MK3 TM 5 Langkah Penerapan SMK3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LANGKAH-LANGKAH

PENERAPAN SMK3/OHSAS18001
Supriyono Asfawi
• Pengelola K3 sebagaimana tersebut dalam PP No.50 Tahun
2012 pasal 11 ayat 2 harus melakukan kegiatan meliputi:
– Tindakan pencegahan.
– Perancangan (design) dan rekayasa.
– Prosedur dan instruksi kerja.
– Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan.
– Pembelian atau pengadaan barang dan jasa.
– Produk akhir.
– Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana
industri.
– Rencana dan pemulihan keadaan darurat.
• Tindakan pencegahan/pengendalian
• Tindakan pengendalian dilakukan oleh setiap perusahaan
terhadap kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang
dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Pengendalian teknis yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi,
ventilasi, higienitas dan sanitasi terhadap bahan-bahan atau mesin
kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
– Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada para karyawan
untuk meningkatnya produktivitas.
– Melakukan evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan
etiologi.
– Melakukan penegakan hukum.
• Perancangan dan Rekayasa
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Mencari alternatif lain dari alat-alat atau bahan-bahan
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
– Melakukan tinjauan ulang serta penyesuaian baik dari
lingkungan kerja maupun karyawannya apabila telah
ditemukan alternatif baru.
– Menentukan karyawan atau personil yang memiliki
kompetensi kerja untuk memberikan pendampingan
agar sesuai dengan persyaratan SMK3.
• Prosedur dan Instruksi Kerja
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Membuat prosedur dan instruksi kerja yang
terstruktur dan jelas.
– Melakukan tinjauan ulang yang berkala agar
sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja pada
peralatan baru yang didampingi oleh tenaga yang
memiliki kompetensi kerja.
• Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Melakukan pemeriksaan tentang adanya praktek
K3 pada perusahaan yang akan diberi sebagian
dari pelaksanaan kerja.
– Melakukan verifikasi tentang persyaratan K3 oleh
personil yang berkompeten dan memiliki tanggung
jawab yang jelas di perusahaan yang telah diberi
sebagian dari pelaksanaan kerja.
• Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Menjamin produk barang dan jasa serta mitra
kerja perusahaan yang memenuhi persyaratan K3.
– Memberikan penjelasan mengenai identifikasi,
penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang bisa ditimbulkan oleh
barang dan jasa yang diterima.
• Produk Akhir
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Menjamin keselamatan produk akhir dari barang
dan jasa dari pengemasan, penyimpanan,
pendistribusian dan penggunaan serta
pemusnahannya.
• Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan
dan Bencana Industri
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Menyediakan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah
yang cukup dan sesuai agar tertangani sampai datangnya
tenaga medis.
– Pemberian proses perawatan lanjutan.
– Melakukan pengujian berkala terhadap prosedur
penanganan keadaan darurat oleh personil yang
berkompeten dan bertanggung jawab untuk mengetahui
kehandalan pada saat kecelakaan terjadi.
• Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat.
• Tindakan tersebut dilakukan melalui:
– Membuat prosedur tentang rencana pemulihan
keadaan darurat secara cepat untuk
mengembalikan pada kondisi yang normal dan
membantu pemulihan tenaga kerja yang
mengalami trauma
• Setiap jenis Sistem Manajemen K3 mempunyai
elemen atau persyaratan tertentu yang harus
dibangun dalam suatu organisasi. Sistem
Manajemen K3 tersebut harus dipraktekkan
dalam semua bidang/divisi dalam organisasi.
Sistem Manajemen K3 harus dijaga dalam
operasinya untuk menjamin bahwa sistem itu
punya peranan dan fungsi dalam manajemen
perusahaan.
Adapun tahapan dan langkah-langkah Penerapan Sistem
Manajemen K3, yaitu :
a) Tahap Persiapan
– Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan
suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan
manajemen dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan
komitmen sampai dengan menetapkan kebutuhan sumber
daya yang diperlukan. Adapun tahap persiapan ini,antara lain
:
• Komitmen manajemen puncak
• Menentukan ruang lingkup
• Menetapkan cara penerapan
• Membentuk kelompok penerapan
• Menetapkan sumber daya yang diperlukan
b) Tahap Pengembangan dan Penerapan
– Sistem dalam tahapan ini berisi langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh organisasi/perusahaan
dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan
sendiri kegiatan audit internal serta tindakan
perbaikannya sampai dengan melakukan
sertifikasi.
• LANGKAH 1 : Menyatakan Komitmen
• Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan
untuk menerapkan sebuah Sistem Manajemen K3
dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh
manajemen puncak. Penerapan Sistem Manajemen
K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komitmen
terhadap sistem manajemen tersebut. Manajemen
harus benar-benar menyadari bahwa merekalah yang
paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau
kegagalan penerapan Sistem Manajemen K3.
• LANGKAH 2 : Menetapkan cara Penerapan
• Perusahaan dapat mengunakan jasa konsultan untuk
menerapkan Sistem Manajemen K3, berdasarkan pertimbangan
berikut :
– Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan
bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengetahuan
secara efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat
dalam proses penerapan Sistem Manajemen K3.
– Konsultan yang independen memungkinkan konsultan tersebut
secara bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen
secara objektif tanpa terpengaruh oleh persaingan antarkelompok
didalam organisasi/perusahaan.
– Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga
perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam sistem
manajemen K3 namun karena desakan tugas-tugas lain di
perusahaan, akibatnya tidak punya cukup waktu.
• LANGKAH 3 : Membentuk Kelompok Kerja
• Jika perusahaan akan membentuk kelompok
kerja sebaiknya anggota kelompok kerja
tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap
unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal ini
penting karena merekalah yang tentunya
paling bertanggung jawab terhadap unit kerja
yang bersangkutan.
• LANGKAH 4 : Menetapkan Sumber Daya yang
Diperlukan
• Sumber daya disini mencakup orang/personel,
perlengkapan, waktu dan dana. Orang yang
dimaksud adalah beberapa orang yang
diangkat secara resmi di luar tugas-tugas
pokoknya dan terlibat penuh dalam proses
penerapan.
• LANGKAH 5 : Kegiatan Penyuluhan
• Penerapan Sistem Menejemen K3 adalah kegiatan dari dan
untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu perlu
dibangun rasa adanya keikutsertaan dari seluruh karyawan
dalam perusahaan melalui program penyuluhan. Kegiatan
penyuluhan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan,
antara lain :
– Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya
penerapan Sistem Menejemen K3 bagi kinerja perusahaan.
– Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer,
staf dan seluruh jajuaran dalam perusahaan untuk bekerja
bersama-sama dalam menerapkan standar sistem ini.
• Langkah 6. Peninjauan sistem
• Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk kemudian mulai
bekerja untuk meninjau system yang sedang berlangsung dan
kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem
Manajemen K3. Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau
pelaksanaan .
– Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten
prosedur atau instruksi kerja dari OHAS 18001 atau
Permenaker 05/men/1996.
– Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian
atau seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
– Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan
standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
• Langkah 7. Penyusunan jadwal kegiatan
• Setelah melakukan peninjauan system maka
kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal
kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
– Ruang lingkup pekerjaan
– Kemampuan wakil manajemen dan kelompok
kerja penerapan
– Keberadaan proyek
• Langkah 8. Pengembangan Sistem
Manajemen K3
– Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam
tahap pengembangan Sistem Manajemen K3
antara lain mencakup dokumentasi, pembagian
kelompok, penyusunan bagan air, penulisan
manual Sistem Manajemen K3, Prosedur, dan
instruksi kerja
• Langkah 9. Penerapan Sistem
• Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka
setiap anggota kelompok kerja kembali ke
masing-masing bagian untuk menerapkan system
yang ditulis. Adapun cara penerapannya adalah:
– Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh
stafnya dan menjelaskan mengenai isi dokumen
tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk
mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang
bersifat teknis operasional.
– Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya
mulai mencoba menerapkan hal-hal yang telah ditulis.
Setiap kekurangan atau hambatan yang dijumpai harus
dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan system.
– Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat
yang merupakan bukti pelaksanaan hal-hal yang telah
ditulis. Rentang waktu untuk menerapkan system ini
sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga cukup
memadai untuk menilai efektif tidaknya system yang telah
dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu
yang digunakan untuk menyempurnakan system dan
memodifikasi dokumen.
• Langkah 10. Proses sertifikasi
• Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem
Manajemen K3. Misalnya Sucofindo
melakukan sertifikasi terhadap Permenaker 05
/Men/1996. Namun Untuk OHSAS 18001:1999
organisasi bebas menentukan lembaga
sertifikasi manapun yang diinginkan. Untuk itu
organisasis disarankan untuk memilih lembaga
sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.

Anda mungkin juga menyukai