Pertemuan 7-2015

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 63

DOGMATIKA

1
(KRISTOLOGI &
SOTERIOLOGI)
1
MATAKULIAH:
D O G MAT I KA 1

KODE MATAKULIAH :
01.04.22.4.2012

SEMESTER :
IV (EMPAT T.A. 2014/2015)

DOSEN PENGAMPU :
PDT. DR. KELOSO S. UGAK
1
DESKRIPSI - 1
Matakuliah Soteriologi & Kristologi akan
mempelajari konsep keselamatan, baik
berdasarkan pendekatan secara umum (teosentris)
maupun secara khusus (kristosentris).
Ajaran tentang keselamatan dimulai dari gambaran
tentang kenyataan bahwa manusia berdosa
sehingga memerlukan penyelamatan Allah.
1
DESKRIPSI - 2
Gambaran tentang keselamatan itu dimulai dari
penyelamatan Allah secara umum (soteriologi),
sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama.
Berikutnya dilanjutkan dengan gambaran penye-
lamatan Allah secara khusus melalui Yesus Kristus
(kristologi), sebagaimana digambarkan dalam
Perjanjian Baru.
1
DESKRIPSI - 3
Dalam hal kristologi akan dipelajari perkembangan
kristologi di Jemaat Perdana (PB) hingga konsili
Kalsedon dan pemikiran kristologi yang berkembang di
dunia Barat, Asia dan Indonesia.
Selanjutnya dipelajari kemungkinan mengembangkan
rumusan Kristologi yang kontekstual di Indonesia
(khususnya Kalimantan) pada masa kini
1
KOMPETENSI - 1
Setelah mengikuti perkuliahan Soteriologi &
Kristologi ini, mahasiswa MAMPU
MENJELASKAN hakikat manusia, “sejarah”
kejatuhan manusia ke dalam dosa, hakikat dan
akibat-akibat dosa dan sejarah penyelamatan
Allah di dalam Perjanjian Lama.
1
KOMPETENSI – 2
Mahasiswa juga MAMPU MENJELASKAN,
MENGANALISIS DAN MENGKRITISI
perkembangan berbagai konsep kristologi di
Jemaat Perdana (PB) hingga konsili Kalsedon
dan pemikiran kristologi yang berkembang di
dunia Barat, Asia dan Indonesia.
1
KOMPETENSI - 3
Selanjutnya mahasiswa MAMPU
MENGAKTUALISASIKAN makna
penyelamatan Allah dan mengembangkan
kemungkinan rumusan Kristologi secara
kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
DOGMATIKA
1
1
POKOK BAHASAN
(1)
Menjelaskan hakikat manusia sebagai ciptaan Allah dan hubungan
antara manusia dengan ciptaan Allah yang lain.
(2)
Menjelaskan “sejarah” jatuhnya manusia ke dalam dosa, hakikat dan
akibat-akibat dosa.
(3)
Menjelaskan kenyataan dan wujud dosa kaum beriman dalam Alkitab
PL (contoh: Abraham, Musa dan Raja-raja Israel).
1
POKOK BAHASAN
(4)
Menjelaskan “sejarah” dan makna penyelamatan Allah mula-mula (contoh:
Taman Eden, Nuh, Menara Babel, dan pemanggilan Musa)
(5)
Menjelaskan “sejarah” dan makna penyelamatan Allah melalui peribadahan
Israel, khususnya Ibadah Kurban
(6)
Menjelaskan dimensi mesianis penyelamatan Allah dalam Perjanjian Lama
(contoh: kasus Taman Eden, pengalaman para Raja dan suara para Nabi)
1
POKOK BAHASAN
(7)
Menjelaskan kepelbagaian model Kristologi dalam Perjanjian Baru, munculnya rumusan
Kristologi dengan penekanan pada Yesus Sejarah dan pada Kristus Kepercayaan dan
maknanya bagi kemungkinan upaya berkristologi kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
(8)
Menjelaskan rumusan Kristologi Yesus Kristus sebagai Imam Besar dan Kurban (Anak
Domba Allah) dalam PB dan merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia
(Kalimantan)
(9)
Menjelaskan rumusan Kristologi Yesus Kristus sebagai Nabi dan Firman (Logos) dalam
PB dan merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
1
POKOK BAHASAN
(10)
Menjelaskan rumusan Kristologi Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan Anak Manusia
dalam PB dan merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
(11)
Menjelaskan rumusan Kristologi Yesus sebagai Tuhan (Kyrios) dalam PB dan sejarah
pertikaian mengenai keallahan dan kemanusiaan Yesus dan munculnya rumusan
Teologi/Kristologi dari konsili ke konsili
(12)
Menggambarkan dan mengevaluasi “wajah-wajah” Yesus di Asia &
merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
1
POKOK BAHASAN
(13)
Menggambarkan rumusan Kristologi “Yesus sebagai Pembebas” di Amerika Latin dan
merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
(14)
Menggambarkan dan mengevaluasi rumusan Kristologi dalam pemahaman dan penghayatan
kaum perempuan serta merelevansikannya secara kontekstual di Indonesia (Kalimantan
(15)
Menggambarkan dan mengevaluasi rumusan Kristologi dalam pemikiran Islam dan
merelevansikannya bagi upaya berkristologi di Indonesia (Kalimantan)
(16)
Menggambarkan kemungkinan-kemungkinan rumusan Kristologi berangkat dari tokoh
penyelamat di kalangan masyarakat Dayak.
1
PERTEMUAN VII
Menjelaskan kepelbagaian model Kristologi dalam
Perjanjian Baru, munculnya rumusan Kristologi dengan
penekanan pada Yesus Sejarah dan pada Kristus
Kepercayaan dan maknanya bagi kemungkinan upaya
berkristologi kontekstual di Indonesia (Kalimantan)
1
POKOK BAHASAN PERTEMUAN VII
1.
Prinsip dasar dan proses berkristologi mengacu
Luk. 9:18-21.
2.
Paskah dan Pentakosta sebagai pijakan berkristologi
3.
Kepelbagaian rumusan Kristologi dalam PB
1
POKOK BAHASAN PERTEMUAN VII
4.
Berkristologi dengan penekanan pada Yesus Sejarah dan
Kristus Kepercayaan

5.
Relevansi bagi upaya berkristologi di Indonesia (Kalimantan)
masa kini
DOGMATIKA
1
1
(1)
PRINSIP DASAR &
PROSES BERKRISTOLOGI
MENGACU LUKAS 9 : 18 -
21
1
(A) - 1
PRINSIP DASAR
Berkristologi pada dasarnya adalah upaya menjawab secara
kontekstual pertanyaan yang Yesus ajukan kepada murid-
muridNya dalam Injil Lukas: “Menurut kamu, siapakah Aku
ini?” (Luk. 9:20.a).
Dalam konteks Lukas 9:18-21, pertanyaan Yesus kepada para
murid tersebut didahului oleh pertanyaan: “Kata orang banyak,
siapakah Aku ini?”.
1
(A) - 2
PRINSIP DASAR
Memperhatikan isi pertanyaan dan jawaban yang diperlukan,
ada tuntuan untuk bergeser dari jawaban MENURUT KATA
ORANG menjadi jawaban MENURUT KATA SAYA.
Hal ini berarti jawaban atas siapa Yesus menuntut jawaban
kontekstual UNTUK MENJAWAB KEBUTUHAN KONKRIT
dan MENURUT BAHASA YANG DIMENGERTI secara
pribadi atau secara bersama di dalam suatu kelompok secara
terbatas.
1
(A) - 3
PRINSIP DASAR
Hal tersebut memperlihatkan bahwa perumusan
Kristologi merupakan sesuatu yang berjalan terus sesuai
dengan konteks kehadiran Kekristenan.
Hal ini sekaligus menyiratkan kemungkinan terjadinya
bentuk rumusan yang sama maupun berbeda dalam
memahami makna hidup dan karya Yesus Kristus atau
Kristologi bagi masing-masing kelompok Kekristenan.
DOGMATIKA
1
(B) - 1
1
KERANGKA BERPIKIR
(1) Menjelaskan siapa Yesus menurut “kata orang”.
(a) Alkitab (apa saja bentuk pemahaman yang tersedia di dalam
Alkitab),
(b) Tradisi Gereja (rumusan pemahaman yang menjadi tradisi
Gereja sebagaimana dijumpai di dalam Sejarah Gereja),
(c) Teologi Kontemporer (berbagai bentuk pemahaman yang
dimunculkan oleh para teolog kontemporer).
1
(B) - 2
KERANGKA BERPIKIR

(2) Menjelaskan sosok Yesus menurut “kata saya”.


Di dalam uraian menurut “kata saya” terkandung prinsip
kontekstual, yaitu upaya menjelaskan sosok Yesus menurut
bahasa yang SAYA dan UMAT dimana saya berada mengerti
dan untuk menjawab kebutuhan konkrit SAYA dan UMAT
dimana saya melakukan kegiatan berkristologi.
1
(B) - 3
KERANGKA BERPIKIR

(2) Menjelaskan sosok Yesus menurut “kata saya”.


(Secara kontekstual, dalam langkah kedua ini, upaya menjelaskan sosok
Yesus melibatkan):

(a)
Pemikiran yang tersedia di dalam budaya agama lokal.
Pemikiran yang tersedia di dalam budaya/agama lokal perlu
dijadikan sebagai pembanding dan pendukung dalam memahami
gambaran kristologi yang disediakan oleh Alkitab, Tradisi Gereja
dan Teologi Kontemporer.
1
(B) - 4
KERANGKA BERPIKIR

(2) Menjelaskan sosok Yesus menurut “kata saya”.


Secara kontekstual, dalam langkah kedua ini, upaya menjelaskan
sosok Yesus melibatkan:

(b)
Perubahan-perubahan sosial.
Hal kedua ini menunjuk pada suatu situasi konkrit yang
atasnya jawaban kristologis secara kontekstual perlu
diberikan.
1
(B) - 5
KERANGKA BERPIKIR
(1) Menjelaskan siapa Yesus menurut KATA ORANG :
 Kata Alkitab
 Kata Tradisi Gereja
 Kata para Teolog
 Kata Dosen
(2) Menjelaskan siapa Yesus menurut KATA SAYA :
 Mempertimbangkan semua KATA ORANG
 Merumuskan siapa Yesus menurut BAHASA yang SAYA
& UMAT mengerti dan dan MENJAWAB kebutuhan SAYA
dan UMAT di mana saya ada.
DOGMATIKA
1
1
(2)
PASKAH DAN
PENTAKOSTA SEBAGAI
PIJAKAN
BERKRISTOLOGI
1
(A) - 1
PASKAH SEBAGAI PIJAKAN BERKRISTOLOGI

Peristiwa Paskah merupakan awal dimulainya


sejarah perumusan iman kepada Yesus Kristus.
Setelah Yesus dihukum mati muncul sekelom-pok
orang yang mengakui dirinya sebagai pengikut
Yesus dan mengatakan bahwa Yesus hidup, tetap
bermakna dan relevan bagi manusia dan dunia.
(A) - 2
1
PASKAH SEBAGAI PIJAKAN BERKRISTOLOGI
Pengalaman Paskah meyakinkan para pengikut Yesus, bahwa
Yesus benar.
Yesus yang dahulu dihukum mati, ternyata bukan seorang
durhaka yang pantas disalibkan. Yesus ternyata memiliki
hubungan yang akrab, khusus dan tunggal dengan Allah.
Yesus dalam pewartaan dan tindakan-Nya sungguh benar dan
bahwa Kerajaan Allah sudah mulai mewujudkan diri justru
dalam pelayanan dan hidup Yesus sendiri.
1
(A) - 3
PASKAH SEBAGAI PIJAKAN BERKRISTOLOGI

Di dalam Injil dan beberapa surat Paulus,


dengan berbagai cara diungkapkan bahwa
Yesus bangkit dari kematian.
Selanjutnya berangkat dari keyakinan
tersebut muncullah pengakuan mengenai
berbagai kedudukan Yesus dalam kehidupan
Jemaat.
1
(B) - 1
PENTAKOSTA SEBAGAI PIJAKAN BERKRISTOLOGI

Di samping peristiwa Paskah, berangkat dari peristiwa


Pentakosta juga muncul sejumlah pemahaman
mengenai kedudukan Yesus yang dimuliakan.
Peristiwa Pentakosta telah membuka pemahaman baru
para murid dan orang-orang yang percaya kepada
pemberitaan mereka mengenai tokoh Yesus yang
dahulu sudah dihukum mati dengan disalibkan namun
yang diyakini telah bangkit dari kematian.
1
(B) - 2
PENTAKOSTA SEBAGAI PIJAKAN BERKRISTOLGI
Peristiwa Pentakosta juga mendorong penghayatan baru para murid untuk
mewartakan pemahaman mereka mengenai tokoh Yesus tersebut kepada
orang lain.
Tidak lama berselang sejumlah orang Yahudi berkebudayaan Yunani
menjadi percaya dan menggabungkan diri dengan pengikut Yesus di
Palestina.
Unsur baru masuk dan ambil bagian dalam merefleksikan iman mereka
kepada Yesus Kristus, yakni kebudayaan Yunani. Maka mulai berpadu
unsur agama Yahudi dan pemikiran dunia Yunani dalam mereflelksikan
dan mengkonsepkan iman kepada Yesus Kristus.
DOGMATIKA
1
(3)
KEPELBAGAIAN
RUMUSAN KRISTOLOGI
DALAM PB
(A) - 1
1
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ATHENA
Sejalan dengan makin meluasnya Jemaat PB, upaya merumuskan
iman kepada Yesus Kristus juga semakin meluas sesuai dengan
tempat dan budaya serta kepentingan berbagai lapisan kelompok
Jemaat Perdana.
- Rumusan YESUS sebagai KRISTUS digunakan oleh Jemaat
Kristen Yahudi Palestina
- Rumusan YESUS sebagai ANAK ALLAH digunakan oleh
Jemaat Kristen Yahudi Helenis.
- Rumusan YESUS sebagai TUHAN & LOGOS digunakan oleh
Jemaat Kristen Helenis.
(A) - 2
1
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ATHENA

Dalam sejarah Kekristenan selanjutnya kita menjumpai


berbagai bentuk rumusan Kristologi, baik yang dapat
dijumpai secara langsung di dalam Alkitab maupun yang
dijumpai di dalam kehidupan Gereja sehari-hari.

Jemaat PB menyediakan kepelbagaian rumusan Kristologi


karena jemaat yang merumuskannya memang berbeda-beda
sesuai dengan situasi hidup dan konteks sendiri-sendiri.
Kekhasan situasi hidup dan konteks tersebut selanjutnya ikut
menentukan bagaimana mereka memahami dan menghayati
iman kepada Yesus Kristus.
1
(A) - 3
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ATHENA

Di dalam pokok bahasan One Jesus Many Christs,


Dunn menegaskan bahwa tokoh Yesus an sich tetap
satu dan sama, dulu sekarang dan selama-lamanya.
Yang dimaksud dengan One Jesus Many Christs adalah
bahwa tokoh yang dipahami dan diimani adalah satu,
tetapi bentuk rumusan pemahaman dan penghayatan
orang percaya kepada-Nya yang berkembang dan
berbeda-beda sesuai dengan konteks dan kebutuhan
masing-masing Jemaat.
1
(B) - 1
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ASIA

Berdasarkan gambaran tersebut tampak bahwa jawaban


atas siapa Yesus menuntut jawaban secara pribadi atau
secara kelompok terbatas.
Berangkat dari proses perumusan Kristologi oleh Jemaat
PB tersebut memberi dasar bagi kita masa kini untuk
merumuskan Kristologi secara baru sesuai dengan
konteks masa kini.
1
(B) - 2
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ASIA

Hal ini selanjutnya membuka peluang bagi jawaban yang


berbeda-beda pada setiap kelompok dalam merumuskan
pemahaman dan penghayatan iman mereka kepada Yesus
Kristus.
Karena itu, sah dan alkitabiah apabila kita dalam konteks Asia
merumuskan tokoh Yesus dengan cara sama maupun berbeda
dibandingkan dengan rumusan-rumusan yang sudah ada
dalam Alkitab dan tradisi Gereja.
1
(B) - 3
YESUS “BERMIGRASI” DARI YERUSALEM KE ASIA
Rumusan Kristologi banyak oleh karena yang
merumuskannya banyak. Kekhasan situasi hidup dan konteks
tersebut selanjutnya ikut menentukan bagaimana mereka
memahami dan menghayati iman kepada Yesus Kristus.
Berangkat dari proses perumusan Kristologi oleh Jemaat PB
tersebut memberi dasar bagi kita masa kini untuk
merumuskan Kristologi secara baru sesuai dengan konteks
masa kini, termasuk untuk konteks GKE di bumi Kalimantan.
DOGMATIKA
1
1
(4)
BERKRISTOLOGI DENGAN
PENEKANAN PADA YESUS
SEJARAH & KRISTUS
KEPERCAYAAN
(A) - 1
1
KRISTOLOGI YESUS SEJARAH
KRISTOLOGI YESUS SEJARAH
merupakan upaya merumuskan iman kepada Yesus Kristus
berdasarkan gambaran manusiawi Yesus yang pernah lahir,
hidup dan berkarya sebagai seorang laki-laki Yahudi yang
hidup di Palestina hingga kematian-Nya di salib.
Dalam KYS penekanan ada pada segi kemanusiaan Yesus
sebagaimana tampak dalam sejumlah gelar dan pemberian
makna pada gelar yang digunakan kepada Yesus tersebut.
1
(A) - 2
KRISTOLOGI YESUS SEJARAH
Pendekatan KYS mengawali Kristologinya berdasarkan
pengalaman dengan Yesus Sejarah, yakni Yesus yang pernah hadir
sebagai orang Yahudi Palestina melalui berbagai pelayanan yang
dilakukan-Nya.
Beberapa contoh rumusan KYS tersebut adalah Yesus sebagai Nabi,
Guru, Tabib, Anak Allah, dll.
Perumusan dan upaya memahami tokoh Yesus menurut pendekatan
KYS selesai sampai pada peristiwa kematian Yesus. Hal-hal yang
berkaitan dengan berbagai persoalan di balik kematian-Nya
TIDAK TERUMUSKAN.
DOGMATIKA
1
1
(B) - 1
KRISTOLOGI KISTUS KEPERCAYAAN
KRISTOLOGI KISTUS KEPERCAYAAN
merupakan upaya merumuskan iman kepada Yesus Kristus
berdasarkan gambaran keilahian Yesus yang keberadaan-Nya
sudah diawali sejak pre-eksistensi, dilanjutnya di dalam
sejarah hidup-Nya di dunia ini dengan berbagai gejala
keilahian yang menyertai-Nya, dan selanjutnya kepada Dia
yang bangkit dari kematian, naik ke Sorga dan akan datang
kembali sebagai TUHAN yang dimuliakan oleh seluruh alam
semesta.
(B) - 2
1
KRISTOLOGI KISTUS KEPERCAYAAN
Yesus diperkenalkan sebagai Logos yang berinkarnasi menjadi daging
di dalam Manusia Yesus Kristus. Sebagai Logos, Yesus sudah ada
sejak kekal, sebelum segala sesuatu ada, bahkan melalui Dia segala
sesuatu diciptakan dan menjadi ada (Yoh. 1:1-18).
Karena awal mula Yesus dari keilaihan, maka ketika Ia menjadi
Manusia, Ia selalu dipandang dari segi keilahian-Nya.
Demikian pula SEJARAH YESUS tidak selesai pada peristiwa
kematian, melain-kan melampaui kematian, bahkan melampaui
SEJARAH DUNIA, karena Dia adalah TUHAN atas sejarah dunia dan
alam semesta.
(C) - 1
1
PERBDAAN KYS & KKK
Untuk melihat perbedaan antara pendekata nKYS dan K3 tampak di dalam makna
yang digunakan untuk menjelaskan setiap gelar yang dikenakan kepada tokoh Yesus.
Pertama, Yesus sebagai Kyrios.
Pendekatan KYS memahami bahwa gelar Kyrios untuk Yesus dihubungkan dengan
makna kata kyrios sebagaimana pada umumnya digunakan di dalam masyarakat
Yahudi.
Mengacu Injil Matius dan Markus kata Kyrios digunakan untuk menjelaskan kedudukan
Yesus sebagai Tuan (Kyrios = Tuan) yang memiliki kemampuan membuat mujizat.
Mengacu Injil Lukas kata Kyrios digunakan untuk menjelaskan kedudukan Yesus yang
menjalankan peran ganda sebagai Guru dan Pemuka agama, yakni sebagai Hasid
(orang suci kharismatis yang bisa membuat mujizat) dan Rabbi (orang bijak dan
berkhimat).
1
(B) - 2
PERBDAAN KYS & KKK
Pertama, Yesus sebagai Kyrios.
Menurut pendekatan K3 kata Kyrios digunakan untuk
menjelaskan segi keilahian-Nya untuk selanjutnya
menempatkan Yesus Kristus sebagai Allah yang memgambil
rupa manusia. Kata Kyrios menempatkan semua gelar lain
dalam rangka mendukung pemahaman bahwa Yesus sunguh-
sungguh adalah TUHAN yang adalah ALLAH yang menjadi
Manusia.
(B) - 3
1
PERBDAAN KYS & KKK
Kedua, Yesus sebagai Anak Allah.
Pendekatan KYS memahami bahwa gelar Anak Allah untuk Yesus terkait
dengan penggunaan kata Anak Allah pada umumnya di Israel. Di dalam
pemahaman Yahudi Palestina, kata “anak Allah” bisa menunjuk pada
berbagai kemungkinan makna, yakni: setiap orang dari anak-anak Israel,
orang Yahudi yang berbudi, orang Yahudi kharismatis, seorang raja Israel,
dan kepada tokoh malaikat atau oknum sorgawi.
Terkait penggunaan gelar Anak Allah untuk Yesus, dihubungkan dengan dua
hal, yakni: hidup-Nya sebagai seorang Yahudi kharismatis yang bisa
membuat mujizat dan mengusir setan; dan kesadaran-Nya sebagai Hasid
bahwa Ia berada dalam suatu hubungan yang sangat khusus dengan Allah
sebagai Bapa-Nya.
(B) - 4
1
PERBDAAN KYS & KKK
Kedua, Yesus sebagai Anak Allah.
Menurut pendekatan K3 memahami bahwa kata Anak Allah
untuk Yesus dikaitkan dengan keilahian untuk mendukung segi
keilahian atau ketuhanan Yesus.
Kata Anak Allah dihubungkan dengan beberapa hal, seperti:
menjelaskan bahwa asal usul Yesus bukan dari dunia ini melainkan dari
Allah secara ajaib, menjelaskan kesatuan tak terpisahkan antara Yesus
dengan Allah, menggambarkan sikap ketundukkan Yesus sebagai Anak
kepada Allah sebagai Bapa dalam mewujudkan kehendak Allah bagi
dunia, dan karena itu maka Yesus merupakan wujud kehadiran Allah
dalam karya penyelamatan-Nya bagi dunia ini.
(B) - 5
1
PERBDAAN KYS & KKK
Terjadinya perbedaan bahkan pertentangan antara
pendekatan KYS dengan K3 dalam memahami tokoh
Yesus Kristus memiliki akar di kalangan Jemaat Perdana
sebagaimana dijumpai di dalam Injil dan surat-surat PB
serta berlanjut di dalam Sejarah Gereja mula-mula,
bahkan terus berlangsung hingga masa kini.
(B) - 6
1
PERBDAAN KYS & KKK
Perbedaan dan pertentangan tersebut selanjutnya menghantar
pada beberapa kali konsili ekumenis Gereja-gereja pada abad
ke-3 hingga abad ke-6. Perbedaan dan pertentangan tersebut
terus berlangsung di kalangan ahli biblika sesama sendiri
berdasarkan perbedaan penafsiran terhadap Alkitab.
Demikian pula oleh pengaruh ilmu pengetahuan modern masa
kini, para teolog pun terbelah ke dalam perbedaan dan
pertentangan antara pendekatan KYS dan K3 dalam
memahami dan merumuskan iman kepada tokoh Yesus Kristus.
DOGMATIKA 1
1
(5)
RELEVANSI BAGI UPAYA
BERKRISTOLOGI DI
INDONESIA
(KALIMANTAN) MASA
KINI
1
(A) - 1
Berkaitan dengan dasar adanya kepelbagaian rumusan Kristologi.
Upaya memahami dan menghayati iman kepada Yesus Kristus
merupakan upaya merumuskan makna hidup dan karya Yesus bagi
seseorang atau kelompok dan dunia yang kepadanya seseorang atau
kelompok memberi perhatian di dalam konteksnya masing-masing.
Hal ini selanjutnya membuka peluang bagi jawaban yang berbeda-
beda pada setiap kelompok dalam merumuskan pemahaman dan
penghayatan iman mereka kepada Yesus Kristus. Hal ini tentunya
berlaku pula bagi Kekristenan di berbagai kawasan, termasuk di
Asia, Indonesia dan di Kalimantan secara khusus.
1
(A) - 2
Berkaitan dengan dasar adanya kepelbagaian rumusan Kristologi.
Memperhatikan pengalaman Jemaat PB dalam merumuskan
pemahaman dan penghayatan iman mereka kepada Yesus Kristus, maka
sah secara Alkitabiah kalau kita sebagai warga Gereja pada masa kini
(mis. warga GKE) di Kalimantan untuk merumuskan Kristologi secara
baru, baik sama maupun berbeda dari rumusan-rumusan Kristologi
yang sudah tersedia di dalam Alkitab dan Tradisi Gereja.
Atas dasar kebutuhan kontekstual bagi kehadiran GKE di Kalimantan,
misalnya, menjadi tanggung jawab berikutnya untuk merumuskan
makna hidup dan karya Yesus yang at home di Kalimantan.
(B) - 1
1
Berkaitan dengan pendekatan dalam berkristologi.
Tampak bahwa pendekatan dalam berteologi terbagi ke dalam dua pendekatan
umum, yaitu: Kristologi Yesus Sejarah (KYS) dan Kristologi Kristus
Kepercayaan (K3).
Kedua pendekatan tersebut selanjutnya menghasilkan dua bentuk pemahaman
secara umum yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Pendekatan yang
berbeda dalam memahami sesuatu, termasuk dalam kegiatan berkristologi, sajar
saja apabila kemudian menghasilkan pemahaman yang berbeda.
Tinggal persoalan yang masih perlu dikritisi adalah: apakah perbedaan
pemahaman tersebut harus ditempatkan pada posisi bertentangan antara satu
terhadap yang lain, atau pada posisi saling melengkapi.
(B) - 2
1
Berkaitan dengan pendekatan dalam berkristologi.
Tampak bahwa pendekatan dalam berteologi terbagi ke dalam dua pendekatan
umum, yaitu: Kristoloogi Yesus Sejarah (KYS) dan Kristologi Kristus Kepercayaan
(K3).
Klaim kebenaran hanya menurut pendekatan tertentu saja, agaknya perlu dikritisi,
mengingat tohok/figur yang hendak dipahami adalah DIA yang TAK
TERPAHAMI.
Agaknya lebih baik kalau sikap yang diambil adalah menempatkan hasil
pemahaman dari kedua pendekatan ditempatkan pada posisi saling melengkapi.
Pendekatan ini agaknya lebih sesuai dengan pola berpikir dan menghayati hidup
orang-orang Asia, termasuk orang Dayak di Kalimantan, yaitu BOTH … AND,
bukan EITHER … OR.
DOGMATIKA 1

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai