PP Opt Padi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 66

MENGENAL HAMA DAN

PENYAKIT DOMINAN PADA


TANAMAN PADI SERTA UPAYA
PENGENDALIANNYA

Wayan Sunanjaya

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Balitbangtan Bali


Jln. By Pass Ngurah Rai-Pesanggaran Denpasar
Email : [email protected]
Telp. 0361720498

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Hama dan penyakit penting tanaman padi

Penggerek batang padi


Wereng coklat
Keong mas
Tikus
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan
-Blas, hawar pelepah,busuk pelepah daun bendera,
luka api palsu
 Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
- HDB, HDJ
 Penyakit yang disebabkan oleh Virus
-Tungro, kerdil rumput, kerdil hampa

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Penggerek batang padi

• Penggerek batang padi


Kuning
• Penggerek batang padi
Bergaris
• Penggerek batang padi
Kepala Hitam
• Penggerek batang padi
Merah Jambu
• Penggerek batang padi
Putih

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


3
www.litbang.pertanian.go.id
Ciri-ciri Penggerek Batang Padi Kuning,

Telur

Jumlah telur 50 - 150 butir per kelompok.


Ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan.
Diletakkan malam hari (pukul 19.00 - 22.00) selama 3 -
5 malam sejak malam pertama
Keperidian 100 - 600 butir tiap betina
Telur berukuran panjang 0,6±0,03 mm dan lebarnya
0,43±0,02 mm, sedangkan kelompok telurnya berukuran
panjang 5,6±1,36 mm dengan lebar 3,37±0,7 mm
Stadium telur 6 - 7 hari

Larva

Putih kekuningan sampai kehijauan


Panjang maksimum 25 mm
Stadium larva 28 - 35 hari
Terdiri atas 5 - 7 instar

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pupa

Kekuning-kuningan atau agak putih


Kokon berupa selaput benang berwarna putih
Panjang 12 - 15 mm
Stadium pupa 6 - 10 hari

Ngengat
Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap
pada sayap depan
Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik
hitam di bagian tengah sayap depan
Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17
mm
Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik
cahaya

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Kuning

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Penggerek batang padi kuning
7
POSISI PELETAKAN TELUR

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


8
www.litbang.pertanian.go.id
Beluk

Sundep
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
9
www.litbang.pertanian.go.id
Faktor pendukung serangan penggerek batang padi
 Ratun tanaman dan sisa jerami

Pengendalian hama penggerek batang padi


Pengaturan Pola Tanam
Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber
makanan bagi penggerek batang padi dapat dibatasi.
Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat
memutus siklus hidup hama.
Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan
upaya pengumpulan telur penggerek secara masal.
Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan
ngengat atau populasi larva di tunggul padi,15 hari sesudah
puncak penerbangan ngengat generasi pertama atau 15 hari
sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
 Cara fisik : Penyabitan tanaman serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen
 Singkal dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau
pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa
mati
 Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan
kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di
pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan
menggunakan lampu perangkap (light trap).

Pengendalian hayati
 pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator maupun
pathogen. Trichogramma japonicum (Ashm), Telenomus rowani
(Gahan), dan Tetrastichus schoenobii (Ferr), laba-laba, B. bassiana

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Parasitoid telur penggerek
batang padi
Pengendalian Secara Kimiawi
Pengendalian dilakukan berdasarkan populasi ngengat:
Ambang kendali 1 ekor ngengat yang terpantau pada light trap
1 ekor ngengat hidup 5 hari = 5 kel telur x 150 ulat = 750 ulat
1 ulat makan 6 tanaman : 750 x 6 = 4500 tanaman rusak
Jadi dari 1 ekor ngengat bisa merusak 4500 tanaman padi

Apabila diperlukan :
Pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat
ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/ m2 atau intensitas
serangan rata-rata 5%. menggunakan insektisida berbahan aktif fipronil
(contoh: Regent 0.3 GR, Dosis 10 kg/ha,di tabur merata di pertanaman atau
dicampur pupuk pada umur 15 - 20 HST
Pada fase generatif menggunakan Regent 50 SC dengan dosis 500 ml per
hektar.

Catatan: Tidak mengaplikasikan insektisida bersepektum luas (misalnya


methyl parathion) untuk melestarikan musuh alami.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
WERENG COKLAT

Wr coklat bersayap pendek Wr coklat bersayap panjang

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Morfologi wereng coklat
 Serangga dewasa membentuk sayap panjang dan
sayap pendek.
 Serangga dewasa mampu menghasilkan telor sampai
600 butir
 Telur diletakkan di dalam pelepah daun atau
tulang-tulang daun.
 Bentuk kelompok telur seperti sisiran pisang dan
menetas dalam waktu 7 – 9 hari menjadi nimfa.
 Nimfa wereng coklat terdiri dari 5 instar.
 Periode nimfa 13 – 15 hari
 Wereng coklat menyerang tanaman pada bagian
batang atau pelepah daun padi.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Siklus Hidup Wereng coklat

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Gejala serangan wereng coklat

 Akibat serangan wereng coklat, daun dan batang tanaman menjadi


berwarna kuning, kemudian berwarna coklat, dan akhirnya seluruh
tanaman mengering seperti disiram air panas (hopperburn).

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
 Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa
dan kerdil rumput.
 Tanaman yang terkena virus kerdil hampa menjadi kerdil, bagian
daun seperti terpuntir, pendek, kaku dan berlekuk-lekuk, anakan
bercabang dan malai hampa.
 Tanaman yang terkena virus kerdil rumput menjadi kerdil, beranakan
banyak, daun menjadi pendek dan tidak keluar malai.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Faktor yang mendukung perkembangan wereng coklat:
Pertanaman padi diairi terus-menerus
Naungan dan kelembapan tinggi, Kanopi tanaman padi rapat.
Penggunaan pupuk nitrogen berlebihan, Penyemprotan insektisida
pada awal musim tanam
Pengendalian wereng coklat
Pra tanam dan Persemaian
• Persiapan benih bermutu, bersertifikat, var tahan wereng coklat
(Ciherang, Mekongga, Inpari 3, Inpari 6, Inpari 13).
• Eradikasi/sanitasi lingkungan dari sisa tanaman yang terserang wereng
coklat, kerdil hampa, dan kerdil rumput.
• Tebar benih/pesemaian setelah keadaan lingkungan bersih dari
sumber penularan wereng coklat, kerdil hampa dan kerdil rumput.
• Amati adanya wereng imigran dengan lampu perangkap, bila ada
populasi imigran, buat pesemaian 15 hari setelah terjadinya puncak
imigran pertama atau 15 hari setelah puncak imigran yang ke dua.
• Lakukan penanaman secara serempak.
• Pengamatan populasi wereng coklat sejak awal di pesemaian.
• Manfaatkan musuh alami/agens hayati dari awal.
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Fase Tanaman Muda sampai tanaman menjelang panen

 Tanam secara serempak varietas tahan wereng coklat dengan system legowo

 Amankan tanaman muda yang ada (gerakan pengendalian secara


serempak/berjamaah).
 Pengamatan intensive terutama terhadap populasi wereng coklat pada tanaman
muda. Manfaatkan musuh alami/agens hayati dari awal
 Sanitasi selektif/eradikasi tanaman yang terserang wereng coklat berat dan tanaman
bergejala penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
 Seringkali aplikasi insektisida tidak efektif dan tidak efisien disebabkan aplikasi
insektisida sudah terlambat yaitu dilakukan pada saat populasi sudah terlampau
tinggi, kesalahan memilih insektisida dan teknik aplikasi.
 Semprot dengan insektisida berbahan aktif fipronil pada tanaman muda secara tepat,
pada saat populasi lebih dari 3 ekor per rumpun pada tanaman berumur kurang dari
40 HST, atau pada saat populasi lebih dari 5 ekor per rumpun pada saat tanaman
berumur lebih dari 40 HST. Regent 80 WG 20 - 24 gr/ha
Note: - Apabila populasi wereng coklat tinggi maka tambahkan buprofezin (Aplaud).
- Ambang kendali wereng coklat adalah 1 ekor per rumpun apabila ditemukan gejala
kerdil rumput dan kerdil hampa

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pelestarian musuh alami wereng coklat

Banyak musuh alami wereng coklat yang


cukup efektif menekan perkembangan
populasi wereng coklat antara lain jenis laba-
laba, kumbang Coccinelid, Ophionea, dan
Paederus, kepik Cyrtorhinus, predator yang
hidup di air, parasit telur seperti Anagrus,
Oligosita, dan Gonatocerus, parasite nimfa
dan dewasa antara lain Elenchus, dan
Pseudogonatopus, dan jamur pathogen
serangga seperti Beauveria dan Metharhizium.

Penyemprotan insektisida perlu dilakukan


dengan tepat dan saat dibutuhkan untuk
mencegah terbunuhnya musuh alami.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
KEONG MAS

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
MORFOLOGI
 Siput air tawar yang menyerang tanaman padi di bawah
umur 15 HST
 Rumah keong mas berbentuk bundar atau setengah bundar
berukuran bias mencapai 10 cm,
 memiliki 4-5 putaran kanal yang dangkal.
 Warna rumah siput keong mas umumnya berwarna coklat
sampai kuning muda
 Kelompok telur keong mas berwarna merah muda yang
diletakan di atas permukaan air

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Siklus hidup keong mas

Tergantung pada lingkungannya yaitu ketersediaan air, makanan,


temperature, dan hujan. Pada lingkungan ideal keong mas selalu
aktif dan bertelur sepanjang waktu. Keong mas berukuran 2,5 cm
sudah mulai bertelur, setelah dua kali bertelur ukuran keong
bertambah besar. Keong mas mampu bertahan hidup 2-6 tahun.
Telur diletakkan berkelompok di atas permukaan air pada batang
tanaman, ranting, pematang, dinding saluran irigasi, ajir bambu,
menyerupai buah murbai sehingga disebut siput murbai. Seekor
keong mas dalam waktu satu bulan dapat menghasilkan 15
kelompok telur. Satu kelompok telur keong mas bisa mencapai 235-
860 butir, Pada umumnya telur berwarna merah muda dan menjadi
berwarna lebih muda menjelang menetas.. Telur menetas setelah
berumur 8 - 14 hari.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
TIKUS

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Karakteristik tikus sawah:

Makan pada malam hari, dan aktivitas tinggi pada senja hari dan saat
fajar.
Memiliki penglihatan yang buruk, tetapi sensitif terhadap gerakan,
bau, rasa, dan sentuhan.
Memakan berbagai macam makanan dan terus mempertajam gigi.
Memiliki neophobia atau sifat takut sementara terhadap sesuatu yang
asing seperti makanan baru.
Perenang dan pendaki yang baik dan dapat melakukan perjalanan
jarak jauh. Tikus memiliki kumis yang pajang dan ekor kewaspadaan
untuk membimbing dalam perjalanan.
Dapat menjadi kanibalisme pada saat makanan langka.
 Menyebabkan kerusakan pada tanaman padi mulai di pesemaian sampai
panen, bahkan sampai pada penyimpanan

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus
Dapat menimbulkan kerusakan langsung pada tanaman padi disemua
fase pertumbuhan, memotong seluruh anakan dan memanjat anakan
untuk memotong malai tanaman padi.
Memakan benih yang disimpan di gudang.
Dapat menularkan penyakit ke manusia seperti penyakit pes, demam
gigitan tikus (rat-bite), tipus, salmonella, dan leptospirosis.

Karakteristik lain dari kerusakan tanaman padi oleh tikus:


§ Kehilangan benih yang berkecambah
§ Kehilangan rumput atau tanaman
§ Terpotongnya bibit muda
§ Batang yang terpotong tidak beraturan
§ Muncul anakan baru dari batang
§ Memakan tunas yang baru berkembang atau gabah yang masak
§ Kehilangan gabah dan malai

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
SIKLUS HIDUP

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Strategi Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT)

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Tanam dan panen serempak

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Sanitasi habitat

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Gropyok masal

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Fumigasi/pengemposan

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
6. Penerapan LTBS

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
7. Rodentisida
Rodentisida hanya digunakan apabila populasi tikus sangat
tinggi. Aplikasi rodentisida yang baik adalah setelah panen hingga
menjelang tanam berikutnya (sebelum ada tanaman). Umpan
ditempatkan di habitat utama sumber populasi tikus dan harus
sesuai anjuran. Salah satu rodentisida yang bisa digunakan
adalah yang memiliki bahan aktif flocoumafen (contoh: Storm
0.005 BB).

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
HAWAR DAUN BAKTERI
Pada persemaian, daun yang terinfeksi berubah warna menjadi hijau keabu-
abuan dan menggulung. Jika penyakit berkembang, daun berubah warna
menjadi kuning jerami dan kemudian layu (gejala kresek).
Pada tanaman yang lebih tua, luka biasanya berkembang sebagai rembesan
air hingga bergaris berwarna oranye-kuning pada helaian daun atau pada
ujung daun atau pada bagian daun yang terluka secara mekanik.
 Luka memiliki tepi yang bergelombang dan berkembang ke arah dasar daun.
Pada luka yang masih muda, cairan bakteri menyerupai tetesan embun
berwarna susu yang dapat diamati pada pagi hari.
Luka yang sudah tua, berubah warna dari kuning menjadi putih keabu-abuan
dengan bintik hitam.
 Pada daun yang terinfeksi berat, luka dapat meluas ke pelepah daun.
 Malai steril dan hampa, tetapi tidak kerdil.
Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak
sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada
kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Gambar. Gejala penyakit Hawar Daun Bakteri

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Gambar. Gambar.
Cairan bakteri menyerupai embun Cairan bakteri yang mengering

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Faktor-faktor yang mendukung perkembangan hawar daun
bakteri

 Ketahanan varietas padi yang ditanam, pada varietas rentan


perkembangan penyakit berlangsung cepat.
 Suhu 25 – 300 C.
 Kelembaban tinggi.
 Angin kencang dan hujan lebat secara terus menerus.
 Pemupukan nitrogen tinggi, tanaman yang dipupuk N tinggi lebih
rentan, dan tanaman dipupuk K lebih tahan.
 Lahan tergenang. Sebaiknya pengairan dilakukan secara
berselang (intermitten).
 Adanya inang alternative seperti gulma, tunggul jerami yang
terinfeksi, ratun.
 Adanya bakteri pada pertanaman padi dan saluran irigasi

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pengendalian hawar daun bakteri
 Penggunaan varietas tahan.
 Pemupukan berimbang, terutama nitrogen.
 Penggunaan pupuk K dapat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap penyakit hawar daun bakteri.
 Penggunaan benih sehat dan tidak menggunakan benih dari
tanaman yang terinfeksi.
 Penggunaan bibit sehat, bibit yang sudha terinfeksi tidka ditanam.
 Jarak tanam tidak terlalu rapat, jarak tanam rapat membuat kondisi
lingkungan lebih kondusif bagi perkembangan penyakit
(kelembaban tinggi) dan mempercepat penularan.
 Dianjurkan penanaman sistem legowo.
 Perbaikan sistem drainase.
 Pertanaman tetap bersih dari gulma inang, tunggul padi, jerami,
ratun tanaman, dan benih yang jatuh di sawah.
 Sawah diberakan.
 Perlakuan benih.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Bakteri daun bergaris (bacterial leaf streak)
Gejala bakteri daun bergaris:
 Garis antar pembuluh/veinal sempit, berwarna hijau-tua
dan seperti rembesan air, biasanya dari anakan dampai
stadia bunting.
 Setelah penyakit berkembang, warna garis tersebut
menjadi abu-abu kekuningan. Tidak seperti gejala
hawar daun bakteri, gejala hawar daun bergaris tembus
cahaya dengan berbagai manik-manik berwarna putih
susu hingga kuning yang merupakan terbentuknya
eksudat bakteri pada permukaan luka.
 Jika infeksi parah, luka membesar dan bersatu akhirnya
berubah warna menjadi coklat sampai putih keabu-
abuan dan mengering.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Gambar. Gejala penyakit Hawar Daun Bergaris

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Faktor-faktor yang mendukung perkembangan bakteri daun
bergaris :
§ Suhu tinggi (28-300 C).
§ Kelembapan tinggi (> 90%).
§ Semakin banyak jumlah hari hujan, penyakit lebih berkembang.

PENGENDALIAN BAKTERI DAUN BERGARIS


 Menanam varietas tahan.
 Menggunakan pupuk N dan K secara berimbang.
 Menghindari kerusakan bibit terutama selama tanam pindah.
 Mengurangi kelembaban dengan menanam dengan jarak tanam
yang tidak terlalu rapat dan tidak menggenangi secara terus-
menerus.
 Menyediakan drainase yang baik selama penggenangan.
 Menjaga sawah tetap bersih dari ratun, jerami, dan benih yang
berceceran setelah panen.
 Perlakuan benih.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Hawar daun jingga (red stripe)
Gejala bakteri daun jingga:
 Gejala penyakit ini diawali dengan titik kecil berwarna jingga (oranye)
di helaian daun. Dari titik tersebut terbentuk garis lurus (stripe)
berwarna jingga ke arah ujung daun. Garis ini tidak pernah kea rah
pangkal daun.
 Dalam perkembangannya, gejala ini menjadi hawar (blight), mirip
dengan gejala yang disebabkan oleh hawar daun bakteri.

Pengendalian hawar daun jingga:


 Dikendalikan secara kultur teknis.
 Pemberian pupuk dengan dosis 250 kg urea, 100 kg SP 36, dan 100
kg Kxl per ha dapat menekan perkembangan penyakit.
 Penyakit juga dapat ditekan dengan mengeringkan lahan dan
membuka kanopi pertanaman, untuk mengurangi kelembaban dan
memperbaiki sirkulasi udara dalam kanopi.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Gambar.
Gejala penyakit Hawar Daun Jingga
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
BLAST
Gejala blas
 Blas pada daun berupa bercak: bercak berwarna abu-abu di bagian
tengah dengan bagian sisinya berwarna gelap, dan berbentuk
berlian/belah ketupat. Luka biasanya bermula dari spot seperti tusukan-pin
dan tampak hampir sama dengan luka bercak coklat. Beberapa bercak
bersatu membentuk pola yang lebih besar dan tidak beraturan.
 Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan
hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.
 Blas node/buku: node berubah menjadi coklat tua hingga hitam dan
mudah patah.
 Blas leher: luka blas tampak seperti seperti sabuk coklat di sekeliling
node/buku malai yang menyebabkan malai terluka. Gejala blas leher
berbeda dengan gejala sundep yang disebabkan oleh luka akibat hama
penggerek batang, dimana seluruh
batang dapat dengan mudah ditarik dari pangkal tanaman. Gejala blas
leher, batang malai tidak mudah ditarik dari pangkal tanaman.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Faktor-faktor yang mendukung perkembangan hawar
daun bakteri
§ Suhu rendah pada malam hari (17 – 230C)
§ Kelembaban relative tinggi (. 90%)
§ Periode embun yang sering dan berkepanjangan (. 10 jam)
§ Periode kebasahan daun lama
§ Berselang-selingnya curah hujan dan langit mendung
§Tanah aerobik (lingkungan dataran tinggi/lahan kering dan
tadah hujan)
§ Penggunaan pupuk nitrogen tinggi
§ Tanaman inang, rumput-rumputan/gulma lainnya

Blercak belah ketupat Bercak gelondong


SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Cara Pengendalian blas
§ Penggunaan varietas tahan
§ Irigasi yang tepat
§ Benih sehat
§ Pengendalian gulma yang menjadi inang
§ Pratanam: sanitasi sisa tanaman, tidak menanam benih dari
daerah endemis, perlakuan benih, penggunaan varietas tahan
§ Tidak menggunakan benih sebagai sumber penular dan
penyebar penyakit
§ Tidak memberikan pupuk N secara berlebihan pada fase
vegetativ
Aplikasi fungisida berbahan aktif piraklostrobin (contoh: Seltima).

Luka blast yang lama

Blast leher
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Hawar pelepah (sheath blight)
Gejala hawar pelepah
Luka berentuk oval atau tidak teratur, luka berwarna abu-abu kehijauan, biasanya
dengan panjang 1 – 3 cm pada pelepah daun, pada awalnya hanya menginfeksi
bagian tanaman di atas tanah atau permukaan air. Di bawah kondisi yang
menguntungkan, gejala luka berkembang sampai ke bagian atas pelepah, daun,
dan kemudian menyebar ke anakan terdekat, termasuk ke rumpun tanaman
lainnya. Bentuk luka pada daun biasanya tidak teratur, pusat luka berwarna putih
abu-abu dan pinggirnya berwarna coklat Daun yang terinfeksi dapat mati lebih
cepat. Anakan muda juga dapat hancur.

Gambar. Gejala penyakit hawar pelepah


SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Faktor-faktor yang mendukung perkembangan hawar pelepah

§ Suhu 28 – 320C
§ Kelembaban relative tinggi (.85%)
§ Durasi daun basah lama
§ Pupuk nitrogen diaplikasikan dengan takaran tinggi
§ Jumlah benih yang ditabur banyak atau jarak tanam
terlalu rapat
§ Kanopi tebal
§ Adanya gulma sebagai tanaman inang alternatif

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
PENGENDALIAN HAWAR PELEPAH
 Bajak yang dalam untuk mengubur sisa-sisa tanaman
yang terinfeksi
Penggunaan varietas dengan morfologi tanaman tegak
Pemberian pupuk N sesuai dengan kebutuhan tanaman
 Keringkan sawah beberapa hari pada saat anakan
maksimum
Buang gulma dan tanaman yang sakit dari sawah
Bibit ditanam dengan jarak tanam yang tidak rapat
Pengendalian gulma di dalam petak dan galengan
 Rotasi tanaman dengan kacang-kacangan untuk
menurunkan serangna penyakit

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Busuk pelepah daun bendera (sheath rot)
Gejala busuk pelepah daun bendera
 Pembusukan terjadi pada pelepah daun yang menyelubungi malai
muda
 Luka awal berbentuk spot persegi panjang tidak teratur, panjangnya 0,5
– 1,5 cm, warna luka pada bagian tengah abu-abu sampai coklat muda
dengan tepi berwarna coklat kemerahan tua
 Jika penyakit berkembang, luka membesar dan menyatu yang dapat
menutup sebagian besar pelpah daun
 Luka juga dapat berwarna coklat kemerahan pada pelepah daun
 Serbuk putih yang terdiri atas spora dan hifa pathogen biasanya terlihat
di bagian dalam daun yang terinfeksi
 Pada infeksi yang parah, malai gagal atau tidak muncul sama sekali,
malai muda tetap berada dalam pelepah atau hanya sebagian yang
muncul
 Malai yang belum muncul cenderung membusuk dan bunga berubah
warna dari coklat-merah ke coklat tua. Sebagian besar gabah tidak
berisi dan berubah warna.
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Gambar. Gejala penyakit busuk pelepah
daun bendera
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Faktor-faktor yang mendukung perkembangan busuk pelepah
daun bendera
§ Suhu 20 – 280C
§ Kelembaban tinggi
§ Embun
§ Pemupukan nitrogen
§ Kerusakan pada pelepah akibat ditusuk serangga dan/atau infeksi
penyakit lain
§ Jarak tanam rapat

Pengendalian busuk pelepah daun bendera


§ Penggunaan varietas tahan
§ Bakar tunggul segera setalah panen untuk mengurangi inoculum
§ Atur jarak tanam agar tidak terlalu rapat
§ Beri pupuk K pada fase anakan
§ Pengendalian serangga hama dan patogen lain

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Luka Api Palsu

Gambar. Bola spora berwarna orange;


gejala penyakit luka api palsu

Gambar. Bola spora berwarna hitam


ketika gabah sudah dewasa
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Gejala luka api palsu
§ Bola jelaga – smutt balls terbentuk pada gabah yang menyebabkan malai
tidak berisi, dan bunga, benih, dan akar juga dapat terinfeksi.
§ Bola jelaga seperti beludru – velvety smut balls (sekelompok sporangia
seperti beludru – struktur yang mengandung spora cendawan) pada
awalnya berwarna oranye dan kemudian berubah menjadi hijau sampai
hitam kehijauan sejalan dengan pertumbuhan tanaman.

Faktor-faktor yang mendukung perkembangan luka api palsu


§ Kelembaban tinggi (.90%) dan suhu rendah (250C)
§ Pemupukan nitrogen tinggi
§ Curah hujan sedang dan cuaca gerimis pada fase berbunga
§ Gulma sebagai inang alternative

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pengendalian luka api palsu

§ Pertanaman di lapang tetap bersih


§ Penggunaaan benih sehat
§ Perlakuan benih
§ Penggunaan varietas tahan
§ Takaran pupuk N sesuai kebutuhan tanaman
§ Pencabutan malai yang sakit

Penggunaan fungsida bila diperlukan yaitu yang berbahan aktif


difenoconazol (contoh: Score) atau bahan aktif Propicozanol
(Tilt) dengan dosis 500 ml per hektar dibagi menjadi dua
aplikasi yaitu 40 – 45 HST dan 60 – 65 HST.

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
TUNGRO

Gambar. Gejala penyakit tungro


SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id
Gejala tungro

Gejala yang menonjol adalah perubahan warna daun dan


tanaman tumbuh kerdil
Warna daun tanaman sakit bervariasi dari sedikit
menguning sampai jingga
Tingkat kekerdilan tanaman juga bervariasi dari sedikit
kerdil sampai sangat kerdil
Penyakit tungro ditularkan oleh wereng hijau

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
Pengendalian tungro

 Penentuan waktu tanam yang tepat dan serempak minimal 20 ha luasan


sawah
 Menanam bibit pada saat yang tepat, yaitu dengan menanam bibit sebulan
sebelum puncak kepadatan wereng hijau tercapai
 Menanam dengan cara jajar legowo .Sanitasi tanaman terinfeksi
 Varietas tahan wereng hijau dan tahan virus
 Sawah jangan dikeringkan, biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar
wereng hijau tidak aktif berpencar menyebarkan tungro
 Pada saat tanaman umur 2 – 3 minggu setelah tanam bila dijumpai 2
tanaman bergejala lebih dari 10 rumpun segera aplikasikan insektisida yang
efektif yaitu yang berbahan akrif Imidacloprid (Confidor) atau bahan aktif
Buprofezin (contoh: Applaud).

SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS


www.litbang.pertanian.go.id
SCIENCE . INNOVATION . NETWORKS
www.litbang.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai