipermeabel.

 Mengandung enzim respirasi.

 Berfungsi membungkus plasma dan mengatur pertukaran mineral dari sel dan

keluar sel.
d. Sitoplasma
 Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel.
 Tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik,

seperti karbohidrat, lemak, protein dan mineral.


 Merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
e. Bulu cambuk (flagel)

 Merupakan alat gerak pada bakteri sehingga


membantu bakteri untuk mendekati makanan
atau menjauhi jika ada racun atau bahan kimia.
 Berdasarkan jumlah dan letak flagel, bakteri
dapat di bedakan menjadi :
Atrik, adalah bakteri yang tidak memiliki flagel.
Monotrik, bakteri yang memiliki satu flagel
pada bagian ujung tubuhnya.
Amfitrik, adalah bakteri yang memiliki banyak
flagel pada kedua bagian ujung tubuhnya.
Lopotrik, adalah bakteri yang memiliki banyak
flagel hanya pada satu bagian ujung tubuhnya.
Peritrik, adalah bakteri yang memiliki flagel
pada seluruh permukaan tubuhnya.
f. Materi genetik
 ADN (disebut juga DNA)
bakteri tidak tersebar dalam
sitoplsma, tetapi terdapat pada
daerah tertentu yang di sebut
nukleoid.
 Berfungsi mengendalikan
sintesis protein bakteri dan
merupakan zat pembawa sifat.
g. Ribosom
 Berfungsi dalam sintesis protein.
h. Plasmid
 Selain ADN, bakteri juga
memilki plasmid.
 Plasmid mengandung gen-gen
tertentu, misalnya gen patogen
dan gen kebal antibiotik.
 Plasmid juga mampu
memperbanyak diri.
 Dalam satu sel bakteri dapat

terbentuk lebih kurang 20


plasmid.
2. Struktur bakteri
 Terdapat 3 bentuk dasar bakteri, yaitu bulat, batang, dan spiral.
 Bakteri berbentuk batang
 Dikenal sebagai basil.
 Dapat di bedakan menjadi :
Basil tunggal adalah bakteri yang hanya
berbentuk satu batang tunggal, misalnya
Escherechia coli.
Diplobasil, adalah bakteri yang berbentuk
batang bergandeng dua-dua, misalnya Bacillus
subtilis.
Sterptobasil, adalah bakteri berbentuk batang
yang bergandengan membentuk rantai,
misalnya Basillus anthracis.
 Bakteri berbentuk bulat

 Dapat di bedakan menjadi :


Monokokus, adalah bakteri yang berbentuk bulat
tunggal, misalnya Neiserria gonorrhoeae.
Diplokokus adalah bakteri berbentuk batang bulat
yang bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus
pneumoniae.
Streptokokus adalah bakteri berbentuk bulat yang
berkelompok membentuk rantai, misalnya
Streptococcus thermophilus.
Stafilokokus adalah bakteri berbentuk bulat yang
berkelompok membentuk seperti buah anggur,
misalnya Staphylococcus aureus.
Sarkina adalah bakteri berbentuk bulat yang
berkelompok empat-empat membentuk seperti kubus,
misalnya sarcina lutea.
 Bakteri berbentuk spiral
 Dapat dibedakan menjadi :
Spiral adalah bakteri berbentuk
seperti spiral, misalnya Spirillum
volutans.
Vibrio adalah bakteri berbentuk
seperti tanda baca koma, misalnya
Vibrio cholerae.
Spiroseta adalah bakteri berbentuk
spiral yang bergerak melengkung.
Misalnya Treponema pallidum.
Reproduksi pada
bakteri
 Terjadi dengan dua cara yaitu secara seksual dan aseksual.

 Secara seksual terjadi melalui cara transduksi, konjugasi,


dan transpormasi.

 Secara aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner.


Transduksi
 Adalah pemindahan materi genetik dengan perantara
virus.
 Proses ini di awali dengan masuknya virus kedalam

bakteri. Selanjutnya virus akan berkembang biak


sehingga menyebabkan sel bakteri yang di
masukinya mengalami pecah (lisis).
 Virus yang baru terbentuk akan berhamburan keluar

dari sel bakteri.


Transduksi
Konjugasi
 Merupakan perkawinan antara kedua sel kelamin.
 Sel kelamin jantan di tandai dengan adanya

rambut halus (fili)pada permukaan dinding sel


yang dapat berikatan pada suatu tempat khusus di
permukaan sel betina.
 Terjadi pada bakteri gram negatif seperti
Escherichia coli, Salmonella sp,
Pseodopodomonas sp.
Konjugasi
Transformasi
 Adalah pemindahan sedikit materi genetik
berupa ADN atau gen dari bakteri satu ke
bakteri lainnya yang sejenis dengan proses
fisiologis yang kompleks.
Pembelahan biner
 Adalah perkembangbiakan bakteri secara
aseksual dengan cara membelah diri.
 Satu bakteri akan membelah menjadi 2 sel

anakan, 2 menjadi 4, dan seterusnya.


 Pembelahan biner selesai setelah
terbentuknya dinding sel.
Pembelahan biner
 Dalam kondisi yang ideal, bakteri akan
membelah diri setiap 15-20 menit.
 Dengan demikian dapat di hitung berapa kali

dalam sehari sebuah bakteri dapat membelah.


 Pembelahan bakteri mempunyai faktor
pembatas seperti kekurangan makanan, suhu
tidak sesuai, hasil sekresi yang meracuni
bakteri itu sendiri, atau adanya organisme
pemangsa bakteri itu sendiri.
 Jika tidak dapat di bayangkan bumi akan
di penuhi oleh bakteri.
 Walaupun bakteri dapat berkembang biak

secara cepat, pertumbuhan bakteri di


pengaruhi oleh faktor suhu, kelembapan,
sinar matahari, dan zat kimia.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan bakteri
Suhu
 Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri
adalah 27º-30ºC. Berdasarkan kisaran suhu
aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada


daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu
optimum 15°C. Contoh Pseudomonas,
Flavobacterium, Achromobacter, dan
Alcaligenes.
Bakteri mesofil, yaitu dapat tumbuh pada suhu
antara 25° – 37°C, dengan suhu optimum 32° –
40°C. Contoh semua bakteri patogen pada hewan.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di
daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu
optimum 55° – 60°C. Di temukan pada kawah
gunung berapi, geiser, dan pada tahun 1967 di
Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup
dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
Contoh Thermus aquaticus, Sulfulobus
acidocaldarius, dan Chloroflexus.
Kelembapan
 Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada
lingkungan yang lembab.
 Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira
85%.
 Pengurangan kadar air dari protoplasma

menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti,


misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.
Cahaya matahari
 Sinar matahari mampu merusak struktur materi genetik sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
 Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.
Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak
berklorofil.
 Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen
sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian.
 Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar
sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Zat kimia dan lingkungan
 Beberapa jenis zat kimia, misalnya antibiotik,
dapat merusak bahkan mematikan bakteri.
 Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan

seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia


tertentu, beberapa spesies dari Bacillus sp. yang
aerob dan beberapa spesies dari Clostridium sp
yang anaerob dapat mempertahankan diri
dengan membentuk struktur dinding yang kuat
di sebut kista.
 Bakteri yang berada dalam bentuk kista, inti
selnya berubah menjadi spora.
 Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut

endospora.
 Endospora dibentuk oleh penggumpalan
protoplasma yang sedikit sekali mengandung air.
 Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap

keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan


dibandingkan dengan bakteri aktif.
 Dalam keadaan sebagai endospora bakteri
mejadi tidak aktif dan dapat bertahan hidup
selama lebih kurang 50 tahun.
 Biasanya setelah lingkungan membaik maka

endosperma akan pecah sehingga bakteri


dapat memulai kembali aktivitas hidupnya.
Kurva pertumbuhan
bakteri
Pertumbuhan bakteri
 Pertumbuhan sel-sel
bakteri dapat di hitung
berdasarkan pertumbuhan
koloni bakteri.
 Hubungan antara jumlah

sel bakteri dengan waktu


pertumbuhan bakteri dapat
di nyatakan dalam kurva
pertumbuhan bakteri.
 Kurva pertumbuhan
tersebut di bagi menjadi
beberapa fase, yaitu :
Fase permulaan (fase lag)
merupakan masa adaptasi
bakteri terhadap
lingkungannya yang baru
sehingga pertumbuhannya
belum maksimal.
Fase pembiakan
cepat (fase
logaritma)
merupakan masa
pertumbuhan bakteri
mencapai maksimum
Fase di perlambat
(fase statisioner)
merupakan masa
pertumbuhan
bakteri yang mulai
menurun dan di
akhiri dengan fase
kematian (fase
penurunan).
 Fase penurunan
di tandai dengan
meningkatnya
kematian sel-sel
bakteri berhenti
memperbanyak
diri.
Pembiakan bakteri
Pembiakan bakteri pada medium padat (agar-
agar)
 Bakteri di biakkan secara luas di
laboratorium fakultas
kedokteran, rumah sakit,
lembaga penelitian medis, dan
universitas, juga di laboratorium
dan pabrik komersial yang
menghasilkan antibiotik, zat
kimia organik, dan produk
bakteri lain yang secara
ekonomis berharga.
 Teknik medium padat lebih banyak di
gunakan dalam pembiakan bakteri dari
pada teknik yang lain.
 Di dalam metode ini, medium spesifik

untuk menumbunuhkan bakteri harus


mengandung nutrisi untuk bakteri.
 Nutrisi tersebut di campur dengan
agar-agar kemudian di aduk dengan
air matang hingga membentuk
campuran cairan yang pekat.
 Selanjutnya, campuran ini di
masukkan kedalam cawan petri
(petridish).
 Richart J. Petri (1852-
1921) membuat piringan
kaca bertutup untuk
menempatkan medium
agar tersebut.
 Piringan kaca tersebut di

kenal dengan cawan


petri.
 Cawan petri yang berisi medium agar-agar akan
memadat.
 Sekarang agar-agar tersebut telah siap di gunakan

sebagai medium pembiakan bakteri.


 Bakteri di tempatkan di permukaan medium agar-

agar dengan menggunakan jarum steril.


 Bakteri dapat di isolasi dari berbagai sumber,

seperti tanah, makanan, jaringan tumbuhan atau


jaringan hewan yang sakit, dan udara.
Berdasarkan cara
memperoleh makanannya
Bakteri autotrof
 Memperoleh makanannya dengan cara
membuatya sendiri.
 Untuk membuat makanan tersebut bakteri

membutuhkan energi.
 Berdasarkan sumber energi yang di
gunakan, bakteri autotrof di bedakan
menjadi bakteri fotoautotrof dan bakteri
kemoautotrof.
 Bakteri fotoautotrof, membuat makanan sendiri
dengan bantuan cahaya matahari. Contoh kelompok
bakteri unggu, misalnya Thiosarcina rosea.
 Bakteri kemoautotrof, membuat makanan sendiri

dengan menggunakan hasil reaksi kimia sebagai


sumber energinya. Contoh kelompok bakteri belerang,
misalnya Thiobacillus thioparus; kelompok bakteri
besi, misalnya Leptothrix ochracea; dan kelompok
bakteri nitrogen, misalnya Nitrsococcus nitrosus.
Bakteri heterotrof
 Merupakan bakteri yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri sehingga bakteri tersebut
bergantung pada organisme lainnya.
 Bersifat saprofit atau parasitik.

 Bakteri heterotrof saprofitik memperoleh


makanan dari sisa organisme yang telah mati
(bangkai), di sebut juga bakteri pembusuk,
misalnya Escherechia coli yang hidup pada usus
besar manusia.
 Bakteri heterotrof parasitik memperoleh
makanannya langsung dari inangnya, yaitu
tumbuhan, hewan atau manusia.
 Umumnya bersifat patogen terhadap
inangnya, misalnya Salmonella typhi yang
menyebabkan penyakit tipus pada manusia.
Berdasarkan cara
pernafasan
Bakteri aerob
 Merupakan bakteri yang dalam hidupnya
memerlukan oksigen.
 Oksigen berguna untuk mengoksidasi
makanannya sehingga di peroleh energi.
 Selain itu, juga di hasilkan bahan sisa seperti

karbondioksida dan uap air.


 Hidup di lingkungan yang lembab dan cukup

udara.
 Contoh Acetobacter sp. dan Nitrosomonas mengoksidasi
makanannya pada persamaan reaksi kimia berikut

CH 3CH2OH + O2 Acetobacter sp. CH3COOH + H2O +


Energi
etanol asam cuka

2NH3 + 3O2 Nitrosomonas sp 2NHO2 +


2H2O + Energi
amoniak nitrit
Bakteri anaerob
 Merupakan bakteri yang dalam hidupnya tidak
memerlukan oksigen untuk memperoleh makanannya.
 Menghasilkan enzim yang berfungsi merombak
senyawa kompleks pada makanannya menjadi
senyawa sederhana.
 Contoh Lactobacillus sp.

C6H12O6 Lactobacillus sp 2CH3CHOHCOOH +


energi
Glukosa asam laktat
Peranan bakteri dalam
kehidupan
Bakteri yang
menguntungkan
 Bakteri yang menguntungkan
adalah bakteri yang banyak di
gunakan dalam kehidupan manusia
karena membantu berbagai proses
kehidupan dan mampu
menghasilkan berbagai produk yang
bermanfaat bagi manusia.
1. Bakteri pembusuk
 Mampu menguraikan sampah dan bangkai
menjadi unsur hara yang dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
 Contoh Escherechia coli yang membantu

membusukkan sisa-sisa pencernaan


makanan.
 Selain itu Escherechia coli juga membantu

pembentukan vitamin K yang penting


dalam proses pembekuan darah.
2. Bakteri penghasil antibiotik
 Antibiotik di manfaatkan dalam bidang
kesehatan untuk membunuh bakteri
patogen penyebab penykit.

 Contoh Streptomyces griceus menghasilkan


sreptomisin, Streptomyces venezuele
menghasilkan kloromisin, Streptomyces
aureofaciens menghasilkan aureomisin.
3. Penghasil asam
 Beberapa bakteri yang mampu
memproduksi asam adalah Clostridium
butiricum menghasilkan asam butirat,
Propioni bacterium menghasilkan asam
propionat, Thiobacillus thiooxidans
menghasilkan asam sulfat, Acetobacter
aceti menghasilkan asam cuka.
4. Bakteri pengolah limbah
 Bakteri-baktei aerob yang banyak terdapat di udara
bebas di manfaatkan untuk mengolah limbah industri
dengan cara membiarkan terbukanya bak-bak
penampungan limbah sehingga bakteri-bakteri tersebut
dapat mengoksidasi limbah.
 Contoh Hydrogenomonas flava.
5. Bakteri pembuat biogas

 Biogas adalah gas yang mudah


terbakar yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri anaerob.
 Contoh Methanomonas methanica
yang menghasilkan gas metan dari
bahan baku kotoran ternak.
 Komposisi gas yang terdapat di dalam biogas adalah
metana (CH4) sebanyak 40-70%, karbondioksida
sebanyak 30-60%, serta sedikit hidrogen dan
hidrogen sulfida.
 Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas adalah sekitar

6000watt jam yang setara dengan setengah liter solar.


 Oleh karena itu, biogas sangat cocok di gunakan

sebagai bahan bakar alternatif yang ramah


lingkungan.
6. Bakteri pengikat nirogen
 Beberapa bakteri mampu mengikat nitrogen dari
udara bebas.
 Contoh Azotobacter sp, Rhodospirillum rubrum,

Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., dan


Nitrosomonas sp., merupakan bakteri pengikat
nitrogen yang hidup bebas di dalam tanah.
Rhizobium leguminosarum merupakan bakteri
pengikat nitrogen yang hidup bersimbiosis
dengan akar tumbuhan polong-polongan seperti
kedelai dan kacang tanah.
 Bakteri masuk kedalam akar tanaman melalui
akar serabut di dalam tanah
 Sewaktu tumbuh dan berkembang, terbentuk

bintil-bintil akar.
 Bintil-bintil akar tersebut menyerupai gumpalan

bulat yang cukup besar jika di lihat dengan mata


biasa.
 Supaya tidak rusak, harus hati-hati
membebaskannya dari tanah yang melekat.
7. Bakteri dalam rekayasa genetika

 Bakteri plasmid di manfaatkan dalam rekayasa genetika,


misalnya untuk menghasilkan hormon insulin.
8. Bakteri dalam industri makanan dan minuman

 Contoh Streptococcus lactis yang di


gunakan dalam pembuatan keju.
Acetobacter xylinum yang di gunakan
dalam pembuatan sari kelapa atau nata de
coco. Lactobacillus bulgaricus yang di
gunakan dalam pembuatan yoghurt.
Lactobacillus casei yang di gunakan
dalam pembuatan yakult.
 Dr. Minoru Shirota (1930), seorang dokter
berkebangsaan jepang telah berhasil memisahkan
bakteri yang menguntungkan dan membantu
fungsi sistem pencernaan.
 Ia menemukan bakteri Lactobacillus casei yang

dapat menghancurkan bakteri berbahaya yang


ada di dalam usus manusia.
 Lactobacillus casei merupakan bakteri usus yang

paling asam dan tahan empedu.


9. Bakteri sebagai indikator sanitasi

 Adalah bakteri yang keberadaanya


dalam pangan menunjukkan bahwa
air atau makanan tersebut telah
tercemar oleh kotoran manusia.
 Umumnya adalah bakteri yang lazim

terdapat dan hidup dalam usus


manusia.
 Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan
menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap
pengolahan air atau makanan tersebut pernah
mengalami kontak dengan kotoran manusia dan
mungkin juga mengandung bakteri patogen lain yang
berbahaya. Sampai saat ini, ada empat jenis bakteri
yang dapat di gunakan untuk menunjukkan adanya
masalah sanitasi, yaitu Escherechia coli, kelompok
Streptococcus fekal, Clastridium perfringens, dan
salmonella sp.
Bakteri yang
merugikan
 Pada tahun 1880, Heinrich Hermann Robert Koch memanfaatkan
kemajuan metode laboratorium dan menentukan kriteria yang di
perlukan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme spesifik
merupakan penyebab penyakit tertentu.
 Kriteria ini di kenal dengan Postulat Koch.
Postulat Koch antara lain
meliputi :
 Mikroorganisme tertentu selalu di temukan
berasosiasi dengan penyakit yang di timbulkannya.
 Mikroorganisme dapat di isolasi dan di tumbuhkan

sebagai biakan murni di laboratorium.


 Biakan murni tersebut bila di injeksikan pada hewan

yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.


 Mikroorganisme tersebut dapat di isolasi kembali

dari hewan yang telah terinfeksi tersebut.


 Adanya ktiteria tersebut menjadi jalan di temukannya
berbagai jenis bakteri penyebab penyakit dalam waktu
yang cukup singkat, yaitu kurang dari 30 tahun.
 Beberapa bakteri yang merugikan, misalnya bakteri

yang merusak bahan pangan, dan tanaman budi daya,


serta bakteri bersifat patogen yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan dan manusia.
Bakteri perusak bahan
makanan
 Clostridium butolinum yang menghasilkan racun
butolinum atau botox. Bakteri ini biasanya di temukan
pada makanan kaleng yang sudah kadaluwarsa sehingga
dapat mematikan manusia yang mengkonsumsinya.
 Leuconostoc mesentroides yang menghasilkan lendir
pada makanan basi.
 Pseudomonas cocovenenans yang menghasilkan racun
asam bongkrek. Bakteri ini biasa hidup pada tempe
bongkrek yang di buat dari ampas tahu dan ampas kelapa
yang dalam pembuatannya kurang higienis.
Bakteri parasit pada
tanaman budi daya
 Bakteri biasanya menyerang tanaman pada saat musim hujan.
 Kadang tanah dan cuaca yang lembab membuat bakteri tersebut

senang hidup pada tanaman.


 Bakteri yang menyerang melalui tanaman masuk kedalam

tanaman dan merusak sel-selnya.


 Bakteri dapat menular melalui angin, air, hewan perantara,

manusia atau alat-alat pertanian yang di gunakan.


Bakteri yang biasa hidup parasit
pada tanaman budi daya adalah :
 Bacterium solanacearum yang menyebabkan
penyakit layu pada tanaman tembakau.
Bakteri ini menyerang akar dan batang
tanaman persemaian.
 Pseudomonas solanacearum yang
menyebabkan penyakit layu bakteri pada
tanaman kentang. Bakteri ini menyerang umbi
sebagai bibit.
 Pseudomonas angulata yang menyebabkan
bercak-bercak pada daun tanaman tembakau.
 Pseudomonas tabaci yang menyebabkan
penyakit karat daun pada tanaman tembakau.
 Pseudomonas celebensis yang menyebabkan

penyakit darah pada tanaman pisang.


 Xanthomonas malvacearum yang
menyebabkan penyakit bakteri pada
tanaman kapas. Bakteri ini menyerang
bagian daun dan buah.
 Xanthomonas albiineans yang
menyebabkan mpenyakit bledok pada
bibit tanaman tebu.
 Untuk menghindari serangan bakteri pada tanaman budi daya dapat di
lakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan kebun.

 Pencegahannya dapat di lakukan dengan pengolahan tanah secara baik


agar aliran air lancar. Selain itu, juga dapat di lakukan penyemprotan
bakterisida.
Bakteri parasit pada
hewan
Penyakit leptospirosis
 Disebabkan oleh bkteri Leptospirosa sp..
 Senang tinggal di permukaan air dalam

waktu yang lama dan siap menginfeksi


calon korbannya.
 Biasanya menyerang kerbau, babi, sapi

dan tikus. Termasuk penyakit hewan yang


menular kepada manusia (zoonosis).
 Infeksi oleh Leptosipora sp. umumnya
terjadi melalui kontak langsung pada
permukaan kulit atau lewat selaput
lendir mata karena tercemar air
kencing atau zat-zat yang keluar
melaui alat kelamin (urogenitalis)
hewan penderita.
Penyakit anthrax
 Mulai menyerang Indonesia sejak
tahun 1884 pada hewan ternak di
Teluk Betung.
 Penyakit ini terbawa bersama sapi

perah impor ke Indonesia.


 Penyakit anthrax mulanya berasal

dari Asia Selatan (India).


 Di kenal juga penyakit radang imfa
(splenic fever) di sebabkan oleh
Bacillus anthracis yang dapat
menyerang organisme berdarah panas,
termasuk manusia.
 Oleh karena itu penyakit anthrax juga

termasuk penyakit zoonis.


 Pada tahun 1876, Henrich Hermann
Robert Koch ilmuan berkebangsaan
jerman berhasil mengidentifikasi
penyebab anthrax dan berhasil pula
menumbuhkannya dalam kultur media
aerob dan anaerob.
 Bakteri tersebut berbentuk batang diberi

nama Bacillus anthracis.


Kemudian, pada tahun 1881

seorang ilmuan berkebangsaan


perancis, louis pasteur berhasil
membuat vaksin pertama untuk
melawan penyakit anthrax
tersebut.
Bakteri parasit pada
manusia
Penyakit kolera,
 Disebut juga muntaber karena
gejala utamanya adalah muntah dan
buang air besar.
 Termasuk penyakit infeksi yang

sangat serius. Penyakit ini


menyerang bagian bawah usus dan
dapat menular.

 Kolera di sebabkan oleh Vibrio cholerae
(Bacillus koma) karena bentuknya seperti tanda
koma.
 Bakteri ini di tularkan lewat makanan dan

minuman yang tercemar. Bakteri ini kemudaian


membentuk koloni bakteri pada dinding usus
yang dapat menyebabkan produksi cairan dari
sel dinding usus menjadi berlebihan.
 Akibatnya terjadilah peregangan usus yang di ikuti
oleh diare dan muntah-muntah yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
 Kematian pada penderita penyakit kolera umumnya

bukan karena bakterinya, tetapi karena kehilangan


cairan tubuh yang tidak segera di atasi.
 Pengobatan utama penyakit kolera adanya
penggantian cairan tubuh yang keluar dengan
minuman oralit (cairan garam-gula).
 Penyakit ini dapat di cegah dengan menjaga
kebersihan makanan dan minuman, buang air
pada tempatnya, dan vaksinasi.
 Bakteri Vibrio cholerae merupakan bakteri

gram negatif.
 Vibrio cholerae sebagai penyebab kolera

pertama diisolasi oleh ahli anatomi


berkebangsaan italia, Filippo Pacini (1812-
1883).
 Penemuan ini tidak banyak di ketahui orang
hingga seorang dokter berkebangsaan jerman
Henrich Hermann Robert Koch (1843-1910)
yang meneliti secara independen, 30 tahun
kemudian memublikasikasikan hasilnya.
 Koch juga memberi pemahaman dan
mengungkapkan bagaimana memerangi
penyakit tersebut.
 Selain itu Koch juga berhasil membuat obat
diare yang berguna untuk menenangkan
sistem pencernaan dan meredakan rasa sakit
di perut.
 Nama penyakit ini di ambil dari bahasa

Yunani dari kata kholera yang berarti diare.


 Gejala utamanya adalah sebentar-sebentar

diare dan kotoran yang di keluarkan sangat


encer.
Penyakit tetanus,

 Merupakan penyakit infeksi berbahaya karena mempengaruhi kerja


sistem saraf dan otot.
 Gajala tetanus umumnya di awali dengan kejang otot rahang bersamaan
dengan timbulnya pembengkakan, serta rasa sakit dan kaku di otot
leher, bahu atau punggung.
 Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan
paha.
 Infeksi tetanus di sebabkan oleh Clostridium tetani yang memproduksi
toksin tetanuspasmin.
 Toksin ini akan menggangu aktifitas sistem saraf.
 Infeksi tetanus terjadi karena luka.
 Luka sekecil apapun dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri
tetanus.
 Tetanus dapat di cegah dengan peberian imunisasi DPT.
 Untuk wanita hamil sebiknya di imunisasi juga dan melahirkan di tempat
yang terjaga kebersihannya.
Penyakit tifus

 Merupakan penyakit yang menyerang usus halus.


 Penyebabnya adalah Salmonella typhi.
 Bakteri ini terutama di bawa oleh air dan makanan yang tercemar.
 Penderita tifus mulai demam rendah di malam hari, kemudian hilang pada
keesokan haarinya, dan terualng lagi malamnya.
 Semakin lama demamnya semakin tinggi.
 Saat ini untuk penderita tifus tidak memerlukan diet bubur yang ketat
karena nasi agak lembek sudah cukup.
 Para penderita tifus di perbolehkan mengkonsumsi daging, telur, ikan,
ayam, tahu, tempe, sedikit sayur, dan buah di perbolehkan.
 Makanan yang pedas sebaiknya di hindari.
 Hal yang lebih penting adalah istirahat dengan tidur telentang sepanjang
hari sampai panas turun selama beberapa hari.
Penyakit TBC

 Merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh Mycobacterium


tuberculosis.
 Menurut WHO, bakteri ini merupakan bakteri pembunuh masal.
 WHO memperkirakan bakteri ini membunuh sekitar dua juta jiwa setiap
tahunnya.
 Serangan TBC dapat di cegah dengan vaksin BCG. Vaksinasi BCG hanya
di perlukan sekali seumur hidup.
 Di Indonesia vaksin ini di berikan kepada bayi sebelum berumur dua
bulan.
 Hal yang paling penting dilakukan untuk menghindari penyakit TBC,
yaitu dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan memakan makanan
yang bergizi.
 Pada tanggal 24 april 1927, dokter Albert Calmette dan seorang peneliti
bernama Camille Guerin berhasil menemukan vaksin untuk mengobati
penyakit TBC.
 Vaksin ini di beri nama vaksi BCG (Bacillus Calmatte Guerin).
 Penelitian mereka untuk menemukan vaksin itu telah di mulai sejak tahun
1906) ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan terhadap terhadap
penyakit TBC berkaitan dengan adanya bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang hidup di dalam darah.
Penyakit sifilis

 Termasuk penyakit menular seksual (PMS).


 Sifilis merupakan penyakit kelamin yang di sebabkan oleh Treponema
pallidum.
 Bakteri ini umumnya hidup di saluran kelamin (genitalia), rektum, atau
mulut.
 Sifilis dapat di tularkan melalui hubungan seksual, penggunaan alat suntik,
atau transfusi darah yang tercemar bakteri tesebut.
 Sifilis tidak di tularkan melalui penggunaan benda-benda seperti bangku,
handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas di gunakan oleh
penderita.
Pencegahan terhadap
aktivitas bakteri
1. Pemberian vaksin

 Beberapa penyakit yang di sebabkan oleh bakteri telah di temukan


vaksinnya.
 Vaksin di berikan kepada orang yang sehat sehingga orang tersebut
menjadi kebal terhadap infeksi bakteri.
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) yang berfungsi mencegah
penyakit TBC.
Vaksin DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus) yang berfungsi mencegah
penyakit difteri, pertusis dan tetanus).
Vaksin TCD ( Typhus, Cholerae, Dysentriae) yang berfungsi mencegah
penyakit tipus, kolera, di sentri.
2. Pengawetan makanan

 Untuk mengatasi bakteri yang merusak bahan makanan maka bahan


makanan perlu di awetkan.
 Pengawetan makanan dapat dilakukan secara tradisional atau modern.
 Pengawetan secara tradisional pada dasarnya hanya menciptakan
lingkungan yang tidak sesuai untuk kehidupan bakteri sehingga
menyebabkan kematian pada bakteri.
 Pengawetan secara tradisional, misalnya dengan penggaraman,
pengasapan atau pengeringan.
 Pengawetan secara modern, misalnya dengan sterilasi atau pasteurisasi.
 Sterilisasi bertujuan untuk membebaskan bahan makanan dari semua
bakteri, baik bakteri patogen maupun bakteri tidak patogen.
 Sterilisasi biasa di lakukan melalui pemanasan sampai 100ºC selama
beberapa menit.
 Pada suhu ini seluruh bakteri akan mati.
 Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen saja, sedangkan
bakteri tidak patogen tetap di biarkan hidup.
 Pasteurisasi biasa di lakukan melalui pemanasan selama beberapa menit
pada suhu 50-60ºC.
Ganggang hijau biru
(Cyanobacteria)
Ciri-ciri cyanobacteria

 Hidup di tempat-tempat yang lembab, di air tawar, di air laut atau hidup
bersimbiosis dengan organisme lain.
 Beberapa jenis ganggang hijau biru bisa hidup di lingkungan yang
ekstrem.
 Klorofil ganggang hijau-biru adalah klorofil a (menyerap warna merah
dan unggu/lembayung), berbagai karotenoid (pigmen antara merah dan
kuning), fikosianin (pigmen biru) dan kadangkala fikoeritrin (pigmen
merah).
 Adanya fikosianin menyebabkan ganggang hijau-biru mempunyai warna
yang khas, yaitu hijau kebiru-biruan.
 Akan tetapi tidak semua ganggang hijau-biru berwana hijau-biru ada yang
hitam, merah, kuning, hijau, coklat, atau warna campuran.
Struktur Cyanobacteria

 Berbeda dengan bakteri, ganggang hijau biru tidak memiliki flagel.


 Secara struktural ganggang hijau biru tersusun atas selubung lendir,
dinding sel, membran sel, sitoplasma, dan materi genetik.
Selubung lendir

 Merupakan bagian terluar dari ganggang hijau biru.


 Berfungsi untuk melindungi ganggang hijau biru dari kekeringan, dan
memudahkan ganggang hijau biru untuk bergerak maju mundur.
Dinding sel

 Terletak di bagian dalam selubung lendir


 Adanya dinding sel menyebabkan bentuk yang tetap pada ganggang hijau
biru.
Memran sel

 Mengatur keluar masuknya zat.


 Terdapat pelipatan membran sel kearah dalam yang membentuk membran
tilakoid.
 Pada membran tilakoid inilah terdapat klorofil.
Sitoplasma

 Tersusun atas air, protein, lemak, karbohidrat dan mineral.


 Di dalam sitoplasma inilah berlangsung metabolisme sel.
Materi genetik

 Tersusun atas ADN yang terletak pada suatu lokasi di dalam sitoplasma,
tetapi tidak memiliki membran.
Struktur tubuh Cyanobacteria

 Struktur tubuh ganggang hijau biru bermacam-macam.


Ada yang bersel tungal hidup soliter.
Ada yang bersel tunggal yang hidup berkoloni.
Ada yang berbentuk benang.
Ganggang hijau biru bersel tunggal hidup soliter

 Misalnya Chroococcus sp dan Gleocapsa sp.


Ganggang hijau biru bersel tunggal hidup berkoloni

 Misalnya Spirulina sp dan Polycistis sp

Spirulina sp Polycistis sp
Ganggang hijau biru berbentuk benang (filamen)

 Misalnya Oscilatoria sp, Nostoc comune, dan Anabaena sp.

Oscilatoria sp

Nostoc comune Anabaena sp.


Reproduksi pada
ganggang hijau biru
Membelah diri

 Hanya terjadi pada ganggang hijau biru bersel tunggal, baik yang hidup
soliter maupun yang hidup berkoloni.
 Setiap sel tubuhnya akan membelah langsung menjadi dua, di sebut
pembelahan biner (binary fission).
Fragmentasi

 Terjadi pada ganggang hijau biru bersel tunggal yang hidup berkoloni atau
ganggang hijau biru yang berbentuk benang.
 Ganggang hijau biru yang berbentuk koloni akan memisahkan koloninya
menjadi sel-sel tunggal yang selanjutnya akan mengalami pembelahan
biner.
 Ganggang hijau biru yang berbentuk benang akan memutus-mutuskan
dirinya menjadi beberapa bagian. Tiap bagian benang (hormogonium)
akan tumbuh menjadi ganggang hijau biru yang baru.
Dengan heterokis

 Ganggang hiaju biru yang berbntuk benang biasaanya memiliki bentuk sel
khusus yang di sebut heterokis.
 Dinding sel pada heterokis lebih tebal di bandingkan sel di sekitarnya.
 Jika heterokis memisahkan diri dari benang induknya maka heterokis
dapat tumbuh menjadi ganggang hijau biru yang baru.
 Pada heterokis terdapat enzim hidrogenase yang dapat memfiksasi nirogen
bebas dari udara dan kemudian mengubahnya menjadi amoniak.
Membentuk spora (akinet)

 Beberapa ganggang hijau biru,


misalnya Nostoc sp. ada yang
dapat membentuk endospora
seperti bakteri.
 Dinding selnya menebal dan
membesar, di sebut akinet.
 Akinet dapat bertahan dalam
lingkungan yang tidak
menguntungkan.
 Jika kondisi lingkungan
memungkinkan maka akinet
dapat tumbuh menjadi ganggang
hijau biru yang baru.
Simbiosis ganggang
hijau biru dengan
organisme lain
 Ganggang hijau biru bersimbiosis dengan koloni koral berwarna jingga
(Montastraea cavernosa) dan rumput laut jenis Zooxanthella
 Ganggang hijau biru memperoleh karbohidrat dari Zooxanthella,
sedangkan koral dan Zooxanthella mendapatkan amonik yang di ubah
oleh ganggang hijau biru dari nitrogen di dalam air laut.
 Selin itu, koral juga mendapat warna jingganya dari hasil penyerapan
warna biru dari ganggang hijau biru.
 Ganggang hijau biru, seperti Gleocapsa sp dan Nostoc sp bersimbiosis
dengan jamur kelompok Acomycotina atau Basidiomycotina membentuk
lumut kerak (lichenes).
 Ganggang hijau biru berbentuk benang, seperti Anabaena azollae dapat
bersimbiosis dengan tanaman paku air (Azolla pinnata) untuk memfiksasi
nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi amoniak.
 Akibatnya, daun Azolla pinnata banyak mengandung amoniak yang dapat
di manfaatkan sebagai pupuk hijau.
 Jenis ganggang Anabaena lainnya, yaitu Anabaena cycadae hidup
bersimbiosis dengan akar tumbuhan pakis haji (Cycas rumphii) untuk
memfiksasi nitrogen bebas dari udara sehingga membantu menyuburkan
tanah.
Peranan ganggang
hijau-biru dalam
kehidupan
 Ganggang hijau biru merupakan organisem perintis karena kemampuannya
untuk hidup pada lingkungan yang kurang meguntungkan, seperti bebatuan
sehingga dapat menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan organisme lain.
 Selain sebagai organisme perintis, peranan ganggang hijau biru bagi kehidupan
antara lain adalah sebagai produsen di dalam ekosistem perairan
 Ganggang hijau-biru berperan sebagai produsen bagi zooplankton, udang dan
ikan-ikan kecil.
 Bagi manusia ganggang hijau-biru, seperti spirulina sp dapat di manfaatkan
sebagai sumber makanan alternatif yang di kenal sebagai protein sel tunggal
(Single Cell Protein).
 Ganggang hijau-biru juga dapat bersifat merugikan karena menghasilan racun
yang dapat terlarut di dalam perairan sehingga dapat meracuni organisme lain.
 Beberapa ganggang hijau-biru hidup pada tembok dan batu yang lembab
sehingga menyebabkan pelapukan.

Anda mungkin juga menyukai